Legenda Futian

Satu Pedang



Satu Pedang

2Orang yang baru saja melancarkan serangan bernama Shen Xuan. Dia adalah seorang Renhuang tingkat bawah yang memiliki Roda Ilahi tingkat kedua. Itu adalah Roda Ilahi yang sempurna.     
1

Ketika dia melangkah ke depan, kekuatan dari Roda Ilahi miliknya meledak. Dalam sekejap, kilatan petir keemasan yang tak ada habisnya muncul di atas kelompok Ye Futian. Petir-petir itu turun dari atas langit, hingga menutupi langit dan matahari. Setiap sambaran petir emas itu mengandung kekuatan dari Jalur Agung yang mampu mengoyak ruang hampa. Seolah-olah siapa pun yang tersambar petir itu akan hancur berkeping-keping.     

Ye Futian mengerutkan keningnya. Pandangan matanya beralih ke arah Shen Gao, yang masih duduk di tempatnya dengan tenang sambil meminum anggur di penginapan tersebut. Auranya terlihat tenang, seolah-olah dia tidak berniat untuk melancarkan serangan. Namun, dia juga tidak menghentikan Shen Xuan untuk menyerang mereka.     

Para kultivator lainnya dari Klan Dewa di Dunia Luar juga mendongak dan mengamati semuanya dengan tenang.     

Mereka tidak khawatir apabila para anggota dari Akademi Heavenly Mandate di tingkat Plane yang tinggi akan menyerang Shen Xuan; memangnya siapa yang berani melakukan hal tersebut?     

Mereka juga merasa penasaran. Pemuda yang telah memimpin kultivator lainnya dan bertarung melawan Klan Dewa ini memiliki Roda Ilahi yang sempurna. Dia dikenal sebagai sosok yang tak tertandingi dari generasi ini di Dunia Kosong. Seperti apakah kemampuannya?     

Bisakah dia bertarung melawan Shen Xuan?     

Namun, bahkan sebelum Ye Futian bergerak, satu sosok telah melangkah ke depan. Dia adalah Dou Zhao.     

Sekujur tubuhnya bersinar terang, dan sosoknya kini berubah menjadi tubuh emas milik Dewa Pertempuran. Roda Ilahi miliknya yang sempurna juga dikeluarkan. Dalam sekejap, aura petarungnya bergejolak.     

*Boom*. Sekujur tubuh Dou Zhao diselimuti dengan cahaya suci keemasan. Dia mengerahkan kepalan tinjunya ke depan, dan sosoknya yang kekar dan mengintimidasi melintasi ruang hampa seperti bintang jatuh. Dia langsung menyerang tubuh Shen Xuan. Rasanya seolah-olah ruang hampa telah ditembus oleh serangan tersebut.     

Shen Xuan sama sekali tidak gentar. Dia juga tidak berniat untuk menghindar. Apakah Dou Zhao mencoba untuk terlibat dalam pertempuran jarak dekat dengan menggunakan kekuatannya yang dahsyat?     

Shen Xuan akan mengabulkan keinginan Dou Zhao.     

Shen Xuan mengepalkan tangannya dan membentuk sebuah kepalan tinju ilahi. Dalam sekejap, sebuah badai petir keemasan yang tak ada habisnya terpancar dari kepalan tinjunya., disertai dengan cahaya suci yang menyilaukan.     

Para kultivator Klan Dewa dari Dunia Luar tersenyum sinis. Bahkan jika aura petarung Dou Zhao, yang memiliki Roda Ilahi tingkat pertama, memenuhi langit, namun sikapnya dengan mengandalkan kekuatan ini untuk melampaui perbedaan Plane di antara mereka dan terlibat dalam pertempuran jarak dekat melawan Shen Xuan adalah tindakan yang bodoh.     

Dou Zhao tidak menyadari seperti apa kekuatannya sendiri.     

Dia pasti tidak tahu betapa mengerikannya kekuatan serangan Shen Xuan.     

Setelah badai petir emas yang tak ada habisnya itu muncul, kepalan tinju Shen Xuan langsung bertabrakan dengan kepalan tinju mengerikan yang bergerak ke arahnya. Dalam sekejap, cahaya keemasan yang menyilaukan menyinari langit, sehingga menyebabkan ruang hampa berguncang. Di langit di atas Kota Heavenly Mandate, sinar-sinar cahaya penghancur terpancar keluar. Gelombang kejut yang dihasilkan menghancurkan banyak bangunan di bagian bawah.     

