Legenda Futian

Lepaskan Mereka



Lepaskan Mereka

3Banyak orang menatap ke arah medan pertempuran yang berada di kediaman Klan Dewa. Dua kultivator yang berada di sana sepertinya telah menghilang karena sosok mereka diselimuti oleh Jalur Agung elemen ruang dan waktu.      1

Shen Hao dan Ye Futian telah menghilang dari medan pertempuran.     

"Dia menggunakan benda ilahi untuk membentuk area dari Jalur Agung." Lord Taixuan dan yang lainnya tentu saja dapat melihat bahwa Shen Hao telah menggunakan sebuah benda ilahi yang sangat kuat.     

Tapi Ye Futian memintanya untuk tidak ikut campur.     

Meski begitu, Lord Taixuan percaya bahwa Ye Futian bisa mengatasi perlawanan Shen Hao.     

Aura dari Jalur Agung ruang dan waktu yang mengerikan bergejolak saat cahaya suci yang tak ada habisnya turun dari atas langit dan menyinari seluruh tempat.     

Di dalam area tersebut, tubuh Shen Hao diselimuti oleh cahaya yang menyilaukan saat dia menatap ke arah Ye Futian yang berada di bawahnya.     

Ye Futian adalah sosok yang sangat sombong. Dia bahkan lebih lemah dari apa yang dia bayangkan.     

"Ini adalah duniaku," ujarnya pada Ye Futian dengan nada dingin.     

"Duniamu?" Ye Futian membalas tatapan matanya, dengan ekspresi mengejek tersirat di matanya. "Kita lihat saja nanti."     

Saat dia mengatakan hal ini, area itu berubah lagi. Matahari dan bulan muncul di atas langit, dengan dikelilingi oleh bintang-bintang.     

Mereka seperti berada di dunia lain. Kobaran api ilahi mengalir dari matahari di atas langit, sementara bulan yang tampak kesepian itu sepertinya dipenuhi oleh hawa dingin di dalamnya.     

Setiap bintang yang mengelilingi mereka mengandung kekuatan yang menakjubkan.     

Seolah-olah mereka semua bertindak atas kemauan masing-masing.     

'Roda Ilahi keempat,' pikir Shen Hao dengan hati yang berdebar kencang. Ye Futian menggunakan Roda Ilahi keempatnya! Dan Roda Ilahi ini bahkan mampu menciptakan dunia tersendiri, seperti sebuah miniatur dunia.     

Dia bisa merasakan kekuatannya berada di bawah tekanan.     

Tapi, bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi? Dia hanya bisa melakukan hal ini dengan menggunakan benda ilahi yang dia peroleh di dalam Reruntuhan Dewa.     

Mungkinkah Ye Futian sama seperti dia...     

"Ini adalah duniaku," ujar Ye Futian dengan nada dingin. Ribuan bintang berputar-putar di sekitar Shen Hao dan pergerakannya menjadi semakin cepat. Terdengar suara yang memekakkan telinga di atas langit saat seluruh area itu diselimuti oleh sebuah kekuatan yang menyesakkan.     

*Boom* Bintang-bintang berjatuhan ke arah Shen Hao, dan masing-masing bintang itu berukuran sangat besar.     

Cahaya suci bersinar dari tubuhnya, dan sinar-sinar dari cahaya ruang dan waktu menyebar di udara, kemudian berubah menjadi sebuah badai mengerikan yang menghisap semua bintang tersebut.     

Tapi semua bintang itu jatuh secara bersamaan, menekan badai ruang dan waktu itu, menghancurkannya dan terus bergerak menuju Shen Hao.     

Di sisi lain, Shen Hao menyerang dengan tombaknya, dan bayangan yang tak terhitung jumlahnya muncul dari tombak tersebut. Bayangan-bayangan itu menabrak setiap bintang yang bergerak mendekat. Hal ini menunjukkan seberapa besar kekuatan yang dia miliki.     

Namun pada saat itu, terdengar suara gemuruh di atas langit, dan Shen Hao bisa merasakan tekanan yang sangat dahsyat. Seolah-olah udara pun akan runtuh. Dia mendongak dan melihat satu sosok seperti dewa turun dari atas langit, yang tampak seperti dirasuki oleh iblis gajah, dan memegang sebuah tongkat panjang. Sosok itu langsung bergerak ke arahnya.     

