Legenda Futian

Pulau Dewa Timur



Pulau Dewa Timur

1Jun Qiuyan serta kelompoknya berbalik dan pergi. Saat dia berjalan melewati Bai Mu, dia berhenti sejenak. "Karena Dewi Bai yang memintanya, sudah jelas aku bersedia untuk mengalah demi Pulau Dewa Timur. Namun, aku tidak bisa menjamin bahwa dia dapat pergi meninggalkan Benua Penglai hidup-hidup, dan kuharap kau bisa memakluminya." Saat dia selesai berbicara, dia terus berjalan pergi. Rekan yang berada di samping Jun Qiuyan juga berhenti ketika dia melewati Bai Mu, lalu tersenyum padanya dan berkata, "Apa gunanya memohon belas kasihan untuknya? Pada akhirnya hal itu tidak ada gunanya, bukan?"     
2

Bai Mu tetap terdiam. Di masa lalu, dia juga beranggapan bahwa Ye Futian hanyalah sosok boneka yang berperan sebagai Pemimpin Paviliun. Karena bagaimanapun juga, sebagai seorang Renhuang tingkat bawah, tingkat kultivasinya cukup rendah. Namun beberapa kultivator yang mendampinginya memiliki tingkat kultivasi yang lebih tinggi darinya, dan bahkan beberapa dari mereka merupakan Renhuang tingkat atas. Dalam kondisi seperti itu, siapa pun akan berpikiran bahwa Ye Futian memiliki kekuasaan mutlak di Paviliun Dongyuan.     

Namun, apa yang terjadi sebelumnya telah merubah pikirannya. Dia bisa merasakan aura yang terpancar dari Ye Futian mirip dengan auranya. Itu adalah Roda Ilahi yang sempurna. Selain itu, kemampuan bertarungnya juga sangat kuat. Dengan mengabaikan perbedaan status di antara mereka, dia percaya bahwa Ye Futian jauh lebih kuat dari Jun Qiuyan.     

Ye Futian mungkin bisa mendapatkan banyak keuntungan jika dia memasuki Pulau Dewa Timur. Jika memungkinkan, Pulau Dewa Timur juga bisa menerimanya ke dalam jajaran anggota mereka.     

Saat pemikiran ini terlintas di dalam benaknya, Bai Mu memandang Ye Futian dan berbicara secara telepati dengannya. "Tuan Ye, Klan Jun adalah salah satu pasukan terkemuka di Benua Penglai dan mereka memiliki kekuatan yang sangat besar. Seperti yang kau lihat, dia benar-benar berniat membunuhmu; tempat ini tidak aman untukmu. Namun, besok adalah hari pembukaan dari Pulau Dewa Timur. Jika Tuan Ye mampu mendapatkan keuntungan di Pulau Dewa Timur, aku akan melihat apakah aku bisa berbicara atas nama Pulau Dewa Timur untuk membelamu dan meminta mereka memastikan keselamatanmu."     

Nada bicaranya terdengar sangat tenang, dan dia tidak berbicara seolah-olah dia menginginkan ucapan terima kasih dari Ye Futian. Sepertinya dia benar-benar ingin membantu Ye Futian.     

Semua orang menyaksikan seperti apa keinginan membunuh yang dipancarkan oleh Jun Qiuyan, dan Benua Penglai adalah wilayah kekuasaannya. Dalam kondisi seperti ini, Ye Futian membutuhkan bantuan dari orang lain untuk melindungi nyawanya. Jika Pulau Dewa Timur bersedia membantunya, tidak perlu diragukan lagi hal itu akan meningkatkan peluangnya untuk bertahan hidup.     

"Terima kasih, dewi. Aku akan mempertimbangkan penawaranmu," jawab Ye Futian. Dia memiliki banyak metode kultivasi yang bisa digunakan untuk memastikan kelangsungan hidupnya sendiri. Faktanya, hal yang dia khawatirkan adalah Keluarga Helian dan Keluarga Beigong. Karena bagaimanapun juga, mereka juga terlibat dalam masalah kali ini.     

Dia benar-benar tidak peduli dengan ancaman yang diberikan oleh Jun Qiuyan. Sama seperti apa yang dia katakan sebelumnya, dia yakin bahwa dia bisa membunuh Jun Qiuyan bahkan sebelum Jun Qiuyan berusaha membunuhnya. Setidaknya dia memiliki kepercayaan diri sebesar ini.     

