Legenda Futian

Matriks Pertempuran



Matriks Pertempuran

0Para kultivator dari Klan Xiao melancarkan serangan balasan ketika mereka melihat pihak musuh menyerang mereka. Sebuah gambaran kehidupan dan kematian muncul di belakang Xiao Muyu, dimana seberkas cahaya penghancur yang mengerikan meledak dan dikerahkan menuju sang kultivator yang semakin mendekat.     
0

Menghadapi cahaya pembantaian yang mengerikan itu, pergerakan kultivator itu sama sekali tidak melambat, dan bayangan-bayangan kepalan tinju mengalir di sekelilingnya. Tubuh bercahaya itu menghantam cahaya pembantaian tersebut, dan kepalan tinjunya mampu menembus cahaya itu hanya dengan satu gerakan dari atas langit.     

Para kultivator yang berada di samping Xiao Muyu menerjang ke depan, berusaha menghalangi pergerakan kultivator itu, namun pada saat mereka melakukannya, mereka melihat sosok petarung yang mengerikan dan sangat kuat muncul di atas sosok yang menukik dari atas langit itu. Bayangan-bayangan dari kepalan tinjunya menyelimuti seluruh penjuru langit.     

Sosok itu mengerahkan kepalan tinju lainnya, yang kemudian berubah menjadi seberkas cahaya yang menghancurkan ruang hampa, bergerak menuju gambaran kehidupan dan kematian yang berada di sekitar Xiao Muyu.     

Para kultivator yang berdiri di depan Xiao Muyu dipukul mundur dalam sekejap, dan cahaya suci yang terbentuk dari bayangan kepalan tinju itu mendarat tepat di gambaran kehidupan dan kematian milik Xiao Muyu, sehingga menyebabkan gambaran itu bergetar hebat. Xiao Muyu bergegas mundur, namun alih-alih berhenti, cahaya itu justru bergerak semakin cepat.     

Ekspresi Xiao Muyu sedikit berubah; bagaimanapun juga, tingkat Plane-nya terlalu rendah. Lawan yang dia hadapi merupakan pemilik Roda Ilahi sempurna di tingkat ketiga. Ada beberapa kultivator dari Klan Xiao juga berada di tingkatan yang sama, tetapi tidak ada satu pun di antara mereka yang memiliki Roda Ilahi sempurna. Karena itulah, mereka tidak dapat menangkis kepalan tinju lawan mereka. Pemandangan ini mirip dengan bagaimana Ye Futian dan kelompoknya menghadapi orang-orang dari tingkat Plane yang sama dari Klan Dewa sebelumnya. Pertarungan berjalan tidak seimbang di antara kedua belah pihak.     

Bayangan kepalan tinju itu menembus ruang hampa seperti seberkas cahaya, memukul mundur setiap kultivator yang berada di sekitarnya. Tampaknya lawan mereka menyadari bahwa Xiao Muyu adalah sosok penting dalam kelompok ini, yang memiliki Roda Ilahi sempurna, jadi dia sengaja mengincar Xiao Muyu tanpa ada keraguan sedikit pun.     

Namun pada saat ini, muncul satu sosok lain di hadapan Xiao Muyu. Sebuah badai yang mengerikan terbentuk di sekitar kepalan tinju itu dan menghantam sosok yang baru saja muncul, sehingga menyebabkan rambut panjangnya berkibar tertiup angin. Jubah putihnya juga ikut berkibar, dan pedang ilahi miliknya melayang di udara sebelum akhirnya menerjang ke depan dan menghancurkan ruang hampa.     

*Klang*     

Tidak lama kemudian terdengar suara benturan yang keras. Aura kepalan tinju itu terus menerus bertabrakan dengan pedang ilahi tersebut, sehingga menghasilkan suara seperti kristal-kristal yang hancur. Tubuh Ye Futian sedikit terdorong ke belakang saat tubuh lawannya terhempas ke belakang, lalu dia perlahan-lahan melayang di udara.     

