Legenda Futian

Lebih Lemah dari Dugaan



Lebih Lemah dari Dugaan

1Di antara kerumunan kultivator dari Klan Dewa, tatapan mata semua orang tertuju pada dua sosok ini.      1

Jika memang benar bahwa Ye Futian, sosok yang memimpin sebuah pasukan besar ke Klan Dewa ini adalah sosok yang luar biasa dan dapat mengubah peta kekuatan dari Sembilan Dunia Jalur Supremasi, maka pertempuran antara Ye Futian dan Shen Hao ini dapat menentukan siapa yang akan menjadi sosok pahlawan dari generasi berikutnya.     

Ye Futian sudah melangkah sejauh ini; dia harus menang.     

Hal yang sama juga berlaku untuk Shen Hao. Jika dia kalah, maka Klan Dewa akan dihancurkan seutuhnya.     

Keduanya telah berdiri berhadapan satu sama lain, namun mereka belum melancarkan serangan. Di sekitar mereka, sebuah badai dari Jalur Agung yang tak tertandingi bergejolak.     

Cahaya suci bersinar dari seluruh penjuru langit. Seolah-olah lingkaran cahaya suci yang tak ada habisnya sedang diciptakan. Mata ilahi milik Shen Hao terbuka di antara alisnya, dan langsung menerobos ke dalam mata Ye Futian. Di sisi lain, Ye Futian juga mengaktifkan sihir mata miliknya. Keduanya ingin menyerang kesadaran lawannya secara langsung.     

Bayangan-bayangan dewa yang terlihat samar bermunculan di sana. Pada saat ini, Shen Hao tampak sangat sombong.     

Kedua mata Ye Futian juga tampak luar biasa. Dia telah menempa Roda Ilahi berbentuk mata. Pada saat itu juga, Shen Hao bisa melihat penjara-penjara ruang dan waktu yang saling tumpang tindih ingin menerobos masuk ke dalam pikirannya dan menyegel kesadarannya. Bagaimana mungkin Shen Hao membiarkan Ye Futian bertindak sesuka hatinya? Di bawah pengaruh mata ilahi milikya, sebuah badai ruang dan waktu yang mengerikan menerjang ke depan. Tidak lama kemudian, keduanya bertabrakan di udara.     

Secara kebetulan, mereka berdua menggunakan kekuatan ruang dan waktu dari Jalur Agung.     

Sihir mata milik Ye Futian juga sangat mengerikan. Sihir itu terus menerus menyerang Shen Hao. Melihat hal ini, Shen Hao tersenyum sinis. Sebuah aura yang lebih mengerikan dari sebelumnya terpancar dari tubuhnya. Dalam sekejap, lingkaran-lingkaran cahaya suci yang menutupi langit berjatuhan, dan mereka terlihat seperti sebuah fenomena ilahi.     

Tianshen Divine Halo juga merupakan teknik bawaan dari Klan Dewa. Rumor mengatakan bahwa teknik itu mampu menekan semua kekuatan dari Jalur Agung.     

Hanya anggota dari garis keturunan utama Klan Dewa yang memiliki kemampuan ini.     

Ketika lingkaran cahaya suci itu turun dari atas langit, Ye Futian juga bisa merasakan Jalur Agung miliknya ditekan dan adanya sensasi yang menakjubkan. Kekuatan ini mirip dengan lingkaran cahaya dari para dewa. Sepertinya, sosok di tingkat Kaisar Agung mungkin pernah muncul dalam sejarah Klan Dewa.     

Di sekitar mereka, sebuah badai ruang dan waktu juga sedang terbentuk. Cahaya suci yang tak ada habisnya menyerang area di sekitar mereka dan menyelimuti tempat dimana Ye Futian berada. Di bawah pengaruh badai dari Roda Ilahi di tubuh Shen Hao itu, area ini telah terhisap ke dalam badai ruang dan waktu itu.     

