Legenda Futian

Kekacauan



Kekacauan

1Pedang Ilahi Qinghe, serta Tasbih Sarira yang mengelilinginya, menjaga Gerbang Neraka dan membentuk sebuah matriks raksasa di sekitarnya.     
3

Pedang Ilahi Qinghe dan Tasbih Sarira itu tampaknya berfungsi sebagai bagian inti dari matriks tersebut, menyegel Gerbang Neraka yang mengerikan.     

Saat ini, masih ada banyak kultivator yang bergerak ke area ini. Mereka semua berniat untuk merebut Pedang Ilahi Qinghe dan Tasbih Sarira itu. Namun, begitu mereka mendekati harta karun tersebut, tubuh mereka dihancurkan hingga menjadi bagian-bagian kecil oleh sinar-sinar cahaya. Dalam sekejap, beberapa Renhuang telah kehilangan nyawa mereka.     

Gerbang Neraka tidak bisa didekati oleh siapa pun.     

Saat ini, ada sekelompok kultivator Buddha yang kuat terbang ke arah mereka. Salah satu dari mereka memiliki aura yang mengerikan. Dia adalah wakil pemimpin dari Klan Shenxing. Kemampuannya sangat menakjubkan. Saat ini sosoknya telah berubah menjadi Buddha yang berukuran sangat besar. Kemudian, dengan satu hentakan kakinya, sebuah jejak telapak kaki raksasa diarahkan menuju Pedang Ilahi Qinghe dan Tasbih Sarira.     

Tasbih Sarira mengelilingi Pedang Ilahi Qinghe. Saat ini, Pedang Ilahi Qinghe mengeluarkan bilah-bilah pedang cahaya berwarna zamrud. Jejak telapak kaki raksasa itu hancur akibat bilah-bilah pedang zamrud tersebut. Serangan itu berubah menjadi bagian-bagian yang tak terhitung jumlahnya dan kemudian menghilang tanpa jejak.     

Para kultivator dari pasukan-pasukan besar di Dunia Daratan Tersembunyi juga berada di sini. Namun, mereka tidak bisa mendekat sedikit pun. Kekuatannya terlalu mengerikan.     

Kekuatan Kaisar Nan memang tidak perlu diragukan lagi, yang merupakan salah satu sosok terkuat di 3.000 Dunia dari Jalur Agung. Dia sudah dikenal sebagai sosok yang sangat kuat sejak bertahun-tahun yang lalu. Setelah beristirahat dalam beberapa tahun terakhir, dia memfokuskan perhatiannya pada putrinya, Nan Luoshen. Hal ini menyebabkan banyak orang melupakan betapa mengerikannya Kaisar Nan di masa lalu.     

Namun, pada saat ini, medan pertempuran neraka tiba-tiba memancarkan cahaya suci yang tak ada habisnya. Cahaya Buddha menerangi langit. Itu bukanlah cahaya Buddha yang dikeluarkan oleh patung sang Buddha kuno.     

Suara gemuruh bergema di udara. Satu sosok Buddha raksasa berjalan ke arah mereka. Setiap langkah yang diambil olehnya menyebabkan tanah berguncang.     

Banyak orang berhenti di tempat masing-masing dan memandang ke arah sang Buddha yang semakin mendekat. Satu sosok Buddha kuno bertubuh jangkung, ramping, dan tidak mengenakan alas kaki mendekati para kultivator. Tingginya mencapai seratus Zhang. Saat dia melangkah ke depan, dia meninggalkan jejak kaki yang berukuran sangat besar di permukaan tanah.     

Dia adalah pemimpin dari Klan Shenxing. Pada saat ini, ekspresi banyak kultivator dari Dunia Gunung berubah.     

Bahkan lelaki tua aneh ini juga datang kemari.     

Situasi di medan perang neraka ini semakin mengkhawatirkan. Sosok-sosok terkemuka mulai berdatangan.     

Ilusi yang dibentuk oleh Ye Futian telah meminjam kekuatan milik Buddha Vajra untuk membunuh Pendeta Jiuyou dalam sekejap. Saat ini, Ye Futian juga memandang ke arah yang sama. Rentetan suara gemuruh juga terdengar di sana. Sosok Buddha bertubuh ramping itu muncul di hadapannya. Sang Buddha tersenyum hingga matanya menyipit.     

Ketika dia melihat sosok berukuran besar di hadapannya itu, Ye Futian merasa bahwa bahkan jika dia meminjam kekuatan sang Buddha kuno, dia bukanlah tandingan bagi sang pemimpin klan.     

Pemimpin Klan Shenxing adalah sosok yang sangat kuat.     

