Legenda Futian

Ye Qingyao



Ye Qingyao

1Gadis itu dengan cepat mengalihkan pandangannya. Dia menundukkan kepalanya dan menatap kakinya.      1

"Namamu siapa?" Ye Futian bertanya.     

Gadis itu menggelengkan kepalanya dan menjawab dengan suara pelan, "Aku tidak punya nama."     

"Kau tidak punya nama?" Ye Futian tertegun. Kemudian dia bertanya, "Lalu, bagaimana dengan keluargamu?"     

Gadis itu tetap menggelengkan kepalanya. Dia terdiam dan tidak mengatakan apa pun. Dia juga tidak punya keluarga.     

Dia tidak tahu bagaimana dia bisa datang ke dunia ini dan dia juga tidak tahu bagaimana dia bisa bertahan hidup sampai sekarang. Dia hanya mengetahui bahwa dia adalah seorang gadis yang malang; siapa pun yang berinteraksi dengannya, maka segala sesuatunya tidak akan berakhir dengan baik bagi mereka.     

"Kami akan membawamu bersama kami," ujar Yaya dengan lembut.     

Gadis itu malah menggelengkan kepalanya. Dia menarik kembali tangannya yang mungil.     

"Ada apa memangnya?" Ye Futian bertanya.     

"Kakak-kakak adalah orang baik. Aku tidak ingin kalian berdua terlibat," ujar gadis itu dengan suara pelan. "Meskipun aku tidak ingin menyakiti orang lain, aku tahu bahwa aku pasti akan membawa kemalangan. Siapa pun yang berada di sekitarku pasti akan mendapat masalah."     

"Oh, kebetulan sekali. Aku juga mengalami hal yang sama denganmu," ujar Ye Futian sambil tertawa. Ketika gadis itu mendengarnya tertawa, dia mengangkat kepalanya dan menatap mata Ye Futian. Dia berpikir dalam hati bahwa pria ini memiliki mata paling cerah yang pernah dia lihat.     

Dia sangat tampan dan hangat.     

"Benarkah?" gadis itu bertanya dengan gugup.     

"Hmm." Ye Futian mengangguk dengan sungguh-sungguh dan berkata, "Jika kau ikut denganku, pada dasarnya kita bisa saling membantu satu sama lain."     

Gadis itu tidak begitu mengerti maksud dari ucapan Ye Futian itu, tapi dia bisa merasakan keramahan dari senyuman Ye Futian. Sebuah senyuman tipis muncul di wajahnya. Meskipun dia terlihat biasa-biasa saja, namun senyumannya sangat hangat. Itu adalah senyum yang tulus.     

Ye Futian dan Yaya mengulurkan tangan mereka. Gadis itu tersenyum dan meraih kedua tangan mereka.     

"Bagaimana kalau Kakak Ye memberimu nama?" Yaya bertanya dengan lembut sambil menatap gadis itu.     

"Bolehkah?" gadis itu bertanya sambil menoleh ke arah Ye Futian. Dia terlihat malu-malu, tapi dia juga tampak antusias.     

"Tentu saja," jawab Ye Futian sambil menganggukkan kepalanya. Dia berpikir sejenak dan kemudian bertanya, "Apakah ada nama yang kau suka?"     

"Aku tidak tahu." Gadis itu menggelengkan kepalanya dengan ekspresi kecewa di wajahnya.     

"Kalau begitu, apakah ada yang ingin kau lakukan?" Ye Futian bertanya.     

Gadis itu mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Ye Futian. Dia berkata dengan malu-malu, "Aku ingin penampilanku menjadi lebih menarik untuk dilihat. Dengan begitu, aku tidak perlu bersembunyi setiap hari dan bisa bersikap seperti gadis pada umumnya."     

Ye Futian tertegun. Dia bisa merasakan kesedihan di dalam hatinya. Itu adalah sebuah keinginan yang sederhana. Namun, bagi gadis itu, hal tersebut adalah sesuatu yang sudah lama diimpikan olehnya.     

Ketika dia melihat tatapan mata Ye Futian, gadis itu menundukkan kepalanya lagi. Dia mengira bahwa hal itu hanya bisa menjadi mimpinya. Kakak-kakak ini tidak memiliki hubungan apa pun dengannya. Bagaimana mungkin mereka bisa membawanya bersama mereka?     

Dia mungkin akan sendirian lagi.     

Saat dia memikirkan hal ini, ekspresinya menjadi tertekan dan sedih.     

"Kau akan kuberi nama Qingyao. Bagaimana menurutmu?" ujar Ye Futian dengan lembut.     

