Legenda Futian

Mengajak Bertarung



Mengajak Bertarung

1Ketika Pemimpin Istana Divine melihat serangan Jian Qingzhu, dia memujinya dengan berkata, "Akademi Tianshen adalah akademi nomor satu di 3.000 Dunia dari Jalur Agung. Koleksi buku mereka sudah tak terhitung jumlahnya. Aku mendengar informasi bahwa Jian Qingzhu telah membaca semua buku tersebut, dan dia juga mahir dalam teknik pertempuran Buddha."     
3

"Teknik Buddha ini berguna untuk melawan kekuatan kegelapan," ujar Lord Taixuan, yang berdiri di samping Pemimpin Istana Divine.     

"Jian Qingzhu berhasil membuka salah satu pintu reruntuhan utama ketika dia berada di dalam Reruntuhan Dewa, jadi dia juga mendapatkan keuntungan besar. Menurut sepengetahuan saya, dia mendapatkan sebuah perpustakaan," ujar Ye Futian. "Saya yakin ada banyak gulungan yang tersimpan di dalam perpustakaan itu. Terlebih lagi, semua gulungan itu merupakan peninggalan dari Kaisar Agung."     

Para kultivator di sekitarnya mengangguk pelan sebagai tanggapan. Kala itu, Ye Futian memperoleh sebuah aula yang dipenuhi dengan senjata ilahi. Semua senjata ilahi yang disimpan di dalam aula itu sangatlah kuat.     

Tidak jauh berbeda, koleksi buku yang diterima oleh Jian Qingzhu tentu saja juga sangat istimewa.     

Saat ini, Jian Qingzhu kemungkinan besar telah menggabungkan semua pembelajarannya ke dalam teknik kultivasinya.     

Pada saat ini, di atas medan pertempuran, aura kegelapan yang dipancarkan oleh kultivator kuat dari Istana Kegelapan itu menjadi semakin mengerikan. Baju zirah berwarna hitam legam miliknya membesar saat tubuhnya berubah menjadi satu sosok Dewa Perang kegelapan. Ketika dia mengerahkan kepalan tinjunya, aura penghancur yang mengerikan juga terpancar keluar. Dimana pun kepalan tinju itu melintas, segala sesuatunya akan dihancurkan hingga tak bersisa.     

Di sisi lain, tubuh Jian Qingzhu tampak bermandikan cahaya suci dari Gulungan Jalur Agung. Pola-pola dan huruf kuno yang tak terhitung jumlahnya saling tumpah tindih satu sama lain dan bersinar terang. Lingkaran-lingkaran cahaya juga bergerak ke depan dan berubah menjadi kumpulan rune Swastika. Semua rune Swastika itu berputar-putar di udara dan akhirnya bergerak ke depan, saling terpaut satu sama lain sehingga membentuk bayangan dari seorang Buddha. Cahaya keemasan bersinar hingga bermil-mil jauhnya dan menyingkirkan semua kegelapan.     

Sosok Buddha itu menjadi nyata. Di bawah pancaran lingkaran cahaya Swastika, sosok sang Buddha terlihat sangat agung. Rune-rune itu bertabrakan dengan arus kegelapan. Sosok Buddha itu merapalkan sutra dan mengerahkan sebuah serangan telapak tangan menuju lawannya. Ruang hampa seperti akan terkoyak. Dewa Perang kegelapan yang dibentuk oleh lawannya juga menyerang sang Buddha. Dengan mengenakan baju zirah berwarna hitam legam, kedua matanya dipenuhi dengan kekejaman dan kebrutalan.     

Ketika serangan mereka bertabrakan, cahaya keemasan dan arus kegelapan menyebar ke area sekitarnya, seolah-olah mereka membentuk pola-pola cahaya. Renhuang dari Istana Kegelapan itu terlempar ke belakang akibat gelombang kejut yang dihasilkan. Namun, tatapan matanya masih terlihat sangat mengerikan. Dia mengambil satu langkah ke depan dan menggunakan kekuatannya yang mengerikan untuk melangkah ke depan secara paksa. Dia menahan serangan dari berbagai macam rune Swastika saat dia menerjang ke arah Jian Qingzhu. Seolah-olah dia ingin mencabik-cabik tubuh Jian Qingzhu.     

Jian Qingzhu membentuk segel dengan kedua tangannya saat dia merasakan kekuatan mengerikan yang dipancarkan oleh lawannya. Dalam sekejap, rentetan gelombang pola cahaya menerjang ke depan. Pola-pola cahaya itu benar-benar terasa seperti deretan gelombang kejut raksasa. Serangan itu terlihat mirip dengan teknik True Will of Waves of the War God. Pola-pola cahaya itu terus menerus menghantam tubuh lawannya, berusaha menahan pergerakannya.     

