Legenda Futian

Tingkat Ketujuh?



Tingkat Ketujuh?

3Ye Futian memandang tiga sosok yang dijerat oleh dedaunan dan dahan-dahan itu. Tatapan matanya tampak dingin dan acuh tak acuh; seolah-olah dia tidak pernah memperlakukan mereka dengan serius.      2

Ketiganya berusaha membebaskan diri dari jeratan dahan dan sulur-sulur tersebut, namun suara gemerisik itu terdengar semakin keras saat dahan-dahan dan dedaunan yang menjerat ketiga kultivator itu membanting tubuh mereka ke permukaan tanah. Tubuh mereka sepertinya tertusuk oleh sesuatu saat suara jeritan yang menyedihkan bergema di udara.     

Pemandangan ini terlihat sangat mengerikan.     

Dapat terlihat dengan jelas bahwa kedua belah pihak tidak berada pada tingkat kekuatan yang sama. Semua Renhuang yang bertarung di sekitar mereka sangat terkejut saat mereka menyaksikan apa yang baru saja terjadi, terutama para kultivator dari pasukan-pasukan di Benua Dongxiao, seperti Istana Suci Alkimia. Mereka tidak pernah menyangka bahwa Ye Futian akan menjadi sekuat ini.     

Ketiga Renhuang itu berasal dari pasukan-pasukan terkemuka. Salah satu di antara mereka adalah kultivator dari Wilayah Utara, dan dua kultivator lainnya merupakan Renhuang tingkat keenam. Namun tidak ada satupun dari mereka yang mampu memberikan perlawanan. Mereka mampu dikendalikan oleh Ye Futian dengan begitu mudahnya. Sudah jelas, bagi Ye Futian, mereka bukanlah tandingannya. Apakah ini adalah sesuatu yang bisa dilakukan oleh seorang Renhuang tingkat keempat?     

Roda Ilahi. Aura Jalur Agung miliknya sangat kuat. Mungkinkah Jalur Agungnya tidak memiliki kekurangan dan dia memiliki Roda Ilahi yang sempurna?     

Pada saat ini, seberkas cahaya suci berkilauan di atas langit, dan seorang Renhuang tingkat ketujuh muncul di atas Ye Futian. Dia adalah seorang Renhuang tingkat atas dari Istana Qin He. Beberapa orang yang dijerat oleh Ye Futian adalah rekan-rekannya.     

Bisakah dia menghadapi Renhuang tingkat ketujuh? Banyak orang bertanya-tanya dalam hati. Bahkan di luar matriks, sebagian besar orang memusatkan perhatian mereka pada medan pertempuran tempat Ye Futian berada. Ye Futian telah menjadi pusat perhatian bahkan sebelum dia memasuki matriks. Sehingga tidak mengejutkan untuk melihat banyak orang yang tertarik padanya.     

Sekarang setelah Ye Futian menunjukkan kekuatan yang begitu mengerikan dalam pertempuran, sudah jelas dia akan menjadi pusat perhatian, dan semakin banyak tatapan mata yang tertuju padanya.     

Bukan hanya mereka saja, bahkan para kultivator dari Menara Pengintai Wangshen juga memandang Ye Futian saat ini. Lelaki tua yang berada di barisan terdepan masih duduk di tempatnya. Saat tatapan matanya tertuju pada Ye Futian, yang berada di dalam matriks, dia bertanya, "Apakah ada di antara kalian yang mengetahui siapa pria ini?"     

"Pria ini bernama 'Ye Liunian.' Rumor mengatakan bahwa dia datang kemari bersama Kaisar Alkimia. Sebelumnya, dia telah membuat keributan di Istana Heavenly Battle. Beberapa orang mencurigai bahwa Kaisar Alkimia adalah gurunya, tetapi dia menyangkalnya. Namun, menurut saya, pria ini bukan berasal dari Menara Kaisar Alkimia di Benua Taiyuan," seseorang menanggapi saat dia berjalan ke tempat dimana lelaki tua itu duduk.     

"Lalu, menurutmu dari mana dia berasal?" Lelaki tua itu tidak begitu peduli dengan urusan-urusan terkait dunia luar dan tidak mengetahui berita tentang Ye Futian, maka dari itu, dia sedang menggali informasi tentang Ye Futian.     

