Legenda Futian

Salam Hormat Untuk Guru



Salam Hormat Untuk Guru

3Kediaman Klan Shen sangat luas dan seolah-olah tak terbatas, interiornya sendiri mirip dengan sebuah kota kuno, dan dihuni oleh kultivator yang tidak diketahui jumlahnya.      0

Pada saat ini, banyak sosok melayang ke atas langit dari kediaman Klan Shen. Mereka memusatkan perhatian mereka pada langit di luar wilayah mereka, tepatnya pada pasukan besar yang baru saja mendarat.     

Ternyata masih ada orang-orang yang tidak ragu-ragu untuk menyerang Klan Dewa.     

Sebelumnya, Tetua Agung Tianhe yang datang kemari, dan kali ini, giliran Akademi Heavenly Mandate.     

Lord Taixuan melayang ke atas langit sendirian, bergerak menuju kediaman Klan Dewa berada. Dia melangkah di udara.     

*Brak* Tiba-tiba terdengar rentetan suara gemuruh, dan bangunan-bangunan di dalam kediaman Klan Dewa runtuh dan hancur. Sebuah badai pedang yang mengerikan bergejolak di setiap sudut dari kediaman Klan Dewa, dan beberapa anggota dari Klan Dewa langsung tewas terbunuh oleh badai pedang tersebut.     

Tubuh Shen Ji naik ke udara. Dia membuka mata ilahi miliknya, dan dalam sekejap, cahaya suci bersinar ke arah Lord Taixuan. Kemudian dia berbicara dengan nada dingin, "Lord Taixuan, apakah kau menyadari perbuatanmu saat ini?"     

"Tentu saja," Lord Taixuan menjawab, "Ketika Klan Dewa membantai banyak kultivator dalam penyerangan di Dunia Tianhe, pernahkah kau berpikir bahwa suatu hari nanti, Tetua Agung Tianhe akan datang kemari untuk membalaskan dendam mereka? Tidak jauh berbeda, ketika kau menerobos masuk ke Akademi Heavenly Mandate, kau tidak pernah menyangka bahwa suatu hari nanti, Akademi Heavenly Mandate berani datang ke Klan Dewa."     

"Klan Dewa harus membayar semua tindakan yang pernah kalian lakukan." Lord Taixuan kembali melangkah, dan aura pedangnya menciptakan sebuah badai yang mengerikan, sehingga mengakibatkan banyak kuil kuno milik Klan Dewa diratakan oleh Qi pedang itu, sama seperti yang dilakukan oleh Shen Ji pada Akademi Heavenly Mandate.     

Bagaimana mungkin Klan Dewa bisa begitu percaya diri dengan berpikiran bahwa Akademi Heavenly Mandate tidak akan melancarkan serangan balasan? Hanya karena Klan Dewa adalah pasukan yang sangat kuat, Shen Ji berani untuk bertindak sesuka hatinya dan mengacaukan Akademi Heavenly Mandate yang baru saja didirikan.     

Namun, pada saat ini, Lord Taixuan memberitahu dirinya bahwa mereka akan melakukan segala sesuatu yang selama ini telah dilakukan oleh Klan Dewa.      

Pemimpin Klan Dewa masih berdiri di bagian bawah, dimana jiwa spiritualnya menyebar ke arah sosok-sosok terkemuka di tiga arah lainnya. Mereka bertiga berada di lokasi yang berbeda di luar kediaman Klan Dewa dan mengamati semuanya dari jauh; seolah-olah mereka tidak berada di sini untuk bertarung, tetapi hanya untuk mengamati situasi.     

"Bagaimana dengan kalian?" tanya Pemimpin Klan Dewa.     

Dia hampir tidak percaya bahwa tiga pasukan besar itu juga berani berperang melawan mereka. Jika mereka memulai peperangan, maka kedua belah pihak akan menderita kerugian besar. Mereka yang berada di puncak kekuatan mungkin tidak akan tewas terbunuh, tetapi generasi muda mereka pasti akan binasa.     

