Legenda Futian

Tempat Suci di Pulau Dewa Timur



Tempat Suci di Pulau Dewa Timur

1"Mustahil..." Bai Mu dan para kultivator dari Pulau Dewa Timur terkejut dengan apa yang mereka saksikan. Meskipun Pohon Berbunga telah kembali seperti semua, namun dedaunan dan dahannya masih berayun-ayun sambil mengeluarkan suara gemerisik. Seolah-olah pohon itu bersedih karena telah ditinggalkan. Meskipun para kultivator masih berada di sana, Pohon Berbunga sepertinya mengabaikan kehadiran mereka.     0

Situasi seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Bahkan mereka yang pernah berkultivasi di Pulau Dewa Timur belum pernah mendengar hal seperti ini terjadi sebelumnya.     

"Seseorang sengaja bersembunyi dan melakukan semua ini," tiba-tiba terdengar sebuah suara di suatu tempat. Salah satu dewi baru saja berbicara. Ekspresi aneh muncul di wajah semua orang. Mereka juga telah menduga hal ini sebelumnya.     

Mereka menatap sosok-sosok yang berada di atas Pohon Berbunga. Namun, mereka semua diselimuti oleh cahaya dari Jalur Agung, termasuk Ye Futian. Sebuah lingkaran cahaya yang menyilaukan tampak berputar-putar di sekelilingnya.     

Dia berdiri di atas punggung Elang Angin Hitam sambil memandang ke sekelilingnya. Hanya dengan satu perintah di dalam pikirannya, Elang Angin Hitam mengepakkan sayapnya dan terbang ke depan, membawa Beigong Shuang dan yang lainnya menjauh dari Pohon Berbunga.     

Semua orang memandang ke sekeliling mereka, tetapi mereka tidak dapat menemukan penyebabnya. Mereka tidak tahu siapa yang telah melakukan semua ini.     

Tapi yang jelas, ada satu sosok yang sangat kuat bersembunyi di antara mereka.     

Para kultivator mulai menjauh dari tempat itu. Tampaknya mereka tidak akan bisa mengetahui siapa pelakunya.     

Jun Qiuyan mengamati Ye Futian dan kelompoknya saat mereka menghilang ke kejauhan. Cahaya dingin terlintas di matanya, yang dipenuhi dengan keinginan membunuh.     

Dia tidak ingin menebak apakah pelakunya Ye Futian atau bukan. Tapi Ye Futian telah pergi meninggalkan Pulau Dewa Timur hidup-hidup.     

"Ayo kita pergi." Dia juga berjalan pergi. Sementara itu di bagian belakang, beberapa orang berjalan menghampiri Pohon Berbunga yang berukuran sangat besar itu. Namun tidak ada cahaya yang muncul seperti sebelumnya. Pohon itu kembali menjadi tenang, seolah-olah terlalu malas untuk bergerak.     

Seolah-olah tidak ada seorang pun yang bisa membuat Pohon Berbunga itu bermekaran lagi.     

Hal ini membuat ekspresi para kultivator yang selama ini tertinggal di belakang tampak kesal. Mereka sangat tidak senang dengan perubahan situasi ini. Mereka merasa seperti sedang diremehkan oleh sebatang pohon. Tapi tidak ada yang bisa mereka lakukan tentang hal tersebut, dan tidak ada gunanya juga mereka menyerang sebatang pohon.     

Mereka tidak bisa berbuat apa-apa selain pergi dengan kecewa.     

Hal ini membuat orang-orang yang berada jauh di belakang bahkan tidak berkeinginan mendekati pohon tersebut. Mereka hanya melewatinya dan tidak ingin pohon itu membuat mereka kesal.     

Tidak lama kemudian, kerumunan kultivator itu semuanya telah pergi.     

Para kultivator dari Pulau Dewa Timur menyaksikan semuanya dengan terkejut. Mereka merasa seperti berada dalam mimpi. Hal ini benar-benar berbeda dari situasi yang selalu terjadi sebelumnya.     

Mereka semua bertanya-tanya siapa identitas orang yang bersembunyi di antara kerumunan kultivator yang telah membuat pohon itu bertingkah aneh.     

