Legenda Futian

Membombardir



Membombardir

2Hampir tidak ada orang yang berada di dalam restoran di tebing Sea of the Path karena semua orang pergi untuk menyaksikan pertempuran di atas laut tersebut. Sesekali, beberapa kultivator tampak naik ke udara untuk bisa melihat pertempuran itu dengan lebih jelas.     
3

Hanya satu orang yang tersisa di restoran itu, satu sosok berjubah hitam sedang duduk di dalam sana, menikmati makanan dan minuman seperti pada umumnya. Sepertinya Mei Ting masih sendirian. Dia satu-satunya orang yang berada di sana, dan tampaknya urusan di dunia luar tidak ada hubungannya dengan dirinya.     

Namun pada kenyataannya, dia tidak bisa mengabaikan apa yang sedang terjadi di Sea of the Path.     

Setelah pergi mengunjungi Akademi Heavenly Mandate, dia telah kembali ke Dunia Iblis untuk melapor pada Raja Iblis tentang apa yang telah terjadi di Dunia Kosong.     

Bagaimanapun juga, ini adalah peristiwa yang sangat penting. Bahkan sebagai salah satu dari delapan Jenderal Iblis Utama, dia tidak berhak untuk membuat keputusan tentang hal tersebut.     

Setelah dia kembali ke Dunia Iblis, dia menerima perintah selanjutnya, dan kemudian kembali ke Dunia Kosong.     

Tentu saja dia telah menyaksikan pertempuran yang dijalani oleh Ye Futian, dan Cahaya Kaisar yang ditunjukkan olehnya sangat mencengangkan. Semua orang di wilayah ini membicarakan hal tersebut. Ye Futian telah menerima warisan milik Kaisar Agung saat berada di dalam Reruntuhan Dewa.     

Namun, benarkah demikian?     

Masalah ini mungkin tidak sesederhana itu.     

Apakah aura Kaisar itu benar-benar berasal dari Reruntuhan Dewa?     

Karena Mei Ting mengetahui identitas Yu Sheng yang sesungguhnya, dia tidak yakin dengan asumsi tersebut. Mungkin itu tidak lebih dari sebuah simbol.     

Untung saja Ye Futian, yang telah menerima warisan dari Kaisar Agung di dalam Reruntuhan Dewa, dapat menyembunyikan fakta itu dengan baik. Terlebih lagi, tidak ada yang terlalu memedulikan hal tersebut. Bagaimanapun juga, semua orang di Sembilan Dunia Jalur Supremasi mengetahui apa yang telah terjadi di dalam Reruntuhan Dewa. Selain itu, Ye Futian sangat terang-terangan dalam berbicara. Dia mengatakan bahwa para dewa telah menyaksikan proses dirinya yang menerima warisan dari Kaisar Agung. Bahkan jika hal itu dilakukan hanya untuk menyelidiki masa lalu Ye Futian, tetap saja Reruntuhan Dewa adalah bagian penting dari teka-teki itu.     

Ye Futian benar-benar mengguncang Sembilan Dunia Jalur Supremasi ketika dia keluar dari Reruntuhan Dewa. Perlahan-lahan, dia mulai berubah menjadi sosok legendaris. Itu adalah bagian yang tak terpisahkan dari proses perkembangannya. Banyak orang pasti berpikiran bahwa Ye Futian telah menerima sebuah warisan di sana. Dia telah menempa Roda Ilahi yang sempurna, jadi kemungkinan besar dia memang mewarisi kekuatan dari Kaisar Agung.     

Maka dari itu, dia telah mengalami perubahan.     

Karena alasan inilah, tidak ada yang tahu mengenai kebenaran yang tersembunyi dibalik semua ini.     

Mungkinkah sejak awal dia telah memiliki aura Kaisar di dalam dirinya?     

Mungkin Ye Futian sudah sangat kuat sebelum dia pergi ke Reruntuhan Dewa, tetapi dia tidak pernah menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya. Dia menggunakan Reruntuhan Dewa sebagai sarana untuk menampilkan kehebatannya dan mulai membuat reputasi untuk dirinya sendiri.     

Jadi, kecil kemungkinan bahwa orang-orang yang semula bermusuhan dengan Ye Futian berubah pikiran karena peristiwa yang terjadi di dalam Reruntuhan Dewa.     

Mei Ting jelas tidak mempercayai asumsi ini.     