"Baiklah," jawab Bai Mu. Setelah mendengar jawaban Ye Futian, dia juga tidak banyak berkomentar. Dia juga merasa bahwa Ye Futian adalah sosok yang sangat sombong dan begitu percaya diri bahwa dia masih bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.     

Mungkin Ye Futian akan menimbulkan beberapa kejutan di Pulau Dewa Timur.     

Saat ini, dia hanya bisa menunggu dan melihatnya secara langsung.     

"Kalau begitu, sampai jumpa lagi." Bai Mu mengangguk pelan pada Ye Futian, berbalik, dan melayang ke atas langit. Sambil memandang semua orang yang berkumpul di sekitarnya, dia mengumumkan, "Besok adalah hari pembukaan dari Pulau Dewa Timur. Kuharap kalian semua tidak melupakan hal tersebut."     

Saat dia selesai berbicara, para dewi itu terbang ke kejauhan.     

Setelah mereka pergi, kekacauan itu akhirnya berakhir dengan kematian beberapa Renhuang.     

Banyak orang menghela napas dalam-dalam. Semua ini terasa tidak nyata bagi mereka. Para kultivator itu ingin membunuh Ye Futian dan kelompoknya, namun pada akhirnya mereka tewas terbunuh dalam serangan balasan yang dilancarkan oleh kelompok Ye Futian, dan sekarang, Ye Futian dan kelompoknya tidak terluka sama sekali.     

Namun, mereka juga bisa memahami situasi ini. Begitu Bai Mu berbicara, bahkan jika Jun Quiyan tidak ingin membiarkan Ye Futian pergi begitu saja, dia tetap harus menghormatinya. Karena bagaimanapun juga, besok dia akan memasuki Pulau Dewa Timur.     

Pulau Dewa Timur adalah wilayah kekuasaan Bai Mu dan para dewi di dalamnya. Jadi, bahkan jika Jun Qiuyan tidak begitu puas dengan hasil akhir seperti ini, dia akan mengalah untuk sementara waktu. Begitu dia pergi meninggalkan Pulau Dewa Timur, dia akan kembali mencoba membunuh Ye Futian.     

Semua kultivator yang telah berkumpul di sana tidak bergegas pergi. Sebaliknya, mereka memandang Ye Futian dan kelompoknya. Dengan adanya kultivator-kultivator lebih dari seribu benua berkumpul di Wilayah Dewa Penglai, tidak mengejutkan apabila banyak hal akan terjadi di sana. Namun, jarang sekali ditemukan seorang kultivator yang bersikap begitu keras kepala sehingga dia berani membunuh anggota dari salah satu pasukan terkemuka di Benua Penglai seperti yang dilakukan oleh Ye Futian. Banyak orang penasaran tentang bagaimana nasib Ye Futian nantinya.     

"Ayo kita pergi," ujar Ye Futian. Setelah itu, Ye Futian dan kelompoknya pergi meninggalkan kerumunan kultivator yang berada di sana. Baru setelah mereka pergi, para kultivator mulai membubarkan diri. Beberapa orang pergi dengan ekspresi antusias di wajah mereka.     

Sepertinya perjalanan ke Pulau Dewa Timur kali ini akan sangat menarik.     

Ketika Ye Futian dan kelompoknya pergi meninggalkan kerumunan kultivator di belakang mereka, Beigong Shuang menundukkan kepalanya, lalu menatap Ye Futian dan berbisik, "Maafkan aku."     

Ye Futian tampak sedikit terkejut. Dia menatapnya dan bertanya, "Kenapa kau meminta maaf?"     

"Aku telah menyeretmu ke dalam masalah ini," jawab Beigong Shuang dengan suara pelan. Dia tidak percaya bahwa dia telah melakukan kesalahan. Saat berada di Teras Dewa Hujan, Jun Qiuyan-lah yang bersikap kurang ajar. Dia hanya satu kali membantah ucapannya dan tidak menyangka bantahannya ini akan menjadi pemicu dari semua hal yang terjadi saat ini, termasuk konflik di antara Ye Futian dan Jun Qiuyan.     

"Semuanya baik-baik saja. Kau tidak melakukan kesalahan apa pun," jawab Ye Futian dengan lembut. Saat melihat mereka berdua di hadapannya, Beigong Ao menghela napas dalam-dalam. Dia adalah orang yang paling memahami putrinya. Beigong Shuang memfokuskan seluruh jiwa dan raganya untuk berkultivasi dan tidak berpengalaman dengan hal-hal di luar dunia kultivasi. Meskipun tingkat kultivasinya telah mencapai Renhuang Plane, dia masih terlalu polos.     