Gadis itu menatap Ye Futian dan terkekeh. "Qingyao… Aku menyukainya. Terima kasih, Kakak."     

"Apakah tidak apa-apa jika nama keluarganya adalah 'Ye'?" Di sampingnya, Yaya menatap Ye Futian sambil bertanya-tanya.     

Ye Futian tertegun. Kemudian dia tersenyum masam. Yaya pasti merasa kasihan pada gadis ini. Kala itu, dia juga mengalami masa-masa suram dalam hidupnya.     

Selama masa-masa sulit itu, Ye Futian adalah pilar pendukung bagi Yaya. Oleh karena itu, kemungkinan besar Yaya merasa senasib dengan gadis itu. Terlebih lagi, Yaya juga seusia Qingyao saat itu.     

"Tidak masalah," jawab Ye Futian sambil mengangguk. Dia tentu saja tidak akan menentang keinginan Yaya.     

Gadis itu tidak begitu mengerti mengenai apa yang sedang dibicarakan oleh mereka berdua. Dia mengangkat kepalanya dan menatap mereka dengan penuh rasa ingin tahu. Dia melihat banyak orang di sekitarnya sedang menatapnya. Ada kebaikan di mata mereka yang membuat hatinya terasa hangat.     

"Nama keluarga dari Kakakmu ini adalah 'Ye'," Yaya memberikan penjelasan kepada gadis itu.     

Gadis itu tercengang. Melihat senyuman-senyuman ramah di sekitarnya, dia menundukkan kepalanya dan meneteskan air mata. Namun, dia dengan cepat mengendalikan emosinya. Dia sudah terbiasa hidup sendirian dan jauh lebih tangguh daripada gadis-gadis seusianya. Meskipun usianya baru sepuluh tahun, tidak peduli masalah apa pun yang dia hadapi, dia tidak akan menangis.     

Ye Qingyao.     

Dia mengukir nama itu di dalam hatinya. Dia tidak mengucapkan terima kasih, tapi hari ini adalah hari paling bahagia dalam hidupnya sejauh ini. Itu karena dia akhirnya memiliki nama.     

Apalagi namanya begitu indah. Nama itu bahkan jauh lebih bagus dari semua nama teman yang pernah dia temui.     

Nama itu mirip dengan nama para puteri dan nona muda. Terlebih lagi, nama itu juga enak didengar.     

Ye Futian dan kelompoknya menemukan sebuah penginapan untuk bermalam. Kemudian Yaya mengajak Qingyao mandi. Setelah berganti pakaian, Yaya mengantarnya untuk tidur.     

Di halaman, Ye Futian sedang duduk dengan tenang di tempatnya.     

Yaya duduk di sampingnya dan berbisik, "Dia terus memegang tanganku dan menolak untuk tidur. Dia takut kita akan pergi saat dia bangun. Bahkan setelah dia tertidur, dia masih mengigau. Dia terus menerus menyebut nama 'Ye Qingyao' dengan senyuman di wajahnya. Kemungkinan besar dia telah berkali-kali mengulangi nama itu di dalam hatinya."     

Ye Futian menghela napas. Dia baru saja bertemu dengan gadis itu dan tidak memiliki hubungan apa pun dengannya. Pertemuan mereka murni sebuah kebetulan. Hanya saja Ye Futian tidak bisa berdiam diri ketika dia melihat sekelompok kultivator menindas seorang gadis.     

Namun, dia sangat menyadari bahwa dunia kultivasi sangat luas. Situasi seperti ini terjadi setiap hari. Dia tidak bisa berbuat apa-apa tentang hal tersebut.     

Tetapi jika itu hanya Qingyao, dia masih mampu membantunya tanpa menemui banyak kesulitan.     

"Kau akan membawanya kembali bersama kita, bukan?" Yaya bertanya pada Ye Futian.     

"Yaya, kau tidak pernah seperhatian ini pada orang lain sebelumnya," ujar Ye Futian sambil tersenyum. Tentu saja, dia adalah pengecualian untuknya. Yaya telah mempertaruhkan nyawanya berkali-kali demi dirinya.     

Biasanya, Yaya memiliki rasa simpati yang sangat rendah; dia selalu bersikap acuh tak acuh. Namun, setiap kali Ye Futian dalam bahaya, dia pasti akan menjadi salah satu dari mereka yang bersedia mempertaruhkan nyawa mereka untuknya. Ye Futian sangat menyadari fakta ini.     

Yaya tidak mengatakan apa-apa dan hanya menatapnya. Ye Futian mengangguk sambil tersenyum. "Karena kau menyukai gadis itu, maka kau harus mendampinginya."     

