Legenda Futian

Para Leluhur



Para Leluhur

3Ye Futian memandang para kultivator dari Dunia Gunung, dan sutra Buddha masih bergema di udara. Melihat sikap mereka, Ye Futian mengetahui bahwa patung Buddha kuno ini pasti memiliki koneksi dengan Dunia Gunung.      0

"Buddha Vajra," ujar Shen Luoxue dengan suara pelan. Kemudian dia menyatukan tangannya dan membungkuk hormat pada patung Buddha tersebut.     

Sudah jelas, Buddha kuno ini adalah seorang leluhur yang dia hormati.     

"Beliau adalah kakak dari Biksu Kepala di Kuil Tianxian saat ini sekaligus paman buyut dari Tuan Pudu." Di sebelahnya, Hua Jiangshan dari Celestial Gate of Vast Heaven memberikan penjelasan pada Ye Futian. "Aku mendengar informasi bahwa dia lah seharusnya yang menjadi Biksu Kepala dari Kuil Tianxian, tetapi Buddha Vajra memberikan posisi itu pada adiknya, sementara dia memilih untuk mengusir dan membasmi para iblis.     

"Rumor mengatakan bahwa Buddha Vajra dikenal sebagai kultivator Buddha nomor satu dari Dunia Gunung, dimana kemampuan bertarungnya tidak ada bandingannya di antara rekan-rekannya."     

Orang-orang yang berkumpul di sekitar area itu kini berdiskusi satu sama lain, terutama mereka yang berasal dari generasi tua, yang tahu lebih banyak tentang orang-orang dan segala sesuatu yang terjadi kala itu.     

Dahulu, Buddha Vajra adalah sosok yang sangat kuat. Karena dia tidak ingin menjadi seorang biksu kepala, dia memilih untuk berpetualang sendirian. Rumor mengatakan bahwa dia gemar menjelajah tanpa menggunakan alas kaki dan mengenakan jubah compang-camping, bertahan hidup dengan pemberian orang lain. Dia mengabaikan urusan duniawi dan memfokuskan diri untuk mengusir para iblis.     

Dia adalah sosok yang idealis, dan tidak seperti kebanyakan kultivator Buddha, dia membenci kejahatan.     

Ada sebuah pepatah Buddha yang mengatakan bahwa, sang Buddha tercipta pada saat pedang diturunkan. Tapi dia berbeda. Ketika dia bertemu dengan seorang iblis, hanya ada satu hal yang dia lakukan, dan itu adalah mengirimkan iblis itu ke alam baka.     

Tempat ini pasti adalah tempat perjuangan terakhirnya.     

Namun, dia juga tetap tinggal di sini untuk selama-lamanya.     

Banyak orang memandang ke arah patung yang berada di seberang Buddha Vajra. Meskipun sosok ini telah meninggal selama bertahun-tahun, namun masih ada aura mengerikan yang menyebar di sekelilingnya, sehingga mencegah orang lain untuk mendekat. Sepasang mata itu sepertinya masih memiliki cahaya iblis yang mengerikan di dalamnya.     

Dahulu, Raja Neraka di Dunia Daratan Tersembunyi disebut-sebut sebagai sosok terkuat di Neraka. Ketika dia masih hidup, banyak orang dari generasi tua yang hadir saat ini akan gemetar ketakutan saat bertemu dengannya. Sementara itu bagi beberapa pasukan besar di Dunia Daratan Tersembunyi, Raja Neraka ini juga dianggap sebagai sosok paling legendaris.     

Di puncak kekuatannya, dia adalah penguasa mutlak dari Dunia Daratan Tersembunyi, dan pasukan terkemuka lainnya tidak berani menentang kehendaknya. Dia ingin menyulut sebuah perang yang akan mengubah 3.000 Dunia dari Jalur Agung menjadi dunia yang penuh dengan kekacauan.     

Dan sekarang, tubuhnya ditemukan tersegel di sini.     

Tatapan mata banyak sosok terkemuka dari Dunia Daratan Tersembunyi tampak antusias; sosok ini adalah sang Raja Neraka.     