Konflik ini mungkin akan memberinya pelajaran yang tidak akan dia lupakan seumur hidupnya dan membuatnya benar-benar memahami peraturan dalam bertahan hidup di dunia kultivasi.     

Namun, mereka belum bisa memastikan apakah mereka semua dapat keluar dari konflik ini dengan selamat atau tidak.     

Mendengar jawaban Ye Futian, Beigong Shuang tetap terdiam. Meskipun dia tidak melakukan kesalahan apa pun, namun memang benar bahwa saat ini mereka sedang terancam bahaya. Dia tidak begitu peduli tentang keselamatannya, tapi beberapa saat yang lalu, bahkan Helian You juga hampir terbunuh. Ada juga Ye Futian dan yang lainnya di sana. Saat ini mereka semua terlibat dalam konflik ini, dan Jun Qiuyan bahkan tidak repot-repot menyembunyikan ambisinya untuk membunuh mereka semua.     

"Jangan khawatir. Selama aku berada di sini, tidak akan ada hal buruk yang terjadi," ujar Ye Futian. Nada bicaranya masih menyiratkan kepercayaan diri yang luar biasa. Bahkan jika Jun Qiuyan benar-benar memutuskan untuk memanfaatkan status dan kekuasaan keluarganya, setidaknya dia harus menangkap Jun Qiuyan sebagai sandera. Namun, jika situasi itu benar-benar terjadi, dia akan menyulitkan Keluarga Helian dan Keluarga Beigong karena mereka tidak punya pilihan selain memindahkan keluarga mereka ke lokasi yang berbeda dari sebelumnya.     

Ye Futian memandang ke depan saat dia berbicara. Beigong Shuang memandang wajahnya dari samping, dan dia bisa merasakan kekuatan yang menakjubkan dari suaranya yang begitu tenang. Kekuatan semacam ini bukan berasal dari kekuatan murni seseorang, tapi dia juga tidak yakin darimana sumber kekuatan ini berasal.     

Tidak heran ayahnya mengatakan bahwa Ye Futian adalah kultivator terhebat yang pernah dia temui dalam hidupnya dan berpesan bahwa dia harus belajar sebanyak mungkin darinya.     

Tidak jauh berbeda, Beigong Ao juga bisa merasakan kepercayaan diri yang luar biasa dari nada bicara Ye Futian. Mungkin Ye Futian benar-benar bisa menciptakan keajaiban. Bagaimanapun juga, dia adalah sang Renhuang jenius yang mampu membangkitkan aura dari patung pendiri Paviliun Dongyuan.     

Dalam perjalanan ke Pulau Dewa Timur ini, dia mungkin bisa melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh orang lain.     

Ditambah lagi, Bai Mu dari Pulau Dewa Timur telah menawarkan bantuan padanya.     

"Seseorang sedang mengawasi kita," Kaisar Helian angkat bicara. Dia mengerutkan keningnya, dan ekspresinya tampak sedikit khawatir. Mata-mata ini bahkan tidak berusaha menyembunyikan fakta bahwa dia sedang mengawasi mereka. Ditambah lagi, tingkat kultivasinya sangat tinggi. Jiwa spiritualnya terus-menerus menyebar ke arah mereka saat dia mulai memantau setiap pergerakan mereka.     

Pada saat ini, Ye Futian sepertinya telah menyadari sesuatu. Jun Qiuyan tidak ingin mereka pergi meninggalkan Benua Penglai hidup-hidup, jadi tentu saja, dia akan mengirim seseorang untuk mengawasi mereka. Dia tidak akan memberi mereka kesempatan untuk melarikan diri.     

Dia memejamkan matanya, dan dalam sekejap, untaian Qi pedang yang sangat kuat mengalir di sekitar tubuhnya. Sementara itu di atas langit, aura Jalur Agung menjadi sangat mengerikan, dan dalam sekejap, berubah menjadi seberkas aura pedang. Aura pedang ini mengeluarkan suara seperti lonceng dan memancarkan sebuah lingkaran cahaya yang menakjubkan.     

Orang-orang yang berada di sekitarnya tampak terkejut dan memandang ke arahnya.     

Pada detik berikutnya, mereka melihat rentetan aura pedang terbang dengan kecepatan tinggi melintasi ruang hampa. Dengan membawa keinginan membunuh di dalamnya, semua aura pedang itu terbang menuju tempat dimana jiwa spiritual penyusup itu berasal, tanpa memedulikan jarak yang memisahkan mereka dengan targetnya.     

