Legenda Futian

Membalikkan Situasi



Membalikkan Situasi

1Tidak lama kemudian, beberapa mayat tetap berada di samping Ye Futian. Ada kultivator lain yang jiwanya telah menghilang menjadi debu. Tidak ada satu pun dari mereka yang selamat.      1

Medan pertempuran adalah sebuah tempat yang kejam. Para kultivator yang dipimpin oleh wanita itu juga merupakan kultivator-kultivator junior dari sebuah pasukan terkemuka. Mereka semua juga dianggap sebagai sosok-sosok yang mengerikan. Mereka ikut berpartisipasi dalam perang ini untuk menjalani ujian antara hidup dan mati.     

Dan pada akhirnya, mereka memang tewas terbunuh di atas medan pertempuran dan akan tetap berada di sini untuk selama-lamanya.     

"Ayo kita pergi," Ye Futian memberi perintah sambil terus menerjang menuju medan pertempuran lainnya. Dengan menjadikan Ye Futian sebagai titik pusatnya, pasukan gabungan dari Akademi Heavenly Mandate mulai berburu. Orang-orang menerjang ke arah mereka satu per satu. Namun pada akhirnya, mereka semua dibunuh, tanpa terkecuali. Di antara mereka ada beberapa sosok yang luar biasa dan mengerikan.     

Jajaran anggota mereka yang begitu tangguh juga menarik perhatian dunia luar. Semakin banyak orang yang menaruh perhatian pada mereka, terutama orang-orang yang berada di dalam dan di luar Istana Kekaisaran Kosong. Tatapan mata banyak orang tertuju pada kelompok Ye Futian.     

Mereka terlalu kuat. Kelompok yang dipimpin oleh Ye Futian ini tampak seperti sosok-sosok yang tak terkalahkan. Karena mereka melakukan pembantaian sambil melesat melintasi medan pertempuran, jumlah korban yang jatuh di tangan mereka kemungkinan besar adalah yang terbesar jika dibandingkan dengan kultivator lainnya.     

Seiring pertempuran berlangsung, pihak yang unggul dalam perang kali ini menjadi terlihat semakin jelas. Aliansi antara Istana Kegelapan dan Dunia Evil Emperor perlahan-lahan mulai mendominasi jalannya pertempuran. Mereka berhasil menekan pasukan-pasukan dari Prefektur Ilahi di berbagai tempat di medan pertempuran tersebut.     

Situasi perang ini juga memicu reaksi berantai. Contohnya, setelah mengalahkan lawan mereka di salah satu bagian medan pertempuran, pasukan aliansi dari pihak musuh dapat membantu kelompok lainnya. Hal ini menyebabkan keuntungan mereka menjadi terus meningkat. Pasukan-pasukan dari Prefektur Ilahi memang memiliki keunggulan dalam beberapa pertempuran, dan tidak perlu diragukan lagi bahwa penampilan kelompok Ye Futian sangat menonjol. Namun tetap saja, mereka tidak bisa mengubah situasi pertempuran ini secara keseluruhan.     

Namun, justru karena hal inilah kelompok Ye Futian tampak lebih menonjol daripada kelompok lainnya.     

Cao Jun tampak takjub saat dia memandang Ye Futian. Ye Futian benar-benar tampil luar biasa ketika dia membantai lawan-lawannya sambil bergerak melintasi medan pertempuran.     

Jika beberapa kultivator di tingkat yang sama dengan Ye Futian sudah cukup untuk membalikkan situasi dan meningkatkan keuntungan bagi Prefektur Ilahi, maka mereka dapat mengendalikan jalannya perang ini. Namun, hal itu tidak mungkin terjadi. Sosok-sosok terkuat, selain kelompok Ye Futian, semuanya telah menjadi sasaran musuh. Saat ini, mereka sedang bertarung dengan sosok-sosok di tingkat yang sama dengan mereka. atau dikepung oleh lawan-lawan mereka.     

