Legenda Futian

Medan Pertempuran



Medan Pertempuran

2Di antara 3.000 Dunia dari Jalur Agung, terdapat area kegelapan yang tak terbatas. Terdapat dunia-dunia kuno terbengkalai yang tersebar di dalam area kegelapan tak berpenghuni itu, yang telah mengalami kehancuran total di masa lalu.     
1

Pada saat ini, sebuah dunia yang tidak memiliki nama diselimuti oleh cahaya yang samar. Jika orang-orang memandang ke bawah dari atas langit, mereka akan dapat melihat bahwa terdapat sebuah matriks di dunia ini yang dikelilingi oleh tirai cahaya di sekelilingnya.     

Dunia tanpa nama itu tidak begitu luas. Melihat ukurannya, dunia itu tidak bisa dibandingkan dengan Dunia Higher Heavens, atau bahkan Dunia Naga Merah. Dunia itu kira-kira sama besarnya dengan Dunia Kaisar Xia. Sehingga bagi para kultivator di tingkat Renhuang, ukuran dari dunia itu cukup kecil.     

Dibalik tirai cahaya itu, pemimpin dari Istana Kekaisaran Kosong telah tiba di sana bersama para kultivator dari Prefektur Ilahi. Di dua arah lainnya, para kultivator dari Istana Kegelapan dan Dunia Evil Emperor juga telah tiba. Mereka semua membawa jajaran Renhuang yang kuat. Mereka saling memandang satu sama lain dari jarak yang sangat jauh.     

Seseorang di tingkat yang sama dengan Pemimpin Istana Kekaisaran Kosong dapat menyelimuti sebuah area yang luas dengan jiwa spiritualnya. Meskipun ada sesuatu yang berada di kejauhan, mereka masih bisa melihatnya, seolah-olah objek itu berada di sebelah mereka.     

"Bisakah kita mulai sekarang?" pemimpin dari Istana Kekaisaran Kosong bertanya.     

"Ya," ujar salah satu lawannya.     

"Hmm, ini memang tempat yang bagus untuk bertarung," ujar yang lain.     

"Maju!" ujar sang Pemimpin Istana pada orang-orang di belakangnya. Tiba-tiba, pasukan besar itu bergerak ke depan, melesat dari atas langit menuju dunia tanpa nama itu.     

Para kultivator dari dua pasukan lainnya juga melakukan hal yang sama. Tiga pasukan besar itu menerjang ke depan pada saat yang bersamaan.     

Pada saat mereka mendarat, tirai cahaya itu bersinar dengan cahaya suci yang tak tertandingi. Tirai itu terlihat seperti sebuah matriks ilahi tingkat tinggi, yang mampu menyegel seluruh penjuru dunia di dalamnya.     

Batas luar dari dunia tanpa nama itu kini diselimuti oleh tirai cahaya tersebut.     

Jiwa spiritual milik Pemimpin Istana Kekaisaran Kosong menyebar ke arah dua kultivator lainnya. "Apakah kalian keberatan dengan pengaturan ini?" Dia bertanya.     

"Tidak masalah," jawab mereka sambil mengangguk.     

"Kalau begitu mari kita pergi dari sini," ujarnya. Lalu dia berbalik dan pergi. Ketiga kultivator itu pergi menjauh. Menurut kesepakatan mereka, tidak ada satu pun dari mereka yang boleh mendekati dunia tanpa nama dan mengganggu jalannya pertempuran.     

Tidak peduli siapa pun yang bergabung dalam pertempuran, apa yang bisa mereka lakukan hanyalah menyaksikan semuanya dari jauh.     

Karena itulah, pertarungan ini akan menguji keberanian dari ketiga kubu yang berpartisipasi.     

Apakah mereka akan mengirimkan kultivator terbaik mereka dalam pertempuran ini? Jika mereka benar-benar melakukannya, ada kemungkinan mereka akan mati dalam pertempuran ini.     

Tetapi jika mereka tidak mengirim anggota terbaik mereka, mereka akan memiliki peluang kemenangan yang jauh lebih kecil.     

Ketiga kultivator itu pergi ke kejauhan dan berhenti di sana, mengawasi semuanya dari atas.     

Pada saat yang bersamaan, di Dunia Imperial, Puteri Donghuang dan yang lainnya sedang memandang ke arah langit. Sepertinya ada sebuah cermin ilahi di atas sana, dimana gambaran-gambaran peristiwa diproyeksikan di cermin tersebut. Gambaran-gambaran ini mengejutkan semua orang. Jantung mereka berdegup kencang saat mereka memandang cermin tersebut.     