Dan mengapa dia harus bersembunyi?     

Selain itu, ada orang lain sebelum orang itu, seseorang yang mempesona dan misterius yang telah membuat bunga-bunga itu bermekaran. Dia pasti juga sosok yang luar biasa.     

Tidak peduli seperti apa pun orang-orang yang datang sebelum mereka, ada orang-orang di antara para kultivator yang datang ke Pulau Dewa Timur merupakan sosok-sosok dengan kemampuan yang menakjubkan.     

"Mungkinkah ini adalah perbuatannya?" Ekspresi serius muncul di wajah Bai Mu. Dia memandang ke kejauhan, dan saat ini dia hanya bisa memikirkan satu orang di dalam benaknya: Ye Futian.     

Pria itu sangat berbakat. Ketika Ye Futian berhadapan dengan Jun Qiuyan sebelumnya, dia mendapati bahwa Roda Ilahi-nya sempurna. Dan dia adalah sosok yang sangat kejam dan tegas, dimana dia tidak menunjukkan belas kasihan pada musuh-musuhnya. Dia bahkan telah membunuh bawahan Jun Qiuyan.     

Bakat Ye Futian sudah tidak perlu diragukan lagi. Jadi, mungkinkah dia adalah orang yang menyembunyikan diri sebelumnya?     

Ye Futian selama ini berada di depan Pohon Berbunga bersama Jun Qiuyan dan yang lainnya. Selain itu, menilai dari kekuatan yang dimiliki Ye Futian dan Jun Qiuyan, kekuatan Ye Futian sedikit lebih unggul. Jadi, kemungkinan besar Ye Futian-lah orang yang melakukan hal tersebut.     

Saat memikirkan hal ini, pemikiran lain muncul di dalam benaknya. Sepertinya ketika dia meminta Jun Qiuyan untuk membiarkan Ye Futian pergi dan memberinya kesempatan untuk memasuki Pulau Dewa Timur, tampaknya dia telah membuat keputusan yang tepat. Sekarang, Ye Futian telah tiba di sini, dan kemungkinan besar dia adalah orang yang tampil secara sembunyi-sembunyi sebelumnya. Jika itu benar-benar Ye Futian, dia akan memohon pada orang-orang di Pulau Dewa Timur untuk melindunginya. Bahkan, dia mungkin tidak perlu mengatakan apa pun. Pulau Dewa Timur tidak akan membiarkan Ye Futian terluka.     

"Ayo kita pergi." Sosoknya melesat ke depan. Sementara kultivator lain mengikutinya dari belakang.     

Ye Futian tidak terlalu memikirkan hal tersebut. Dia hanya tidak ingin menjadi pusat perhatian, jadi dia berusaha tidak mengungkapkan identitasnya. Adapun pertanyaan apakah Pulau Dewa Timur akan membantunya atau tidak, pada dasarnya dia tidak peduli akan hal itu.     

Sekarang, dia hanya ingin melihat apakah dia akan memiliki kesempatan untuk meningkatkan kekuatannya di Pulau Dewa Timur.     

Pulau Dewa Timur tidak hanya terdiri dari satu pulau saja. Sebaliknya, ada begitu banyak pulau di dalamnya.     

Lautan di negeri dongeng ini sangat luas, dan lapisan kabut tampak memenuhi udara. Sehingga membuat lautan di sini terlihat seperti lautan mistis.     

Di atas lautan mistis ini berdiri banyak pulau-pulau misterius. Masing-masing pulau memiliki keistimewaan tersendiri dan memancarkan aura yang kuat.     

Di masa lalu, Dewa Tertinggi Donglai adalah sosok terhebat dan ahli dalam alkimia. Dia telah menciptakan dunia yang dianggap oleh banyak orang sebagai tempat suci sejati untuk berkultivasi. Ada banyak metode kultivasi dan alkimia yang digunakan di Pulau Dewa Timur. Ketika Dewa Tertinggi Donglai berada di masa kejayaannya, banyak orang datang kemari untuk mempelajari alkimia. Banyak dari mereka ingin belajar di bawah bimbingan Dewa Tertinggi Donglai.     