"Pulau Dewa Timur," jawab Renhaung itu. Seberkas kilatan terlintas di mata lelaki tua itu saat dia memandang ke kejauhan. "Aku mengerti. Jadi, sepertinya 'dia' telah mengirimnya ke Menara Pengintai Wangshen untuk berkultivasi."     

"Sepertinya begitu." Renhuang yang berada di sampingnya itu mengangguk sebagai tanggapan. Keduanya memahami siapa yang sedang mereka bicarakan.     

Dewi Donglai tidak mempublikasikan identitas Ye Futian. Dia langsung membawa Ye Futian kemari untuk menemui Kaisar Millet. Namun, sebagai pasukan nomor satu di Benua Dongxiao, para kultivator dari Menara Pengintai Wangshen masih bisa mengetahui beberapa hal tentang berbagai macam peristiwa yang telah terjadi di luar sana. Tentu saja, mereka hanya bisa menebak bahwa Ye Futian berasal dari Pulau Dewa Timur tetapi mereka tidak tahu bahwa dia adalah penerus dari Dewa Tertinggi Donglai.     

"Mari kita lihat apakah Renhuang tingkat ketujuh bisa tampil lebih baik daripada Renhuang sebelumnya," ujar lelaki tua itu sambil memandang ke arah medan pertempuran. Renhuang tingkat ketujuh itu telah mengeluarkan tekanan dari Jalur Agung yang dahsyat dan bersiap untuk menyerang.     

Ketika Renhuang tingkat ketujuh itu mengeluarkan tekanan dari Jalur Agung, area yang luas dan tak berujung itu langsung dipenuhi dengan tekanan yang menyesakkan. Ye Futian memandang ke arah langit dan melihat banyak bayangan tambahan kini mengelilingi lawannya. Dalam sekejap, ada ribuan bayangan yang berdiri di atas langit dan memenuhi seluruh tempat. Setiap bayangan ini tampak seperti dewa perang. Seperti apakah kekuatan yang dihasilkan jika ribuan bayangan ini mengeluarkan tekanan dari Jalur Agung pada saat yang bersamaan?     

Sepertinya Ye Futian sedang berada dalam kesulitan dan tidak lama lagi akan terkubur hidup-hidup di tempatnya berada.     

"Tapi ini..." Para kultivator yang menyaksikan pertempuran itu dari luar matriks tampak terkejut. Seorang Renhuang tingkat ketujuh sekarang telah mengambil tindakan, namun Menara Pengintai Wangshen tidak menunjukkan reaksi apa pun. Seolah-olah mereka telah memberikan izin secara diam-diam untuk membiarkan Ye Futian berhadapan dengan seorang Renhuang di tingkat ketujuh.     

Renhuang tingkat keempat dikategorikan sebagai tingkat pertama dari Renhuang Plane tingkat menengah, dan Renhuang tingkat ketujuh sudah dikategorikan sebagai Renhuang tingkat atas. Keduanya dipisahkan oleh perbedaan Plane yang begitu besar. Apakah Ye Futian masih memiliki kesempatan untuk menang dalam pertempuran seperti itu?     

"Sebagai seorang Renhuang tingkat atas, sedikit tidak adil untuk bertarung melawanmu. Jika kau mampu menahan satu serangan dariku, aku akan berhenti bertarung," ujar Renhuang tingkat ketujuh yang berada di udara itu. Suaranya bergema ke seluruh tempat. Seolah-olah semua bayangannya berbicara secara bersamaan dan menyebabkan gelombang suara yang tak terhitung jumlahnya bergema di antara langit dan bumi. Bahkan suara itu bergema di telinga orang-orang untuk waktu yang lama.     

Ye Futian mengangkat kepalanya untuk memandang lawan bicaranya itu. Berani sekali dia berbicara seperti itu?     

Satu serangan. Pasti ini adalah serangan terkuatnya.     

"Kalian sudah menunjukkan bahwa berbagai macam cara boleh digunakan dalam pertempuran, jadi kenapa kalian repot-repot berpura-pura bersikap murah hati padaku?" ujar Ye Futian nada sinis. Dalam Pertempuran Hukum yang berlangsung di dalam matriks ini, apalah arti kemenangan ketika seorang Renhuang tingkat ketujuh bertarung melawan seorang Renhuang tingkat keempat?     