Dua patung yang berdiri di hadapan mereka ini terhubung dengan patung-patung lainnya, terbentuk seperti sebuah area pegunungan, yang kemudian berubah menjadi tebing pegunungan yang saling terhubung satu sama lain. Mereka menghalangi langit dan matahari, sehingga memisahkannya dari dunia, seolah-olah tempat ini adalah bagian ujung dari wilayah ini.     

Pemandangan di hadapan mereka ini membuat banyak kultivator merasa penasaran. Rumor yang beredar sebelumnya mengatakan bahwa Gerbang Neraka telah muncul, tetapi sekarang, mereka telah melihat dua sosok legendaris.     

Jadi, dimanakah Gerbang Neraka berada?     

Apakah tempat itu tersegel di sini oleh semua patung ini?     

Apa makna dibalik patung-patung itu?     

Apakah tempat ini adalah bagian akhir dari medan pertempuran yang mengerikan ini?     

Ditambah lagi, ukiran Buddha yang tak ada habisnya muncul di patung Buddha Vajra. Di bawah lantunan sutra Buddha yang dinyanyikan oleh para kultivator dari Kuil Tianxian, cahaya Buddha di patung itu menjadi sangat terang dan menyinari area yang suram ini. Tampaknya sebuah kekuatan magis dan mengerikan mulai terbangun.     

Banyak orang tampak terkejut. Mungkinkah mereka benar-benar telah membangunkan Buddha Vajra?     

Di bawah lantunan sutra Buddha, samar-samar mereka bisa melihat bayangan seorang Buddha kuno yang muncul di belakang patung Buddha Vajra. Sosok itu tidak nyata, tapi ukurannya semakin membesar. Seolah-olah bayangan itu telah dipisahkan dari patung tersebut. Sebuah aura yang kuat menyelimuti langit, dan semua orang sepertinya bisa merasakan tekanan yang dahsyat di udara.     

Terdapat amarah di kedua mata Buddha kuno itu, dan cahaya Buddha yang sangat menyilaukan bersinar dari patung itu. Perhatian semua kultivator Buddha dari Dunia Gunung tertuju kesana. Setelah itu, banyak dari mereka menyatukan tangan dan memejamkan mata mereka untuk bersemedi.     

Ketika Ye Futian menyaksikan pemandangan ini, dia tampak penasaran. Bukan hanya Buddha Vajra, tetapi semua patung Buddha kuno di belakangnya juga memancarkan cahaya Buddha yang menyilaukan. Seolah-olah mereka sedang dibangunkan.     

Pada saat itu juga, cahaya Buddha menekan kegelapan, dan cahaya yang tak ada habisnya itu menyebar menuju medan pertempuran neraka. Kekuatan penghancur tampaknya telah disingkirkan dan dimurnikan, lalu banyak aura yang tersisa dimurnikan dengan sempurna. Dunia di area ini tampak cerah, dan saat ini, sosok Buddha yang tak terhitung jumlahnya telah muncul. Itu adalah teknik All Buddha Returning to the Source.     

Banyak orang menoleh untuk menyaksikan pemandangan yang menakjubkan dan mengguncang bumi ini.     

Namun, saat ini, banyak orang mengalihkan perhatian mereka pada patung kegelapan itu, sang Raja Neraka.     

Para kultivator dari Dunia Daratan Tersembunyi melesat dari belakang, termasuk orang-orang dari pasukan besar dan para kultivator di Kota Jiuyou. Mereka memandang ke arah bayangan kegelapan berukuran besar itu, bayangan sang Raja Neraka, seolah-olah mereka bisa merasakan kekuatan yang mengerikan dari patung tersebut.     

Saat semua ini terjadi, sosok kegelapan dari Raja Neraka itu juga mengeluarkan arus kegelapan yang mengerikan.     

Kegelapan menyelimuti seluruh tempat, dan bayangan-bayangan itu menutupi cahaya Buddha. Dalam sekejap, kegelapan dan cahaya Buddha yang berapi-api ini bertemu dan bertabrakan di udara, saling tumpang tindih satu sama lain.     

