Legenda Futian

Keinginan Membunuh



Keinginan Membunuh

1Momen seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya, dimana banyak Renhuang tewas terbunuh sejak pertempuran berskala besar ini dimulai. Saat tubuh Ye Futian terus bermandikan Cahaya Kaisar, tidak ada seorang pun yang bisa menghalangi jalannya. Melihat rekan-rekan mereka hancur berkeping-keping dan dibunuh satu per satu, tekad para Renhuang lainnya mulai goyah saat ketakutan yang luar biasa mulai muncul di dalam benak mereka. Beberapa dari mereka sudah berniat untuk mundur; mereka ingin pergi meninggalkan medan pertempuran ini.     
3

Di medan pertempuran ini, para pemilik Roda Ilahi yang tidak sempurna akan menjadi mangsa empuk di hadapan Ye Futian. Mereka tewas seketika. Dalam situasi seperti itu, siapa yang berkeinginan untuk melanjutkan pertarungan dan tewas terbunuh?     

Cahaya suci kembali menghujani medan pertempuran dari atas langit. Semua orang yang berada di dekat Ye Futian tertusuk dalam sekejap, sementara mereka yang disinari oleh cahaya dari Roda Bulan milik Ye Futian juga tewas terbunuh.     

Kekuatan Ye Futian yang begitu mengerikan membuat orang-orang yang menyaksikan pertempuran ini melupakan dua pertempuran sengit lainnya di kiri dan kanan Ye Futian.     

Medan pertempuran tersebut menciptakan sebuah ilusi–Renhuang tingkat bawah kini terlihat seperti kawanan semut.     

Mereka berada di tingkat kultivasi yang sama; Namun, perbedaan kekuatan di antara mereka sangatlah besar.     

Satu per satu, para Renhuang mulai mundur. Mereka berusaha menghindari pertarungan melawan Ye Futian secara langsung. Sementara itu di atas langit, beberapa pemilik Roda Ilahi yang sempurna mengerutkan kening mereka. Menghadapi pertempuran yang berada di hadapan mereka, kini mereka mulai merasa tak berdaya dan kehabisan ide.     

Serangan-serangan dari kekuatan hukum milik mereka-pun tidak bisa mendekati Ye Futian.     

"Aku akan menghentikan pergerakannya. Kalian fokus menyerangnya." Sebuah suara tiba-tiba bergema di udara. Bayangan kegelapan tampak muncul di atas langit. Sosok itu terlihat sangat mengerikan. Tubuhnya memancarkan aura yang sangat berbahaya. Untaian aura kegelapan mengalir di sekujur tubuhnya, bergejolak di antara langit dan bumi. Di tangannya, ada sebuah benda berwarna hitam yang mengeluarkan suara dentingan yang tajam. Itu adalah sebuah rantai hitam.     

"Maju!"     

Lengannya bergerak. Kemudian, dia tiba-tiba mengayunkan rantai itu ke tanah. Dalam sekejap, suara-suara dentingan yang keras memenuhi udara saat untaian rantai hitam melesat dari atas langit dan menghalangi matahari. Setiap untaian rantai itu mengeluarkan suara yang memekakkan telinga dan meledak-ledak.     

Ratusan juta rantai menyelimuti seluruh tempat dan menyegel area di sekitar Ye Futian. Arus kegelapan terpancar keluar saat tempat itu berubah menjadi sebuah penjara kegelapan. Selain itu, beberapa untaian rantai terlihat terbang menuju Ye Futian.     

Rantai itu adalah sebuah peralatan ritual yang tidak bisa dihancurkan. Serangannya memang tidak begitu kuat. Namun, rantai itu mampu menyegel targetnya. Saat ini, Ye Futian terlalu berbahaya untuk dihadapi. Mereka harus membatasi pergerakannya.     