Tongkat itu dibentuk oleh ribuan iblis gajah yang bergabung menjadi satu kesatuan. Langit penuh bintang berputar mengelilinginya. Tongkat itu mampu bertahan dan membunuh para dewa.     

Shen Hao bisa merasakan bahwa pancaran cahayanya telah ditekan. Tongkat itu diayunkan ke depan dan menabrak tombaknya, yang kemudian retak akibat tabrakan tersebut.     

*Boom*     

Terdengar suara geraman, dan tubuh Shen Hao terhempas ke belakang. Jalur Agung miliknya runtuh saat dia dihempaskan oleh tongkat tersebut.     

Ye Futian terus bergerak ke depan, tatapan matanya tampak sedingin es.     

Orang-orang yang berada di dunia luar masih memusatkan perhatian mereka pada area tersebut. Samar-samar mereka bisa mendengar suara raungan yang keras dan mengerikan.     

*Brak*     

Tiba-tiba terdengar suara benturan yang keras, dan mereka melihat satu sosok terhempas ke udara, terbang tak berdaya ke kejauhan dan meninggalkan jejak darah di belakangnya.     

"Shen Hao" Ekspresi para kultivator dari Klan Dewa tampak muram. Sosok yang terhempas ke udara itu adalah Shen Hao.     

Kultivator nomor satu dari generasinya di Klan Dewa, serta memiliki Roda Ilahi yang sempurna itu telah dipukul mundur dengan mudah. Hal ini sangat memalukan. Pakaiannya yang compang-camping berlumuran darah, dan auranya semakin lemah. Dia tidak lagi memiliki kepercayaan diri yang dia miliki sebelumnya.     

Orang-orang dari Dunia Heavenly Mandate tidak terlalu terkejut saat menyaksikan hal ini, seolah-olah mereka sudah menduga bahwa situasinya akan menjadi seperti ini. Segala sesuatu yang telah dilakukan Ye Futian telah memberi mereka kepercayaan mutlak terhadap dirinya. Bahkan ketika seorang putra kebanggaan, seperti Shen Hao, berdiri di hadapannya, mereka masih percaya bahwa Ye Futian akan keluar sebagai pemenangnya.     

Ketika tiga pasukan besar yang berada di sana, yaitu Klan Xiao, Klan Yuanyang, dan Suku Dou, menyaksikan pemandangan ini, hati mereka berguncang. Mereka mengetahui makna dibalik pertempuran ini.     

Shen Hao telah dikalahkan. Mulai sekarang, pemuda berambut abu-abu yang berdiri di atas langit dari kediaman Klan Dewa itu akan menjadi sosok terkuat di era ini, dan tidak ada seorang pun yang mampu menandinginya.     

Meskipun dia tidak pernah bertarung melawan Jian Qingzhu, Nan Luoshen, atau beberapa sosok terkemuka lainnya, namun segala sesuatu yang dia lakukan hari ini tidak dapat dilakukan oleh kultivator-kultivator dari generasinya. Tidak ada seorang pun yang bisa mengulangi pencapaiannya ini.     

Tokoh-tokoh penting dari Dunia Heavenly Mandate juga merasa sedikit gelisah. Kehendak langit telah berubah, dan tidak hanya berubah, tetapi sekarang kehendak langit telah mempengaruhi situasi di Sembilan Dunia Jalur Supremasi. Ye Futian adalah pria yang mampu mengubah sejarah dari Dunia Heavenly Mandate.     

Situasi ini sesuai dengan dugaan dari Pemimpin Gunung Suci 10.000. Di masa lalu, Gu Tianxing bukanlah sosok pencipta era baru. Ternyata sosok itu adalah Ye Futian. Itulah alasan mengapa dia bersedia untuk ikut campur dalam masalah ini.     

Ye Futian menarik kembali auranya dan mengambil beberapa langkah ke depan. Sementara Yu Sheng dan yang lainnya mengikuti dari belakang.     

Mereka semua berdiri di atas langit dari kediaman Klan Dewa, dengan disaksikan oleh kultivator dari Klan Dewa yang tak terhitung jumlahnya. Mereka pergi ke bagian tertinggi dari kediaman Klan Dewa, tempat dimana Aula Suci berada.     