Saat ini, lingkaran-lingkaran cahaya muncul di sekitar Gulungan dari Jalur Agung. Semua lingkaran cahaya ini saling bertautan dan beresonansi satu sama lain, memancarkan sinar-sinar cahaya yang menyilaukan. Sinar-sinar cahaya itu mirip dengan kilatan petir, tetapi mereka jauh lebih tebal.     

Kilatan petir yang mengerikan itu melesat di atas langit meskipun saat ini masih siang hari. Aura penghancur yang mengerikan menyebar di udara. Segala sesuatu yang dilewati oleh kilatan cahaya putih itu langsung diledakkan menjadi debu.     

Setiap lingkaran cahaya itu memancarkan seberkas cahaya putih pada saat yang bersamaan; sinar-sinar cahaya itu tertuju ke satu arah. Ketika Jian Qingzhu membentuk sebuah mudra dengan kedua tangannya, kekuatan dari sinar-sinar cahaya itu meningkat.     

Orang-orang yang mengamati jalannya pertempuran dari bawah bisa merasakan kekuatan dari cahaya tersebut. Cahaya suci yang menyilaukan itu menyelimuti medan pertempuran, sehingga membuat orang-orang kesulitan untuk melihat sosok Jian Qingzhu dengan jelas. Mereka hanya bisa mengetahui apa yang sedang terjadi di atas medan pertempuran melalui aura mereka.     

Pada saat ini, bahkan sang Putra Kebanggaan Neraka memandang ke arah Jian Qingzhu. Dia tampak terkejut. Kultivator ini ternyata sangat kuat.     

Sepertinya Dunia Asal masih bisa melahirkan beberapa sosok yang mengerikan.     

Jian Qingzhu melayang di udara. Jarinya menunjuk ke bawah, dan dalam sekejap, pancaran cahaya suci itu tertuju pada satu tempat. Mereka berubah menjadi seberkas cahaya putih yang mampu menembus langit dan bumi, kemudian menerjang ke bawah tanpa ragu-ragu.     

*Boom*     

Terdengar suara benturan. Pancaran cahaya putih itu menghantam baju zirah berwarna hitam legam milik lawannya. Dalam sekejap, tubuh yang dilindungi oleh baju zirah itu diselimuti oleh cahaya putih, seolah-olah kultivator itu telah diserang oleh sebuah serangan yang mengerikan. Pada saat yang bersamaan, terdengar suara retakan di suatu tempat. Baju zirah berwarna hitam legam itu retak dan hancur menjadi debu.     

*Brak*     

Tubuh kultivator kuat dari Istana Kegelapan itu terhempas ke belakang. Sebuah lubang penuh darah yang mengerikan telah terbentuk di tubuhnya. Dia bergegas mundur ke klannya. Dia mengelilingi tubuhnya dengan arus kegelapan untuk mengontrol pendarahan dari lukanya itu.     

Gulungan itu menyimpan kekuatan Jalur Agung di dalamnya. Saat ini semua orang memandang Jian Qingzhu dengan takjub. Ternyata dia termasuk sosok mengerikan lainnya.     

Namun, karena dia adalah 'Jian Qingzhu', para kultivator dari Sembilan Dunia Jalur Supremasi tidak begitu terkejut dan dapat memahaminya. Bagaimanapun juga, sebelum dia membuktikan Jalur Agung-nya, Jian Qingzhu sudah dianggap sebagai sosok paling mengerikan dari generasi ini di Dunia Imperial. Hanya saja pada saat itu, dia belum bertemu dengan kultivator kuat lainnya, jadi dia hanya bisa dianggap sebagai salah satu sosok yang paling mengerikan.     

Namun pada kenyataannya, saat berada di dalam Reruntuhan Dewa, hanya dia dan Ye Futian yang berhasil membuka pintu gerbang menuju reruntuhan utama.     

Selama ini tidak ada seorang pun yang membayangkan bahwa kemampuan Jian Qingzhu ternyata sangat luar biasa.     

Para kultivator dari Akademi Tianshen masih berdiri di tempat masing-masing dan menyaksikan semua ini terjadi. Ekspresi mereka terlihat sangat tenang, tetapi mereka sebenarnya merasa gelisah, terutama para anggota dari Keluarga Jian. Alasan mengapa mereka membiarkan Jian Qingzhu bertarung adalah agar dia mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya di hadapan Puteri Donghuang.     

Saat ini, para kultivator di Sembilan Dunia Jalur Supremasi hanya mengenal Ye Futian, dan Puteri Donghuang pasti merasakan hal yang sama. Dalam situasi seperti itu, tidak dapat dihindari bahwa sang Puteri akan mengabaikan kemampuan kultivator lainnya.     

Namun, dengan adanya kesempatan yang langka ini, mereka harus menonjolkan kemampuan Jian Qingzhu.     