Pada saat itu, Pulau Dewa Timur adalah penguasa mutlak dari wilayah ini. Tidak ada pasukan terkemuka lainnya, seperti situasi di Benua Penglai saat ini.     

"Apa itu?" Pada saat ini, Ye Futian memandang ke kejauhan. Dia melihat bahwa salah satu pulau diselimuti oleh kilatan petir yang mengerikan dan dipenuhi oleh aura petir. Bahkan dari kejauhan, dia masih bisa merasakan kekuatan yang tersembunyi di sana.     

Pada saat ini, banyak kultivator sudah bergerak menuju pulau itu dan berdiri di bagian luarnya.     

"Sepertinya ada seseorang di sana," ujar Ye Futian sambil gemetar saat dia memandang pulau itu. Aura petir yang tak terbatas mengalir dan membentuk satu sosok manusia. Sosok itu terlihat seperti dewa petir, berdiri di atas pulau sambil memancarkan gelombang aura petir ke kejauhan. Semua orang yang berdiri di dekatnya bisa merasakan dengan jelas kekuatan pembunuh yang tersembunyi di dalam aura petir itu. Rasanya seolah-olah mereka akan langsung dimusnahkan oleh gelombang aura petir tersebut.     

Seluruh bagian dari pulau itu sepertinya telah ditutupi oleh sosok dewa petir. Sosok itu mengulurkan lengannya ke depan dan mengerahkannya menuju pulau itu, membentuk sebuah tirai petir penghancur yang menyelimuti pulau tersebut.     

"Ada sebuah tablet di sana," ujar Helian You. Dia memandang pulau yang diselimuti oleh petir itu. Salah satu bagian dari pulau itu berupa tebing setinggi seribu kaki, yang terlihat halus seolah-olah telah dipotong oleh kilatan petir. Tebing itu membentuk sebuah tablet raksasa dimana terdapat huruf-huruf yang diukir di permukaannya.     

"Tempat itu ditinggalkan oleh satu sosok yang kuat. Di masa lalu, banyak orang datang kemari untuk belajar tentang alkimia dari Dewa Tertinggi Donglai, tetapi dia tidak akan memberi mereka ilmu secara gratis. Jadi, mereka yang datang kemari harus membayar biaya yang mahal. Karena itulah, banyak reruntuhan dari tempat-tempat suci muncul di Pulau Dewa Timur, yang ditinggalkan oleh sosok-sosok terkemuka yang datang kemari untuk belajar tentang alkimia," ujar Kaisar Helian.     

Ye Futian dan kelompoknya terus bergerak ke depan. Mereka melihat bahwa ada banyak orang berdiri di depan tablet di tepi tebing itu, melayang di udara dan memandang huruf-huruf yang terukir di permukaannya. Catatan sejarah terukir di sana, merekam kisah tentang satu sosok terkemuka yang datang kemari untuk belajar tentang alkimia dan meninggalkan aura dari dewa petir.     

"Tidak heran Pulau Dewa Timur mampu menarik perhatian banyak orang," ujar Ye Futian. "Ketika Dewa Tertinggi Donglai masih hidup, Pulau Dewa Timur pasti jauh lebih megah daripada sekarang."     

"Mm," ujar Kaisar Helian sambil mengangguk. "Ini benar-benar sebuah tempat suci. Para kultivator yang tak terhitung jumlahnya berusaha untuk menjadi yang pertama datang kemari, tetapi sangat sulit untuk memasukinya. Ada batasan yang sangat sulit untuk dipenuhi. Mereka yang bukan sosok jenius tidak boleh masuk. Sayangnya, Pulau Dewa Timur telah mengalami kemunduran sejak Dewa Tertinggi Donglai binasa. Semua peninggalan itu telah tersembunyi di pulau ini selama bertahun-tahun, dan hanya dibuka setiap sepuluh tahun sekali."     

"Siapa pemimpin dari Pulau Dewa Timur sekarang?" tanya Ye Futian.     

Kaisar Helian dan Beigong Ao menggelengkan kepala. "Kami tidak tahu tentang hal itu. Tapi Pulau Dewa Timur telah mengumpulkan kekuatan selama bertahun-tahun. Kami bahkan tidak tahu sekuat apakah mereka sekarang!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.