"Kawanku, benda ini adalah sebuah harta karun Buddha. Karena itulah aku akan mengambilnya," ujar sosok itu sambil tersenyum. Kemudian, dia mengulurkan telapak tangannya yang berukuran besar dan memegang Lampu dan Pagoda Buddha itu di telapak tangannya. Dia memandang orang-orang di sekitarnya. Dia menyipitkan matanya saat melihat Tuan Pudu dan Tuan Gui Zang. Kemudian dia berkata, "Para biksu dari Kuil Tianxian memang lebih kuat daripada para biksu dari Klan Shenxing."     

Saat dia berbicara, dia terus bergerak menuju Gerbang Neraka.     

"Shenxing."     

Pada saat yang bersamaan, terdengar suara Buddha yang nyaring. Pemimpin Klan Shenxing mendongak. Di atas langit, muncul satu sosok Buddha berwarna emas.     

Setelah melihat sosok Buddha emas itu, para biksu dari Kuil Tianxian menyatukan telapak tangan mereka, membungkuk hormat, dan melantunkan sutra Buddha.     

Buddha emas itu adalah biksu kepala mereka.     

"Seharusnya kau mengetahui konsekuensi dari tindakanmu," ujar sang Buddha pada Pemimpin Klan Shenxing.     

"Aku tahu. Tapi Kaisar Agung juga tidak ikut campur dalam tindakan kami, bukan?" Pemimpin Klan Shenxing menantang, "Maka dari itu, tindakan yang kami lakukan sekarang dapat diterima. Hei biksu tua, apakah kau tidak ingin melihat-lihat dunia luar?"     

"Jika saatnya tiba, aku akan pergi dengan inisiatifku sendiri," jawab sang biksu kepala.     

"Baguslah. Kau adalah pewaris sejati dari sang Buddha. Kau berbeda denganku. Aku masih ingin melihat seperti apa itu dunia nyata," ujar Pemimpin Klan Shenxing.     

"Apa yang kau lihat sekarang adalah kebenaran yang sesungguhnya," ujar biksu kepala dari Kuil Tianxian.     

"Mengapa kau harus membohongi dirimu sendiri?" Pemimpin Klan Shenxing menyipitkan matanya sambil tersenyum. "Bagi banyak orang, semua ini memang sebuah kebenaran. Namun, ketika mereka mencapai tingkat yang sama seperti kita berdua sekarang, mereka akan mengetahui bahwa semua ini tidak nyata."     

"Tempat ini adalah sebuah tempat perlindungan," biksu kepala dari Kuil Tianxian menambahkan.     

"Ya, dunia ini adalah tempat perlindungan bagimu." Pemimpin Klan Shenxing tersenyum hingga matanya menyipit. Kemudian, dia tidak lagi memandang sang biksu kepala. Dia terus bergerak menuju Istana Neraka. Dia mendekati Pedang Ilahi Qinghe dan Tasbih Sarira yang mengelilingi pedang tersebut.     

Ketika dia mendekati harta karun itu, cahaya Buddha yang dipancarkan oleh Tasbih Sarira dan cahaya pedang dari Pedang Ilahi Qinghe mendarat di tubuhnya. Suara berdesis terdengar dari tempatnya berada. Tubuh Buddha emasnya kini mulai terkikis sedikit demi sedikit. Tampaknya sulit baginya untuk melewati dua benda ilahi tersebut.     

Pemimpin Klan Shenxing memandang tubuhnya. Kemudian dia bergumam, "Ini memang ilmu pedang penghancur ruang dan waktu. Kaisar Nan jelas lebih kuat dariku."     

Tubuhnya yang tidak bisa dihancurkan mulai terkelupas secara perlahan-lahan. Namun, dia terus menerjang ke depan. Dia berteriak, "Tolong bantu aku sekarang."     

Begitu dia selesai berbicara, beberapa aura yang mengerikan terpancar keluar, dan kegelapan menyelimuti medan perang neraka dalam waktu singkat. Semakin banyak sosok terkemuka yang berdatangan. Ekspresi para kultivator dari beberapa pasukan di Dunia Daratan Tersembunyi tampak serius; beberapa dari mereka membungkuk untuk memberi hormat pada sosok-sosok terkemuka itu.     

*Boom* Tiba-tiba terdengar suara benturan yang keras di udara. Shen Luoxue mendarat di permukaan tanah; dia terpaksa mundur karena tabrakan itu. Di sisi lain, pemuda iblis itu berdiri di atas langit, dan dia memandang ke arah Ye Futian. Tatapan matanya dipenuhi dengan kebencian.     

Dia menatap Ye Futian seolah-olah pria itu sudah mati di matanya.     