Cahaya suci keemasan mengelilingi kepalan tinjunya, dan tampaknya ada peralatan ritual yang menyelimuti lengannya, memancarkan sebuah aura yang sangat mengerikan. Mereka yang berada pada tingkatan ini seringkali menyimpan peralatan ritual tersendiri. Serangan kepalan tinjunya ini sudah sangat agresif dan tak tertandingi. Peralatan ritual itu dapat membantu penggunanya menghindari situasi-situasi yang tidak terduga, seperti pada saat seperti ini, ketika dia menghadapi pedang ilahi milik Ye Futian.     

Dia menatap pria berambut abu-abu yang muncul di bagian bawah dan kembali bergerak. Sinar-sinar cahaya berjatuhan, dan masing-masing sinar itu berubah menjadi sebuah bayangan mengerikan yang mengincar Ye Futian.     

Saat ini tubuh Ye Futian dikelilingi oleh aura pedang, dan suara dentangan pedang bergema di udara, mengoyak ruang hampa sehingga aura kepalan tinju itu tidak bisa mendekatinya.     

"Guru," Xiao Muyu bergumam. Ye Futian berkata, "Serahkan dia padaku. Pergilah ke tempat lainnya."     

"Mmm." Xiao Muyu mengangguk dan memimpin para kultivator dari Klan Xiao pergi menuju medan pertempuran lainnya.     

Di medan pertempuran yang dipenuhi dengan sosok-sosok tingkat dewa ini, mereka yang memiliki Roda Ilahi sempurna hanya bisa dianggap sebagai sosok elite, tetapi mereka belum tentu termasuk sosok tertinggi yang terkalahkan. Belum lagi tingkat Plane-nya lebih rendah daripada lawannya, jadi dia tidak akan mendapat keuntungan ketika dia berhadapan dengan Renhuang lain yang memiliki Roda Ilahi sempurna yang sama dengan dirinya.     

Setelah Xiao Muyu pergi, Ye Futian mengalihkan perhatiannya pada lawan di hadapannya. Pedang ilahi di depannya berdentang dengan keras. Sementara itu di atas langit, aura pedang yang tak terbatas tampak berputar-putar, mengubah area ini menjadi sebuah dunia pedang, bersaing dengan bayangan kepalan tinju tak terbatas yang mengalir di sekitar lawannya.     

Terakhir kali ketika dia berada di Dunia Bayangan, kultivator dengan Roda Ilahi tingkat keenam itu telah mempermainkannya, dan beberapa kultivator telah binasa di tangannya, termasuk seekor Burung Peng dari Istana Sky Demon yang memiliki Roda Ilahi tingkat kedelapan yang telah dibelah menjadi dua bagian oleh lawannya.     

Hari ini, tidak peduli apa pun yang terjadi, dia pasti akan membalas dendam.     

"Guru?"     

Pria itu mengamati sosok Ye Futian dengan seksama. Pemuda tampan di hadapannya ini juga memiliki Roda Ilahi yang sempurna, tetapi Roda Ilahi-nya hanya berada di tingkat kedua. Kemampuannya tidak jauh lebih baik daripada wanita itu, jadi mengapa dia dianggap sebagai gurunya?     

Kalau begitu, dia akan menuruti keinginan mereka dan menyingkirkan 'guru'-nya ini terlebih dahulu.     

Kedua lengannya bergerak, dan tiba-tiba, sebuah kekuatan ilahi yang dahsyat terpancar keluar. Seberkas cahaya dari tubuhnya melesat menembus ruang hampa. Jutaan aura kepalan tinju muncul di sekelilingnya, dan setiap kepalan tinju itu mengandung kekuatan yang mengerikan di dalamnya.     

Dia menunduk dan memandang Ye Futian dengan tatapan yang sangat mengintimidasi.     

Banyak kultivator jenius dari Dunia Empty Divine berkultivasi di Gunung Kosong. Siapa pun yang mampu memasuki Gunung Kosong untuk berkultivasi adalah seorang jenius di antara para jenius, dan pria ini adalah salah satunya.     

Gunung Kosong adalah tempat dimana Evil Emperor pun akan datang berkunjung dari waktu ke waktu. Tempat itu sebenarnya adalah sebuah kuil kultivasi yang diperuntukkan bagi para kultivator terbaik di Dunia Empty Divine. Meskipun dia tidak bisa dianggap sebagai sosok dengan status yang cukup tinggi di Gunung Kosong, namun di medan pertempuran antar kultivator di tingkat Plane yang sama ini, dia percaya bahwa tidak banyak orang yang bisa mengalahkannya, apalagi seseorang yang hanya memiliki Roda Ilahi tingkat kedua.     

