Legenda Futian

Air Mata



Air Mata

1Ye Futian dan rekan-rekannya telah kembali ke Gunung Crouching Dragon. Seluruh penjuru kota menjadi gempar setelah menerima berita ini.      1

Hari ini adalah perayaan ulang tahun Zhuge Qingfeng. Semua kultivator kuat dari Sembilan Negara telah berkumpul di sana, dan suasananya sangat ramai. Namun, beberapa Renhuang yang menyusup ke tempat itu telah menekan semua orang yang hadir di sana.     

Namun dalam sekejap mata, para Renhuang itu tewas terbunuh.     

Semua ini terasa seperti mimpi.     

Apakah sosok legendaris dari Sembilan Negara ini benar-benar menjadi sekuat ini?     

Seperti apa tingkat Plane Ye Futian saat ini?     

Menurut mereka yang menyaksikan peristiwa itu secara langsung, ketika mereka melihat sosok Ye Futian, mereka merasa seolah-olah sedang menatap seorang dewa.     

Sepertinya Ye Futian kini telah menjadi seorang Renhuang.     

Renhuang adalah sosok yang belum pernah ditemui oleh sebagian besar penduduk di Sembilan Negara sebelumnya. Sulit bagi mereka untuk bertemu dengan seseorang di tingkat Saint Plane, apalagi Renhuang.     

Di puncak Gunung Crouching Dragon, kembalinya Ye Futian, Zhuge Mingyue, dan yang lainnya semakin memeriahkan pertemuan itu.     

Ye Futian secara singkat menjelaskan alasan dibalik kepulangannya dan mengundang para Saint dari Sembilan Negara untuk ikut bersamanya ke Dunia Atas. Banyak Saint tergoda untuk menerima undangan tersebut. Pada kenyataannya, melihat usia dan tingkat Plane mereka saat ini, tidak ada lagi hal menarik di Sembilan Negara yang bisa membuat mereka bersemangat. Sekarang, semua orang di Sembilan Negara sudah berdamai satu sama lain; hal itu terlalu membosankan bagi para Saint.     

Jika mereka pergi ke Dunia Atas, terutama ke Sembilan Dunia Jalur Supremasi, mereka mungkin memiliki kesempatan untuk melangkah lebih jauh dalam kultivasi mereka.     

Namun, beberapa dari mereka mengkhawatirkan junior-junior mereka. Akan tetapi, Ye Futian berhasil meyakinkan mereka dengan mengatakan bahwa Kaisar Xia akan mengurus semua urusan mereka di sini. Selain itu, dia akan mendorong pembentukan jalur penghubung antara Dunia Atas dan Sembilan Negara, sehingga para Renhuang dari Dunia Atas terkadang bisa datang kemari untuk mengajarkan Jalur Agung di Sembilan Negara. Hal ini akan semakin meningkatkan perkembangan seni bela diri di Sembilan Negara.     

Para Saint mengatakan bahwa mereka membutuhkan waktu selama beberapa hari untuk mempertimbangkan penawaran itu. Ye Futian akhirnya membubarkan pertemuan itu. Kemudian, dia pergi ke Istana Holy Zhi dan mengumpulkan semua murid untuk mengajar. Murid-murid di Istana Holy Zhi sangat antusias ketika mereka mengetahui bahwa Pemimpin Istana mereka, Ye Futian, telah menerobos ke Renhuang Plane.     

Meskipun Ye Futian telah pergi selama bertahun-tahun, dia masih merupakan seorang pemimpin legendaris dari Istana Holy Zhi. Dia adalah simbol dari Istana Holy Zhi.     

Di masa lalu, Pemimpin Istana sebelumnya rela mengorbankan nyawanya untuk menetapkan Ye Futian sebagai Pemimpin Istana Holy Zhi berikutnya. Setelah itu, Ye Futian memimpin Istana Holy Zhi melewati pertempuran-pertempuran yang mengerikan. Akhirnya, mereka mengamankan posisi mereka di puncak kekuatan dari Sembilan Negara. Sampai sekarang, kisah ini masih membekas di hati banyak murid.     

Di istana yang berada di suatu tebing, Ye Futian sedang mengajarkan Jalur Agung. Ketika para Tetua dari Istana Holy Zhi melihat sosok yang tak tertandingi itu, mereka merasa sangat terharu hingga mereka meneteskan air mata.     

Ye Futian membawa banyak gulungan kultivasi tingkat atas dari Dunia Atas dan meninggalkan banyak benda berharga di sana. Kemudian dia pergi meninggalkan Istana Holy Zhi.     

