Legenda Futian

Rencana



Rencana

2Secara mengejutkan, Han Lin menunjukkan sikap yang sangat sopan dan tersenyum lembut. Dia memandang Xia Qingyuan dan berkata, "Gurumu tidak peduli dengan kekayaan maupun ketenaran. Kalau begitu aku tidak akan menanyaimu lagi. Karena kau datang kemari untuk mempelajari kemampuan para kultivator di Dunia Luar, bagaimana kalau aku yang akan mengatur jadwalnya untukmu?"      2

Ada banyak kultivator kuat yang tinggal di Prefektur Ilahi yang luas ini. Sehingga sudah jelas, orang-orang di Prefektur Ilahi sangat menyadari keberadaan kultivator-kultivator tangguh yang namanya hampir tidak pernah terdengar sebelumnya. Mereka memiliki cara tersendiri untuk bertahan hidup dalam situasi ini. Setelah menyaksikan Xia Qingyuan menunjukkan kemampuannya, Han Lin merasa yakin bahwa guru dari wanita ini adalah seorang kultivator yang luar biasa.     

Han Lin tentu saja harus melayani tamu terhormat ini dengan baik.     

"Baiklah." Xia Qingyuan mengangguk. Meskipun dia telah mengetahui tentang kondisi Ye Futian saat ini dari Elang Angin Hitam, dia tidak akan menyelamatkannya tanpa adanya rencana yang matang. Pasukan terkemuka seperti Kastil Senluo pasti brutal dan tanpa ampun dalam bertindak. Dengan mempertimbangkan latar belakang mereka yang begitu dalam, apa yang akan mereka lakukan jika mengetahui bahwa dia tahu sahabatnya sedang diubah menjadi boneka mayat? Apakah mereka akan bersedia menerima permohonan maafnya jika dia meminta maaf?     

Mereka mungkin akan membebaskan Ye Futian, tetapi mereka juga bisa membunuh mereka berdua sekaligus.     

Ditambah lagi, bagaimana mungkin dia membiarkan Kastil Senluo lolos begitu saja karena berupaya membunuh dan menjadikan Ye Futian boneka mayat?     

"Dengan senang hati," ujar Han Lin sambil tersenyum. Dia memandang orang-orang di sekitarnya dan memberi perintah, "Panggil para Renhuang tingkat bawah yang saat ini berada di Kastil Senluo ke Kuil Kultivasi Senluo."     

"Baik, Tuan Muda." Orang-orang menerima perintahnya dan pergi. Sementara itu, Han Lin memandu jalan untuk Xia Qingyuan. Meskipun dia bersikap sangat hormat, namun dia tidak terlihat terlalu merendah. Bagaimanapun juga, dia adalah seorang Renhuang yang hanya berusaha untuk bersikap sopan.     

Kuil Kultivasi Senluo di Kastil Senluo terbentang di area yang luas di atas pegunungan, dengan dikelilingi oleh matriks-matriks sebagai pelindung dari tempat tersebut.     

Pada saat ini, banyak kultivator telah berkumpul di Kuil Kultivasi Senluo. Orang-orang yang berada di Kastil Senluo bergegas menuju Kuil Kultivasi Senluo setelah mendengar berita tersebut. Mereka mau tidak mau mengagumi betapa cantik dan luar biasanya Xia Qingyuan. Dengan berdiri di samping Elang Angin Hitam tepat di sisi kuil, dia memancarkan cahaya suci yang menakjubkan seperti seorang Dewi. Bahkan pakaian pria yang dia kenakan tidak bisa menyembunyikan kecantikannya yang mempesona.     

Orang-orang cenderung mengagung-agungkan seseorang dalam pikiran mereka setelah mengetahui tentang identitas khusus yang dimiliki oleh seseorang. Mereka mungkin tidak akan memiliki pemikiran sama jika Xia Qingyuan hanyalah seorang gadis biasa.     

Bahkan beberapa Tetua Renhuang tingkat menengah dari Kastil Senluo saat ini sedang menatap kuil itu dari istana mereka masing-masing. Para kultivator yang memiliki Roda Ilahi sempurna biasanya adalah murid-murid dari pasukan terkemuka atau keturunan dari keluarga bangsawan. Kastil Senluo sudah menjadi pasukan dengan reputasi yang luar biasa di wilayah tersebut. Tapi tidak ada seorang pun di generasi ini yang mampu menempa Roda Ilahi sempurna. Meskipun Han Lin memiliki Roda Ilahi yang sempurna ketika dia menjadi Renhuang tingkat Bawah, namun Roda Ilahi itu berubah setelah dia mencapai Renhuang Plane tingkat menengah.     