*Boom* Cahaya suci yang menyilaukan itu tiba, dan satu sosok yang menjulang tinggi seperti seorang dewa perang telah muncul di udara. Tubuhnya melesat melintasi ruang hampa dan menyatu dengan cahaya tersebut. Sementara itu di atas langit, cahaya dari Jalur Agung berubah menjadi bayangan-bayangan kepalan tinju, yang menghancurkan segala sesuatu yang dilaluinya menjadi ketiadaan.     

Ye Futian berdiri di tempatnya dengan tenang, dan tubuhnya dikelilingi oleh aura pedang. Aura pedang yang berada di sekitar cahaya itu akan menghancurkan segala sesuatu yang berada di dekatnya; aura pedang itu benar-benar tidak bisa dihentikan.     

Namun, pada saat ini, kedua matanya tampak berubah. Bulan purnama seperti terwujud di dalam matanya. Ketika pandangannya tertuju pada lawannya, kultivator yang mengamati sosoknya itu merasa bahwa segala sesuatu di dalam jiwa spiritualnya telah berubah. Seolah-olah dia kini berada di dalam sebuah dunia yang suram, dihiasi dengan pancaran cahaya bulan yang mengakibatkan suhu udara menjadi sangat dingin. Segala sesuatunya terhenti, dan area itu menjadi semakin nyata; bahkan jiwa spiritualnya bisa merasakan hawa dingin di dunia tersebut.     

"Apakah ini adalah sihir mata?"     

Tiba-tiba dia menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Jika semua ini hanyalah sebuah teknik pedang bisa, dia yakin bahwa dia bisa menahan pergerakan lawannya dengan serangan-serangan yang jauh lebih kuat. Namun, pada saat ini, lawannya juga mahir dalam menggunakan sihir mata, dan dia bisa merasakan dengan jelas bahwa sihir mata ini mengandung sebuah kekuatan yang diciptakan oleh berbagai macam aura. Jadi, pria yang berada di hadapannya ini mungkin lebih berbahaya dari dugaannya...     

Dari sudut pandangnya, kecepatannya tampak melambat, dan segala sesuatu di sekitarnya tampak membeku hingga akhirnya semuanya terhenti total.     

Sementara dia tidak bisa bergerak, Ye Futian justru bisa bergerak dengan leluasa. Pedang ilahi masih berada di atas langit, dimana aura pedang tak terbatasnya sekarang berubah menjadi arus pedang yang tak ada habisnya saat mereka bergerak ke atas seolah-olah mereka membentuk sebuah sungai pedang. Banyak aura pedang beresonansi ketika pedang ilahi itu melesat ke depan, dan cahaya pedang yang dihasilkan sama menyilaukannya dengan sinar matahari.     

Kultivator yang menerjang ke arahnya itu tentu saja bisa merasakan bahwa Ye Futian baru saja melancarkan serangan padanya, tetapi pergerakannya kini menjadi kaku. Disertai dengan suara teriakan yang keras, kepalan tinjunya yang mengerikan itu berusaha menghancurkan kekuatan Jalur Agung Ruang dan Waktu yang membelenggu tubuhnya, karena dia juga mahir dalam kekuatan ruang dan waktu. Saat aura kepalan tinjunya menembus udara, dan dia terus menerjang bawah, akhirnya dia mampu membukakan jalan dengan bantuan auranya.     

Namun pada saat ini, pedang ilahi itu telah tiba dan menusuk pancaran cahaya tersebut. Cahaya pedang yang tak terbatas itu terus bergerak ke atas, dan arus pedang yang tak terhitung jumlahnya itu melintas di atasnya saat cahaya ruang dan waktu keemasan yang mengerikan bersinar di sekelilingnya, berusaha menangkis arus pedang tersebut. Namun, cahaya itu langsung ditembus oleh aura pedang milik Ye Futian.     