Roda Ilahi berbentuk guqin di tubuh Ye Futian juga dikeluarkan. Dalam sekejap, sinar-sinar cahaya yang menyilaukan terpancar keluar, dan suara guqin tanpa sadar dimainkan dengan menjadikan Jalur Agung sebagai senar-senarnya. Sebuah badai yang terbentuk dari Qi pedang menyelimuti langit dan saling tumpang tindih dengan badai ruang dan waktu itu.     

*Whoosh* Cahaya suci yang tak ada habisnya itu mengalir ke arah Ye Futian. Di bawah pengaruh dari badai ruang dan waktu itu, setiap sinar dari cahaya suci mengandung kekuatan Tianshen Cleave di dalamnya. Sinar-sinar itu melesat ke tempat Ye Futian berada, berusaha mencabik-cabik tubuhnya hingga menjadi bagian-bagian kecil.     

Namun, di sekitar tubuh Ye Futian, muncul sebuah aliran aura pedang yang berbalik arah. Badai Qi pedang itu membelah segalanya dan menangkis kekuatan dari badai ruang dan waktu tersebut. Pada saat itu juga, terdengar suara yang memekakkan telinga.     

Sosok mereka berdua tetap tidak bergerak dari tempat masing-masing. Mereka bertarung hanya menggunakan kekuatan dari Jalur Agung, tapi pertarungan antara keduanya sudah sangat sengit dan mengerikan. Jika ada salah satu dari mereka yang lebih lemah dari lawannya, kemungkinan besar mereka akan hancur lebur di bawah aura dari Jalur Agung itu.     

Area tempat mereka berada telah ditelan oleh badai Jalur Agung yang mengamuk itu. Keduanya kini berada di dalam badai penghancur yang tak ada habisnya itu dan sosok mereka tampak samar.     

Saat ini, pandangan kerumunan kultivator itu dihalangi oleh cahaya yang menyilaukan. Lingkaran cahaya suci yang tak terhitung jumlahnya menyinari tubuh Shen Hao. Sepertinya sepasang sayap dewa telah muncul di punggungnya. Pada saat yang bersamaan, muncul bayangan para dewa, seolah-olah mereka telah dipanggil dari zaman kuno.     

Kemudian, Shen Hao akhirnya bergerak dari tempatnya. Dia mengambil satu langkah ke depan. Pada saat berikutnya, sosoknya langsung menghilang tanpa jejak ke dalam badai ruang dan waktu tersebut.     

Ye Futian menyaksikan sosok Shen Hao menghilang, namun ekspresinya tetap tidak berubah. Dia bergegas mengulurkan lengannya dan menunjuk ke depan.     

Dalam sekejap, seberkas sinar dari cahaya suci yang menyilaukan muncul dimana jari Ye Futian menunjuk. Sinar cahaya ini sangat tajam, bahkan mampu mengoyak ruang hampa.     

Sebilah pedang ilahi terbentuk di ujung jarinya dan berubah menjadi pedang ilahi yang bertabrakan dengan serangan yang dilancarkan oleh Shen Hao. Tabrakan itu menyebabkan suara yang memekakkan telinga bergema di udara. Cahaya dari pedang ilahi itu melesat ke depan sambil mengoyak ruang hampa. Namun, kekuatan penghancur milik Shen Hao juga menghilang dalam sekejap bersama dengan tubuhnya.     

*Whoosh* Di belakang Ye Futian, seberkas cahaya yang sangat menyilaukan terpancar keluar. Kali ini, Ye Futian tidak menghindarinya. Cahaya suci keemasan yang menyilaukan langsung bersinar dari tubuhnya dan menyinari langit. Seekor gajah emas yang menjulang tinggi telah muncul, dan Roda Ilahi berbentuk iblis gajah di dalam tubuhnya dikeluarkan.     

Itu adalah Roda Ilahi ketiga milik Ye Futian.     

Para kultivator dari Klan Dewa yang mengamati pertempuran itu tampak takjub. Semua Roda Ilahi miliknya sempurna.     