Siapa yang mampu menanggung konsekuensi seperti itu?     

Tampaknya mereka tidak berada pada titik dimana mereka semua harus bertarung hingga titik darah penghabisan.     

"Xiao Muyu, sang Dewi dari Klan Xiao, dan beberapa generasi muda kami telah bergabung dengan Akademi Heavenly Mandate untuk berkultivasi. Ketika kami mendengar berita bahwa Klan Dewa telah menerobos masuk ke dalam akademi dan melakukan pembantaian tanpa pandang bulu, generasi muda kami sangat marah dan menuntut penjelasan; itulah alasan mengapa kami berada di sini hari ini," ujar Xiao Dingtian, pemimpin dari Klan Xiao.     

Nada bicaranya terdengar sangat tenang, tanpa ada emosi sedikit pun, seolah-olah dia hanya mengatakan suatu hal yang biasa.     

Sudah jelas, mereka tidak akan binasa bersama-sama, dan mereka juga tidak benar-benar menginginkan terjadinya perang secara besar-besaran; itu adalah konsekuensi yang tidak mampu ditanggung oleh siapa pun. Tapi memang benar bahwa Klan Dewa adalah pemicu konflik ini, dan sulit bagi semua pasukan yang berada di sini untuk bertindak tanpa berprasangka buruk. Lagipula, siapa yang bisa mengabaikan tindakan kurang ajar yang dilakukan secara terang-terangan seperti itu?     

Secara kebetulan, Tetua Agung Tianhe menyerang Klan Dewa, yang kemudian diikuti oleh Lord Taixuan dan Ye Futian. Dalam keadaan seperti itu, mereka tidak punya pilihan selain ikut serta.     

Karena Klan Dewa berpikiran bahwa mereka tidak berani berperang melawan Klan Dewa, mereka ingin melihat apakah Klan Dewa berani menyulut sebuah perang?     

Dan sekarang, mereka sudah berada di dalam kediaman Klan Dewa.     

Di dunia ini, semua orang memiliki keberanian, terutama mereka yang telah berkultivasi ke tingkat setinggi ini. Dengan berani datang kemari bersama sosok-sosok terkemuka dari semua pasukan besar, Ye Futian telah menunjukkan keberanian yang luar biasa.     

Lord Taixuan dan Ye Futian benar. Jika penghinaan ini dimaafkan begitu saja, maka Akademi Heavenly Mandate yang baru didirikan tidak akan pernah bisa memiliki fondasi yang kokoh di Dunia Heavenly Mandate.     

Karena itulah mereka bisa berada di sini hari ini.      

"Generasi muda tidak bisa dikorbankan begitu saja, jadi kami yang sudah tua harus datang dan mengawasi mereka. Jika tidak, mereka mungkin akan berakhir seperti apa yang terjadi di Akademi Heavenly Mandate sebelumnya, tewas dibunuh oleh Tetua Agung Shen Ji." pemimpin dari Klan Yuanyang angkat bicara. Meskipun nada bicaranya terdengar acuh tak acuh, namun di dalamnya tersirat kebencian yang luar biasa.     

Hari ini, ketiga kultivator kuat itu datang kemari untuk melindungi generasi muda mereka. Mereka berdiri di sini dan mengawasi semuanya untuk melihat apakah Klan Shen berani bertindak atau tidak.     

Jika Klan Dewa benar-benar berani bertindak, maka mereka tidak punya pilihan selain menghadapinya.     

Apa yang dipertaruhkan untuk taruhan hari ini di antara kedua belah pihak adalah Klan Dewa itu sendiri. Jika Klan Dewa berani mengikuti permainan, mereka mungkin bisa saja dimusnahkan hari ini.     

