Legenda Futian

Pohon Berbunga



Pohon Berbunga

1Pada saat ini, beberapa sosok muncul dari aura menakjubkan yang menyelimuti Gerbang Dewa Timur. Seolah-olah mereka tiba-tiba muncul di sana. Sosok yang memimpin kelompok itu adalah seorang wanita paruh baya dengan wajah yang cantik. Dia memiliki aura yang elegan, lekuk tubuh yang mempesona dan tampak berkarisma. Namun dia memancarkan sensasi kesombongan yang dingin, seolah-olah nyaris tidak mungkin untuk mendekatinya. Sosoknya tampak menonjol di antara kerumunan kultivator. Setidaknya kecantikannya setara dengan Bai Mu. Sudah jelas, dia sangat cantik.     
3

Dia memandang kerumunan kultivator di sekelilingnya dan mengumumkan, "Sepuluh tahun telah berlalu. Pulau Dewa Timur mengucapkan selamat datang pada semua orang di pulau ini. Di Pulau Dewa Timur, ada banyak peluang untuk mengembangkan Jalur Agung kalian masing-masing. Jika kalian berhasil memanfaatkan peluang tersebut, kalian dapat menyimpan apa yang telah kalian peroleh saat pergi meninggalkan Pulau Dewa Timur. Bagi kalian yang memiliki tiket masuk ke Pulau Dewa Timur dapat memasuki pulau sekarang."     

Saat dia selesai berbicara, gelombang ruang dan waktu yang kuat muncul di Gerbang Dewa Timur. Banyak kultivator melangkah ke depan satu per satu. Para dewi dari Pulau Dewa Timur ditempatkan di berbagai posisi di sekitar gerbang itu dan menunggu mereka melangkah masuk. Selama mereka memiliki tiket masuk ke Pulau Dewa Timur, mereka dapat membawa anggota mereka ke Pulau Dewa Timur.     

"Ayo kita pergi." Dalam sekejap, para kultivator bergerak ke depan dengan langkah tegap, memberikan tiket masuk ke Pulau Dewa Timur mereka pada para dewi yang berjaga di sana, dan kemudian melangkah masuk ke dalam Gerbang Dewa Timur dan menghilang.     

Semua orang bergerak sangat cepat karena ukuran Gerbang Dewa Timur yang begitu besar dan banyaknya dewi yang berjaga di sana. Sehingga, dalam waktu singkat, banyak orang dapat memasuki gerbang pada saat yang bersamaan. Jumlah kultivator yang berada di luar gerbang menurun drastis dalam kurun waktu singkat karena mereka terus menerus melangkahkan kaki ke dalam Gerbang Dewa Timur.     

"Ayo kita pergi," ujar Ye Futian. Mendengar kata-katanya, Ye Futian dan kelompoknya pergi meninggalkan tempat mereka dan bergerak ke depan. Mereka berjalan ke tempat Bai Mu berada, mengeluarkan tiket masuk ke Pulau Dewa Timur, dan menyerahkan tiket itu padanya.     

Bai Mu memandang Ye Futian dan kelompoknya. "Berhati-hatilah."     

"Terima kasih, dewi," jawab Ye Futian. Dia membawa sepuluh orang bersamanya ke Pulau Dewa Timur.     

Setelah mereka memasuki gerbang, mereka melihat Jun Qiuyan dan beberapa orang berdiri tidak jauh dari mereka. Kelompok Jun Qiuyan tampaknya sangat kuat, dimana kelompok yang terdiri dari kultivator-kultivator terkemuka itu tampak seperti sebuah pasukan kecil.     

Dia mengalihkan pandangannya ke tempat Bai Mu berdiri, dan kemudian dia juga berjalan ke arah itu. Dia dan beberapa orang di sampingnya secara bersamaan menyerahkan tiket masuk ke Pulau Dewa Timur mereka. Dalam sekejap, sebuah kelompok beranggotakan lebih dari seratus orang dapat memasuki wilayah dari Pulau Dewa Timur.     

"Dewi, kita akan bertemu lagi di Pulau Dewa Timur," ujar Jun Qiuyan pada Bai Mu dengan suara pelan.     