Bahkan Shen Hao hanya mampu menempa dua Roda Ilahi yang sempurna.     

*Brak* Tiba-tiba, suara ledakan yang mengerikan bergema di udara. Iblis gajah keemasan itu menginjak-injak langit. Di sisi lain, lingkaran-lingkaran cahaya suci itu berubah menjadi bilah-bilah pedang yang menebas ke arah tubuh dari gajah emas tersebut. Siapa pun bisa membayangkan betapa dahsyatnya kekuatan dari serangan bilah-bilah pedang itu.     

Namun, Ye Futian berbalik dan langsung mengerahkan kepalan tinjunya. Dalam sekejap, 10.000 gajah berderap melintasi langit. Kawanan gajah itu mengoyak ruang hampa, dan Jalur Agung yang runtuh menghancurkan segalanya. Sosok Shen Hao sepertinya akan berubah menjadi samar kembali. Kali ini, badai ruang dan waktu di hadapannya dihancurkan dalam sekejap, sehingga menyebabkan sosoknya dipaksa untuk muncul dan terhempas ke udara akibat gelombang kejut yang dihasilkan.     

Teknik Divine Elephant Void-splitting Fist mengandung kekuatan untuk mengoyak ruang hampa dan meruntuhkan Jalur Agung. Teknik itu mampu menghancurkan ruang hampa dan melawan balik kekuatan Shen Hao.     

Tatapan mata Ye Futian tertuju pada Shen Hao. Dia berkata, "Apakah hanya ini kemampuan yang dimiliki oleh sosok terkuat dari generasi ini di Klan Dewa?"     

Tatapan mata Shen Hao tampak setajam pisau. Dia mengulurkan kedua tangannya, dan dalam sekejap, puluhan ribu lingkaran cahaya suci muncul secara bersamaan. Di dalam tubuhnya, Roda Ilahi lainnya dikeluarkan. Tidak lama kemudian, di atas langit, muncul bayangan tombak ilahi ruang dan waktu yang tak terhitung jumlahnya.     

Pembuluh darah Shen Hao bergejolak dan bergemuruh. Darah ilahi miliknya mendidih.     

Saat ini, tubuh Shen Hao bermandikan lingkaran cahaya suci yang tak ada habisnya dan telah berubah wujud menjadi seorang dewa sejati. Lingkaran-lingkaran cahaya suci itu langsung menyatu dengan tubuhnya. Pada saat yang bersamaan, sebuah tombak ilahi muncul dari dalam tubuhnya. Tombak itu muncul di antara lingkaran cahaya suci yang menutupi langit.     

Shen Hao mengulurkan tangannya dan mencengkeram tombak yang terbentuk dari Roda Ilahi itu di tangannya. Dia mengarahkannya pada Ye Futian.     

Dalam sekejap, lingkaran-lingkaran cahaya suci menghujani tempat dimana tombak ilahi itu diarahkan. Bayangan-bayangan tombak itu menutupi langit dan mulai menghujani tubuh Ye Futian.     

*Whoosh* Sosok Shen Hao kembali bergerak. Kali ini, dia langsung menerjang ke arah Ye Futian seperti seorang dewa yang turun ke muka bumi. Tombak ilahi miliknya dikerahkan ke depan dan diikuti oleh lingkaran-lingkaran cahaya suci di atas langit serta badai ruang dan waktu yang menakjubkan itu. Serangannya langsung menekan Jalur Agung di medan pertempuran tersebut.     

Seolah-olah hanya tombak ini yang ada di dalam area tersebut.     

Ye Futian menyadari bahwa temperamen Shen Hao telah berubah. Ye Futian bergegas melangkah ke udara. Kawanan gajah itu juga mengikutinya, dan suara mereka mengguncang area di sekitar mereka. Dia kembali mengeluarkan teknik Divine Elephant Void-splitting Fist, berusaha menghancurkan badai ruang dan waktu itu.     