"Hmm." Yaya mengangguk setuju.     

"Namun, sepertinya Qingyao bukanlah sosok biasa," ujar Ye Futian.     

"Aku juga merasakan hal yang sama. Dia berkata bahwa dia akan membawa kemalangan. Apakah kau menemukan sesuatu?" Yaya bertanya.     

"Aku selalu beranggapan bahwa berkultivasi itu seperti jejak kaki. Seseorang hanya bisa mengambil satu langkah secara perlahan-lahan dan tidak mungkin bisa melewati prosesnya secara instan," ujar Ye Futian dengan suara pelan. "Aku merasa setiap orang harus membangun fondasi yang stabil. Namun, setelah bertemu Qingyao, aku merasa apa yang kupahami selama ini salah."     

"Apakah kau ingin mengatakan bahwa kultivasi Qingyao sangat tinggi?" Yaya bertanya.     

"Tidak." Ye Futian menggelengkan kepalanya. "Dia tidak memiliki kultivasi, tetapi dia memiliki wawasan tentang Hukum."     

Yaya tampak bingung.     

"Mungkin Qingyao adalah Anak Terpilih dari Jalur Agung yang legendaris," Ye Futian menjelaskan sambil menatap Yaya. Segala sesuatu yang dapat menyebabkan Roh Kehidupan Ye Futian bereaksi adalah sebuah benda ilahi. Kedua mata Qingyao benar-benar berhasil membuat Roh Kehidupannya bereaksi.     

Hal ini sedikit mengerikan.     

Gadis malang yang telah mereka selamatkan ini mungkin adalah sosok paling mengerikan yang pernah ditemui oleh Ye Futian.     

Feixue memiliki sebuah benda ilahi di dalam tubuhnya. Oleh karena itu, ketika dia berkultivasi, perkembangannya sangat cepat. Bahkan hal itu bisa dianggap sebagai kecepatan dewa.     

Namun, Qingyao mungkin tidak perlu berlatih sama sekali.     

Dia belum pernah menemui situasi seperti ini sebelumnya; Qingyao adalah yang pertama dia temui. Qingyao telah menumbangkan semua pemahamannya selama ini. Dia seperti sosok yang diceritakan dalam legenda: seorang anak terpilih, bakat alami untuk mengkultivasi Jalur Agung.     

Bahkan tubuh Zhan Yuan dan Yi Tianyu menjadi tidak berarti jika dibandingkan dengan miliknya.     

Namun, Ye Futian tidak memikirkan pemikirannya terkait Qingyao terlalu berlebihan. Baginya, Qingyao adalah seorang gadis kecil yang malang.     

Adapun hal lainnya, dia akan mengikuti jalannya takdir.     

Selain itu, pasukan yang muncul di gang terpencil sebelumnya kemungkinan besar bukan sosok-sosok biasa. Seharusnya mereka juga menyadari sesuatu tentang Qingyao. Jika tidak, mereka tidak akan berusaha menangkapnya. Mereka juga bersikap waspada saat bertemu dengannya.     

Sulit untuk membayangkan bahwa beberapa Renhuang akan bersikap waspada terhadap seorang gadis yang sama sekali tidak memiliki kultivasi.     

Jika pasukan itu adalah salah satu pasukan terkemuka di Kota Jiuyou, kemungkinan besar mereka tidak akan menyerah begitu saja.     

Sesuai dugaan Ye Futian, keesokan harinya, sekelompok kultivator dalam jumlah besar tiba di penginapan mereka. Para tamu itu sengaja tidak mengeluarkan kekuatan apa pun, namun mereka tetap memancarkan temperamen yang luar biasa.     

Semua orang yang berada di penginapan menghindari mereka, sehingga seluruh penginapan menjadi kosong, kecuali Ye Futian dan kelompoknya. Di kejauhan, sekelompok kultivator lainnya muncul di udara.     

Seorang pria paruh baya muncul dari dalam kerumunan tamu tersebut. Dia mengenakan jubah panjang berwarna hitam dan memiliki aura yang mengerikan.     

Orang-orang mengamati semua ini dari kejauhan. Mereka tampak terkejut. Siapa sebenarnya yang menginap di penginapan itu? Sosok terkemuka dari Kota Jiuyou, Pendeta Jiuyou, bahkan datang kemari secara pribadi.     

Sekte Jiuyou sudah lama berdiri di Kota Jiuyou. Sekte itu telah berkali-kali mengalami masa naik turun. Mereka telah dimusnahkan beberapa kali, namun mereka berhasil bangkit dengan sangat cepat setelah dihancurkan. Namun, selama melewati masa naik turun mereka, nama 'Sekte Jiuyou' tetap terdengar di Kota Jiuyou.     