Tidak ada seorang pun yang menghentikan mereka. Para Renhuang tingkat bawah tidak bisa menghentikan mereka.     

Para kultivator dari Klan Dewa membawa Shen Hao turun. Dia menyaksikan Ye Futian melewati mereka, lalu kembali memuntahkan darah.     

Dia jelas telah kalah dalam pertempuran ini.     

Ye Futian tidak hanya menghancurkan Shen Hao, tetapi juga Klan Dewa, dan reputasi mereka.     

Ye Futian melangkah ke depan Aula Suci. Satu sosok terkemuka dari Klan Dewa berdiri di sana dan mengamati Ye Futian dengan seksama.     

Pada saat itu, mereka memiliki satu serangan yang dapat membunuh Ye Futian dengan mudah. Serangan itu akan menghancurkan pria dengan Roda Ilahi yang sempurna ini.     

Tetapi jika mereka melakukan hal tersebut, semuanya akan menjadi sia-sia. Jika mereka membunuh Ye Futian dan yang lainnya, mereka tidak akan lagi mengancam masa depan Klan Dewa. Hal ini terjadi karena Klan Dewa akan menghilang.     

Tetapi kedua belah pihak mengerti bahwa Ye Futian jelas membutuhkan keberanian yang luar biasa untuk datang kemari.     

Dia mempertaruhkan nyawanya demi nasib dari Klan Dewa.     

"Guru, kakak-kakak senior," ujar Ye Futian sambil memandang ke arah Qin Xuangang, Yan Yuan, dan Nan Zhai. Segala sesuatu yang terjadi bertahun-tahun yang lalu seolah-olah kembali terjadi di depan matanya. Di Dunia Naga Merah, gurunya telah mengabaikan keselamatannya sendiri. Dia selalu berkata: karena takdir sangat kejam, maka orang bijak harus terus berjuang.     

Kakak pertamanya telah mendampinginya melewati perjalanan yang jauh, menghadapi Keluarga Kekaisaran dari Dinasti Dali, dan akhirnya mampu menjauhkan mereka darinya.     

"Guru, kami datang kemari untuk membawa anda pulang." Dou Zhao sama sekali tidak menganggap ini adalah suatu hal yang aneh, dan dia tersenyum saat berbicara.     

Kemudian mereka mengalihkan pandangan mereka ke arah para kultivator dari Klan Dewa yang berada di belakang Qin Xuangang.     

"Biarkan mereka pergi," mereka berbicara dan melangkah mundur sesuai dengan persetujuan mereka untuk membiarkan Ye Futian membawa Qin Xuangang pergi.     

"Masih ada satu orang lagi," ujar Ye Futian sambil memandang para kultivator dari Klan Dewa. Feixue tidak berada di sana.     

Dia tahu bahwa Feixue adalah target utama dari Klan Dewa. Feixue memiliki benda ilahi yang mereka inginkan di dalam dirinya.     

"Kau sudah mendapatkan apa yang kau inginkan. Kami hanya berjanji untuk membebaskan tiga orang," ujar sang Tetua dari Klan Dewa.     

Tiga sosok itu tidak berguna lagi bagi mereka. Feixue memiliki benda ilahi di dalam dirinya, jadi mereka tidak bisa melepaskannya begitu saja.     

"Aku akan membawa mereka semua pergi bersamaku," ujar Ye Futian dengan nada dingin.     

Tetua dari Klan Dewa itu mengalihkan tatapan matanya yang dingin ke arah Ye Futian dan berkata, "Baiklah, setelah kami mengambil benda ilahi milik kami darinya, kau bisa memilikinya."     

"Benda ilahi itu bukan milikmu; itu milik guruku," ujar Qin Xuangang dengan nada dingin.     

"Jangan lupakan siapa saudarimu," ujar sang Tetua sambil memandang ke arah Qin Xuangang.     

"Aku akan membawa Feixue pergi dari sini secara utuh," ujar Ye Futian.     

Tetua dari Klan Dewa itu tidak memandang ke arah Ye Futian, melainkan ke arah Lord Taixuan dan yang lainnya.     

"Hari ini, kalian semua datang ke kediaman Klan Dewa bersama-sama, dan kami berusaha berkompromi dengan kalian. Tapi jika kalian berani mempermainkan kami," ujar sang Tetua sambil memandang ke arah langit. "Maka kalian sama saja menyulut perang dengan kami."     

