Legenda Futian

Hidup Untuk Beberapa Hari Lagi



Hidup Untuk Beberapa Hari Lagi

2Baru pada saat inilah semua orang menyadari seperti apa kekuatan Ye Futian. Meskipun dia hanya memiliki Roda Ilahi tingkat ketiga, namun dia mampu membunuh para Renhuang itu satu per satu. Dia bahkan telah membunuh seorang Renhuang tingkat atas. Meskipun hal itu hanya bisa terjadi karena ada dua orang yang menghalangi pergerakan Renhuang tingkat atas itu, namun tetap saja, lawannya merupakan pemilik Roda Ilahi tingkat ketujuh. Dan dapat terlihat dengan jelas bahwa pedang milik Ye Futian sangatlah kuat. Apalagi, pedang yang baru saja dikeluarkan oleh Ye Futian cukup kuat untuk mengejutkan lawannya, dan Jun Qiuyan menjadi sangat panik sehingga dia mundur dengan tergesa-gesa. Ini adalah bukti nyata bahwa tingkat kultivasi Ye Futian hanyalah sebagian kecil dari kekuatan sejatinya. Bahkan mungkin dapat dikatakan bahwa kekuatannya jauh melampaui tingkat kultivasinya.     2

Kalau tidak, mustahil dia bisa melakukan semua ini.     

'Pria ini sangat kuat,' banyak orang berpikir dalam hati. Ye Futian terlalu keras kepala. Meskipun banyak orang sudah menebak alasan dibalik perilakunya ini, namun mereka masih beranggapan bahwa sikap Ye Futian sedikit berlebihan. Karena bagaimanapun juga, Jun Qiuyan adalah sosok dengan status yang tinggi; dia adalah tuan muda dari Klan Jun, yang merupakan salah satu pasukan terkuat di seluruh penjuru Benua Penglai.     

Jun Qiuyan mungkin telah menggunakan suatu trik untuk menghadapi Ye Futian, tetapi mengingat betapa kuatnya Ye Futian dalam melancarkan serangan balasan, besar kemungkinan dia mungkin akan melukai dirinya sendiri.     

Serangan pedang yang baru saja dilancarkan oleh Ye Futian telah mempermalukan Jun Qiuyan di depan umum.     

Dan benar saja, ekspresi Jun Qiuyan berubah menjadi sangat muram. Kedua matanya yang dalam memancarkan keinginan membunuh yang mengerikan. Hanya ada satu pemikiran di dalam benaknya sekarang, yaitu merenggut nyawa Ye Futian.     

Faktanya, dia tidak menunjukkan ekspresi acuh tak acuh yang dia tunjukkan beberapa saat yang lalu.     

Saat berada di Teras Dewa Hujan, dia bersikap sangat sopan dan bijaksana; tidak peduli apa pun yang dikatakan oleh Ye Futian dan kelompoknya, dia selalu memiliki senyuman di wajahnya. Apa yang dia lakukan hanyalah memendam rasa dendam di dalam hatinya. Dapat terlihat dengan jelas bahwa dia sosok yang sangat cerdik dan tidak mudah untuk mengungkapkan emosinya.     

Namun pada saat ini, tekadnya untuk membunuh Ye Futian hampir tidak bisa ditahan lagi di dalam tatapan matanya yang tampak sedingin es.     

Dia tidak layak untuk meminta Ye Futian mengikutinya?     

Karena Ye Futian tidak berpikiran bahwa dia cukup layak mendampinginya, maka akan lebih baik jika dia membunuh Ye Futian.     

Tidak peduli sehebat apa pun bakat maupun kekuatan Ye Futian dan kelompoknya, dia akan membunuh mereka semua. Jun Qiuyan bertekad untuk menunjukkan pada Ye Futian betapa 'tidak layaknya' dia.     

"Kau telah membunuh para penegak hukum dan terlibat dalam pembantaian di Wilayah Dewa Penglai. Berani sekali kau bersikap kurang ajar dan sombong; tidak peduli dari benua mana kau berasal, jangan pernah berpikiran untuk bisa pergi dari sini hidup-hidup." Jun Qiuyan berbicara dengan nada dingin, dan setiap kata-katanya dipenuhi dengan keinginan membunuh di dalamnya.     

 "Tangkap mereka. Kalian bisa membunuh mereka di tempat," Jun Qiuyan memberi perintah dengan nada dingin.     