Tujuan utama dari perjalanan ini telah berubah; sekarang mereka hanya ingin memusatkan serangan mereka pada Ye Futian. Karena itulah, mereka tidak perlu berpura-pura lagi.     

"Aku juga tidak peduli berapa kali kau akan menyerangku. Di hadapanku, kau tidak berhak untuk mengucapkan apa yang baru saja kau katakan," ujar Ye Futian dengan nada sinis. Begitu dia selesai berbicara, tubuhnya melayang ke udara, dan aura Jalur Agung yang menakjubkan menyebar di udara. Cahaya suci keemasan berkilauan di tubuhnya, dan satu sosok Buddha tampaknya telah muncul di sana. Rapalan sutra Buddha masih terus bergema di udara. Rasanya seolah-olah ada huruf-huruf Buddha yang tak ada habisnya bermunculan dimana-mana dan beresonansi di antara langit dan bumi. Rapalan sutra Buddha bergema di telinga semua orang, dan di dalam pikiran mereka, satu sosok Buddha kuno tampaknya telah terbentuk di sana.     

"Karena kalian benar-benar tak tahu malu karena membiarkan seorang Renhuang tingkat atas melancarkan serangan padaku, jadi jangan salahkan aku jika aku menyerang kalian tanpa ampun," ujar Ye Futian dengan suara pelan, yang membuat semua orang terkejut dan menatapnya dengan tercengang.     

Tanpa ampun?     

Apakah ini adalah hal yang pantas diucapkan olehnya pada seorang Renhuang tingkat ketujuh?     

"Sombong sekali." Tidak jauh dari tempat Ye Futian berada, Permaisuri Yi dari Gunung Dewi memandang Ye Futian dengan kedua matanya yang indah. Pria ini adalah Renhuang paling sombong yang pernah dia lihat. Kesombongannya tidak diungkapkan melalui sikapnya, melainkan tersirat melalui tindakan dan ucapannya. Tapi, dia memang memiliki kekuatan yang mumpuni untuk mendukung kepercayaan dirinya ini.     

Namun, pada saat ini, dia sedang berhadapan dengan seorang Renhuang tingkat ketujuh. Dapatkan dia mengalahkannya dengan Jalur Agung miliknya?     

"Hati-Hati. Pria ini adalah seorang Renhuang yang kuat dari Istana Qin He. Serangan-serangannya sangat mematikan. Dia bisa memerintahkan ribuan bayangannya untuk menyerang secara bersamaan, jadi kekuatan serangannya akan jadi berlipat ganda. Kau tidak boleh ceroboh." Ye Futian mendengar suara di dalam benaknya, dan ternyata, sosok yang berbicara padanya itu adalah Permaisuri Yi.     

Ye Futian melirik ke arah Permaisuri Yi, dimana dia melihat bahwa Permaisuri Yi sedang mengamati medan pertempuran tempat keduanya berada. Mungkin, peringatan ini adalah niat baik Permaisuri Yi terhadap dirinya.     

Dia tidak memberikan tanggapan. Tekanan Jalur Agung yang dikeluarkan oleh Renhuang tingkat ketujuh di udara itu menjadi semakin kuat. Ribuan bayangan itu sepertinya telah beresonansi dengan Jalur Agung. Kekuatan Jalur Agung yang mengerikan muncul dari masing-masing bayangan tersebut dan menekan area ini. Dalam waktu singkat, tekanan Jalur Agung yang tak terlihat menyelimuti seluruh tempat. Para Renhuang dengan tingkat kultivasi relatif rendah yang berada di dalam area ini akan merasa sesak napas.     

Ye Futian masih berdiri di tempatnya tanpa merubah ekspresinya sedikit pun, namun faktanya, samar-samar dia masih bisa merasakan tekanan tersebut. Rasanya seolah-olah langit tempatnya berada akan runtuh dan menimpa dirinya.     

Di atas Ye Futian, muncul sebuah pohon ilahi yang membesar dengan sangat cepat. Dalam waktu singkat, aura dari pohon kuno itu menyebar ke area yang luas ini, seolah-olah sebuah pohon ilahi sudah lama ditanam di sini, lalu mengubah tempat ini menjadi sebuah area dari Jalur Agung.     