Dalam gambaran-gambaran itu, para kultivator yang tak terhitung jumlahnya sedang bertarung di sebuah dunia tak berpenghuni. Apakah itu adalah medan pertempuran yang digunakan dalam pertempuran kali ini?     

"Tidak salah lagi. Ini memang medan pertempuran antara tiga pasukan besar, dan semuanya terpantul di langit sehingga kita bisa melihatnya," banyak orang berkomentar satu per satu. Hati semua orang berguncang. Mereka melihat bahwa para kultivator dari ketiga kubu telah mendarat di dunia tersebut. Mereka bahkan dapat melihat semuanya hingga detail-detail terkecil. Sepertinya mereka bisa melihat apa yang dilakukan oleh semua orang yang berada di medan pertempuran.     

Gambaran-gambaran itu terlihat sangat jelas dan nyata. Dengan demikian, mereka dapat menyaksikan pertempuran itu dari jarak yang sangat jauh.     

Dan bukan hanya mereka. Hal yang sama juga terjadi pada pasukan-pasukan terkemuka lainnya. Ketiga kubu menyaksikan pasukan mereka tiba ke dunia kuno itu pada saat yang bersamaan.     

…     

Pasukan dari Prefektur Ilahi tiba di dunia tanpa nama itu dan muncul di langit di atas sebuah area pegunungan.     

Begitu mereka mendarat, mereka terpisah dari dua pasukan lainnya. Mereka perlu berada di lokasi yang berbeda di dunia ini. Jiwa spiritual mereka tidak bisa mencakup wilayah yang terlalu jauh.     

Sekarang, bagaimana sebaiknya mereka memulai pertempuran ini?     

Semua orang yang berpartisipasi dalam pertempuran ini berada di tingkat Renhuang dan memiliki kepercayaan diri serta tekad yang kuat. Tidak mudah untuk mengontrol mereka. Karena itulah, Puteri Donghuang tidak memberi mereka instruksi khusus. Selama mereka mampu mencapai tujuan mereka, itu maka tidak akan ada masalah yang berarti. Mereka dapat menggunakan trik apa pun yang mereka inginkan, dan dia tidak akan mencoba membatasi cara mereka dalam bertindak.     

"Bagaimana pendapat kalian tentang pertempuran ini?" seseorang bertanya. Orang yang baru saja bertanya memiliki Roda Ilahi tingkat ketiga dan mengenakan baju zirah emas. Dia berasal dari salah satu divisi di bawah komando Donghuang Agung.     

Kaisar Donghuang telah menyatukan Prefektur Ilahi, tetapi sudah jelas dia membutuhkan bantuan untuk mengelolanya. Dia membawahi banyak divisi, dan masing-masing divisi memiliki sosok pemimpin yang luar biasa.     

Pria ini berasal dari Divisi Phoenix Kegelapan. Masing-masing anggota mereka memiliki aura pembunuh yang terpancar dari tubuh mereka.     

Divisi Phoenix Kegelapan adalah sebuah pasukan penakluk yang sangat dipercaya oleh Donghuang Agung. Mereka pernah mengikuti Donghuang Agung berperang di berbagai macam dunia. Mereka telah meraih pencapaian besar dalam menghancurkan musuh-musuh dari Prefektur Ilahi.     

Orang yang baru saja berbicara berada di puncak Renhuang tingkat bawah dan merupakan pemimpin dari Divisi Phoenix Kegelapan yang datang ke medan pertempuran ini.     

"Bagaimana pendapat kalian semua?" Dia bertanya. Anggota pasukannya terlihat tidak teratur. Beberapa dari mereka adalah bawahan langsung dari Donghuang Agung dan Prefektur Divine, seperti Divisi Phoenix Kegelapan itu sendiri, dan beberapa anggota lainnya berasal dari pasukan-pasukan di Prefektur Ilahi. Sementara itu, ada pula para kultivator dari pasukan-pasukan di Sembilan Dunia Jalur Supremasi.     

Karena itulah, tidak ada seorang pun yang bisa memberi perintah satu sama lain. Tidak ada satu pun dari mereka yang memiliki kuasa untuk membuat keputusan.     

"Dua pasukan lainnya mungkin akan bekerja sama melawan kita. Jika kita menghadapi mereka secara langsung, kemungkinan besar kita akan dipermalukan. Bagaimana kalau kita menyergap salah satu dari mereka terlebih dahulu?" ujar seseorang.     