Bai Mu menatapnya dan mengangguk pelan. "Aku akan menantikan pertemuan kita di Pulau Dewa Timur."     

"Kita pasti akan bertemu lagi," ujar Jun Qiuyan. Kemudian dia membawa kelompoknya menuju Gerbang Dewa Timur dan masuk bersama-sama. Pemandangan saat kelompok sebesar itu saat memasuki Gerbang Pulau Dewa Timur tampak cukup menakjubkan.     

Setelah Jun Qiuyan memasuki gerbang tersebut, Bai Mu memandang punggung Jun Qiuyan. Dia menyadari bahwa selama konflik antara Jun Qiuyan dan Ye Futian berlangsung, dia secara tidak langsung telah menyinggung Jun Qiuyan. Dia meminta Jun Qiuyan mengampuni nyawa Ye Futian, dan Jun Qiuyan melakukan hal itu demi dirinya. Namun, dia sebenarnya sangat enggan untuk melakukannya. Karena itulah, dia menyimpan dendam tersendiri.     

Sekarang, dia merasa sangat tidak senang dengan Bai Mu.     

Namun, Bai Mu tidak begitu peduli tentang hal tersebut. Bagaimanapun juga, dia didukung oleh Pulau Dewa Timur. Meskipun Jun Qiuyan adalah murid dari salah satu pasukan terkemuka di Benua Penglai, dia tidak bisa melakukan apa pun padanya.     

Masih banyak kultivator yang memasuki Pulau Dewa Timur di belakang Jun Qiuyan. Jumlah orang yang berada di luar semakin berkurang. Tidak lama kemudian, orang-orang yang berhak memasuki Pulau Dewa Timur telah melangkahkan kaki ke dalam Gerbang Dewa Timur, dan orang-orang yang masih menunggu di luar kebanyakan adalah mereka yang tidak memiliki tiket masuk ke Pulau Dewa Timur dan hanya bisa berjaga di luar.     

Para dewi dari Pulau Dewa Timur juga bisa beristirahat. Saat ini, seseorang berbicara dengan suara pelan. "Aku jadi ingin tahu siapa yang mampu membuat Pohon Berbunga mekar."     

Seseorang memandang wanita paruh baya yang cantik itu dan bertanya, "Guru, apakah kami boleh masuk untuk melihat-lihat?" Wanita cantik itu memandang situasi di luar dan mengangguk pelan. "Semuanya, sisakan beberapa orang di luar untuk menunggu tamu lainnya."     

"Baik, nyonya." Semua orang tersenyum dan mengangguk lalu melangkah ke dalam Gerbang Dewa Timur.     

Setelah Ye Futian dan kelompoknya memasuki Gerbang Dewa Timur, mereka langsung merasa seperti telah tiba di dunia para dewa. Aura para dewa tampak berputar-putar, langitnya berwarna biru cerah, dan lautan yang mengelilinginya tampak jernih dan menakjubkan. Di permukaan laut, orang-orang bisa melihat banyak pulau tersebar di berbagai tempat.     

Ada sebuah pulau yang berada tepat di depan kerumunan kultivator. Namun, tidak ada seorang pun di pulau itu; sebaliknya, hanya ada satu pohon di sana.     

Satu pulau, dan satu pohon di dalamnya. Satu-satunya hal yang ada di pulau itu adalah pohon ini, sebuah pohon kuno yang menjulang tinggi. Satu rantingnya saja sudah selebar jalanan; beberapa orang bahkan bisa berdiri di bawah satu helai daun dengan nyaman. Jadi, bisa dibayangkan betapa besarnya pohon ini.     

Pada pohon kuno yang menjulang tinggi itu, banyak bunga bermekaran. Pemandangan itu sangat indah untuk dilihat.     

Pohon Berbunga juga disebut sebagai Bunga Jalur Agung oleh para kultivator di Pulau Dewa Timur.     

Bunga-bunga itu mendapatkan asupan nutrisi dari Jalur Agung, dan mereka bermekaran untuk Jalur Agung.     

Saat ini, banyak orang melangkah ke depan dan mendekati pohon itu. Beberapa orang bahkan memancarkan aura Jalur Agung yang menakjubkan di depan Pohon Berbunga.     