Ye Futian juga sedang dikepung. Sebelumnya, enam kultivator telah membentuk sebuah matriks pertempuran yang kuat untuk membunuh Ye Futian. Namun pada akhirnya, mereka malah dibunuh oleh Ye Futian.     

Di luar Istana Kekaisaran Kosong, banyak kultivator dari Dunia Imperial memandang cermin yang melayang di udara. Mereka juga terkejut dengan kehebatan yang ditunjukkan oleh Ye Futian. Sebelumnya, mereka sudah tahu bahwa Ye Futian adalah sosok yang sangat kuat. Karena bagaimanapun juga, dia dikenal sebagai sang jenius nomor satu di Sembilan Dunia Jalur Supremasi. Dia bahkan bisa dianggap sebagai sosok paling mengerikan di 3.000 Dunia dari Jalur Agung. Dia bukan hanya salah satu dari mereka; Di antara kultivator dari generasi ini, tidak ada seorang pun yang bisa bersaing dengannya untuk mendapatkan gelar ini.     

Namun, mereka tidak pernah membayangkan bahwa di Prefektur Ilahi, tepatnya di atas medan pertempuran yang mempertemukan tiga pasukan tingkat dewa ini, dia masih tampil dengan luar biasa, bahkan dia mungkin sudah bisa dianggap sebagai sosok yang tak terkalahkan.     

Hal ini membuat mereka semua merasakan sedikit kebanggaan dan kehormatan di dalam diri mereka.     

Namun, pada saat yang bersamaan, mereka juga khawatir saat melihat situasi perang ini secara keseluruhan. Situasi saat ini sangat tidak menguntungkan bagi pasukan-pasukan dari Prefektur Ilahi. Jika situasi ini terus berlanjut, Prefektur Ilahi mungkin akan kalah, dan jika hal itu terjadi, banyak kultivator kemungkinan besar akan menyalahkan Ye Futian.     

Jika mereka kalah dalam perang ini, Dunia Asal akan terpecah belah. Ketika saat itu tiba, siapa yang tahu apa yang akan terjadi. Setidaknya, dalam jangka pendek, para kultivator dari Dunia Asal akan mengalami kesulitan. Akan terjadi kekacauan dimana-mana, dan para kultivator pasti akan mengalami masa-masa sulit.     

"B*jingan itu…"     

Pada saat ini, seseorang mengumpat di antara kerumunan orang di dalam Istana Kekaisaran Kosong. Banyak orang langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah orang yang baru saja mengumpat dengan keras itu. Dia adalah seorang kultivator dari Klan Dewa. Ekspresinya tampak buruk, dan dia tidak sendirian. Shen Gao, pemimpin dari Klan Dewa, Shen Ji, dan tokoh-tokoh penting lainnya memiliki tatapan mata sedingin es saat mereka memandang ke arah medan pertempuran.     

"Dia sengaja mengabaikan kultivator lainnya dan membiarkan mereka tewas terbunuh," terdengar suara lainnya. Mereka melihat bahwa para kultivator dari Klan Dewa yang berada di atas medan pertempuran sedang dikejar oleh pasukan musuh. Jajaran anggota yang dikirimkan oleh Klan Dewa kali ini sangat kuat. Selain para anggota Klan Dewa dari Dunia Imperial, Klan Dewa dari Dunia Atas juga mengirimkan perwakilan untuk berpartisipasi dalam pertempuran ini. Mereka memiliki beberapa sosok yang luar biasa.     

Namun, mereka juga berhadapan dengan lawan-lawan yang sangat kuat. Saat ini, mereka berada dalam posisi yang kurang menguntungkan dan dikejar saat mereka berusaha untuk melarikan diri.     