…     

Kuil Suci Lapis Lazuli di Negeri Timur sebelumnya telah dibubarkan. Namun, beberapa tahun lalu, pemimpin dari Kuil Suci Lapis Lazuli, Saint Glass, telah kembali dan membangun ulang kuil tersebut. Murid-murid dari Kuil Suci Lapis Lazuli yang telah pergi berangsur-angsur kembali. Mereka meneteskan air mata. Mereka sudah lama menunggu pemimpin mereka kembali dan membangun kembali Kuil Suci Lapis Lazuli. Hal ini telah menjadi impian murid-murid Kuil Suci Lapis Lazuli selama bertahun-tahun.     

Setelah berharap selama bertahun-tahun, Saint Glass akhirnya kembali.     

Setelah Kuil Suci Lapis Lazuli dibangun kembali, suasana di kuil itu tetap sangat sunyi dan jarang menimbulkan keributan di dunia luar. Tempat itu hanya memfokuskan diri untuk menyebarkan ajaran kultivasi dan melatih murid-murid mereka. Namun, banyak orang di Negeri Timur mendapati bahwa murid-murid perempuan yang terkadang muncul dari Kuil Suci Lapis Lazuli memiliki kemampuan yang sangat kuat. Hal ini menyebabkan banyak wanita di Negeri Timur ingin bergabung dengan Kuil Suci Lapis Lazuli dan berlatih di sana.     

Pada tahun-tahun berikutnya, ketenaran Kuil Suci Lapis Lazuli semakin meningkat, dan pengaruhnya menyebar ke seluruh penjuru Negeri Timur. Bahkan ada rumor yang mengatakan bahwa setelah kembali dari perjalanannya, tingkat Plane Saint Glass saat ini sudah tidak ada bandingannya di Sembilan Negara. Namun, dia tetap bersikap sangat rendah hati dan tidak berambisi untuk mendapatkan apa pun. Dia hanya menyebarkan ajaran kultivasi dengan tenang. Sejak dia mendirikan kembali Kuil Suci Lapis Lazuli, Saint Glass tidak pernah pergi meninggalkan Gunung Lapis Lazuli. Tidak ada seorang pun dari luar Kuil Suci Lapis Lazuli yang pernah bertemu dengan wanita legendaris ini.     

Hal ini menyulut rasa penasaran banyak orang terhadap Saint Glass. Sebelumnya, dendam antara Saint Glass dan Raja Suci Zhou Agung dari Dinasti Suci Zhou Agung telah berakhir dengan runtuhnya Dinasti Suci Zhou Agung. Sekarang, apakah sosok yang dahulu dikenal sebagai wanita paling cantik di Negeri Timur itu benar-benar sudah tidak menginginkan apa pun di dunia ini?     

Jangankan orang-orang di Negeri Timur, bahkan para murid dari Kuil Suci Lapis Lazuli pun sangat penasaran dengan Saint Glass.     

Saat ini, di anak tangga paling bawah yang mengarah ke kuil utama dari Kuil Suci Lapis Lazuli, beberapa sosok sedang berjalan menuruni tangga. Temperamen mereka tampak luar biasa, dan penampilan mereka begitu menakjubkan, dimana masing-masing dari mereka memiliki keunikan tersendiri. Namun, pada saat ini, mereka tampak mengkhawatirkan sesuatu.     

"Apakah Guru melamun lagi?" salah satu wanita berkata dengan suara pelan.     

"Hmm." Beberapa tahun terakhir, dia selalu bersikap seperti ini. Aku merasa sedih saat melihatnya seperti ini. aku ingin tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Guru."     

Tidak ada seorang pun yang mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh Saint Glass, termasuk murid-murid pribadinya.     

Perilaku Saint Glass saat ini sangat acuh tak acuh. Selain memberikan bimbingan pada murid-muridnya, dia tidak berambisi untuk meningkatkan tingkat Plane-nya sendiri. Meskipun dia masih berlatih setiap hari, namun tanpa memedulikan apakah dia mengalami perkembangan atau menemui hambatan, dia tetap terlihat tenang. Tidak ada perubahan dalam emosinya.     

Murid-muridnya berpikir bahwa akan lebih baik jika Guru meluapkan amarahnya dan memarahi mereka dari waktu ke waktu. Namun, Saint Glass tidak pernah melakukan hal tersebut. Dia tidak pernah menunjukkan emosi kepada siapa pun. Bahkan jika latihan mereka menemui hambatan, dia tetap membimbing mereka dengan tenang.     