Jika mereka dapat mengirimnya untuk berlatih bersama Donghuang Agung dan mengikuti Puteri Donghuang, maka kemampuan Jian Qingzhu tentu saja akan menjadi semakin menakjubkan di masa depan.     

Seperti yang diharapkan, Jian Qingzhu adalah kultivator pertama yang mampu mengalahkan lawannya. Medan pertempuran tempat dia berada juga telah menarik perhatian Puteri Donghuang, yang sekarang memandang ke arahnya.     

Namun, sepasang mata yang sangat cantik itu sepertinya tidak bereaksi setelah menyaksikan apa yang baru saja terjadi.     

Melihat status yang dimiliki oleh Puteri Donghuang, pasti dia sudah sering bertemu dengan sosok-sosok yang luar biasa. Sudah jelas dia tidak akan terkesan dengan penampilan seperti ini.     

Setelah Jian Qingzhu mengalahkan lawannya, dia melangkah ke depan dan kembali berjalan menghampiri sang Putra Kebanggaan Neraka, Qi Ye. Pertempuran antara Jian Qingzhu dan kultivator dari Istana Kegelapan itu hanya berlangsung sesaat. Semuanya berakhir dalam sekejap, dan Qi Ye bahkan belum melancarkan serangan.     

"Seranganmu lumayan kuat, dan mencakup banyak teknik di dalamnya. Kekuatannya yang meledak-ledak mampu bergerak secepat kilat, dan kekuatan penembusnya setajam bilah pedang. Tidak heran seniormu berniat untuk menjadikanmu sebagai budak di bawah perintah Puteri Donghuang," Qi Ye berbicara dengan nada acuh tak acuh saat dia melangkah ke depan. Kata-katanya sangat kasar. Dia bahkan menggunakan kata 'budak' untuk menggambarkan sosok Jian Qingzhu.     

Kemudian Qi Ye melanjutkan kata-katanya, "Akan tetapi, kau dipersilahkan untuk datang ke Istana Kegelapan dan mengabdi di bawah perintahku. Bagaimana menurutmu? Lagipula klanmu telah diusir ke Dunia Bawah. Akan lebih baik jika kau mengkhianati Akademi Tianshen dan bergabung dengan Istana Kegelapan. Sungguh menyedihkan melihat sosok terkemuka sepertimu rela mengabaikan harga dirimu untuk meminta bantuan."     

"Tutup mulutmu," ujar Dekan dari Akademi Tianshen dengan suara keras. Tentu saja dia bisa melihat bahwa Qi Ye berusaha memprovokasi Jiang Qingzhu dan menikmatinya.     

Ketika dia mendengar lawan bicaranya mengatakan hal ini, Qi Ye tersenyum dan berjalan secara perlahan-lahan ke arah Jian Qingzhu. Dia berkata, "Jika kau ingin bertarung menggantikan Puteri Donghuang, maka aku akan mengabulkan keinginanmu."     

Begitu dia mengatakan hal ini, kegelapan menyelimuti seluruh tempat dan membuat suhu udara di tempat itu menjadi sangat dingin.     

Di dalam area kegelapan ini, pola-pola cahaya juga bermunculan. Namun, mereka berwarna hitam legam dan langsung menyelimuti area ini. Pola cahaya itu berputar-putar ke segala arah. Aura penghancur menyebar di udara dan memancarkan tekanan yang dahsyat.     

Seolah-olah area ini telah berubah menjadi Dunia Kegelapan.     

Sementara itu di belakang Qi Ye, ilusi dari Neraka samar-samar muncul dari dalam kegelapan. Seolah-olah tempat itu adalah Neraka yang sesungguhnya. Pemandangan itu membuat banyak orang merasa putus asa.     

Di dalam Dunia Kegelapan itu, terdapat lubang hitam yang tak terhitung jumlahnya. Dari lubang-lubang hitam ini, banyak tombak Neraka bermunculan, dan masing-masing tombak memancarkan tekanan penghancur yang mengerikan.     

Ekspresi Jian Qingzhu tampak serius. Dia memasang kuda-kuda, dan dalam sekejap, Gulungan Jalur Agung miliknya bersinar semakin terang. Cahaya putih terpancar dari gulungan itu, tampaknya berusaha melawan lubang hitam Neraka milik lawannya.     

Tidak lama kemudian, sebuah badai penghancur yang dahsyat bergejolak di atas medan pertempuran tempat mereka berdua berdiri. Pemandangan yang dihasilkan benar-benar mengerikan.     

"Serang!" Qi Ye bergumam.     

Begitu dia berbicara, semua tombak bermunculan dari dalam lubang hitam Neraka; tombak-tombak itu bergerak secepat kilat. Kecepatan mereka sungguh luar biasa saat mereka langsung mengincar tubuh Jian Qingzhu.     