Apa yang membuat mereka marah adalah, ketika Ye Futian melewati medan pertempuran tempat mereka berada; dia bersikap seolah-olah dia tidak menyadari kehadiran mereka dan mengabaikan mereka untuk berurusan dengan para kultivator di arah lainnya. Sudah jelas ini adalah balas dendamnya terhadap Klan Dewa. Dia secara terang-terangan mengabaikan nasib para kultivator dari Klan Dewa yang sedang berada dalam bahaya.     

Dengan kemampuan yang dimiliki oleh Ye Futian serta anggota kelompoknya saat ini, begitu mereka bergabung dalam pertarungan, mereka dapat mengatasi lawan-lawan mereka dalam sekejap, dan bahkan membunuh mereka bersama dengan para kultivator dari Klan Dewa.     

Namun, Ye Futian bahkan tidak melirik mereka sama sekali. Dia langsung melewati mereka begitu saja. Karena dia mengabaikan kehadiran mereka, para kultivator dari Klan Dewa terus dikejar oleh pasukan lawan. Beberapa anggota mereka telah tewas terbunuh. Ada juga yang terpojok dan bergegas mundur karena menelan kekalahan. Saat ini, mereka berada di ambang kehancuran.     

Para kultivator dari pasukan lain juga menyaksikan pemandangan ini. Pada kenyataannya, hal itu tidak hanya terjadi pada Klan Dewa. Di medan pertempuran lainnya, pasukan-pasukan lain juga diabaikan oleh Ye Futian. Alih-alih membantu mereka bertarung, dia memburu targetnya sendiri. Seperti inilah cara kelompoknya bertarung secara maksimal dalam pertempuran ini. Dari sudut pandang ini, tidak ada seorang pun yang bisa menyalahkan mereka.     

"Yang Mulia, Ye Futian tidak peduli dengan keadilan dan berusaha membalaskan dendam pribadinya di depan umum. Dia sama sekali tidak peduli dengan hasil perang ini," ujar seorang kultivator dari Klan Dewa. Mereka tidak menyembunyikan ketidakpuasan mereka dan langsung mengajukan protes terkait sikap Ye Futian. Mereka berharap Puteri Donghuang juga kecewa dengan tindakan yang dilakukan oleh Ye Futian.     

"Memangnya kenapa? Klan Dewa telah berulang kali mencoba membunuh Ye Futian. Sekarang, di atas medan pertempuran, kalian benar-benar berharap Ye Futian akan menyelamatkan anggota dari Klan Dewa?" tiba-tiba terdengar sebuah suara dengan nada mengejek. Seorang kultivator dari Klan Xiao berkata, "Jika anggota Klan Dewa memiliki status yang begitu tinggi, seharusnya kalian tidak akan berulang kali berusaha membunuh Ye Futian dan menghancurkan Akademi Heavenly Mandate."     

"Kalian sendiri juga sangat kejam dalam menyelesaikan masalah, namun sekarang kalian berharap mereka akan membalas kekejaman kalian dengan kebaikan dan menyelamatkan nasib anggota kalian. Bukankah itu sangat konyol?" ujar sosok lainnya. Mereka semua membalas ucapan para kultivator dari Klan Dewa. Hal ini membuat ekspresi para kultivator dari Klan Dewa menjadi muram.     

Semua ini memang benar adanya.     

"Kami tidak meminta mereka untuk membalas kekejaman kami dengan kebaikan, tetapi ada baiknya mereka mempertimbangkan situasinya secara keseluruhan," kultivator dari Klan Dewa itu menjelaskan maksud dari ucapannya. "Di medan pertempuran kali ini, kita berada di pihak yang sama, yaitu Prefektur Ilahi. Dengan membalas dendam secara terang-terangan seperti ini, kelompok Ye Futian telah menempatkan pasukan kita dalam bahaya. Jika sejak awal dia bertarung dengan serius, situasinya mungkin tidak akan menjadi seperti ini. Dia bisa saja memberikan bantuannya pada kelompok-kelompok lainnya."     