Dengan membawa empat sosok terkemuka ditambah pasukan-pasukan besar dari Dunia Heavenly Mandate, tidak ada seorang pun yang meragukan bahwa mereka bisa menghancurkan semua lawan mereka kecuali dua tokoh penting dari Klan Dewa.     

Tentu saja, ini bukanlah langkah yang ingin diambil oleh siapa pun. Namun, mustahil untuk mengesampingkan dua sosok terkemuka dari Klan Dewa itu, jadi ini adalah konsekuensi yang harus mereka hadapi.     

Shen Ji pernah bertaruh bahwa Akademi Heavenly Mandate tidak akan berani melancarkan serangan balasan. Sementara hari ini mereka bertaruh bahwa Klan Dewa tidak akan berani mengambil tindakan, yang juga merupakan respon yang kuat terhadap Klan Dewa.     

Seekor naga ilahi tampak bergerak ke depan, dengan Ye Futian berdiri di atas punggungnya. Sementara itu di belakangnya, ada beberapa orang yang pergi bersamanya, dan mereka masih sangat muda. Mereka semua adalah sosok-sosok terkemuka di generasi mereka.     

Di kedua sisi mereka, orang-orang dari pasukan-pasukan terkemuka di Dunia Heavenly Mandate siap melindungi mereka.     

"Bawa mereka kesana," ujar Ye Futian. Dalam sekejap, seekor naga ilahi bergerak ke depan, dan beberapa kultivator tampak terperangkap di dalam cakarnya yang tajam.     

Sementara itu, dari suatu arah dimana Klan Dewa berada, Shen Hao sudah berada di sana.     

Di belakangnya, wajah Luo Yang tampak pucat.     

Melihat situasi saat ini, dia tahu bahwa semuanya menjadi kacau. Dia mengira bahwa saat dihadapkan dengan Klan Dewa yang begitu kuat, Akademi Heavenly Mandate tidak akan memiliki kekuatan yang mumpuni untuk melawan balik dan tidak akan mengambil risiko dengan bertindak sembrono.     

Tapi Akademi Heavenly Mandate justru tanpa ragu-ragu melancarkan serangan balik terhadap Klan Dewa.     

"Luo Yang," Ye Futian memanggil namanya, tapi Luo Yang berdiri di tempatnya tanpa bergerak sedikit pun.     

"Dasar b*jingan..." Ayah Luo Yang terperangkap di antara cakar naga ilahi yang tajam itu, dan matanya memerah. Dia pasti tidak menyangka bahwa Luo Yang telah menyebabkan bencana yang begitu menyedihkan di Dunia Atas. Dia berani ikut campur dalam permainan kekuatan semacam ini dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan darinya, tetapi dia tidak tahu bahwa dia sebenarnya sedang membuat masalah besar.     

"Ayah, maafkan aku." Wajah Luo Yang tampak pucat, tapi dia tidak bisa mati sekarang. Shen Hao telah setuju untuk membawanya berkultivasi di Klan Dewa. Jika dia melangkah ke depan sekarang, maka semuanya akan berakhir.     

Jika dia bisa bertahan hidup, maka masih ada harapan baginya.     

Ye Futian memandang Luo Yang di kejauhan dengan tatapan dingin. Apakah dia pikir dia bisa keluar hidup-hidup dari masalah ini?     

Naga ilahi itu terus bergerak ke depan. Ye Futian mengulurkan tangannya, dan dalam sekejap, aura Jalur Agung elemen ruang dan waktu menyebar di udara saat sebuah tangan raksasa dikerahkan dari atas langit. Tangan raksasa berwarna emas ini mencengkeram tubuh Luo Yang, dan perlahan-lahan mengangkatnya ke udara.     

"Selamatkan aku," Wajah Luo Yang dipenuhi oleh ketakutan. Tetapi ketika dia memandang para kultivator di belakangnya, tidak ada seorang pun yang peduli padanya.     