"Benar, bukan? Melihat Guru melamun sendirian membuat hatiku terasa sakit. Aku merasa Guru terlalu kesepian dan tidak punya teman. Dia bahkan tidak punya siapa-siapa untuk diajak bicara. Dia juga tidak pernah berinteraksi dengan para Saint lainnya dari Sembilan Negara."     

Para Saint dari Sembilan Negara selalu mengirimkan bawahan mereka untuk mengundang Saint Glass bergabung dengan mereka. Namun, Saint Glass selalu menolak undangan mereka.     

Pada saat ini, terdengar suara langkah kaki dari tangga di bagian bawah. Tatapan mata mereka beralih ke bawah, dan mereka melihat seorang pemuda berambut abu-abu berjalan menaiki tangga. Meskipun rambutnya berwarna abu-abu, dia tampak sangat muda, dan temperamennya sungguh menakjubkan. Dia tampak luar biasa di mata mereka.     

Seolah-olah mereka tidak bisa mengalihkan pandangan mereka darinya begitu mereka melihatnya.     

"Kau siapa?" seorang wanita bertanya.     

"Senior, kami tidak bisa menghentikannya," seorang murid perempuan yang berada di bawah tangga melaporkan.     

"Namaku Ye Futian." Pemuda itu tersenyum lembut sambil berkata, "Aku datang kemari untuk bertemu dengan Gurumu."     

"Ye Futian," gadis-gadis itu berbisik. Pada saat berikutnya, mereka tertegun sambil menunjuk ke arah Ye Futian. "Ye Futian yang mana?"     

Sudah jelas, mereka telah menyadari identitas dari sosok yang berdiri di hadapan mereka itu.     

Dia adalah sosok legendaris dari Sembilan Negara. Baik Dinasti Suci Zhou Agung maupun Gunung Suci Xihua telah dimusnahkan olehnya. Rumor mengatakan bahwa di masa lalu, Saint Glass pernah bepergian bersamanya.     

Dia adalah Ye Futian!     

Sekarang, dia datang kemari untuk menemui Guru.     

Mungkinkah...     

Ye Futian menatap mereka sambil tersenyum. Gadis-gadis itu merasa sedikit gugup dan bersemangat. Senyumannya yang lembut seperti menegaskan kepada mereka bahwa dia memang Ye Futian yang mereka pikirkan.     

"Saya akan memberitahu Guru mengenai kedatangan anda," ujar salah satu gadis.     

"Aku yakin Gurumu tidak ingin bertemu denganku. Aku akan pergi setelah melihat kondisinya," ujar Ye Futian sambil tersenyum. Kemudian, dengan satu langkah, dia menghilang tepat di hadapan mereka. Gadis-gadis itu saling memandang satu sama lain dengan terkejut. Ini…     

Mereka menatap ke puncak kuil utama.     

Ye Futian akhirnya tiba di puncak Kuil Suci Lapis Lazuli. Satu sosok yang sangat cantik sedang bersandar di pagar dengan tenang. Tatapan matanya tertuju ke kejauhan.     

Sosoknya tampak menyendiri dan sangat kesepian saat berdiri di sana.     

Angin sepoi-sepoi bertiup, dan rambutnya berkibar tertiup angin. Kecantikannya tidak memudar seiring berjalannya waktu. Wanita yang pernah menjadi wanita tercantik di Negeri Timur ini tidak hanya mampu mempertahankan kecantikannya, tetapi temperamennya juga menjadi semakin luar biasa seiring bertambahnya usia. Rasa kesepian itu justru menonjolkan kecantikannya.     

Karena Saint Glass seperti merasakan sesuatu, dia berbalik dan melihat seorang pemuda berambut abu-abu berdiri tidak jauh darinya. Tatapan mata Saint Glass tampak sedikit gelisah saat dia melihat pemuda itu. Namun, dia mampu menenangkan diri dalam waktu singkat. Kemudian, dia berbalik dan kembali menatap awan, seolah-olah dia tidak melihat sosok Ye Futian.     

Ye Futian bergerak ke depan dan berjalan ke sisinya. Dia bersandar di pagar dan menatap sosok di sampingnya itu, lalu bertanya, "Mengapa kau pergi tanpa mengucapkan salam perpisahan?"     

Ketika mereka berada di lembah Dunia Iblis dari Dunia Heavenly Mandate, Saint Glass pergi dan tidak pernah kembali. Hal yang mengejutkan Ye Futian adalah, kini Saint Glass benar-benar telah kembali ke Sembilan Negara.     

Saint Glass tidak menjawab pertanyaannya. Dia hanya berdiri di tempatnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.     