Ye Futian mendongak dan memandang ke sekelilingnya. Cahaya Ilahi Yin bersinar dan membuat untaian rantai di dekatnya perlahan-lahan tertutup es. Tatapan matanya tampak mengerikan saat menembus celah antara penjara kegelapan yang berbentuk dari untaian rantai itu dan mencapai sosok yang berada di udara.     

Setelah benda ilahi itu dikeluarkan, benda itu berubah menjadi sebuah penjara raksasa yang berfungsi untuk menjebak dan mengurungnya di dalam sana.     

Roda Bulan memancarkan cahaya suci yang lebih kuat dari sebelumnya dan langsung menyelimuti penjara kegelapan tersebut. Dalam sekejap, semua rantai kegelapan itu membeku, dan ketika Kekuatan Yin menerobos masuk, pergerakan penjara kegelapan itu mulai melambat dan akhirnya berhenti, seolah-olah penjara itu membeku sebelum akhirnya berubah menjadi sebuah penjara yang tak bergerak.     

Tubuh Ye Futian melesat saat dia menerjang ke suatu tempat. Pedang ilahi miliknya bersinar dan ikut menghilang bersamanya. Dia langsung menerjang melalui celah-celah yang ada di antara untaian rantai tersebut. Tubuhnya bergerak lurus menuju sosok yang berada di atas langit.     

Ekspresi kultivator itu berubah. Dia menggerakkan lengannya dengan panik saat dia mencoba menarik kembali untaian rantai itu untuk membelenggu tubuh Ye Futian. Namun, tampaknya dia telah kehilangan kendali atas benda ilahi miliknya itu, yang telah disegel oleh lapisan es dari Kekuatan Yin. Pada saat yang bersamaan, sebuah bulan purnama muncul di hadapannya. Kemudian, pada saat berikutnya, Kekuatan Yin dalam jumlah besar mendarat di tubuhnya.     

*Boom* Aura kegelapan yang mengerikan di sekitar tubuhnya meledak ketika dia mencoba untuk menghancurkan dan melawan efek yang ditimbulkan oleh Kekuatan Yin. Tubuhnya diselimuti oleh baju zirah kegelapan. Petir Ilahi Yin baru saja menghantam tubuhnya, tetapi gagal membunuhnya dalam sekejap.     

Sepertinya baju zirah kegelapan itu juga merupakan sebuah peralatan ritual yang kuat.     

*Whoosh* Seberkas cahaya suci ditembakkan ke arah para kultivator di sekitarnya. Hanya dengan satu perintah dari pikiran Ye Futian, Pedang ilahi miliknya melesat melintasi langit dan terbang ke arah mereka, memaksa para kultivator itu untuk berpencar dan melarikan diri. Namun, dua dari mereka terlalu lemah dan tewas seketika oleh Petir Ilahi Yin.     

Ye Futian sendiri melompat dan mendarat di depan Renhuang yang mengesankan itu. Dia langsung mengerahkan tombaknya ke depan dan menciptakan suara gemuruh yang seolah-olah mampu mengoyak ruang hampa ke seluruh tempat, sehingga menyebabkan tubuh para kultivator di sekitar area itu gemetar. Kemudian, tongkat itu terus bergerak ke bawah.     

*Uhuk* Dia memuntahkan darah. Meskipun kultivator itu dilindungi oleh peralatan ritual, dia membelalakkan matanya saat dia memuntahkan darah. Jiwa spiritualnya dihancurkan, dan dia tewas terbunuh oleh kekuatan yang sangat dahsyat, bahkan dengan perlindungan peralatan ritual di tubuhnya. Kemudian, tubuhnya jatuh dari atas langit.     

Banyak orang dari Istana Kegelapan mengetahui dari pasukan mana kultivator itu berasal. Mereka bisa merasakan hawa dingin di dalam hati mereka. Ye Futian benar-benar tidak bisa dihentikan.     

Siapa pun yang mencoba menghentikannya akan tewas terbunuh.     