Ye Futian bukanlah satu-satunya yang berani dalam bertindak.     

Shen Ji telah menyerang Akademi Heavenly Mandate sebelumnya, jadi wajar jika mereka melancarkan serangan balasan.     

Tetapi mereka telah bertaruh bahwa Klan Dewa tidak akan berperang karena masalah ini. Apakah pasukan-pasukan besar dari Dunia Heavenly Mandate sudah bersiap untuk menghadapi perang ini?     

Semua orang kecuali sosok-sosok terkuat dari pasukan-pasukan besar dan Klan Dewa mungkin akan tewas terbunuh begitu perang ini dimulai.     

Siapa yang mampu menerima konsekuensi seperti itu?     

Sebuah tekanan menyesakkan tiba-tiba menyebar di kediaman Klan Dewa. Aura milik Lord Taixuan dan tiga sosok terkemuka itu menyelimuti area tersebut.     

Untuk sesaat, kesunyian di tempat itu terasa mengerikan.     

Apa yang bisa dirasakan oleh semua orang hanyalah ketegangan.     

*Boom*     

Pada saat ini, sebuah badai berwarna merah darah muncul di atas langit Kota Dewa.     

Sang Tetua dari Klan Dewa memandang ke arah langit dan melihat badai itu menjadi semakin kuat seiring berjalannya waktu. Sebuah pusaran yang mengerikan muncul di dalam badai tersebut. Seolah-olah seseorang telah membuka Jalur Agung ruang dan waktu.     

Lord Taixuan, Ye Futian, dan yang lainnya juga memandang ke arah yang sama. Aura itu sangat mengerikan, dan badai yang terbentuk menjadi semakin kuat, menyelimuti area yang luas itu saat bergerak menuju kediaman Klan Dewa.     

Cahaya berwarna merah darah turun dari atas langit seperti garis-garis darah.     

"Semuanya, turun sekarang juga," ujar sang Tetua dengan nada dingin. Tiba-tiba, semua kultivator dari Klan Dewa turun dari udara.     

Pada saat ini, dia bisa melihat dengan jelas ketakutan yang luar biasa di mata mereka.     

Ye Futian tiba-tiba bisa menebak siapa identitas dari sosok tersebut.     

Sebelum mereka datang kemari, Tetua Agung Tianhe telah menyerang Klan Dewa sendirian dan membunuh banyak kultivator. Selain itu, dia telah melenyapkan Istana Kekaisaran dari Dunia Tianhe.     

Dia tidak tahu apa yang telah dialami gurunya hingga bisa menjadi begitu luar biasa. Auranya benar-benar berbeda dari sebelumnya.     

Tentu saja, dia tidak menyalahkan gurunya atas apa yang telah dia lakukan.     

Kedua belah pihak terlibat dalam konflik berdarah yang mengerikan. Mereka tidak bisa hidup berdampingan satu sama lain.     

Sulit membayangkan bahwa Tetua Agung Tianhe yang biasanya begitu tenang ternyata memiliki kekuatan sebesar itu di dalam dirinya dan telah menahan kesabarannya untuk waktu yang begitu lama.     

Pusaran yang tampaknya telah terbentuk dari Jalur Agung ruang dan waktu di dalam badai itu menyebar, dan semua orang samar-samar bisa melihat satu sosok kegelapan di dalamnya, yang terlihat seperti dewa darah.     

Tatapan mata sang Tetua dari Klan Dewa menembus badai tersebut. Tetua Agung Tianhe terluka dalam pertempuran di antara mereka sebelumnya. Jika tidak ada empat sosok terkemuka yang hadir di sini, dia akan langsung menerobos masuk ke dalam badai itu untuk menghadapinya.     

Tapi sekarang, dia tidak berani melakukannya.     

"Biarkan mereka pergi!"     

Sebuah suara menembus badai semerah darah itu dan bergema dari kejauhan. Dalam sekejap, ekspresi para kultivator dari Klan Dewa tampak muram.     

Jika ada seseorang yang berani berperang tanpa memedulikan seperti apa pun konsekuensinya, maka orang itu tidak perlu diragukan lagi adalah Tetua Agung Tianhe. Dia telah menjadi seorang iblis!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.