Ye Futian juga tidak keberatan dengan sikap Saint Glass yang memilih untuk tutup mulut, lalu dia berkata, "Kali ini, aku kembali untuk mengunjungi beberapa teman lama di Sembilan Negara. Aku akan membawa mereka ke Dunia Heavenly Mandate untuk berlatih di sana. Aku mendengar informasi bahwa kau telah kembali, jadi aku mampir untuk menemuimu. Apakah kau ingin ikut dengan kami?"     

"Apa yang akan terjadi setelah aku pergi kesana?" Saint Glass berbicara untuk pertama kalinya sejak Ye Futian tiba di sana. Dia menatap Ye Futian dengan kedua matanya yang mempesona.     

Ye Futian tertegun sejenak, lalu dia menjawab sambil tersenyum, "Tentu saja kau akan berlatih di sana. Saat ini, semua sosok terkemuka dari Dunia Heavenly Mandate telah mendirikan Akademi Heavenly Mandate bersama-sama. Jika kau berlatih di sana, kau bisa menjadi seorang Renhuang suatu hari nanti."     

"Berlatih. Menjadi seorang Renhuang," Saint Glass bergumam. Dia terus menatap ke kejauhan, lalu berbisik, "Apa yang akan terjadi setelah aku menjadi seorang Renhuang?"     

"Setelah kau menjadi seorang Renhuang, kecantikanmu akan bertahan untuk selamanya sementara umurmu tidak akan pernah berakhir. Bukankah ini adalah apa yang diimpikan oleh setiap kultivator?" Ye Futian tampak bingung.     

"Lalu, apa yang akan terjadi selanjutnya?" Saint Glass bertanya lagi.     

"..." Ye Futian tidak bisa berkata-kata.     

"Apa kau tidak punya keinginan lain setelah insiden terkait Raja Suci Zhou Agung?" Ye Futian bertanya dengan lembut.     

"Ya, aku punya," jawab Saint Glass.     

"Apa itu?" Ye Futian bertanya dengan penuh rasa ingin tahu.     

"Aku masih belum menuntaskan dendamku terhadap dirimu atas apa yang terjadi di masa lalu," jawab Saint Glass.     

"Ini…"     

Ye Futian tentu saja memahami insiden apa yang dimaksud oleh Saint Glass. Tiba-tiba suasana menjadi canggung.     

"Saat itu, aku terpaksa melakukannya." Nada bicara Ye Futian terdengar tidak meyakinkan. "Jika kau ingin membalas dendam padaku, aku akan menyetujui apa pun penawaran yang kau ajukan."     

"Apakah kau yakin?" Saint Glass menatap mata Ye Futian.     

Ye Futian membalas tatapan mata yang indah itu dan berkata, "Bagaimana menurutmu?"     

 "Jika aku ingin kau bertanggung jawab atas tindakanmu?" Saint Glass bertanya.     

"…"     

Ye Futian tidak bisa berkata-kata. Ekspresinya tampak aneh. Kedua mata Saint Glass yang indah masih menatapnya. Tatapan matanya kemudian beralih ke kejauhan. Dia berkata dengan lembut, "Berada di Kuil Suci Lapis Lazuli cukup menyenangkan. Aku akan terus menyebarkan pengetahuanku di sini. Dunia Atas tidak cocok untukku."     

Ye Futian menatap untaian rambut yang berkibar di dahinya. Dia mengangguk pelan dan berkata, "Baiklah. Jika suatu saat, kau ingin bergabung dengan kami, pergilah ke Akademi Heavenly Mandate di Dunia Heavenly Mandate."     

Saint Glass mengangguk sebagai jawaban.     

Melihat Saint Glass tidak berniat melanjutkan perbincangan ini, Ye Futian memilih pergi dengan tenang. Sosoknya menghilang dalam sekejap.     

Setelah dia pergi, Saint Glass masih berdiri di tempatnya semula dan menatap ke kejauhan.     

Beberapa sosok menghampirinya secara perlahan-lahan, lalu memanggilnya, "Guru."     

Apakah Ye Futian pergi begitu saja? Apa yang dia katakan pada Guru?     

Saint Glass tidak menanggapi panggilan mereka dan tetap berdiri di tempatnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.     

"Guru ..." gadis itu kembali memanggilnya. Kemudian, Saint Glass hanya berbalik perlahan. Ketika beberapa muridnya melihat wajah Saint Glass, mereka bisa merasakan jantung mereka berdegup kencang. Mereka menatap ke arah Saint Glass, Guru mereka, dengan tercengang.     

Saat ini, di wajah cantik itu…     

Ternyata ada air mata di sana!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.