Tatapan mata Ye Futian kini beralih ke depan. Dia terus berjalan ke depan. Roda Bulan masih melayang di atas langit sambil terus menerus memancarkan cahaya suci. Arus udara mengalir dari atas langit, seolah-olah mereka adalah kilatan petir, namun faktanya, itu adalah Petir Ilahi Yin.     

Kelompok yang berada di sebelah kiri Ye Futian adalah para kultivator Buddha, sedangkan Yu Sheng dan yang lainnya berada di sebelah kanannya. Mereka semua bergerak ke depan bersama-sama.     

Pada saat ini, sudah bisa ditebak bahwa para kultivator yang berada di hadapan Ye Futian mulai berinisiatif untuk pergi. Tidak ada seorang pun yang berani mencegat Ye Futian.     

Mereka tidak berani menghalangi jalannya.     

Banyak orang telah mengorbankan nyawa mereka untuk hal ini. Terlepas dari kekuatan yang dimiliki Istana Kegelapan, pasukan gabungan dari Istana Kegelapan juga memiliki kultivator dari beberapa pasukan terkemuka dari Dunia Kegelapan di antara jajaran anggota mereka. Alasan mengapa mereka datang ke Dunia Asal adalah agar mereka bisa mendapatkan keuntungan darinya. Mereka ingin menyebarkan kekuasaan mereka di Dunia Asal di masa depan. Mengorbankan nyawa orang-orang ini untuk membantu Istana Kegelapan meraih kemenangan dalam pertarungan memperebutkan Dunia Asal? Wajar jika mereka tidak mau melakukannya.     

Bahkan jika mereka adalah anggota dari Istana Kegelapan, mereka masih enggan untuk mengorbankan nyawa mereka masing-masing. Hal yang sama terjadi ketika pasukan dari Prefektur Ilahi memutuskan untuk mundur sebelumnya.     

Cahaya suci bersinar dengan terang di belakang Ye Futian. Tongkatnya masih tergenggam di telapak tangannya; dan cahaya bulan bersinar di sekelilingnya. Tidak ada lagi kultivator yang tersisa di sekeliling Ye Futian.     

Tatapan matanya kini beralih ke suatu tempat di kejauhan. Para pemimpin dari pasukan Istana Kegelapan berada di sana. Salah satu sosok di antara mereka adalah Putra Kebanggaan Neraka–Qi Ye.     

Tatapan mata Qi Ye juga tertuju pada Ye Futian. Apakah Ye Futian akan menerjang ke arahnya?     

Ye Futian berkata bahwa dia ingin membunuh semua sosok pemimpin dari pasukan musuh. Lagipula, seseorang harus menangkap sang pemimpin untuk menangkap semua pengikutnya, bukan?     

Pria ini berani mengincarnya secara langsung... Sombong sekali.     

Jika kata-kata yang diucapkan oleh Ye Futian dianggap sebagai sesuatu yang gila, maka tidak ada seorang pun yang akan curiga bahwa Ye Futian saat ini sedang menepati janji yang dia buat sebelumnya. Dia menerjang ke depan, dan pada saat ini, tidak ada seorang pun yang berani menghalangi jalannya. Dia menerjang ke arah sang Putra Kebanggaan Neraka.     

Qi Ye tidak gentar. Siapa dia? Dia adalah sang penerus dari Neraka, Putra Kebanggaan Neraka, komandan pasukan di medan pertempuran ini. Jika pasukannya kehilangan momentum dan menghadapi kekalahan, mundur akan menjadi strategi yang paling mudah untuk diterapkan. Namun, pada saat ini, pasukannya belum dikalahkan. Sebaliknya, hanya satu kultivator lawan yang mengalahkan pasukannya, menerobos jajaran anggotanya, dan kemudian, langsung menerjang ke arahnya.     

Bagaimana mungkin dia bisa mundur?     