Pemuda iblis itu mengalihkan pandangannya ke arah Gerbang Neraka. Kilatan kegembiraan terlintas di matanya yang berwarna hitam pekat.     

Sudah beberapa ratus tahun sejak Gerbang Neraka muncul untuk terakhir kalinya. Dia percaya bahwa banyak orang akan tergoda untuk menantang takdir mereka.     

Dia sangat merindukan masa-masa itu.     

Satu per satu, sosok-sosok terkemuka itu tiba di sana. Ye Futian tersadar dari lamunannya. Jantungnya berdegup kencang.     

Situasi saat ini bukan lagi sesuatu yang bisa diatasi oleh kelompoknya.     

Pada awalnya, dia mengira bahwa ada seseorang yang mengincar Akademi Heavenly Mandate. Dia tidak menyangka bahwa tujuan lawan-lawannya lebih mengerikan dari dugaannya dan mereka berada pada tingkatan yang jauh melampauinya. Lawan-lawannya memusatkan perhatian mereka pada sosok-sosok terkemuka dari Sembilan Dunia Jalur Supremasi.     

Ye Futian ikut mendengarkan perbincangan antara dua sosok Buddha itu. Dia juga pernah mendengar kata-kata yang serupa sebelumnya. Apa sebenarnya yang mereka maksud?     

Jalur Surgawi telah runtuh, dan Jalur Agung tidaklah sempurna. Dunia macam apa yang sedang mereka huni sekarang?     

Mengapa beberapa orang mengatakan bahwa dunia ini bukanlah dunia yang sesungguhnya?     

*Whoosh* Aura mengerikan lainnya menyebar di udara. Satu sosok mendarat di samping Ye Futian.     

"Lord Taixuan," Ye Futian menyapa ketika dia melihat sosok itu. Lord Taixuan telah datang kemari secara pribadi.     

Selain Lord Taixuan, hampir semua sosok terkemuka dari Sembilan Dunia Jalur Supremasi datang kemari satu per satu.     

Lord Taixuan menatap lurus ke depan. Dia merasa gelisah. Dia jelas bisa merasakan bahwa sesuatu akan terjadi di sini.     

300 tahun yang lalu, tingkat Plane-nya tidak setinggi saat ini. Lagipula, dia baru saja mematahkan belenggu Plane-nya belum lama ini. Dia menerobos ke tingkat berikutnya saat Ye Futian sedang berlatih di Gunung Taixuan. Dahulu, dia bahkan tidak bisa dianggap sebagai salah satu sosok terkemuka di Sembilan Dunia Jalur Supremasi.     

Karena itulah, dia hanya mengetahui beberapa hal dari apa yang telah terjadi di masa lalu. Banyak generasi tua yang tahu lebih banyak mengenai hal itu daripada dirinya.     

Para kultivator yang telah berdiri di puncak kekuatan dari Sembilan Dunia Jalur Supremasi sejak bertahun-tahun yang lalu itu jelas lebih tahu mengenai banyak hal daripada Lord Taixuan. Wawasan mereka mencakup apa yang telah terjadi di medan pertempuran neraka di masa lalu.     

Namun, 300 tahun yang lalu, pasukan-pasukan yang berada di Sembilan Dunia Jalur Supremasi berada pada tingkat yang jauh lebih tinggi daripada zaman sekarang. Kala itu, banyak sosok mengerikan bermunculan. Apalagi, ada begitu banyak pasukan yang berbeda-beda.     

Salah satunya adalah Neraka. Rumor mengatakan bahwa mereka didukung oleh pasukan yang sangat tangguh.     

Pasukan-pasukan terkemuka di Dunia Gunung juga terlibat di dalamnya.     

Meskipun demikian, pada akhirnya, Donghuang Agung dan Kaisar Ye Qing berhasil menaklukkan dan menyatukan 3.000 Dunia dari Jalur Agung. Mereka-lah yang mengakhiri Zaman Kekacauan kala itu.     

Selama 300 tahun berikutnya, 3.000 Dunia Jalur Agung mengalami kedamaian.     

Sekarang, Gerbang Neraka muncul kembali. Lord Taixuan tidak tahu masalah macam apa yang akan terjadi karena hal tersebut.     

*Brak*     

Pada saat ini, Tabih Sarira sedang diserang. Pemimpin Klan Shenxing mencengkeram tasbih itu dengan erat. Sebuah kekuatan yang mengejutkan menyerang telapak tangannya, sehingga menyebabkan telapak tangannya mengering dan perlahan-lahan hanya menyisakan tulang belulangnya. Meski begitu, dia masih mencengkeram Tasbih Sarira dengan erat.     