Di dalam jiwa spiritual miliknya, medan pertempuran tempat Ye Futian berada tersegel dari dunia luar. Kekuatan dari Jalur Agung yang tak terbatas menyebar ke seluruh tempat. Ye Futian telah menciptakan dunianya sendiri di sana.     

Pada saat ini, ekspresi dua kultivator dengan Roda Ilahi tingkat ketujuh yang berada di dalam dunianya tampak muram saat mereka menatap Ye Futian.     

Dia baru saja melukai sang Renhuang tingkat atas dengan Roda Ilahi tingkat ketujuh dari Negeri Ilahi Emas. Sementara Renhuang dari Klan Dewa telah melancarkan serangan, tetapi serangannya itu tidak dapat mengenai Ye Futian.     

Ye Futian mencengkeram pedangnya, dan dalam sekejap, aura pedang mengalir ke atas langit. Dia memandang kedua lawannya itu. Dua Renhuang dengan Roda Ilahi tingkat ketujuh itu berdiri saling memunggungi satu sama lain, dimana masing-masing dari mereka bertanggung jawab untuk menjaga arah yang berbeda.     

*Whoosh* Ye Futian bergerak, dan aura pedang penghancur yang menakjubkan itu meledak, sehingga membuat ruang hampa menjadi terdistorsi.     

Satu sosok tiba-tiba muncul di depan kultivator dari Klan Dewa. Sosok itu adalah Ye Futian. Pedang ilahi miliknya menembus udara, melesat ke bagian bawah. Di sisi lain, ribuan sinar cahaya ditembakkan dari kuali raksasa di depan kultivator dari Klan Dewa itu, dimana setiap sinar mengandung kekuatan pengoyak yang mengerikan. Sinar-sinar itu menembus udara dan menghancurkan segala sesuatu yang menghalangi jalan mereka.     

Namun meski begitu, sosok Ye Futian masih bisa menghilang dari tempatnya. Tidak lama kemudian, sosoknya muncul kembali di atas sang kultivator dan langsung mengayunkan pedangnya ke bawah.     

Sementara kultivator dari Negeri Ilahi Emas itu mengerahkan tombak emasnya ke udara.     

Kali ini, Ye Futian tidak mencoba menghindar. Pedang ilahi-nya bergerak di udara dan menghantam tombak emas tersebut. Tubuhnya bermandikan Cahaya Kaisar saat kekuatan serangannya semakin meningkat. Tetapi ketika bertabrakan dengan Renhuang tingkat ketujuh itu, dia masih bisa merasakan organ-organ dalamnya berguncang karena tabrakan itu. Sosoknya kembali menghilang, tetapi pada saat yang bersamaan, seberkas kekuatan penghancur melesat ke bawah. Aura pedang itu meninggalkan jejak di tubuh lawannya.     

Ye Futian muncul kembali di kejauhan, dan dua lawannya itu menatapnya dengan ekspresi muram di wajah mereka.     

Dua Renhuang dengan Roda Ilahi tingkat ketujuh itu tidak bisa membelenggunya, sehingga membiarkan Ye Futian memegang kendali. Terlebih lagi, setiap kali mereka mencoba mendekat, mereka tidak dapat melewati jarak di antara mereka. Mereka tidak cukup kuat. Mungkin jika mereka sedikit lebih kuat, mereka bisa mengaktifkan Roda Ilahi ruang dan waktu. Aura Kaisar di dalam Roda Ilahi Ye Futian membuat dunia ini terlalu stabil.     

Ye Futian menatap mereka berdua. Renhuang tingkat atas tetaplah Renhuang tingkat atas. Meskipun dia memegang kendali dalam pertempuran ini, namun tetap saja akan sulit baginya untuk membunuh mereka. Mereka sangat kuat dalam aspek serangan maupun pertahanan. Sihir-sihir biasa dapat memengaruhi mereka, tapi dampaknya tidak terlalu besar.     

Bahkan teknik-teknik pedang yang kuat tidak bisa menghentikan mereka.     

Bahkan dengan tingkat kultivasinya yang cukup tinggi, Roda Ilahi yang sempurna, aura Kaisar, dan senjata ilahi miliknya, dia hanya bisa membatasi pergerakan dua Renhuang tingkat atas itu. Jika mereka berada di tingkat kedelapan, dia tidak akan bisa menangani mereka. Mereka bahkan bisa menyerang Roda Ilahi-nya.     

Tentu saja, apa yang dia lakukan saat ini sudah jauh melampaui hukum kultivasi mana pun. Tidak ada seorang pun yang berani membayangkan bahwa seorang Renhuang tingkat bawah bisa bertarung melawan dua Renhuang tingkat atas.     