*Brak*     

Terdengar suara ledakan di udara. Kemudian dua sosok itu terpisah satu sama lain.     

Pakaian Shen Xuan berkibar tertiup angin. Rambut panjangnya terurai di udara. Meskipun dia terdorong ke belakang beberapa langkah, tubuhnya tidak terluka sedikit pun. Namun, kekuatan pukulan dari lawannya itu memang sangat dahsyat dan mampu mengejutkan Shen Xuan.     

Sementara itu, tubuh Dou Zhao terhempas ke udara akibat gelombang kejut yang dihasilkan. Lengannya sedikit gemetar. Dari serangan yang baru saja dia terima, dia bisa merasakan kilatan petir tak terbatas yang mampu mengoyak segalanya langsung memasuki lengan dan tubuhnya. Kilatan petir itu berusaha mengoyak tubuh dan jiwanya menjadi bagian-bagian kecil yang tak terhitung jumlahnya.     

Serangan ini sangat mengerikan. Jika Dou Zhao tidak memiliki tubuh yang tak tertandingi dan hanya seorang Renhuang biasa, tubuhnya pasti akan terkoyak oleh serangan itu dan tewas di tempat.     

Namun, semangat bertarung di mata Dou Zhao masih berkobar. Dia tidak berniat untuk mundur. Bahkan dia ingin terus mengaktifkan aura Dewa Pertempuran miliknya.     

Setelah menempa Roda Ilahi yang sempurna, Dou Zhao jarang sekali menemui lawan yang seimbang di 3.000 Dunia dari Jalur Agung. Sekarang saat dia berhadapan dengan Shen Xuan, situasi ini justru menyulut semangat bertarung dari Dou Zhao.     

Ye Futian menyaksikan dua sosok itu bertabrakan. Dia tahu bahwa Dou Zhao kemungkinan besar tidak akan mampu mengalahkan lawannya ini. Karena keduanya memiliki Roda Ilahi yang sempurna, maka perbedaan tingkat Plane di antara mereka jelas akan terlihat dari kemampuan bertarung mereka.     

"Kau bukan tandinganku. Menyingkirlah dari hadapanku."     

Shen Xuan tidak tertarik pada Dou Zhao. Tatapan matanya masih tertuju pada Ye Futian, yang berada di belakang Dou Zhao.     

Shen Xuan ingin melihat seperti apa kemampuan sosok yang disebut-sebut sebagai kultivator nomor satu dari generasinya di Dunia Kosong ini.     

Dunia Kosong juga dikenal sebagai Dunia Asal. Meskipun dunia ini sedang mengalami kemunduran, namun masih ada rumor yang beredar tentang banyaknya sosok-sosok misterius di Dunia Kosong. Dunia ini adalah tempat asal dari Jalur Agung.     

Namun, semua itu terjadi di masa lalu. Sekarang, dunia yang disebut sebagai Dunia Asal ini sudah lama mengalami kemunduran dan nama mereka tidak layak untuk disebutkan. Orang-orang lebih suka menyebut dunia ini sebagai Dunia Kosong, sebuah penjara ilusi yang tersegel dari Dunia Luar, dan berada di bawah perlindungan Donghuang Agung.     

Di mata Shen Xuan, bagaimana bisa ada sosok-sosok menakjubkan muncul di Dunia Kosong yang telah mengalami kemunduran selama bertahun-tahun?     

Sosok terkemuka ini mungkin memiliki kemampuan khusus.     

"Dou Zhao, kembali ke tempatmu," ujar Ye Futian.     

Dou Zhao membalas tatapan mata Ye Futian. Meskipun dia ingin terus bertarung, namun karena Ye Futian telah angkat bicara, Dou Zhao menarik kembali auranya dan kembali ke posisinya semula.     

Ye Futian menoleh ke arah Shen Xuan. Dia mengambil satu langkah ke depan dan menatap Shen Xuan.     

Shen Xuan mengulurkan tangannya dan memberi isyarat agar Ye Futian mulai duluan.     

Sementara itu di dalam penginapan, para kultivator dari Klan Dewa masih menyaksikan semuanya dengan tenang.     

Ekspresi Shen Hao tampak dingin dan acuh tak acuh. Meskipun Ye Futian adalah musuh mereka, Shen Hao masih berharap Shen Xuan akan kalah dalam pertempuran ini. Dia yakin Shen Xuan akan kalah.     