Pada saat ini, dia tidak lagi bersandiwara. Dia bahkan tidak repot-repot mencari alasan. Kata-kata Ye Futian telah mengisyaratkan bahwa dia-lah penyebab dari semua kekacauan ini. Dalam situasi seperti ini, dia juga tidak ingin menjelaskan apa pun. Dia hanya ingin mereka semua mati.     

Saat dia memberikan perintah, banyak sosok melesat ke depan, bahkan orang-orang dari benua lain juga bergerak dan mengepung Ye Futian serta kelompoknya.     

Dalam sekejap, suasana di area itu menjadi sangat menegangkan. Ekspresi Kaisar Helian dan Beigong Ao tampak sangat muram. Pada akhirnya, mereka terlibat dalam masalah. Sebelumnya, Beigong Ao berniat mengirim putrinya pergi dari sini.     

Saat itu, dia sudah memiliki firasat buruk.     

Di sisi lain, Yang Dongqing hanya berdiri di bagian samping tanpa melakukan apa pun, seolah-olah dia adalah orang asing dan tidak ada hubungannya dengan Ye Futian serta kelompoknya. Dia berdiam diri di bagian samping dan sama sekali tidak ikut serta dalam kekacauan ini. Jika Ye Futian ingin menjemput ajalnya sendiri, dia tidak akan mendampinginya. Yang Dongqing tidak cukup bodoh untuk menyinggung orang-orang dari pasukan-pasukan terkemuka di Benua Penglai.     

Pada akhirnya, Ye Futian harus menanggung konsekuensi atas tindakannya sendiri.     

Melihat pemandangan yang terjadi di depan mata mereka, para kultivator lainnya juga merasa bahwa Ye Futian akan menderita kali ini. Saat tersulut amarah, dia bertindak terlalu sembrono. Tanpa adanya kekuatan yang mumpuni, hanya kematian yang akan menunggunya.     

Tiga bilah pedang melayang tepat di atas kepala Ye Futian. Tatapan matanya terpaku pada sosok Jun Qiuyan yang berada tepat di hadapannya. Dia yakin bahwa sebelum pertarungan ini terjadi, dia bisa membunuh Jun Qiuyan. Namun, jika dia melakukan hal tersebut, dia tidak akan bisa memasuki Pulau Dewa Timur dan terpaksa pergi dengan tangan kosong. Ditambah lagi, hal itu dapat membahayakan Paviliun Dongyuan.     

Secara logika, dia bisa pergi begitu saja, tetapi Kaisar Helian, Keluarga Beigong, dan yang lainnya mungkin akan terlibat masalah di masa depan.     

Jadi, hingga batas tertentu, Ye Futian tidak akan mengambil risiko untuk membunuh Jun Qiuyan di depan umum.     

"Aku berjanji padamu bahwa sebelum mereka sempat bergerak, kau akan mati lebih dulu," ujar Ye Futian sambil menatap Jun Qiuyan. Nada bicaranya membuat Jun Qiuyan merasakan tingkat kepercayaan diri yang luar biasa. Seolah-olah Ye Futian begitu yakin bahwa dia bisa menepati kata-katanya.     

Nada bicara sesombong itu menyebabkan Jun Qiuyan semakin mengerutkan keningnya. Serangan pedang yang dilancarkan oleh Ye Futian sebelumnya telah membuat citranya tercoreng, namun Ye Futian lagi-lagi mempermalukannya di depan umum. Jun Qiuyan juga seorang Renhuang yang sangat kuat.     

Meski demikian, dia masih menerima perlakuan yang memalukan tersebut.     

Dengan adanya banyak kultivator di sekitarnya, Ye Futian masih membual bahwa begitu pasukan Jun Qiuyan bergerak, orang yang akan mati lebih dulu adalah dia, Jun Qiuyan.     

Ye Futian jelas tidak menganggap kemampuan Jun Qiuyan memiliki keistimewaan. Tampaknya bagi Ye Futian, Jun Qiuyan adalah seseorang yang bisa dibasmi dengan mudah olehnya seperti seekor semut. Faktanya, sepertinya Ye Futian merasa bahwa tidak pantas baginya untuk bertarung melawan Jun Qiuyan.     

"Sombong sekali." Di samping Jun Qiuyan, dua Renhuang tingkat atas memusatkan pandangan mereka pada Ye Futian dan keduanya terlihat tidak senang. Berani-beraninya Ye Futian mengabaikan mereka. Apakah dia memperlakukan mereka seperti udara?     