Tidak ada lagi kultivator dari generasi muda, termasuk keturunan dari para pemimpin istana di Kastil Senluo, yang memiliki pencapaian seperti itu. Karena alasan itulah, Han Lin dipanggil sebagai 'Tuan Muda'. Dia memiliki bakat terbesar dan mungkin dia akan melampaui pemimpin dari Kastil Senluo dalam beberapa dekade ke depan.     

"Siapa yang ingin mencoba bertarung melawan sang Dewi?" Han Lin memandang kerumunan kultivator di sekelilingnya dan bertanya.     

Seorang pria bernama Han Yan berjalan ke atas Panggung Senluo dengan beberapa langkah dan menatap ke arah Xia Qingyuan. Dia dikenal sebagai seorang kultivator yang luar biasa di Kastil Senluo Manor dan telah membuktikan Jalur Agung-nya sebagai seorang Renhuang meskipun usianya masih muda.     

"Saya berharap bisa mempelajari beberapa hal dari sang Dewi." Han Yan mengeluarkan energinya dan menunjukkan Roda Ilahi tingkat pertama miliknya.     

"Kau tidak layak untuk bertarung dengan nona-ku." Ekspresi Elang Angin Hitam terkesan mengejek. Han Yan menatap Elang Angin Hitam dengan tajam sambil mengerutkan keningnya.     

Monster iblis ini hanyalah hewan tunggangan Xia Qingyuan. Berani sekali dia bersikap kurang ajar padanya?     

Han Lin juga memandang ke arah Elang Angin Hitam. Meski dia tampak tersenyum, namun pada kenyataannya, jauh di dalam lubuk hatinya, dia sedang mengumpat. Monster iblis benar-benar menyebalkan.     

"Kau juga bisa ikut bertarung jika kau mau," ujar Han Lin sambil tersenyum.     

Kedua mata Elang Angin Hitam berkilat. Dalam sekejap, tubuhnya melayang di udara dan menciptakan sebuah badai yang dahsyat di sekitarnya.     

*Whoosh*     

Elang itu terbang menukik dengan kecepatan tinggi seperti sebuah bayangan.     

Panggung Senluo hanyalah tempat untuk diadakannya sesi latihan internal di Kastil Senluo. Meskipun ukurannya cukup besar, namun panggung itu masih terlalu kecil untuk pertarungan di tingkat ini.     

Kedua mata Han Yan memancarkan hawa dingin saat melihat Elang Angin Hitam menerjang ke arahnya. Dia mengeluarkan Roda Ilahi dari Jalur Agung di dalam tubuhnya dan menciptakan sebuah badai kematian yang menutupi matahari. Dia mengangkat tangannya dan membuat gerakan mencengkeram di udara. Dalam sekejap, bayangan raksasa dari sebuah tangan kematian mulai terlihat di sana.     

Elang Angin Hitam melancarkan serangan dengan cakar emasnya yang sangat tajam dan menembakkan pancaran energi yang mampu mengoyak ruang hampa.     

*Brak* Ada sesuatu yang tampak melesat di atas langit, dan dalam sekejap, bayangan tangan kematian raksasa itu dihancurkan. Orang-orang hampir tidak bisa mengikuti pergerakan Elang Angin Hitam sebelum mereka melihat cakarnya menghantam Panggung Senluo disertai dengan suara keras. Han Yan mundur ke tepi panggung. Pakaiannya tampak tercabik-cabik, dan luka-luka sayatan yang mengerikan kini dapat terlihat di tubuhnya.     

Ekspresi semua orang berubah. Han Yan menatap Elang Angin Hitam di hadapannya itu dengan tajam.     

"Kau terlalu lemah. Berani-beraninya kultivator rendahan sepertimu ingin bertarung melawan nona-ku?" Elang Angin Hitam memberikan komentar pedas dan berbalik untuk kembali ke sisi Xia Qingyuan tanpa memberikan perlawanan lebih lanjut.     

Bagaimanapun juga, Elang Angin Hitam telah menjadi hewan tunggangan Ye Futian selama bertahun-tahun dan pikiran mereka terhubung satu sama lain. Elang itu berbagi pemahaman dan pencerahan apa pun yang didapatkan oleh Ye Futian dan mengembangkan kemampuan bertarung yang luar biasa untuk dirinya sendiri.     