Pendeta Jiuyou adalah sosok yang sangat mengerikan. Biasanya, dia jarang muncul di tempat umum. Kecuali terjadi peristiwa-peristiwa mengejutkan di Kota Jiuyou, dia tidak akan muncul di hadapan publik.     

Namun, hari ini, dia sudah berada di sini.     

"Aku mendengar informasi bahwa Renhuang Ye dari Akademi Heavenly Mandate telah tiba di Kota Jiuyou. Sekte Jiuyou datang kemari untuk menyambutmu," tiba-tiba terdengar sebuah suara di suatu tempat. Para anggota dari Sekte Jiuyou semuanya berada di luar penginapan dan belum menerobos masuk ke dalam. Melihat status Akademi Heavenly Mandate saat ini, tidak ada pasukan yang berani bertindak lancang di hadapan mereka.     

Meskipun Sekte Jiuyou adalah pasukan yang tumbuh besar di Kota Jiuyou, namun tetap saja mereka tidak memiliki latar belakang sebagai pasukan dengan status tinggi..     

Rumor mengatakan bahwa kemampuan Pendeta Jiuyou saat ini berada di Roda Ilahi tingkat kedelapan. Dia sudah menjadi sosok yang sangat kuat.     

Ye Qingyao sepertinya mengetahui bahwa orang-orang ini datang untuk menangkapnya. Dia bersembunyi di belakang Yaya dan mencengkeram pakaian Yaya. Dia sangat ketakutan.     

"Pendeta Jiuyou, ada urusan apa sehingga anda datang kemari secara pribadi?" ujar Ye Futian dari kejauhan. Dia tidak mengundang lawan bicaranya itu untuk masuk ke dalam.     

"Renhuang Ye telah menempuh perjalanan panjang untuk datang kemari. Aku secara khusus telah memerintahkan bawahanku untuk mengirimkan beberapa hadiah untukmu," ujar Pendeta Jiuyou. Pada saat itu juga, sejumlah pelayan yang memegang keranjang hadiah melangkah ke depan. Setiap pelayan itu sangat seksi dan cantik, dan mereka semua memiliki kecantikan yang langka. Mereka juga berpakaian sangat tipis, yang menonjolkan lekuk tubuh mereka dengan sangat jelas.     

Cengkeraman Ye Qingyao pada lengan baju Yaya semakin keras.     

"Untuk mendapatkan sesuatu, setiap orang harus berusaha terlebih dahulu. Pendeta Jiuyou, saya menghargai kebaikan anda, tapi saya tidak bisa menerima hadiah-hadiah ini," ujar Ye Futian saat menolak penawaran itu. Meskipun lawan bicaranya itu bersikap sangat hormat, namun jika mereka datang untuk menangkap Ye Qingyao, dia tidak akan menyerahkannya begitu saja.     

Pendeta Jiuyou adalah sosok yang pengertian. Dia mengayunkan tangannya, dan para wanita itu bergegas kembali ke tempat mereka semula. Dia tidak memaksa Ye Futian menerima hadiah-hadiah itu. Jika sosok seperti Ye Futian mengatakan bahwa dia tidak akan menerima hadiah-hadiah itu, maka dia tidak akan menerimanya.     

"Aku sudah lama mendengar informasi tentang Renhuang Ye. Awalnya, aku tidak ingin datang kemari untuk mengganggumu. Renhuang Ye, aku yakin kau menyadari bahwa gadis itu bukanlah sosok biasa," ujar Pendeta Jiuyou. "Aku telah berkultivasi selama bertahun-tahun dan akhirnya menemukan calon yang sesuai untuk mewarisi ajaranku. Karena itulah, aku berharap Renhuang Ye dapat mengizinkan gadis itu untuk menjadi penerusku." Dia tentu saja bisa melihat bahwa Ye Qingyao telah menjalin hubungan yang sangat dekat dengan Yaya.     

Oleh karena itu, dia tidak mengatakan bahwa dia ingin menangkapnya, tetapi dia ingin menjadikannya sebagai murid.     

"Qingyao, apakah kau ingin mewarisi ajarannya?" Ye Futian tidak menolak penawarannya. Sebaliknya, dia berbalik dan bertanya pada Ye Qingyao.     

Ye Qingyao menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku ingin ikut bersama kakak-kakak."     

"Baiklah," jawab Ye Futian sambil menganggukkan kepalanya. Kemudian dia mengungkapkan ekspresi yang menyiratkan permintaan maaf kepada Pendeta Jiuyou!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.