Pada saat yang bersamaan, tombak milik Shen Hao tiba dan menembus kekuatan dari kepalan tinju Ye Futian. Tombak itu langsung mendarat di tubuh iblis gajah raksasa tersebut.     

*Krak*     

Terdengar suara retakan yang keras, dan banyak retakan bermunculan pada bayangan gajah tersebut. Tombak itu berusaha menghancurkan bayangan gajah itu hingga menjadi bagian-bagian kecil.     

*Brak*     

Tubuh Ye Futian terdorong ke belakang akibat gelombang kejut yang dihasilkan. Shen Hao berdiri di atas langit. Tombak ilahi-nya diselimuti oleh lingkaran cahaya suci yang tak ada habisnya. Lingkaran-lingkaran cahaya itu menyelimuti langit, menekan semua aura dari Jalur Agung di area tersebut. Sekarang, Jalur Agung yang berada di wilayah ini semuanya berada di bawah kendali Shen Hao.     

Dengan dikelilingi oleh lingkaran-lingkaran cahaya suci, Shen Hao kembali melancarkan serangan.     

Ye Futian tetap terlihat tenang. Alunan musik kembali dimainkan, dan sosok-sosok ilusi dari para dewa muncul satu per satu di atas langit. Namun kali ini, mereka tidak dipanggil oleh Shen Hao, melainkan Ye Futian.     

Itu adalah teknik tertinggi milik Negeri Ilahi Emas– Sigh of the Divine God.     

Roda Ilahi berbentuk iblis gajah diaktifkan. Ye Futian bergegas melesat ke atas langit, hingga mendekati awan. Suara gemuruh yang mengerikan terdengar dari atas sana. Dalam sekejap, 10.000 iblis gajah berderap melintasi ruang hampa dan menutupi separuh bagian langit. Ye Futian bisa merasakan bahwa Roda Ilahi-nya ini pasti bisa menekan Shen Hao, tetapi lawannya itu telah mengaktifkan kemampuan bawaan milik Klan Dewa untuk menyamai perbedaan kekuatan di antara mereka.     

Namun, bahkan jika mereka bersaing dalam aspek kekuatan serangan, Ye Futian tidak takut pada Shen Hao.     

Ketika dihadapkan dengan serangan yang dilancarkan oleh Shen Hao, Ye Futian mengerahkan sebuah kepalan tinju. Pada saat itu juga, 10.000 iblis gajah dewa muncul secara bersamaan. Langit dan bumi berguncang; seolah-olah Jalur Agung telah runtuh.     

Teknik yang sama akan menghasilkan kekuatan yang berbeda, tergantung pada kekuatan penggunanya. Saat ini, sosok-sosok terkemuka dari Klan Iblis Gajah harus mengakui bahwa, bahkan mereka tidak dapat menguasai teknik tertinggi klan mereka sebaik Ye Futian. Terlepas dari kekuatan hukum maupun kekuatan dari teknik tersebut, Ye Futian memiliki keunggulan mutlak.     

*Boom*     

Terdengar suara ledakan yang sangat keras, dan tubuh Shen Hao terhempas ke udara. Kawanan gajah yang tak terhitung jumlahnya itu masih berderap ke arahnya, berusaha menguburnya hidup-hidup.     

Ekspresi Shen Hao kini tampak muram. Apakah dia tetap kalah bahkan setelah dia menggunakan kemampuan bawaannya?     

Dia menatap ke arah Ye Futian, yang berada di bawahnya. Sebuah aura yang lebih mengerikan dari sebelumnya terpancar dari dalam tubuhnya. Aura kuno itu adalah kekuatan dari benda ilahi. Pintu-pintu ilahi bermunculan di atas langit dan melahap kawanan gajah yang berderap di udara. Dalam sekejap, kawanan gajah itu menghilang dibalik pintu-pintu tersebut.     

'Huh?' Ye Futian mengerutkan keningnya saat dia memandang Shen Hao.     