Meskipun ucapan Elang Angin Hitam sedikit keterlaluan, namun kesombongan dan kekuatannya membuat Xia Qingyuan terlihat semakin menakjubkan. Sekuat apakah wanita ini jika hewan tunggangannya saja sudah semengerikan ini.     

"Elang Kecil, sikapmu tidak sopan," ujar Xia Qingyuan. "Kami datang kemari hanya untuk berlatih dan saling belajar satu sama lain. Kami tidak akan mempermasalahkan tingkat kultivasi dari lawan kami."     

Kemudian dia melangkah ke depan dan berjalan ke atas panggung. Dengan dikelilingi oleh cahaya suci yang menyilaukan, dia memandang kerumunan kultivator di sekelilingnya dengan kedua matanya yang mempesona dan berkata, "Siapa pun yang bersedia memberiku bimbingan dapat mencobanya secara langsung."     

*Aku ingin melihat seperti apa kehebatanmu, Dewi." Seorang lelaki tua berjalan ke depan, dan jubahnya berkibar tertiup angin. Dia memandang ke arah Xia Qingyuan dan berkata, "Hati-hati, Nona."     

Tangannya membentuk sebuah segel sebelum suaranya memudar. Dalam sekejap, banyak segel kematian bermunculan di berbagai tempat dan langsung melesat menuju Xia Qingyuan saat dia mengangkat tangannya dan menunjuk ke tempat dimana Xia Qingyuan berada.     

Pada saat yang bersamaan, Xia Qingyuan mengaktifkan Roda Ilahi miliknya. Sekuntum teratai dua warna yang mempesona menyelimuti tubuhnya dan kelopak bunganya melayang menuju segel-segel yang semakin mendekat.     

Xia Qingyuan berdiri di dalam bunga teratai itu, dimana segel-segel itu tidak bisa masuk ke dalamnya dan langsung dihancurkan.     

Cahaya suci dua warna itu membentuk sebuah lingkaran cahaya di sekitar Xia Qingyuan dan membuat penampilannya tampak lebih suci dari sebelumnya. Para kultivator dari Kastil Senluo diam-diam mengagumi keindahan Roda Ilahi yang sempurna itu.     

Satu, dua, tiga… Semakin banyak bunga teratai yang bermekaran dan melahap segel kematian yang tak terhitung jumlahnya itu. Kemudian mereka berubah menjadi sinar kematian dan melesat menuju lelaki tua itu.     

Teratai yang didapatkan oleh Xia Qingyuan dari Reruntuhan Dewa telah menyatu dengan Roh Kehidupan Xia Qingyuan dan membuat dirinya bertransformasi. Dia sudah lama berkultivasi bersama Ye Futian dan memiliki kekuatan yang cukup besar meskipun dia belum mampu untuk mendapatkan kesempatan bergabung dalam pertempuran memperebutkan Dunia Asal kala itu.     

Tiga pasukan tingkat Dewa terlibat dalam pertempuran tersebut. Banyak orang yang berpartisipasi di pertempuran itu jauh lebih kuat daripada para kultivator dari Kastil Senluo.     

Teratai-teratai itu memancarkan cahaya dari Divine Catastrophe. Lelaki tua itu tidak bisa menahan serangan tersebut dengan Roda Ilahi tingkat kedua miliknya dan bergegas mundur.     

Tidak lama kemudian, Renhuang lainnya melangkah ke atas panggung. Disertai dengan suara gemuruh, kekuatan kematian yang mengerikan menyelimuti langit. Bayangan dewa kematian muncul di atas langit dan seberkas cahaya suci langsung menyinari tubuh Xia Qingyuan. Pada saat berikutnya, cahaya kematian mengalir dari atas langit dan mengincar Xia Qingyuan.     

Pria ini tampil sangat mengintimidasi dengan menggunakan Roda Ilahi tingkat ketiga miliknya.     

Roda Ilahi berbentuk teratai milik Xia Qingyuan bergejolak. Jutaan teratai berputar-putar dan menciptakan sepasang pedang dua warna yang melambangkan kehidupan dan kematian. Badai itu mengitari tubuhnya dan menghantam kekuatan yang dikeluarkan oleh lawannya.     

Setelah tabrakan itu terjadi, teratai-teratai milik Xia Qingyuan mengeluarkan hamparan bunga dan melahap cahaya kematian yang diarahkan padanya. Tidak lama kemudian, pria itu dikalahkan olehnya.     