Bagi Klan Dewa, Luo Yang bukanlah siapa-siapa; tidak ada yang peduli apakah dia hidup atau mati.     

Luo Yang melihat semua tatapan mata acuh tak acuh itu padanya, dan dalam sekejap, sekujur tubuhnya terasa dingin.     

Telapak tangan raksasa itu mencengkeram tubuhnya dan memindahkannya ke hadapan Ye Futian.     

*Boom* Kobaran api meledak dan menyelimuti tubuh Luo Yang.     

"Biarkan aku mati dengan cepat," ekspresi Luo Yang terdistorsi, dia tampak sangat menyedihkan.     

Ye Futian menatapnya dengan acuh tak acuh, mengabaikan jeritan menyedihkan yang dikeluarkan oleh Luo Yang, yang juga berpengalaman dalam elemen api. Namun, dengan diselimuti oleh kobaran api dari Jalur Agung, tubuhnya menghilang sedikit demi sedikit sampai tidak ada yang tersisa selain abu.     

Semua kultivator menyaksikan apa yang sedang terjadi di depan mata mereka itu dan mengomentari kekejaman Ye Futian.     

Anggota keluarga Luo Yang menyaksikan pemandangan itu dengan mata memerah, tetapi siapa yang bisa mereka salahkan saat ini?     

Semua ini adalah perbuatan Luo Yang sendiri.     

"Orang-orang dari Klan Luo tidak akan pernah diizinkan pergi meninggalkan Kota Naga Merah, jika tidak, maka seluruh anggota Klan Luo akan dimusnahkan. Kalian bisa kembali sekarang," ujar Ye Futian. Naga ilahi itu melonggarkan cakarnya, dan orang-orang dari Klan Luo bisa pergi dengan selamat, tetapi hati mereka terasa dingin.     

Mereka tidak akan diizinkan pergi meninggalkan Kota Naga Merah selama mereka masih hidup, apalagi meninggalkan Dunia Naga Merah.     

Beginilah cara Ye Futian melarang klan mereka untuk merencanakan balas dendam untuk generasi mereka yang akan datang.     

Kaisar Naga Merah akan mengawasi mereka.     

Kematian Luo Yang tidaklah penting. Faktanya, tidak banyak orang di sini yang peduli apakah Luo Yang masih hidup atau sudah mati. Tetapi jika bukan karena Luo Yang, semua kekacauan ini tidak akan pernah terjadi. Informasi yang diberikan oleh Luo Yang kepada Klan Dewa adalah penyebab dimulainya rangkaian peristiwa ini.     

Meskipun Luo Yang adalah sosok yang tidak penting, Ye Futian harus dibunuh.     

Dia memandang ke arah Klan Dewa, lalu berkata dengan suara keras, "Namaku Ye Futian dari Akademi Heavenly Mandate, aku datang kemari untuk membawa kembali guruku, Qin Xuangang, kakak-kakak seniorku, dan Feixue."     

Suaranya bergemuruh seperti petir, bergema menembus langit dan bumi, hingga terdengar ke seluruh penjuru kediaman Klan Dewa.     

Gurunya, Qin Xuangang, telah dikurung selama beberapa hari. Sekarang kakak-kakak seniornya dan Feixue juga telah dibawa kemari oleh Klan Dewa. Hari ini, dia datang untuk membawa mereka pulang.     

Tetua Agung Tianhe tidak berhasil melakukannya, jadi dia tidak boleh gagal hari ini.     

Di kejauhan, Pemimpin Klan Dewa memandang Ye Futian dari jauh. Ini adalah pertama kalinya dia bertemu pemuda berambut abu-abu ini secara langsung. Sebelumnya, dia hanya mendengar bawahannya membicarakannya beberapa kali.     

Bakat Qin Xuangang sendiri tidak begitu menonjol. Kala itu, Klan Dewa menentang pernikahannya dengan Nongyue, sehingga menyebabkan terjadinya serangkaian kejadian buruk. Tidak ada yang menduga bahwa murid Qin Xuangang ini bisa menjadi begitu luar biasa.     