Mundur akan menunjukkan bahwa pasukan dari Istana Kegelapan bahkan tidak mampu menangani Ye Futian yang melancarkan serangan sendirian. Lalu peluang seperti apa yang tersisa bagi mereka di masa depan? Pasukannya telah bertempur secara langsung dan dimusnahkan oleh Ye Futian. Jika dia mundur, bagaimana caranya mereka bisa membalikkan keadaan?     

Selama Ye Futian berada di atas medan pertempuran, akan lebih baik jika mereka menyerah secara langsung.     

Karena itulah, mundurnya Qi Ye akan menandakan kekalahan bagi pasukannya.     

Selain itu, posisinya juga tidak memungkinkan baginya untuk mundur.     

Para kultivator dari Dunia Luar, Istana Kegelapan, Dunia Empty Divine, dan Prefektur Ilahi sedang menyaksikan pertempuran ini. Segala sesuatu yang terjadi di atas medan pertempuran akan dilihat dan diingat oleh para kultivator dari Dunia Luar. Apa? Melarikan diri tanpa memberikan perlawanan? Putra Kebanggaan Neraka takut dan merasa terancam oleh satu orang–Ye Futian?     

Jika dia melakukan hal ini dan kembali ke Istana Kegelapan, maka segala sesuatunya tidak akan berakhir baik baginya.     

Tujuh Putra Kegelapan dipilih melalui persaingan yang brutal. Istana Kegelapan tidak membutuhkan individu-individu yang lemah dan biasa-biasa saja dalam jajaran anggota mereka; itu adalah sebuah pemandangan yang sangat mengerikan untuk dilihat.     

Ye Futian mendarat di suatu tempat yang berada tidak jauh dari tempat dimana Putra Kebanggaan Neraka berada. Dia dikelilingi oleh beberapa sosok yang merupakan kultivator-kultivator kuat dari Istana Kegelapan. Selain itu, di arah lainnya, para kultivator dari Dunia Evil Emperor juga menerjang ke tempat ini. Cahaya ruang dan waktu tampak bergejolak. Pemandangan yang dihasilkan sangatlah mengerikan.     

Namun, Divisi Phoenix Kegelapan juga menerjang ke depan. Setelah Ye Futian mengeluarkan kekuatan sejatinya, para kultivator dari Prefektur Ilahi juga mulai melancarkan serangan balasan.     

Di medan pertempuran tempat Ye Futian berada, pertarungan antara tiga kubu tampaknya telah terjadi; Namun, dua kubu di antaranya mengincar Ye Futian.     

Saat cahaya bulan bersinar ke bawah, sebuah jubah hitam melayang di depan para kultivator dari Istana Kegelapan. Sebuah badai kegelapan yang mengerikan telah terbentuk untuk menciptakan sebuah lubang hitam yang mampu melahap cahaya bulan tersebut.     

Di lokasi lainnya, dengan dipimpin oleh para kultivator dari Dunia Evil Emperor, para kultivator itu membentuk sebilah pedang ilahi. Pedang ilahi yang pernah digunakan oleh Kaisar Agung sebelumnya itu memancarkan cahaya ruang dan waktu yang tak tertandingi dan mencabik-cabik segalanya. Bahkan Cahaya Ilahi Yin hancur di hadapannya. Kedua energi itu sangat kuat.     

"Siapa yang ingin kau tangani terlebih dahulu?" Di samping Ye Futian, biksu tampan itu bertanya pada Ye Futian. Dia membiarkan Ye Futian memilih lawannya agar dia bisa membantu menunda atau mengalihkan perhatian lawan-lawan lainnya untuk sementara waktu.     

Meskipun Ye Futian sangat kuat, namun menghadapi sosok-sosok terkemuka dari dua pasukan lawan tetap saja sulit baginya.     

Para kultivator Budha dan kelompok Yu Sheng dapat membantunya dengan cara menghadapi salah satu pihak terlebih dahulu.     

"Mereka," jawab Ye Futian sambil memandang para kultivator dari Istana Kegelapan.     