Ye Futian bisa membunuh Jun Qiuyan sebelum mereka sempat bergerak?     

"Bagaimana kalau kau mencobanya secara langsung?" jawab Jun Qiuyan dengan nada sinis. Dia tidak percaya bahwa hal itu bisa terjadi.     

"Maju, bunuh mereka," Jun Qiuyan memberi perintah dengan nada dingin.     

Dalam sekejap, sebuah badai dari Jalur Agung yang mengerikan terbentuk dan memenuhi seluruh tempat. Pada saat yang bersamaan, tiga bilah pedang yang melayang di atas kepala Ye Futian kini memancarkan aurora pedang yang melesat menembus awan.     

"Semuanya, tolong berhenti." Pada saat ini, sebuah suara bergema ke seluruh tempat. Suara itu memiliki sensasi yang menakjubkan di dalamnya. Bahkan suara itu terdengar dari dalam badai Jalur Agung, dan meski begitu, semua orang bisa mendengarnya dengan jelas. Banyak orang sedikit terkejut saat mengetahui bahwa, bahkan pada kondisi seperti ini, seseorang berusaha meyakinkan mereka untuk berhenti bertarung.     

Semua orang mengalihkan pandangan mereka dan melihat sosok-sosok berjubah putih bergerak mendekat di udara. Pakaian mereka yang serba putih berkibar tertiup angin. Seolah-olah mereka tidak berasal dari dunia ini. Mereka semua sangat cantik, seperti para dewi. Sudah jelas, mereka adalah para kultivator dari Pulau Dewa Timur.     

Sosok yang memimpin sekelompok wanita itu adalah Bai Mu dari Pulau Dewa Timur.     

Di atas medan pertempuran, badai Jalur Agung yang mengerikan itu berhenti sejenak saat Ye Futian dan yang lainnya menoleh untuk memandang Bai Mu.     

"Ada masalah apa, Dewi?" tanya Jun Qiuyan sambil mengangkat kepalanya untuk memandang Bai Mu.     

"Demi kepentingan Pulau Dewa Timur, bisakah kalian berdua, Tuan Jun dan Tuan Ye, mungkin mengakhiri semua ini sekarang juga? Mari kita berhenti mempertanyakan siapa yang benar atau siapa yang salah terkait masalah ini?" Bai Mu berkata sambil memandang Jun Qiuyan dan Ye Futian. "Kalian berdua adalah tamu yang diundang oleh Pulau Dewa Timur. Selain itu, aku adalah orang yang memberikan undangan pada kalian berdua secara pribadi. Karena itulah, aku tidak ingin melihat kalian berdua berselisih seperti ini. Pulau Dewa Timur akan dibuka untuk umum. Jika ada di antara kalian yang mengalami kerugian, maka aku yang akan disalahkan."     

Jun Qiuyan memandang Bai Mu. Dia berpikir bahwa Ye Futian tidak perlu menyetujui hal ini. Dari sudut pandangnya, Ye Futian sudah mati. Dia percaya bahwa Bai Mu berharap agar dia bisa mengakhiri semua ini dan mengampuni nyawa Ye Futian.     

"Klan Jun telah menjaga hukum dan ketertiban di Wilayah Dewa Penglai selama bertahun-tahun. Aku yakin kau tidak ingin membuat kekacauan di tempat ini. Besok akan menjadi hari dibukanya Pulau Dewa Timur. Aku ingin melihat semua tamu undanganku memasuki Pulau Dewa Timur," lanjut Bai Mu ketika dia melihat Jun Qiuyan tampak ragu-ragu. Sudah jelas, dia bisa melihat perbedaan kekuatan di antara kedua belah pihak. Namun, Ye Futian telah menunjukkan potensi yang mengejutkan dalam pertarungan ini.     

Dia juga tidak ingin Ye Futian mati sebelum dia melangkahkan kaki ke Pulau Dewa Timur, karena itulah dia datang kemari. Dia berharap Ye Futian bisa mendapatkan kesempatan untuk memasuki Pulau Dewa Timur.     

Melihat tekad di mata Bai Mu, Jun Qiuyan mengalihkan pandangannya ke arah Ye Futian, dan berkata dengan nada dingin, "Apa pun yang terjadi hari ini, aku pasti akan menyelesaikan masalah ini denganmu nanti. Aku akan membiarkanmu hidup untuk beberapa hari lagi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.