Tidak peduli apakah ucapan mereka masuk akal atau tidak, setidaknya mereka harus memojokkan Ye Futian dengan tuduhan. Faktanya, Ye Futian memang tidak bertarung dengan serius. Mereka hanya perlu terus menerus mengingatkan sang Puteri tentang hal ini.     

"Ini benar-benar konyol. Posisi tidak menguntungkan yang kita hadapi dalam perang ini disebabkan oleh orang yang tampil paling luar biasa di atas medan pertempuran?" kultivator dari Suku Dou juga angkat bicara. "Orang-orang yang tidak memberikan kontribusi apa pun berani menyalahkan orang lain dan mencurigai mereka yang telah berkontribusi besar dengan membunuh banyak kultivator dari pihak lawan." Mereka tidak tahan lagi dengan sikap yang ditunjukkan oleh para kultivator dari Klan Dewa.     

Pada kenyataannya, kedua belah pihak mengetahui bahwa tidak ada seorang pun yang layak untuk mengomentari tindakan Ye Futian yang tidak menyelamatkan para kultivator dari Klan Dewa. Sejak awal mereka adalah musuh bebuyutan satu sama lain. Kalau begitu, kenapa Ye Futian harus repot-repot menyelamatkan mereka?     

Namun, Klan Dewa tetap angkat bicara untuk menghina dan mencurigai Ye Futian. Sebenarnya, mereka hanya ingin sang Puteri berpikiran bahwa Ye Futian tidak bertarung dengan serius dan tidak bersungguh-sungguh dalam menghadapi perang ini, dimana dia lebih mengutamakan keuntungannya sendiri daripada hasil peperangan ini. Selama sang Puteri berpikir demikian, itu sudah cukup memuaskan bagi Klan Dewa.     

"Sudah cukup," ujar Cao Jun.     

Cao Jun memandang kerumunan kultivator di hadapannya. Tatapan matanya yang tegas menyiratkan ejekan di dalamnya. Dalam sekejap, sebuah tekanan yang tak berbentuk menyelimuti area di sekitarnya. Orang-orang langsung terdiam saat mereka melihat Cao Jun yang berdiri di samping sang Puteri.     

"Semuanya akan ditentukan setelah perang ini berakhir. Aku harap kalian semua tidak mengganggu tuan puteri saat dia sedang mengamati jalannya pertempuran," ujar Cao Jun dengan acuh tak acuh. Para kultivator menganggukkan kepala mereka sebagai tanggapan. Karena Cao Jun meminta mereka melakukan hal tersebut, tentu saja mereka akan menuruti perintahnya.     

Terlebih lagi, Cao Jun telah menyinggung sang Puteri dalam peringatannya.     

Puteri Donghuang masih berdiri di tempatnya dengan tenang. Dia mengangkat kepalanya, memandang cermin yang berada di atas langit dan menyaksikan pemandangan yang diproyeksikan di permukaan cermin tersebut.     

Cao Jun juga mendongak dan memandang ke arah langit. Kemudian dia berkata, "Melihat situasi saat ini, kita mungkin akan kalah."     

Cao Jun memiliki status yang tinggi. Karena itulah, dia berani mengatakan hal seperti itu. Sang Puteri juga tidak keberatan dengan hal tersebut. Para kultivator lainnya hanya bisa terdiam. Tidak ada seorang pun yang berani berbicara dan mereka hanya memandang ke arah cermin yang berada di udara.     

Menilai dari situasi saat ini, mereka memang mulai ditekan oleh pasukan lawan. Dua pasukan besar itu mulai mengepung mereka dari wilayah luar medan pertempuran. Kemudian mereka mulai mendekati pasukan-pasukan dari Prefektur Ilahi. Semakin banyak kultivator dari Prefektur Ilahi yang tewas terbunuh.     

Jika hal ini terus berlanjut, tidak butuh waktu lama sebelum mereka kalah dalam perang ini.     