*Brak* Tiba-tiba terdengar suara yang keras saat ribuan bayangan melangkah ke udara pada saat yang bersamaan, cahaya keemasan menyelimuti tubuh mereka. Semua bayangan itu memiliki pergerakan yang sama, dimana saat ini, mereka mengangkat tangan masing-masing saat tirai cahaya keemasan terbentuk dari tangan mereka. Semua tangan itu memancarkan aura mengerikan yang mampu menghancurkan Jalur Agung.     

Akhirnya, dengan disaksikan oleh banyak orang, pria itu bergerak bersama bayangan-bayangan itu secara bersamaan. Mereka melancarkan serangan ke bawah, dan pada saat itu juga, bagian langit ini sepertinya sedang berada di ambang kehancuran. Orang-orang bisa melihat semua bayangan dari pria itu melesat menembus ruang hampa, mengerahkan serangan mereka menuju Ye Futian.     

Tidak lama kemudian, sebuah gelombang suara menyebar di udara dan menyebabkan bayangan-bayangan itu meledak, lalu hancur tak bersisa. Banyak orang tampak terkejut saat mereka menyaksikan pemandangan yang sulit dipercaya ini.     

Serangan musik terkuat biasanya tidak dapat didengar. Mereka tidak bisa mendengar irama dari gelombang suara ini, namun mereka bisa merasakannya.     

Di area yang diselimuti oleh pohon kuno, sebuah aura yang sangat dingin dan suram menyebar di area Jalur Agung tersebut, sehingga membekukan bayangan-bayangan yang menerjang ke bawah itu, lalu mengubahnya menjadi embun es. Sebelum serangan mereka mencapai Ye Futian, mereka sudah berubah menjadi es.     

Orang-orang melihat tubuh Ye Futian perlahan-lahan melayang ke udara, dan sebuah badai pedang yang mengerikan muncul di sekitarnya. Kemana pun dia melintas, bayangan-bayangan itu terus menerus meledak dan dihancurkan. Ribuan bayangan menghilang dengan begitu cepat. Dan dalam waktu singkat, segala sesuatunya telah berubah menjadi debu.     

Tidak lama kemudian, tubuh asli dari Renhuang tingkat ketujuh itu muncul kembali. Dia menyaksikan apa yang terjadi di depan matanya dengan tercengang, dikarenakan semua bayangan miliknya kini telah berubah menjadi debu dan menghilang dalam sekejap. Namun, dia tidak punya waktu untuk terkejut. Tanpa dia sadari, sebilah pedang dengan aura yang menakjubkan telah tiba di hadapannya.     

*Boom* Kekuatan Jalur Agung yang sangat mengerikan terpancar tanpa henti saat tubuhnya berubah menjadi tubuh emas yang tidak bisa dihancurkan, menekan Jalur Agung dengan kekuatannya. Dua kepalan tinjunya langsung dikerahkan ke udara untuk menangkis serangan pedang tersebut.     

Saat pedang itu tiba, terdengar suara mendesis yang tajam. Pedang ini sepertinya dibentuk dari ribuan aura pedang di antara langit dan bumi, lalu digabungkan menjadi satu pedang. Tubuh emas itu hancur berkeping-keping, dan dua kepalan tinju itu tampak berlumuran darah. Pedang itu terus bergerak ke depan, menebas kepalan tinju tersebut, hingga akhirnya menghantam tubuh dari Jalur Agung yang berada di atas langit. Banyak retakan bermunculan saat cahaya suci keemasan menghalangi pandangan banyak orang. Pada saat berikutnya, pedang itu akhirnya berhenti bergerak ketika tubuh Renhuang tingkat ketujuh itu terhempas ke kejauhan. Dia hanya berdiri tak bergeming di tempatnya, dengan darah bercipratan dari dadanya.     

Tubuhnya dipenuhi oleh aura pedang penghancur yang mengerikan.     

"Apakah ini 'satu serangan' yang kau maksud?" Ye Futian memandangnya dengan tatapan mengejek. "Apakah ini kekuatan dari Renhuang tingkat ketujuh?"     

Bahkan Renhuang tingkat ketujuh pun kalah dengan menyedihkan di tangan Ye Futian!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.