"Ada terlalu banyak orang yang berkumpul di dunia kecil ini. Tidak akan mudah untuk menyiapkan penyergapan. Kita hanya bisa menghadapi mereka secara langsung sebelum mereka sempat bekerja sama satu sama lain." Pada saat ini, hal yang paling mereka khawatirkan adalah terbentuknya aliansi antara Istana Kegelapan dan Dunia Evil Emperor untuk melawan mereka. Hal itu akan menimbulkan banyak masalah.     

"Mereka pasti akan bersekutu satu sama lain," ujar seseorang dengan nada yang sangat meyakinkan. Semua orang mengangguk setuju. Mereka semua juga menyadari hal ini. Dua kubu lainnya ingin menguasai Dunia Asal, jadi mereka memiliki tujuan yang sama. Apa yang harus mereka lakukan hanyalah menghancurkan pasukan-pasukan dari Prefektur Ilahi dan meraih kemenangan di medan pertempuran ini, dan mereka akan mencapai tujuan mereka. Mengingat hal ini, tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak bersekutu satu sama lain.     

"Lalu apakah kita sebaiknya bergerak sebagai satu kesatuan atau berpencar?" seseorang bertanya. Ini adalah pertanyaan yang sangat penting.     

Para Renhuang ini berasal dari berbagai macam pasukan untuk membentuk sebuah pasukan gabungan, dan mereka semua memiliki tujuan yang sama. Tapi bagaimana sebaiknya mereka mengatur strategi dalam pertempuran ini?     

"Hm?"     

Pada saat ini, beberapa kultivator mengerutkan kening dan memandang ke arah langit. Di atas sana, samar-samar mereka bisa melihat kehadiran satu sosok, dimana tubuhnya diselimuti oleh aura ruang dan waktu yang kuat. Dia adalah seorang kultivator dengan Roda Ilahi tingkat ketiga. Seseorang telah menemukan keberadaan mereka lebih dulu.     

Itu adalah seorang kultivator dari Dunia Evil Emperor.     

Sepertinya mereka tidak perlu membahas masalah ini lagi. Musuh mereka sudah bergerak.     

Mereka semua menatap kultivator yang berada di atas langit. Dia pasti memiliki peralatan ritual, dan dia menggunakan kekuatan Jalur Agung Ruang dan Waktu. Itulah sebabnya dia mampu menemukan mereka dengan begitu cepat. Apalagi dia terlihat sangat percaya diri. Dia tidak ingin mengulur-ulur waktu.     

*Syuutt*     

Seberkas petir keemasan melesat di udara, dan pada saat berikutnya, satu sosok tampak melesat ke atas langit. Dia juga mahir dalam Jalur Agung Ruang dan Waktu, dan dia ingin menyerang sang kultivator yang baru saja muncul di hadapan mereka.     

Namun, lawannya itu bergegas mengayunkan kedua tangannya, dan tiba-tiba, sebuah sungai ruang dan waktu muncul di udara, menciptakan jarak di antara mereka. Sungai itu bahkan mampu mengoyak ruang hampa. Sosok itu terus melesat di atas langit hingga akhirnya dia berada di kejauhan. Dia datang kemari hanya untuk mengamati pergerakan mereka.     

*Whoosh*     

Cahaya ruang dan waktu tampak melesat ke atas langit. Dapat terlihat dengan jelas bahwa dia sedang mengirimkan informasi tentang mereka, sehingga pasukannya mengetahui bahwa dia telah menemukan keberadaan mereka di sini.     

Kemudian, semakin banyak sosok yang muncul di atas langit. Mereka semua adalah para kultivator dari Dunia Evil Emperor. Untaian Qi kegelapan juga muncul di atas langit, memberitahu mereka bahwa para kultivator dari Istana Kegelapan juga telah tiba di sana.     

Semua ini terjadi sesuai dugaan mereka. Lawan mereka telah bekerja sama sejak pertempuran dimulai. Mereka pasti telah mendiskusikan hal ini bahkan sebelum pertempuran ini dimulai.     

Sekarang lawan yang mereka hadapi berjumlah dua kali lipat dari sebelumnya. Aliansi itu sudah cukup kuat untuk mengalahkan Prefektur Ilahi.     

Semakin banyak aura yang bermunculan, dan kegelapan perlahan-lahan mulai menutupi langit, sehingga membuat suasana di tempat itu menjadi redup. Para kultivator dari Istana Kegelapan terus menerus berdatangan.     