Anggota Klan Dewa dari Dunia Luar ini terlalu percaya diri dengan kemampuan mereka. Meskipun mereka adalah keturunan dari garis keturunan yang sama dan darah yang sama juga mengalir di pembuluh darah mereka, Shen Hao dapat merasakan dengan jelas bahwa para kultivator ini memiliki temperamen yang lebih kuat daripada mereka.     

Tidak bijaksana bagi Shen Hao untuk berkomentar macam-macam, tetapi Ye Futian mungkin bisa memberi para kultivator ini pelajaran yang tidak akan pernah mereka lupakan seumur hidup mereka.     

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa Shen Hao saat ini merasa serba salah.     

Anggota lainnya masih menyaksikan semuanya dengan tenang.     

Ye Futian mengulurkan tangannya. Pada saat itu juga, suara guqin dari Jalur Agung bisa terdengar dimana-mana. Dengan menjadikan Jalur Agung sebagai senar-senar guqin, tampaknya guqin dari Jalur Agung yang tak terhitung jumlahnya telah muncul di area yang luas itu, melodi mereka saling beresonansi satu sama lain. Tidak sampai disitu saja, aura pedang yang mengerikan juga muncul dan beresonansi dengan suara guqin tersebut.     

Ketika Shen Xuan menyaksikan pemandangan ini, dia juga mengulurkan tangannya. Dalam sekejap, sebuah badai ruang dan waktu berwarna emas bergejolak di sekitar mereka. Kilatan petir keemasan sepertinya telah muncul dimana-mana dan menembus ruang hampa.     

Tidak lama kemudian, aura pedang dan kilatan petir keemasan bergejolak di sekitar mereka. Suara gemuruh yang dihasilkan membuat banyak orang gemetar ketakutan.     

Mereka berdua tidak bergerak sedikit pun dari tempat masing-masing. Dari jauh, Ye Futian mendorong telapak tangannya ke depan dengan lembut. Pedang ilahi yang tak terhitung jumlahnya langsung beresonansi di atas langit, seperti membentuk ritme tertentu. Dalam sekejap, kekuatan aura pedang itu meledak. Pedang-pedang cahaya menembus ruang hampa dan bergerak menuju tubuh Shen Xuan.     

Sosok Shen Xuan tetap berdiri dengan tenang di tempatnya. Kilatan petir emas itu bertabrakan dengan bilah-bilah pedang tajam yang menerjang ke arahnya.     

*Brak, Brak, Brak* Suara benturan terus menerus terdengar di udara. Pemandangan itu tampak sangat menakjubkan.     

Pedang-pedang itu beresonansi di depan Ye Futian. Aura pedang beritme itu bergabung menjadi satu kesatuan, menjadi sebilah pedang ilahi yang sangat menakjubkan.     

Pedang ilahi ini memancarkan cahaya suci tak tertandingi yang langsung menembus ruang hampa. Aura pedang yang baru saja dikeluarkan itu saja sudah sangat mengancam.     

Para kultivator mendongak dan memandang ke atas langit. Di udara, dengan menjadikan sosok Ye Futian sebagai titik pusatnya, pedang ilahi yang tak terhitung jumlahnya dan aura pedang itu mengelilinginya. Suara guqin dan dentangan pedang beresonansi satu sama lain. Seolah-olah sebuah dunia pedang telah terbentuk.     

Shen Xuan mengerutkan keningnya saat dia merasakan aura pedang ini. Dia bisa merasakan ancaman yang mengerikan dari Ye Futian.     

Aura pedang yang telah menyatu itu sangat mengerikan.     

Ye Futian masih berdiri di tempatnya. Pedang ilahi yang terbentuk di hadapannya beresonansi dan mengumpulkan aura Jalur Agung dari sekelilingnya, sehingga membentuk satu pedang.     

Ye Futian mengarahkan jarinya ke depan, dan pedang itu langsung melesat ke depan.     

Terciptanya pedang ini membuat langit dan bumi berguncang. Cahaya dingin dari pedang itu bahkan mampu mencapai langit tertinggi.     

Shen Xuan langsung mengangkat tangannya dan mengerahkannya ke depan. Dalam sekejap, kilatan petir emas yang tak terbatas membentuk sebuah tombak ilahi emas yang dikerahkan ke depan. Pergerakannya sangat cepat. Semua ini dilakukan dalam waktu singkat.     