"Para pelaku kejahatan tidak layak untuk dibantu." Suara Buddha bergema di seluruh tempat, terdengar nyaring dan jelas. Seolah-olah kata-kata itu diucapkan oleh sang Buddha kuno di udara. Namun pada kenyataannya, sosok yang baru saja berbicara adalah Tuan Pudu.     

Sosoknya muncul di bawah patung Buddha kuno itu sambil menyatukan tangan tangannya. Dia berdiri dengan tenang di sana dengan kepala tertunduk. Wajahnya tampak berkarisma dan serius. Dengan bermandikan cahaya Buddha, dia tampak seperti terlahir kembali sebagai seorang Buddha.     

Namun, tidak ada seorang pun dari pihak lawan yang memperhatikannya. Dari dua patung itu, semua orang bisa merasakan kekuatan mereka masing-masing. Para kultivator Buddha dari Kuil Tianxian ini mampu memahami ajaran Buddha dari leluhur mereka, sang Buddha Vajra. Sementara pihak lawan mengkultivasi teknik yang berbeda. Mereka bisa memahami kekuatan dari patung Raja Neraka yang begitu mengerikan.     

Ketika kegelapan menyelimuti seluruh tempat, kekuatan penghancur dari seluruh medan pertempuran neraka berkumpul menuju mereka. Kekuatan ini sangat mengerikan dan memungkinkan mereka merasakan kekuatan dari Raja Neraka.     

Jika situasi ini terus berlanjut, mereka bisa mendapatkan kekuatan darinya.     

Dalam kondisi seperti itu, mereka tidak mungkin menyerah begitu saja dan membiarkan para kultivator Buddha ini mewarisi kekuatan dari sang Buddha kuno.     

Melihat persaingan di antara kedua belah pihak, banyak orang tampak bingung, tetapi sebagian besar pasukan memutuskan untuk mempertahankan sikap netral mereka. Mereka berdiri di bagian samping dan menyaksikan semuanya dengan tenang.     

"Kemungkinan besar ini adalah kunci menuju Gerbang Neraka," ujar Ye Futian dengan suara pelan. Neraka telah memancing para kultivator dari Sembilan Dunia Jalur Supremasi kemari. Tujuan mereka kemungkinan besar untuk membuka kembali Gerbang Neraka.     

Menilai dari pemandangan yang terjadi di depannya, Gerbang Neraka mungkin memiliki koneksi dengan dua patung ini.     

Namun, pertanyaannya sekarang adalah, haruskah mereka membiarkan sang Buddha menekan Raja Neraka, atau membiarkan mereka melakukan apa pun yang mereka inginkan?     

Ye Futian memandang ke depan. Pertempuran antara Buddha Vajra dan Raja Neraka ini, bahkan bertahun-tahun setelah mereka meninggal dunia, tampaknya akan terus berlanjut.     

Maka dari itu, mungkin sebagian besar orang akan memilih untuk tidak ikut campur dalam masalah ini.     

Sesuai dugaannya, semua pasukan hanya menyaksikan semuanya dengan tenang, membiarkan kedua belah pihak saling berhadapan satu sama lain, sambil merasa penasaran untuk melihat perubahan apa yang akan terjadi di sini.     

*Boom*     

Area yang luas dan tak berbatas itu berguncang. Banyak orang mendongak untuk memandang ke atas langit. Sepertinya ada satu sosok Buddha raksasa yang berdiri di antara cahaya Buddha. Pemandangan ini menarik perhatian orang-orang yang berada di sana.     

Sosok itu adalah Tuan Pudu.     

Ye Futian juga tampak terkejut. Dia menunduk dan memandang ke bawah. Tubuh Tuan Pudu masih duduk di bawah sang Buddha kuno, sambil melantunkan sutra dengan tenang. Kedua matanya tertutup rapat saat cahaya Buddha bersinar di sekelilingnya, seolah-olah dia adalah seorang Buddha yang tertahan oleh waktu. Namun, jiwa spiritualnya masih menjelajah melintasi langit, mewarisi aura dari Buddha Vajra.     