Alasan mengapa dia memilih Istana Kegelapan sangatlah sederhana. Masih ada urusan yang belum diselesaikan antara dirinya dan Istana Kegelapan.     

Kala itu, dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki oleh Neraka, Istana Kegelapan muncul kembali dan membunuh banyak orang dari Sembilan Dunia Jalur Supremasi, termasuk para kultivator dari Akademi Heavenly Mandate. Selain itu, dia juga harus membalas tindakan Istana Kegelapan yang memanfaatkan mereka untuk membuka Gerbang Neraka ketika mereka berada di Dunia Daratan Tersembunyi.     

Selain itu, masih ada masalah terkait Ye Qingyao. Dia dibawa pergi secara paksa oleh pasukan dari Istana Kegelapan saat mereka menerobos masuk ke Akademi Heavenly Mandate. Meskipun Ye Qingyao pergi dengan keinginannya sendiri, itu adalah keputusan yang dibuat karena tekanan yang diberikan oleh Istana Kegelapan karena dia tidak ingin menyeret orang lain ke dalam masalahnya.     

Sekarang, sudah waktunya baginya untuk membalas semua yang telah dilakukan oleh Istana Kegelapan.     

"Baiklah." Biksu tampan itu memandang Yu Sheng dan yang lainnya sebelum berkata, "Mari kita tangani orang-orang dari Dunia Empty Divine terlebih dahulu."     

Yu Sheng mengangguk tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Aura mengerikan dari benda ilahi terpancar dari tubuhnya sementara kekuatannya memenuhi seluruh tempat, menghasilkan sebuah aura mengerikan yang terbentuk di sekitar tubuhnya.     

Ye Futian melangkah ke depan. Dia berjalan sendirian menuju kelompok kultivator utama dari Istana Kegelapan. Rekan-rekannya akan menghadapi para kultivator dari Dunia Evil Emperor.     

"Sombong sekali." Pemikiran ini terlintas di benak banyak orang yang menyaksikan pemandangan itu, baik itu di dalam maupun di luar medan pertempuran. Melihat bagaimana satu orang berniat untuk menghadapi pasukan terkuat dari Istana Kegelapan... Namun, Ye Futian telah tampil begitu menakjubkan dalam pertempuran ini. Jika lawannya hanyalah Putra Kebanggaan Neraka, Qi Ye, mungkin dia masih memiliki kesempatan.     

Qi Ye berada di tingkat yang sama dengan Ye Futian, yaitu Roda Ilahi tingkat kedua. Ye Futian telah mengeluarkan aura kaisar, jadi dalam aspek Plane, Ye Futian seharusnya mampu mengalahkannya. Terlebih lagi, dia telah menguasai Kekuatan Yin. Bahkan Putra Kebanggaan Neraka tidak akan bisa menang melawan Ye Futian.     

Kemudian, keinginan membunuh yang dingin terlintas di mata Ye Futian saat dia memandang ke arah Qi Ye. Hal itu membuat tatapan mata Qi Ye menjadi tajam saat dia mengaktifkan teknik Eyes of the Underworld. Teknik itu terlihat sangat mengerikan. Pemikiran untuk membunuhnya secara langsung di medan pertempuran itu benar-benar terlintas di dalam benak Qi Ye.     

Saat mengingat pertempuran yang terjadi di Istana Kekaisaran Kosong terakhir kali, Qi Ye merasa bahwa dia telah dipermalukan. Ye Futian, yang kala itu dihancurkan dengan mudah olehnya, sekarang mencoba membunuhnya secara langsung.     

Seorang kultivator dari Dunia Asal benar-benar berpikiran untuk membunuhnya, sang Putra Kebanggaan Neraka.     

Dia mengulurkan tangannya, dan dalam sekejap, badai-badai kegelapan yang mengerikan terbentuk. Kumpulan badai itu berubah menjadi semakin mengerikan ketika sebuah lubang hitam yang terlihat seperti neraka mulai muncul di langit tepat di atas Ye Futian!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.