*Whoosh, Whoosh*     

Cahaya suci keemasan terpancar keluar, sehingga membuat banyak orang kesulitan untuk tetap membuka mata mereka. Tombak ilahi itu hancur dan diikuti oleh suara yang keras, tubuh Shen Xuan terhempas ke udara akibat gelombang kejut yang dihasilkan.     

*Brak*     

Suara yang mengerikan terdengar dari arah medan pertempuran. Tubuh Shen Xuan menabrak penginapan tempat dia meminum anggur sebelumnya. Hal itu menyebabkan penginapan tersebut hancur berantakan dan runtuh. Sementara itu, Shen Gao dan anggota Klan Dewa lainnya yang masih duduk di dalam penginapan kini melayang di udara. Shen Gao harus mengulurkan telapak tangannya untuk menghentikan pergerakan Shen Xuan agar tidak terhempas lebih jauh.     

Lengan Shen Xuan gemetar. Tangan yang dia gunakan untuk memegang tombak tampak berlumuran darah dan penuh memar sekarang. Lengannya nyaris lumpuh.     

Ekspresi Shen Xuan terlihat sangat buruk. Dia menahan rasa sakit di tubuhnya dan memandang ke arah Ye Futian. Dia melihat Ye Futian menatapnya dengan acuh tak acuh. Seolah-olah Ye Futian bahkan tidak perlu mengeluarkan energi untuk mengaktifkan kekuatan pedangnya.     

Ye Futian tidak berkomentar apa-apa. Dia langsung berbalik dan pergi. Para kultivator dari Akademi Heavenly Mandate ikut pergi bersamanya.     

"Kau tidak mengetahui kekuatanmu sendiri," ujar Dou Zhao pada Shen Xuan. Memangnya kenapa jika Shen Xuan berasal dari Dunia Luar?     

Shen Xuan bersikap sangat sombong dan ingin menantang Ye Futian secara langsung. Dia terlalu percaya diri pada kemampuannya.     

Jika bukan karena perbedaan tingkat Plane di antara mereka, Dou Zhao percaya bahwa dia juga bisa bertarung melawan Shen Xuan.     

Shen Xuan mengerutkan keningnya. Di belakangnya, Shen Hao mengamati semuanya dengan tenang. Dia sama sekali tidak terkejut dengan hasil pertempuran ini.     

Para kultivator Klan Dewa dari Dunia Luar ini terlalu percaya diri.     

"Ye Futian memang sosok yang mengerikan. Sangat disayangkan," keluh Shen Gao. Meskipun Shen Xuan terluka, Shen Gao tampaknya tidak begitu peduli tentang hal tersebut.     

Sebaliknya, jika orang yang mampu memimpin pasukan untuk melawan Klan Dewa ternyata tidak begitu kuat, Shen Gao malah akan sangat kecewa dengan Klan Dewa.     

Fakta telah membuktikan bahwa Ye Futian memang seorang jenius yang luar biasa.     

Sungguh disayangkan. Orang seperti itu sebenarnya bisa dimanfaatkan oleh Klan Dewa. Namun, ketika Shen Gao pergi, tampaknya Klan Dewa telah melakukan beberapa langkah yang buruk. Mungkin hal itu terjadi karena harga diri yang mereka junjung tinggi selama ini.     

Namun, karena situasinya sudah seperti ini, mereka hanya bisa mengambil langkah selanjutnya.     

Sangat disayangkan bahwa sosok jenius seperti itu harus mati di sini.     

Tepat pada saat itu, di area lainnya, sekelompok kultivator lainnya yang datang dari kejauhan menyaksikan para kultivator dari Akademi Heavenly Mandate itu pergi. Tetua yang memimpin kelompok itu memandang beberapa kultivator muda di depannya dan bertanya, "Bagaimana pendapat kalian tentang pedang itu?"     

"Kekuatan dari Roda Ilahi beresonansi dan membentuk sebilah pedang, yang kemudian menyatu dengan Jalur Agung," ujar seseorang. "Pedang ini menggabungkan kekuatan dari berbagai macam Jalur Agung. Dengan menjadikan pedang itu sebagai wadahnya, kekuatan pedang itu dikeluarkan pada akhir pertempuran. Kekuatan penghancurnya sungguh luar biasa." Meskipun kelompok itu berada di kejauhan, mereka bisa merasakan dengan jelas kekuatan di dalam pedang tersebut.     

"Tepat sekali. Masa depan orang ini berada di luar Dunia Kosong," ujar sang Tetua sambil tersenyum!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.