Pasukan-pasukan dari Prefektur Ilahi masih menunggu perkembangan situasi. Sepertinya untuk saat ini, mereka belum berniat untuk mengambil tindakan.     

Suasana menjadi semakin tegang. Saat ini, semua bisa saja terjadi.     

"Serang!" pemimpin dari Divisi Phoenix Kegelapan memberi perintah. Saat dia mengatakan hal ini, dia melesat ke atas langit. Sepertinya dia tidak melakukan apa-apa sebelumnya untuk menunggu semakin banyak orang yang datang kemari. Dengan cara ini, musuh-musuhnya tidak akan bisa melarikan diri dengan mudah.     

Apalagi, pasukan utama dari lawan mereka masih belum datang kemari. Melancarkan serangan sekarang akan memberi mereka kesempatan untuk membunuh beberapa anggota dari pasukan lawan.     

Pemimpin dari Divisi Phoenix Kegelapan bergerak dengan sangat cepat. Sebuah peralatan ritual muncul di tangannya. Itu adalah sebuah pagoda hitam.     

Terdengar suara gemuruh yang keras saat dia mengeluarkan Roda Ilahi miliknya, yang kemudian menyatu dengan pagoda itu dan muncul di atas langit. Ukurannya juga semakin membesar. Dalam sekejap, ada sebuah pagoda hitam raksasa di atas langit dengan panjang mencapai ribuan meter. Kilatan petir penghancur yang mengerikan terpancar keluar dari pagoda itu dan menyelimuti seluruh tempat.     

Kemudian, cahaya penghancur juga terpancar dari pagoda itu, dan sebuah tekanan yang dahsyat langsung memenuhi area tersebut. Aura yang kuat bergejolak di atas langit, dan para Renhuang yang baru saja datang segera menyebar ke segala arah. Peralatan ritual ini sangat kuat.     

"Maju!" Pemimpin Divisi Phoenix Kegelapan menunjuk ke satu arah dan pagoda hitam itu langsung terbang ke arah yang ditunjuk olehnya dengan sangat cepat. Saat ini, cahaya suci telah memenuhi langit. Ada seorang kultivator yang mencoba melarikan diri di sana, tetapi dia langsung disambar oleh kilatan petir penghancur yang tak terhitung jumlahnya, dan disertai dengan suara retakan yang keras, tubuhnya tersambar dan kemudian tewas seketika.     

Para kultivator kuat lainnya juga mulai bergerak, memaksa musuh yang datang lebih awal untuk berpencar dan bergegas mundur.     

Ye Futian juga ikut bertindak. Karena dia adalah bagian dari pertempuran ini, sudah jelas dia akan bertarung dengan sekuat tenaga.     

Pedang ilahi miliknya berdentang di hadapannya. Sementara itu, aura pedang tampak berputar-putar di atas langit, yang kemudian berubah menjadi sebuah badai pedang yang mengerikan. Aura pedang itu bergetar secara serempak, seolah-olah mereka mengikuti ritme yang sama.     

*Whoosh*     

Pada saat berikutnya, pedang ilahi melesat menembus langit dengan membawa cahaya suci yang menembus kegelapan. Pedang itu melesat menuju area kegelapan di sisi yang berlawanan. Dendam antara dirinya dan Istana Kegelapan sangatlah dalam.     

Kemana pun pedang itu melintas, kegelapan langsung dihancurkan dan tercabik-cabik. Arus kegelapan tampak mengalir ke kejauhan dan tiba-tiba menghilang tanpa jejak.     

Ye Futian memejamkan matanya, sementara pedang ilahi itu terus melesat ke depan, melintasi jarak ribuan mil jauhnya, berusaha mengejar arus kegelapan yang melesat ke kejauhan.     

*Whoosh*     

Untaian aura bayangan mengalir di dalam pedang tersebut, membekukan area di depannya dan membuatnya menjadi sangat dingin. Arus kegelapan itu akhirnya berhenti.     

*Krak*     

Pedang itu menembusnya. Kemana pun pedang itu melintas, ruang hampa akan dihancurkan hingga berkeping-keping. Pedang itu sepertinya telah menembus ruang hampa dan menghancurkan segala sesuatu di sekitarnya. Pada saat itu juga, muncul satu sosok ilusi yang terlihat samar seperti bayangan, lalu menghilang dalam sekejap.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.