Apakah ini... benda ilahi yang didapatkan oleh Shen Hao dari Reruntuhan Dewa?     

Dulu ketika mereka berada di Reruntuhan Dewa, mereka yang berdiri di bawah Istana Surgawi masing-masing telah mendapatkan sebuah benda ilahi. Ye Futian telah memberikan benda ilahi miliknya kepada Yaya.     

"Kau sudah kalah," ujar Lord Taixuan dengan nada dingin. Suaranya bergema di udara.     

"Lord Taixuan, tidak apa-apa." Ye Futian menjawab, "Bahkan dengan bantuan benda ilahi, dia bukanlah tandingan saya."     

Ketika Shen Hao mendengar kata-kata Ye Futian, wajahnya memerah karena tersulut amarah. Pertempuran hari ini adalah sebuah penghinaan yang luar biasa baginya.     

Semua tekniknya menjadi tidak berguna di hadapan Ye Futian. Saat ini, dia bahkan perlu menggunakan benda ilahi yang dia dapatkan dari Reruntuhan Dewa untuk membantunya dalam pertempuran.     

"Benda ini sudah kutempa dan menjadi bagian dari diriku," ujar Shen Hao.     

Setelah Shen Hao selesai berbicara, badai ruang dan waktu kembali bergejolak, Kali ini, muncul sebuah pintu ilahi yang mampu melahap segalanya di dalam badai ruang dan waktu tersebut. Pintu itu melahap area tempat Ye Futian berada.     

Ye Futian bisa merasakan bahwa area di sekitarnya mengalami perubahan, yaitu menjadi sebuah dunia tersendiri yang tersegel dari dunia luar.     

Shen Hao berdiri di atas langit saat dia menatap ke arah Ye Futian. Tubuh Shen Hao masih diselimuti oleh lingkaran-lingkaran cahaya suci. Dia berkata, "Di dunia ini, aku adalah penguasa dari Jalur Agung."     

Ye Futian memeriksa sekelilingnya dan menyadari bahwa dia berada dalam situasi yang sama ketika seorang Renhuang dengan Roda Ilahi biasa berhadapan dengan Renhuang dengan Roda Ilahi yang sempurna. Dia merasa sangat kesulitan untuk mengendalikan Jalur Agung di tempat tersebut.     

*Whoosh* Sosok Shen Hao melesat ke bawah. Tombak ilahi di tangannya menembus langit dan langsung dikerahkan menuju Ye Futian.     

Kali ini, tubuh Ye Futian terhempas ke udara akibat gelombang kejut yang dihasilkan oleh tombak ilahi itu. Seolah-olah lawannya telah menekan kekuatan Jalur Agung miliknya.     

"Apakah hanya ini senjata rahasiamu?" Ye Futian bertanya sambil mengangkat kepalanya dan memandang ke arah Shen Hao.     

Ekspresi Shen Hao tampak kesal. Melihat tatapan mata Ye Futian, tampaknya Ye Futian percaya bahwa tidak ada seorang pun di dunia ini yang mampu mengalahkannya. Seolah-olah dia masih tidak peduli dengan situasi yang dia hadapi saat ini.     

Tatapan mata seperti itu membuat Shen Hao merasa sangat kesal.     

Jika Shen Hao belum mencapai batas kekuatannya, mengapa dia mengandalkan benda ilahi untuk bertarung? Sudah jelas ini adalah senjata rahasianya.     

"Ternyata sosok terkuat dari generasi ini di Klan Dewa jauh lebih lemah dari dugaanku," ujar Ye Futian dengan suara pelan. "Kukira aku setidaknya akan sedikit tertekan dalam pertarungan ini."     

Ketika Shen Hao mendengar kata-kata Ye Futian, ekspresinya berubah menjadi muram.     

Apakah Ye Futian bermaksud untuk mengatakan bahwa saat bertarung melawan dirinya, dia sama sekali tidak merasa tertekan?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.