Pohon Berbunga hidup untuk Jalur Agung dan karena itulah pohon tersebut dapat merasakan aura Jalur Agung dari para kultivator.     

"Jadi ini adalah Pohon Berbunga yang legendaris," gumam Helian You di samping Ye Futian. Dia tidak datang kemari pada kesempatan sebelumnya, jadi ini adalah pertama kalinya bagi dirinya untuk memasuki Pulau Dewa Timur, dan ini juga pertama kalinya dia melihat Pohon Berbunga secara langsung.     

"Mmm." Kaisar Helian menganggukkan kepalanya.     

"Dalam legenda, rumor mengatakan bahwa Pohon Berbunga mekar untuk Jalur Agung. Di Pohon Berbunga ini, terdapat 108.000 bunga, dan bunga-bunga ini dapat mendeteksi potensi para kultivator di Jalur Agung secara akurat. Setiap orang akan menerima reaksi yang berbeda-beda dari bunga-bunga ini," Helian You bergumam pelan. Dia ingin mencobanya.     

"Apakah pohon ini benar-benar sehebat itu?" Ye Futian tampak penasaran. Dia memandang ke depan. Sudah ada bunga yang bermekaran di arah para kultivator yang berjalan menuju Pohon Berbunga. Meskipun jumlah bunga yang mekar tidak begitu banyak, namun tetap saja, bunga-bunga itu mekar dengan indah.     

"Mmm." Beigong Ao mengangguk dan berkata, "Pohon Berbunga ditanam seribu tahun yang lalu oleh mantan pemimpin pulau itu, Dewa Tertinggi Donglai. Pohon itu baru mekar setelah beberapa abad. Pohon Berbunga tumbuh berkat kekuatan Jalur Agung dan berada di pintu masuk menuju Pulau Dewa Timur. Dalam legenda, Dewa Tertinggi Donglai menggunakan Pohon Berbunga untuk merekrut murid-muridnya. Rumor mengatakan bahwa pernah ada seseorang yang merupakan seorang jenius yang tak tertandingi dalam hal mengkultivasi Jalur Agung. Dia mampu membuat semua bunga di pohon itu bermekaran, dan pada akhirnya, puluhan ribu bunga mekar kala itu. Potensinya di Jalur Agung sangat tinggi, dan setelah itu, dia menjadi sosok yang sangat kuat. "     

"Kemudian, setelah Dewa Tertinggi Donglai meninggal dunia, Pohon Berbunga ini masih berdiri tegak di pintu masuk menuju Pulau Dewa Timur. Siapa pun yang memasuki Pulau Dewa Timur dapat mengukur potensinya di Jalur Agung dengan menggunakan Pohon Berbunga," Beigong Ao memberikan penjelasan pada Ye Futian.     

Ye Futian memandang ke depan; dia tidak menyangka Pohon Berbunga memiliki sejarah seperti itu. Tidak heran jika para kultivator saling berebut untuk tiba di depan Pohon Berbunga. Mereka berharap agar mereka bisa membuat bunga-bunga itu bermekaran.     

Namun, sebagian besar dari mereka mengalami kegagalan. Pohon Berbunga tampak tak bergeming sedikit pun. Cabang pohonnya hanya berayun-ayun dan bunganya tidak bermekaran.     

Jika ada orang yang ingin membuat Pohon Berbunga bereaksi dan Bunga Jalur Agung bermekaran, dia pasti sosok yang luar biasa. Akan tetapi, beberapa orang tampak tidak tertarik dengan semua ini. Sebaliknya, mereka lebih memilih untuk tetap fokus berkultivasi dan tidak berpikiran bahwa mereka membutuhkan pengakuan dari sebatang pohon.     

"Apakah kau ingin mencobanya?" Helian You berbicara pada Ye Futian di sampingnya. Pria ini adalah orang yang mampu membangkitkan aura dari patung di depan Paviliun Dongyuan. Dia jadi bertanya-tanya berapa banyak bunga yang akan mekar untuk Ye Futian jika dia mendekati Pohon Berbunga.     

Namun, ekspresi Ye Futian tampak sangat tenang. Dia sepertinya tidak terlalu tertarik dengan hal ini!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.