Kilatan petir putih yang menyilaukan melesat keluar dari Gulungan Jalur Agung milik Jian Qingzhu. Kilatan petir putih dan tombak itu bertabrakan satu sama lain. Dalam sekejap, cahaya berwarna hitam dan putih tampak terjalin satu sama lain, dan sebuah badai penghancur yang lebih mengerikan dari sebelumnya telah terbentuk. Pancaran cahaya putih itu berada dimana-mana, sementara tombak-tombak kegelapan itu menyerang dengan sangat cepat.     

Terlebih lagi, lubang-lubang hitam itu masih terus mengeluarkan tombak-tombak Neraka tanpa henti.     

Senyuman sinis terlintas di mata Qi Ye sementara serangannya terus menerus dikerahkan menuju lawannya. Sepertinya dia sedang mengejek Jian Qingzhu.     

'Hah?' Ye Futian mengerutkan keningnya. Ada sesuatu yang tidak beres.     

"Hati-hati," Dekan dari Akademi Tianshen berteriak. Jian Qingzhu sepertinya juga menyadari sesuatu. Gulungan Jalur Agung miliknya mengeluarkan cahaya suci, dan sebuah tirai cahaya yang menyilaukan kini melindungi tubuhnya. Dia berhenti menghadapi serangan yang dilancarkan oleh Qi Ye; sebaliknya, dia memfokuskan diri untuk bertahan sekarang.     

Pada saat itu juga, di antara badai yang bergejolak di sekitar tubuhnya, sebuah aliran udara tak berbentuk tiba-tiba dikeluarkan. Aliran udara itu tidak memiliki bentuk maupun bayangan dan sepertinya telah menyatu ke dalam kegelapan. Orang-orang tidak dapat melihatnya, baik itu dengan mata telanjang maupun dengan aura mereka.     

Itu adalah serangan yang tak terlihat.     

*Boom* Tubuh Jian Qingzhu sepertinya telah terkena serangan. Namun, serangan tersebut sepertinya telah ditangkis oleh pertahanannya.     

Namun, setelah itu, suara gemuruh terus menerus terdengar. Sosok Jian Qingzhu terlempar ke belakang. Saat ini tatapan mata Ye Futian terlihat sangat mengerikan. Kedua matanya seolah-olah mampu menembus ruang hampa. Di dalam pikirannya, dia melihat bahwa Jian Qingzhu sudah terkubur oleh tombak-tombak Neraka. Serangan yang tersembunyi di dalam kegelapan itu sepertinya tidak berbentuk dan tidak bisa dihentikan.     

Pada saat ini, lubang-lubang hitam di Dunia Kegelapan itu juga menembakkan tombak Neraka ke arah Jian Qingzhu. Dalam sekejap mata, sekujur tubuhnya terkubur di dalam tombak-tombak tersebut.     

"Licik sekali," ujar seorang rekan Jian Qingzhu dari Akademi Tianshen. Ekspresi para Tetua dari Akademi Tianshen tampak muram. Namun, mereka tidak mengatakan apa-apa. Ini adalah kemampuan khusus yang dimiliki oleh Qi Ye. Karena itu adalah kemampuannya, sudah jelas dia tidak bisa dianggap licik untuk menggunakannya.     

Qi Ye berjalan ke depan selangkah demi selangkah dan berdiri di atas Jian Qingzhu. Dia mengangkat tangannya dan mengayunkannya ke udara. Dalam sekejap, sebuah badai kegelapan yang lebih mengerikan dari sebelumnya muncul di atas langit. Pada saat yang bersamaan, lubang-lubang hitam itu mengeluarkan cahaya penghancur tak terbatas yang menerjang ke arah dimana sosok Jian Qingzhu terkubur.     

Seberkas cahaya penghancur Neraka yang mengerikan melesat di udara. Cahaya itu lebih mengerikan daripada arus kegelapan sebelumnya dan langsung menerjang ke bawah, menuju tempat Jian Qingzhu berada.     

*Boom*     

Terdengar suara ledakan yang keras, dan tubuh Jian Qingzhu dihempaskan ke permukaan tanah. Cahaya Buddha keemasan bersinar terang, dan kegelapan mulai menghilang. Namun, tubuh Jian Qingzhu saat ini dikelilingi oleh aura penghancur. Pakaiannya compang-camping, dan penampilannya terlihat menyedihkan.     

Qi Ye memandangnya sejenak dan terus melangkah ke depan. Dia berjalan menuju Puteri Donghuang dan berkata, "Saya tetap berpikiran bahwa akan lebih baik jika anda memberi saya bimbingan terkait beberapa hal, Puteri."     

Puteri Donghuang memandang ke arah Qi Ye, lalu dia berbalik dan menatap Ye Futian, yang berdiri di bagian bawah. Dia bertanya, "Apakah kau tidak berencana untuk bertarung?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.