Aura pedang yang tak terbatas itu menembus tubuh targetnya, dan dalam sekejap, kultivator itu mengeluarkan suara jeritan yang menyedihkan. Kemudian tubuhnya perlahan-lahan menghilang dan terlihat semakin samar.     

*Whoosh* Saat pedang ilahi itu menembus tubuhnya, jiwa kultivator itu hancur dan menghilang di antara langit dan bumi, meninggalkan sebuah peralatan ritual yang langsung ditangkap oleh Ye Futian di lengan bajunya.     

Pedang ilahi itu kembali ke tempatnya, masih melayang di depan Ye Futian, sementara jiwa spiritualnya menyelimuti medan pertempuran di sekitarnya.     

Dari kejauhan, orang-orang dapat melihat bahwa para kultivator dari Akademi Heavenly Mandate dan pasukan sekutunya bertarung tidak jauh dari tempat Ye Futian berada sehingga, jika sewaktu-waktu diperlukan, mereka dapat memberikan bantuan kapan saja untuk meminimalisasi jumlah korban.     

Ye Futian memandang ke sekelilingnya, seolah-olah dia telah merasakan sesuatu. Dia menatap ke satu arah, dan di sana, terdapat sebuah tirai cahaya yang mengerikan dengan enam kultivator yang tak terkalahkan di dalamnya. Kemana pun mereka melintas, tidak ada seorang pun yang mampu bertahan hidup.     

Apalagi, pada saat ini, keenam pria ini sedang memandang ke arahnya. Mereka sepertinya mengincar Ye Futian.     

Ye Futian mengerutkan keningnya. Keenam pria ini semuanya mahir dalam kemampuan yang mirip dengan kultivator yang baru saja dia bunuh sebelumnya. Mereka berada di enam lokasi yang berbeda, dan samar-samar membentuk sebuah matriks pertempuran Renhuang yang mengerikan dengan membawa kekuatan yang tak terbayangkan di dalamnya.     

Pada saat ini, di bagian pusat matriks pertempuran yang dibentuk oleh keenam kultivator kuat ini, ada beberapa Renhuang yang terjebak di dalamnya. Pancaran cahaya ruang dan waktu yang mengerikan mengalir di tubuh enam pria itu, yang kemudian berubah menjadi aura kepalan tinju dan bergerak ke bawah, beresonansi dan terhubung satu sama lain seperti satu set sinar cahaya penyegel.     

Namun, hal yang lebih mengerikan adalah, muncul satu sosok petarung raksasa di belakang mereka, menekan area luas yang disegel oleh mereka dan membuat wajah para Renhuang yang terjebak di dalamnya menjadi pucat saat mereka merasakan tekanan yang tak tertandingi itu. Mereka merasa bahwa mereka mungkin akan segera menemui ajal mereka.     

Pada saat berikutnya, enam kultivator kuat itu mengerahkan aura kepalan tinju mereka secara bersamaan, dan dalam sekejap, bayangan kepalan tinju yang tak terhitung jumlahnya menembus area tertutup itu sementara para Renhuang yang terjebak di dalamnya berusaha memberikan perlawanan. Namun, tidak peduli seperti apa pun upaya mereka, pada akhirnya mereka tetap binasa tanpa menyisakan jejak sedikit pun.     

Serangan dari kultivator tingkat dewa tidak mungkin lemah dalam aspek kekuatan maupun tekad di dalamnya. Ada banyak kultivator seperti ini di atas medan pertempuran. Pemandangan yang muncul di hadapannya ini juga meyakinkan Ye Futian bahwa dia telah membuat keputusan yang tepat. Meskipun medan pertempuran ini bisa menjadi tempat untuk menguji kemampuan seseorang, namun bahayanya terlalu besar. Mereka yang memasuki medan pertempuran ini tanpa memiliki Roda Ilahi yang sempurna pada dasarnya akan menjadi tumbal. Intinya adalah dia tidak bisa melindungi semua rekan-rekannya.     

Pada saat ini, enam kultivator kuat ini berjalan ke arah dimana Ye Futian berada, dan mereka bergerak ke enam arah yang berbeda-beda. Tubuh mereka terlihat seperti sinar-sinar cahaya, melesat melintasi ruang hampa sambil menatap Ye Futian dengan keinginan membunuh yang mengerikan!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.