Para kultivator lainnya memanfaatkan kesempatan ini dan melancarkan serangan mereka secara bersamaan. Beberapa dari mereka mengincar Tasbih Sarira sementara ada pula yang mencoba meraih Pedang Ilahi Qinghe.     

Cahaya suci berwarna hijau zamrud menyelimuti langit. Lord Taixuan mengambil satu langkah besar ke depan, dan tiba-tiba, sebuah tirai cahaya yang mengerikan mengelilingi para kultivator. Sebuah badai penghancur bergejolak dan menerjang semua orang.     

Sosok-sosok terkemuka yang berdiri di titik pusat badai terluka. Namun, matriks tersebut juga hancur. Manik-manik dari Tasbih Sarira terlempar ke berbagai tempat, sementara Pedang Ilahi Qinghe berguncang.     

*Whoosh*     

Cahaya hijau zamrud itu melesat ke atas langit. Pada saat berikutnya, Pedang Ilahi Qinghe melesat melintasi ruang hampa dan langsung bergerak menuju tempat dimana para kultivator dari Kerajaan Nantian berada. Pedang itu jatuh ke permukaan tanah dan berubah menjadi sebuah tirai pedang, yang menyelimuti para kultivator di dalamnya. Nan Luoshen berada tepat di depan pedang itu.     

Pedang itu mengetahui siapa pemiliknya.     

"Luoshen, peganglah pedang itu," sebuah suara terdengar dari pedang itu.     

"Ayah." Nan Luoshen mengulurkan tangannya dan memegang Pedang Ilahi Qinghe. Dalam sekejap, cahaya hijau zamrud mengalir ke dalam tubuhnya. Aura pedang itu menempa tubuhnya dan membuat sosoknya yang sudah mempesona itu tampak semakin menakjubkan.     

*Boom*     

Jantung semua orang berdegup kencang. Tanpa adanya Pedang Ilahi Qinghe dan Tasbih Sarira yang berfungsi sebagai segel, badai mengerikan yang dibentuk oleh Gerbang Neraka langsung menerobos matriks tersebut. Dalam sekejap, badai itu akan melahap seluruh tempat; dan saat ini badai itu menerjang ke arah medan pertempuran neraka.     

"Akhirnya…"     

Kilatan kegembiraan terlintas di mata pemuda iblis itu. Kemudian dia tertawa dengan sombong.     

Setelah beberapa ratus tahun lamanya, akhirnya waktunya telah tiba.     

"Mundur!" seseorang berteriak.     

Kegelapan tiba-tiba memenuhi langit. Banyak kultivator mulai melarikan diri.     

"Ayo kita pergi dari sini," Lord Taixuan memberi perintah. Sebuah aura yang kuat langsung menyelimuti semua orang di dalamnya. Dalam sekejap, semua orang telah menghilang dari tempat mereka semula.     

Di Kota Jiuyou, tepatnya di atas Mata Air Kuning, sekelompok kultivator muncul secara bergantian.     

Para kultivator dari Akademi Heavenly Mandate juga muncul di atas langit. Mata Air Kuning bergejolak seolah-olah sungai itu telah mendidih. Airnya bercipratan kemana-mana.     

Banyak orang melayang di atas dua bagian tepi dari Mata Air Kuning. Ketika mereka menyaksikan pemandangan ini, mereka tampak sangat terkejut.     

"Jangan diam saja. Ayo kita pergi," teriak Lord Taixuan dengan keras. Suaranya bergema di seluruh penjuru langit. Banyak orang masih belum memahami apa yang sedang terjadi. Kemudian, mereka melihat air dari Mata Air Kuning mengalir ke arah hulu dan menyembur ke atas langit.     

Pada saat itu juga, beberapa orang diterjang oleh gelombang dari Mata Air Kuning. Mereka menjerit kesakitan sebelum akhirnya menghilang tanpa jejak. Sementara itu para kultivator dengan kultivasi yang kuat mencoba melarikan diri dengan panik.     

Di antara aliran dari Mata Air Kuning yang mengalir ke atas langit, arus kegelapan yang tak terhitung jumlahnya juga mengalir ke atas dan melesat menuju awan.     

Banyak orang memusatkan perhatian mereka ke arah itu. Sebuah pusaran Neraka yang mengerikan sepertinya telah muncul di sana. Pusaran itu tampak seperti sebuah pintu.     

Arus kegelapan menyebar di langit sekitarnya. Sehingga langit di atas Kota Jiuyou saat ini perlahan-lahan menjadi gelap gulita. Seolah-olah hari kiamat telah tiba. Selain itu, aura kematian menyelimuti seluruh penjuru kota.     

"Sesuatu yang buruk akan terjadi!"     

Saat menatap langit yang semakin gelap, banyak orang memiliki firasat buruk tentang hal tersebut!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.