Awalnya, jiwa spiritual itu tanpa rasa takut menyelimuti tempat dimana Ye Futian dan kelompoknya berasa. Pada saat berikutnya, jiwa spiritual itu merasakan kehadiran aura pedang yang sangat tajam. Jiwa spiritual tersebut langsung berubah menjadi seekor monster dan menerkam aura pedang yang mendekatinya, tetapi sosoknya hancur disertai dengan suara letupan akibat kekuatan dari aura pedang tersebut.     

Di suatu tempat yang sangat jauh, seorang lelaki tua tampak mengerutkan keningnya dan wajahnya tampak pucat. Jiwa spiritualnya berusaha memberikan perlawanan, namun rentetan aura pedang itu mampu menembus semuanya seolah-olah hanya melewati ruang kosong, menghancurkan semuanya dalam sekejap. Seolah-olah aura pedang itu adalah kutukan bagi jiwa spiritualnya.     

*Boom* Kekuatan Jalur Agung yang sangat dahsyat terpancar dari tubuhnya, yang kemudian berubah menjadi aura dari Jalur Agung yang mengerikan, dan menyebar ke berbagai arah. Baru saat itulah rentetan aura pedang itu berhenti bergerak. Di dalam benaknya, rasanya seolah-olah dia bisa melihat sebilah pedang dengan diselimuti aura yang kuat dan mengerikan sedang menunjuk ke arahnya dari kejauhan.     

Kemudian, aura pedang itu terbang kembali ke tempat asalnya.     

Lelaki tua itu membuka matanya, ekspresinya tampak muram. Dia baru saja diancam oleh seorang Renhuang tingkat bawah yang masih muda. Renhuang tingkat bawah itu mampu melenyapkan jiwa spiritualnya, mencegah jiwa spiritualnya untuk mengawasi pergerakan mereka.     

Ye Futian tidak peduli dengan apa yang dipikirkan oleh lelaki tua itu. Setelah mengeluarkan aura pedangnya, jiwa spiritual dari pihak lawan menjadi jauh lebih hati-hati daripada sebelumnya. Mereka hanya sesekali mengawasi lokasi mereka untuk memastikan bahwa mereka tidak melarikan diri.     

Satu malam berlalu dengan damai.     

Keesokan paginya, cuaca tampak cerah. Gerbang Dewa Timur dari Wilayah Dewa Penglai adalah pintu masuk menuju Pulau Dewa Timur. Di tempat ini, aura para dewa memenuhi seluruh tempat. Di atas Gerbang Dewa Timur, lapisan Kabut Dewa yang pekat menyelimuti area yang luas. Banyak dewi dari Pulau Dewa Timur berdiri di bagian depan. Seluruh pemandangan itu tampak seperti sebuah lukisan yang indah.     

Suasananya jauh lebih ramai di depan Gerbang Dewa Timur. Banyak kultivator telah berkumpul di sana. Hanya dengan satu pandangan mata, siapa pun dapat melihat kultivator di berbagai tempat, mulai dari langit hingga permukaan tanah serta daratan yang luas dan tak berujung itu.     

Para kultivator dari ribuan benua telah berkumpul di sini, dan sebagian besar dari mereka telah mencapai Renhuang Plane. Jadi, bisa dibayangkan betapa menakjubkannya pemandangan itu.     

Ye Futian dan kelompoknya juga telah berada di antara kerumunan kultivator. Mereka sama sekali tidak terlihat menonjol di antara lautan manusia itu, dan pada kenyataannya, sosok mereka benar-benar tak terlihat dari luar. Bahkan hati Kaisar Helian dan Beigong Ao berdebar kencang saat menyaksikan pemandangan mengesankan yang ada di hadapan mereka. Acara ini masih spektakuler seperti sepuluh tahun yang lalu.     

Ada begitu banyak kultivator di dunia ini, dan Prefektur Ilahi sangatlah luas, sehingga bahkan Renhuang tingkat atas seperti mereka tidak bisa dianggap sebagai sosok yang istimewa,     

"Setiap sepuluh tahun sekali ketika Pulau Dewa Timur dibuka untuk umum, sosok-sosok yang luar biasa akan bermunculan. Kali ini, Pemimpin Paviliun mungkin akan menjadi salah satunya," Beigong Ao angkat bicara. Di antara para kultivator dari berbagai macam benua, banyak sosok-sosok jenius yang begitu percaya diri pada kemampuan mereka masing-masing. Namun, di Pulau Dewa Timur, hanya ada beberapa di antara mereka yang berhasil keluar sebagai pemenangnya dan berdiri di podium puncak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.