Terdapat jarak berupa Renhuang tingkat menengah di antara mereka.     

Jika pedangnya tidak dapat memengaruhi mereka, maka dia harus mengubah teknik-teknik yang dia gunakan.     

*Whoosh*     

Aura pedang yang menyelimuti dunia itu menghilang secara tiba-tiba, dan seluruh dunia menjadi redup dan terasa menyesakkan. Di atas langit, bintang-bintang dari Jalur Agung berputar-putar, sehingga membuat segala sesuatunya terasa sangat berat.     

Banyak bintang berjatuhan dan menghantam dua sosok itu. Cahaya suci masih bersinar dari kuali milik sang kultivator dari Klan Dewa. Cahaya itu mengalir ke arah bintang-bintang yang semakin mendekat dan mencabik-cabik semua bintang itu. Di sisi lain, sang kultivator dari Negeri Ilahi Emas mengangkat tombaknya, dan sinar-sinar cahaya keemasan ditembakkan dari tombaknya, menghancurkan bintang-bintang yang terus berjatuhan.     

Tubuh kultivator dari Negeri Ilahi Emas itu semakin membesar hingga menyerupai seorang dewa. Dia mengulurkan tangannya hingga menutupi langit, menghalangi semua bintang itu dan menghancurkannya hingga berkeping-keping, membuktikan sebesar apa kekuatannya.     

Jika Ye Futian ingin menghancurkan dua Renhuang itu dengan kekuatan murni, maka dia akan kesulitan untuk melakukannya.     

Dia berdiri di atas langit dan mengulurkan tangannya. Tiba-tiba, cahaya bintang yang tak terbatas mengalir ke bawah. Sebuah tongkat panjang muncul di tangannya dengan memancarkan cahaya suci yang menyilaukan. Aura Kaisar juga masuk ke dalamnya. Kemudian, terdengar suara ledakan yang keras dan tongkat itu beresonansi dengan langit dan bumi. Rasanya seolah-olah kekuatan Jalur Agung Ruang dan Waktu telah berkumpul di dalam tongkat itu.     

Saat ini dia telah dirasuki oleh seekor iblis gajah. Huruf-huruf kuno mengelilinginya saat tubuhnya berubah menjadi sebuah tungku ilahi yang semakin membesar hingga menutupi seluruh tempat. Segala sesuatu yang ada di dunia itu bergabung menjadi satu kesatuan. Dia telah berubah menjadi satu sosok dewa perang yang mengguncang bumi. Kekuatan iblis gajah memenuhi tubuhnya dan membuat dirinya merasa bahwa kekuatannya menjadi tak terbatas.     

Bisakah serangan terkuatnya, yang dikeluarkan di dunianya sendiri, melukai dua Renhuang tingkat atas itu?     

Area Jalur Agung itu bergemuruh saat menyatu dengannya. Ketika Ye Futian mengayunkan tongkatnya, semua kekuatan di dunianya berkumpul di dalam tongkatnya. Pada saat ini, dua Renhuang tingkat atas itu bisa merasakan adanya tekanan dahsyat yang dikerahkan pada mereka.     

Ye Futian melangkah ke depan, dan kawanan iblis gajah berderap di atas langit. Tubuhnya kini berubah menjadi sebuah tornado, dan dia mengayunkan tongkatnya di udara, sehingga menciptakan beberapa badai yang melesat ke arah dua pria di bawahnya itu. Tiba-tiba terdengar suara ledakan yang keras, dan seluruh dunia berguncang. Semua kekuatan di area itu telah dikumpulkan dan dikerahkan pada mereka.     

Bahkan sebelum Ye Futian mendekat, kekuatan yang mengerikan itu telah terbentuk menjadi sebuah badai penghancur yang bergerak ke bawah. Kedua Renhuang itu menyaksikan Ye Futian menerjang ke arah mereka dan keduanya bereaksi pada saat yang bersamaan. Kekuatan dari Roda Ilahi berbentuk kuali itu menyebar di udara saat tombak emas milik Renhuang dari Negeri Ilahi Emas dikerahkan ke depan. Mereka tidak berani meremehkan kemampuan Ye Futian.     

Lengkungan cahaya yang menakjubkan muncul di atas langit dan tiba-tiba Ye Futian muncul di area yang berbeda. Namun kekuatan tongkatnya tidak berkurang sama sekali. Tongkat itu mengalir seperti air.     