Dia sangat menyadari bahwa pengepungan Klan Dewa yang dilakukan oleh Akademi Heavenly Mandate dan tiga sosok terkemuka hari ini merupakan rencana yang dibuat oleh murid dari Qin Xuangang ini.     

Untuk dapat melakukan semua ini, bahkan dia, sebagai salah satu sosok terkemuka dari 3.000 Dunia Jalur Agung, harus mengakui bahwa itu merupakan pencapaian yang luar biasa.     

Klan Dewa berdiri di puncak kekuatan dari 3.000 Dunia Jalur Agung, dan tidak pernah dibuat tertekan dan kewalahan oleh lawan mereka seperti saat ini.     

Tidak heran dia mampu mendirikan Akademi Heavenly Mandate sendirian. Sepertinya selama ini mereka telah meremehkannya.     

"Bawa Qin Xuangang dan dua kultivator lainnya keluar," ujar sang pemimpin klan. Seseorang masuk ke dalam kuil, dan tidak lama kemudian, tiga sosok berjalan keluar. Mereka adalah Qin Xuangang, Yan Yuan, dan Nan Zhai.     

Feixue tidak berada di sana.     

Sudah jelas, Klan Dewa menempatkan perhatian lebih pada Feixue. Dia jauh lebih berharga daripada Qin Xuangang, dan lainnya.     

Qin Xuangang, Yan Yuan, dan Nan Zhai memandang ke kejauhan dan melihat sosok pria berambut abu-abu yang datang dengan menunggangi seekor naga ilahi.     

Qin Xuangang memilih untuk memutuskan hubungannya dengan Ye Futian bertahun-tahun yang lalu dan menderita sendirian, tepatnya karena dia ingin menyelamatkan Ye Futian.     

Dia tidak pernah berpikiran bahwa akan ada hari ketika Ye Futian memimpin sebuah pasukan ke Klan Dewa demi dirinya.     

"Saya, Ye Futian, murid yang tidak layak, datang kemari untuk membawa anda pulang, Guru." Melihat sosok Qin Xuangang yang tampak begitu lemah, Ye Futian merasakan kesedihan yang mendalam; dia adalah murid yang paling tidak kompeten. Dia pernah menyaksikan gurunya dibawa pergi oleh Klan Dewa, sementara dia justru tidak berani mengungkapkan hubungan mereka. Setelah sekian lama, dia akhirnya berada di sini.     

Untungnya, sang guru masih baik-baik saja.     

"Dou Zhao dari Suku Dou di Dunia Ziwei menyapa guru dan kakak-kakak senior." Pada saat ini, Dou Zhao juga mengambil satu langkah ke depan, lalu membungkuk hormat ke tempat Qin Xuangang berada. Ini adalah pertama kalinya Dou Zhao bertemu dengan gurunya semenjak Ye Futian menerimanya sebagai adik juniornya, sehingga dia harus memberi hormat.     

Qin Xuangang tertegun, dia tidak tahu sejak kapan Dou Zhao menjadi muridnya?     

"Nama saya Long Chen dari Klan Dewa Naga di Dunia Heavenly Mandate; salam hormat untuk grandmaster."     

"Nama saya Jun dari Istana Sky Demon di Dunia Heavenly Mandate; salam hormat untuk grandmaster."     

"Nama saya Gao Huang dari Gunung Suci 10.000 di Dunia Heavenly Mandate; salam hormat untuk grandmaster."     

"Nama saya Xiao Muyu dari Klan Xiao di Dunia Imperial; salam hormat untuk grandmaster."     

Banyak sosok bermunculan dan memberi hormat pada Qin Xuangang di kejauhan.     

Pada saat ini, Qin Xuangang merasa sedikit bingung!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.