Tidak ada satu pun Renhuang tingkat bawah yang naik ke atas panggung mampu mendekati Xia Qingyuan. Mereka semua ditaklukkan oleh Xia Qingyuan.     

Pertempuran terhenti dalam waktu singkat. Xia Qingyuan melayang di atas panggung sendirian dan dikelilingi oleh cahaya suci, sementara gaun putihnya berkibar tertiup angin.     

Xia Qingyuan memanfaatkan keuntungan yang diberikan oleh Roda Ilahi sempurna miliknya untuk memenangkan pertarungan melawan para kultivator yang berada di atas tingkat Plane-nya. Dia ingin menciptakan anggapan bagi orang-orang di Kastil Senluo bahwa dia memiliki latar belakang yang tidak biasa.     

"Luar biasa," ujar Han Lin sambil memandang Xia Qingyuan. "Kau benar-benar seorang Dewi dengan kecantikan tak tertandingi dan Roda Ilahi yang sempurna. Tidak ada seorang pun di Renhuang Plane tingkat bawah dari Kastil Senluo yang mampu menandingimu."     

Han Lin selama ini tidak terlalu tertarik pada wanita. Paling-paling, dia hanya bermain-main dengan mereka dan memanfaatkan mereka untuk kultivasinya sendiri.     

Namun sekarang, sebuah pemikiran muncul di dalam benaknya. Alangkah baiknya jika dia bisa menjadikan wanita ini sebagai pendamping spiritualnya dalam berkultivasi.     

Xia Qingyuan mundur dan kembali ke posisinya semula sambil tetap memancarkan cahaya suci dari tubuhnya.     

"Terima kasih banyak," ujar Xia Qingyuan pada Han Lin.     

"Tidak masalah," ujar Han Lin.     

"Maaf aku sudah mengganggu waktumu. Aku akan pergi sekarang," ujar Xia Qingyuan pada Han Lin.     

"Kau berencana pergi kemana setelah ini?" Han Lin bertanya.     

"Aku melakukan perjalanan ini untuk belajar tentang metode-metode kultivasi dari berbagai macam akademi dan pasukan. Aku tidak memiliki tujuan khusus dalam perjalanan ini." ujar Xia Qingyuan.     

"Kalau begitu, sebaiknya kau tinggal beberapa hari lagi di Kastil Senluo. Kami memiliki banyak metode kultivasi di sini. Selain itu, aku juga akan melakukan perjalanan dalam waktu dekat. Aku bisa bepergian bersamamu dan memberikan bimbingan untukmu. Bagaimana menurutmu?" Han Lin bertanya.     

Xia Qingyuan berpikir sejenak dan mengangguk pelan, lalu berkata, "Aku tidak akan menolak kebaikanmu."     

"Baiklah kalau begitu." Han Lin berbalik dan memberi perintah, "Segera persiapkan istana untuk tempat tinggal sang Dewi."     

Sejak awal, ekspresi Xia Qingyuan selalu terlihat acuh tak acuh. Sebagai seorang puteri di Dunia Kaisar Xia, dia dikenal sebagai sosok yang dingin dan sombong sebelum dia bertemu Ye Futian, sehingga dia tidak perlu repot-repot bersandiwara.     

Ying Qing menyaksikan semuanya dengan tenang di bagian samping. Meskipun dia telah banyak membantu Ye Futian, namun dia belum mengambil keputusan. Penampilan Xia Qingyuan hari ini pasti membuatnya tergerak.     

Ying Qing pergi meninggalkan kuil itu secara diam-diam dan pergi ke Paviliun You. Dia berjalan memasuki gua hunian dan menatap Ye Futian, yang sedang berbaring di dalam matriks.     

Meskipun Ye Futian masih memejamkan matanya, dia menyadari semua yang telah terjadi di dunia luar. Terlebih lagi, dia bisa berkomunikasi dengan Elang Angin Hitam dan menyuruhnya untuk menjalankan rencananya.     

"Nama belakang adik juniormu adalah 'Xia'?" Ying Qing bertanya pada Ye Futian.     

Ye Futian membuka matanya dan berkata padanya, "Ya. Apakah kau mempercayaiku sekarang?"     

Ying Qing menatap mata Ye Futian dan merasakan gejolak di dalam hatinya. Kemudian, dia menganggukkan kepalanya dengan serius!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.