*Brak, Brak, Brak*     

Rentetan suara benturan yang dahsyat terdengar dan membuat udara berguncang. Kedua Renhuang itu bergegas mengubah arah serangan mereka untuk menangkis tongkat Ye Futian. Serangan yang dahsyat ini akhirnya berhasil mengguncang mereka, yang mengakibatkan tubuh mereka terhempas ke belakang.     

Bahkan sebelum pergerakan mereka terhenti, Jalur Agung bergemuruh. Bintang-bintang yang tak ada habisnya berjatuhan di sekitar mereka, dan mereka bisa merasakan datangnya bahaya. Pada saat itu juga, Ye Futian muncul di belakang mereka dan kembali menyerang mereka dengan tongkatnya.     

Karena jiwa spiritual mereka tidak dapat membelenggu Ye Futian, itu berarti mereka tidak dapat memprediksi pergerakannya. Karena itulah mereka tidak dapat menghindari serangannya.     

Mereka berdua merasa sangat kesal. Mereka adalah Renhuang tingkat atas, yang menunjukkan bahwa tingkat kultivasi mereka jauh lebih tinggi dari lawan mereka, tapi saat ini mereka hanya bisa bertahan. Mereka tidak mampu mengendalikan Jalur Agung di dunia milik Ye Futian ini. Oleh karena itu, mereka tidak bisa menggunakan Jalur Agung dan harus membentuk pertahanan.     

Mereka tidak bisa memprediksi dari mana Ye Futian akan menyerang. Karena itulah, mereka menjadi sasaran dari rentetan serangan yang mengerikan itu.     

Tongkat itu diayunkan ke bawah, dan teknik milik Ye Futian menjadi semakin brutal. Saat serangan kelima dikeluarkan, mereka sedikit kewalahan. Pada serangan keenam, mereka mengerang kesakitan.     

Bayangan tongkat-tongkat itu jatuh dari atas langit, yang kemudian berubah menjadi bintang-bintang. Semua kekuatan di dunia ini telah terkumpul di dalam tongkat tersebut. Dua orang yang berada di bagian bawah itu tidak berani menggunakan seluruh kekuatan mereka untuk menangkis serangan-serangan itu, karena mereka sudah terlalu sering dipermalukan.     

Tapi kali ini, tongkat Ye Futian tidak berubah arah. Tongkat itu diayunkan lurus ke bawah.     

*Krak* Banyak retakan muncul di Roda Ilahi berbentuk kuali itu. Sang kultivator dari Klan Dewa mengerang kesakitan, dan darah menetes dari sudut mulutnya. Sementara itu, sang kultivator dari Negeri Ilahi Emas juga terhempas ke belakang. Keduanya dihantam oleh rentetan serangan yang dahsyat itu.     

Tapi Ye Futian tidak berhenti sampai disitu saja. Dia terus melanjutkan momentumnya. Bayangan-bayangan tongkat Ye Futuan menghantam kuali itu secara bergantian, seperti aliran air.     

*Brak* Akhirnya kuali itu hancur berkeping-keping, dan kultivator dari Klan Dewa itu memuntahkan darah. Roda Ilahi-nya hancur, yang membuat dirinya terluka parah. Namun pada saat berikutnya, banyak bintang menghantam tubuhnya disertai dengan suara ledakan yang keras. Tubuhnya hancur saat dia dibombardir oleh serangan sampai mati.     

Renhuang dari Negeri Ilahi Emas gemetar ketakutan saat menyaksikan pemandangan ini. Dia mulai merasakan dorongan untuk melarikan diri.     

Tapi serangan Ye Futian tidak berhenti, dan pada kenyataannya, justru menjadi semakin kuat. Dia mengalihkan pandangannya pada lawannya. Dia mengumpulkan semua kekuatannya menjadi satu serangan dan menarik kekuatan Jalur Agung dari langit ke dalamnya. Langit dan bumi beresonansi saat dia melancarkan serangan terkuatnya.     

Ketika tombak milik kultivator dari Negeri Ilahi Emas itu menghantam tongkat Ye Futian, tombak itu terlempar ke udara, dan tongkat tersebut langsung menghantam tubuh sang kultivator dari Negeri Ilahi Emas.     

Pada saat itu juga, banyak retakan muncul di sosok surgawinya. Dan pada saat berikutnya, cahaya keemasan bersinar melalui retakan-retakan tersebut.     

Dua Renhuang tingkat atas dengan Roda Ilahi tingkat ketujuh telah tewas terbunuh!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.