Kekuatan Jalur Buddha yang tak terbatas berkumpul di sekelilingnya. Sementara itu di atas langit, Tuan Pudu menjadi semakin kuat, seolah-olah dia telah terlahir kembali sebagai sang Buddha Vajra.     

"Kedamaian hanya bisa tercipta jika Neraka terkurung di sini selama-lamanya," sebuah suara terdengar dari sosok Buddha kuno di udara. Mereka datang kemari untuk membangkitkan Buddha Vajra, memanggilnya untuk kembali menekan roh-roh jahat, menyegel medan pertempuran ini atau memurnikannya dengan ajaran Buddha.     

Namun pada saat ini, kekuatan penghancur dari medan pertempuran neraka ini bergerak ke satu arah. Di atas langit, ada beberapa sosok yang telah terbentuk. Beberapa sosok terkemuka telah membangkitkan kekuatan Raja Neraka, tetapi faktanya ada tiga kultivator utama di sana.     

Masing-masing dari mereka tampaknya mewakili suatu kekuatan.     

"Neraka telah tersegel, dan hanya kekuatannya yang tersisa. Kemunculan pasukan legendaris itu tidak lebih dari asumsi belaka. Meski begitu, setiap kultivator dapat berkultivasi tanpa mengganggu satu sama lain." Tiba-tiba terdengar sebuah suara, dan sosok yang baru saja berbicara adalah seorang kultivator dari Alam Takdir. Sepertinya dia telah berubah menjadi seorang dewa kehancuran yang berdiri di udara. Kekuatan penghancur yang tak ada habisnya berkumpul di tubuhnya dan tampak sangat mengerikan.     

Apakah ini adalah kompetisi memperebutkan Jalur Agung?     

Orang-orang menatap pemandangan luar biasa yang muncul di hadapan mereka. Setiap bagian dari medan pertempuran neraka kini berada dalam kekacauan. Di medan pertempuran ini, kekuatan penghancur dan kekuatan dari Jalur Agung lainnya menjadi lebih kuat daripada di tempat lain. Ketika mereka terbangun, mereka benar-benar menekan cahaya Buddha yang sebelumnya telah menyelimuti langit.     

Tuan Pudu menyatukan kedua tangannya, dan dalam sekejap, cahaya Buddha yang menyilaukan bersinar di atas sosok Buddha kuno raksasa itu. Cahaya pemurnian mampu memurnikan semua kejahatan di dunia ini. Dimana pun cahaya Buddha itu bersinar, Jalur Kehancuran dimurnikan menjadi ketiadaan. Pada saat itu juga, cahaya itu mengalir menuju tiga sosok bayangan yang baru saja muncul.     

Namun, saat ini, area itu tiba-tiba berubah menjadi kegelapan total. Cahaya pemurnian itu telah tiba, namun kegelapan itu tidak menghilang. Pada saat yang bersamaan, cahaya Buddha itu tampak terkikis sedikit demi sedikit, menghilang secara perlahan-lahan saat ditembus oleh kegelapan tersebut.     

Pada saat ini, cahaya Buddha pada sosok yang berdiri di bawah patung sang Buddha kuno itu menjadi semakin terang; itu adalah Gui Zang. Cahaya Buddha yang tak ada habisnya menyelimuti tubuhnya. Dia tampak seperti berkeliling di atas langit, seolah-olah dia dipanggil oleh para leluhurnya. Ketika kekuatan para kultivator Buddha beresonansi bersama-sama, sosoknya muncul di atas langit, seolah-olah dia telah berubah wujud menjadi seorang Buddha.     

"Dua sosok ini benar-benar mengerikan. Mereka sudah lama tersegel di sini, tapi kekuatan mereka masih bisa kita rasakan hingga hari ini," seseorang berbisik.     

Banyak orang memandang ke arah yang sama, dan semua kultivator kurang lebih bisa merasakan resonansi yang kuat dari arah tersebut.     

Ekspresi Ye Futian tampak aneh; dia bisa merasakan kekuatan Jalur Agung dari dua patung itu!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.