Di atas medan pertempuran, pertempuran paling sengit terjadi antara para kultivator dari Gunung Kosong dan Divisi Phoenix Kegelapan. Kedua belah pihak memiliki sosok-sosok yang sangat luar biasa, dan jajaran anggota mereka sangat kuat, bahkan terlihat mengerikan. Pertempuran ini adalah pertempuran paling brutal yang terjadi di medan pertempuran kali ini. Selain mereka, medan pertempuran di samping mereka adalah pertempuran antara para kultivator yang dipimpin oleh Putra Kebanggaan Neraka dan para kultivator Buddha.     

Pada saat ini, di permukaan cermin tersebut, bisa dilihat para kultivator dari Divisi Phoenix Kegelapan mulai mundur. Sepertinya mereka bersiap-siap untuk menghindari ganasnya pertempuran dan mundur untuk sementara waktu.     

Sudah jelas, mereka menyadari bahwa jika mereka terus bertarung, para kultivator dari Prefektur Ilahi akan dibantai, dan perang ini akan berakhir dengan kekalahan mereka.     

Pemandangan ini membuat ekspresi para kultivator dari Prefektur Ilahi menjadi sangat buruk.     

Di sisi lain, banyak kultivator dari Istana Kegelapan dan Dunia Evil Emperor menunjukkan senyum kemenangan di wajah mereka.     

Sepertinya, tidak lama lagi mereka akan meraih kemenangan dalam pertempuran ini.     

Pada saat ini, di atas medan pertempuran, terdengar sebuah suara yang mampu bergema hingga ke langit tertinggi.     

Suara ini hanya terdiri dari satu kata: mundur.     

Itu adalah suara dari sosok yang memimpin Divisi Phoenix Kegelapan. Ketika para kultivator dari Prefektur Ilahi, yang sejak awal berada dalam situasi kurang menguntungkan, mendengar kata 'mundur', mereka langsung melarikan diri ke arah yang berbeda-beda. Mereka berusaha memisahkan diri dari pasukan musuh dan mundur untuk sementara waktu. Namun, pasukan musuh semakin bersemangat dalam mengejar mereka. Bagaimana mungkin pasukan musuh membiarkan kesempatan seperti itu berlalu begitu saja? Ini adalah momen yang sempurna untuk membantai para kultivator dari kubu Prefektur Ilahi.     

Kelompok Ye Futian saat ini masih mendominasi jalannya pertempuran. Mereka telah membunuh banyak kultivator dari pasukan musuh. Namun, penampilan mereka tidak mampu membalikkan situasi secara keseluruhan. Ketika perintah untuk mundur diucapkan, berbagai macam pasukan mulai melaksanakan perintah tersebut.     

Auranya menyebar ke kejauhan. Dia memandang medan pertempuran di sekelilingnya dan kemudian berkata, "Untuk saat ini, sebaiknya kita juga ikut mundur."     

Dalam situasi seperti ini, tentu saja dia tidak akan berperang sendirian. Jika mereka dikepung, maka hasil akhirnya akan tragis.     

Namun, pada saat ini, banyak kultivator telah mengincar kelompok Ye Futian. Sebelumnya, penampilan kelompok Ye Futian terlalu mengerikan. Perlahan-lahan, mereka menarik perhatian banyak orang yang kemudian mengawasi pergerakan mereka. Namun, karena kekuatan yang ditampilkan oleh kelompok Ye Futian, meskipun banyak orang melihat kehadiran mereka, tidak ada seorang pun yang berani menyerang mereka sendirian.     

Sekarang, kelompok Ye Futian dapat dianggap sebagai salah satu pasukan terkuat di kubu Prefektur Ilahi. Jika mereka ingin mundur, pasukan musuh tentu saja akan berniat menghadang mereka.     

Karena itulah, pada saat ini, banyak sosok muncul dari berbagai arah dan mencoba untuk menghadang dan membunuh kelompok Ye Futian!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.