Legenda Futian

Munculnya Pohon Ilahi



Munculnya Pohon Ilahi

3Tubuh Ye Futian melayang di udara. Dengan rambut abu-abu dan pakaian serba putih yang dia kenakan, kedua matanya seterang cahaya bintang saat mengamati medan pertempuran di sekitarnya.     1

*Boom* Tiba-tiba terdengar suara yang keras, dan Ye Futian melihat sebuah peralatan ritual melesat ke arahnya. Itu adalah sebuah roda emas yang mampu menembus ruang hampa. Roda tersebut mengeluarkan suara yang tajam dan memekakkan telinga, bahkan ruang hampa tampak terkoyak akibat kecepatannya yang begitu luar biasa.     

Namun, sosok Ye Futian kini berubah menjadi seberkas cahaya, dan sosoknya telah menghilang dari tempatnya berdiri. Peralatan ritual itu menembus dan mengoyak bayangan Ye Futian hingga menjadi bagian-bagian kecil.     

Sementara itu di atas langit, Ye Futian memandang orang yang baru saja menyerangnya. Lawannya adalah seorang Renhuang tingkat atas.     

Klan Jun mengetahui bahwa kemampuan bertarungnya sangat tinggi. Kecuali mereka adalah Renhuang tingkat atas mereka tidak berani melawannya secara langsung.     

Sosok yang baru saja melancarkan serangan berada di puncak Renhuang Plane tingkat ketujuh. Dia berani menyerang Ye Futian karena dia memiliki tingkat kultivasi yang cukup tinggi dan fakta bahwa dia juga mendapat bantuan dari sebuah peralatan ritual. Dia ingin melihat secara langsung sekuat apakah Ye Futian. Dia mendengar informasi bahwa Ye Futian telah membunuh banyak Renhuang dari Klan Jun. Karena itulah, dia menjadi sangat penasaran untuk memastikan kebenaran dari rumor itu, bahwa Ye Futian sangatlah kuat sehingga seorang Renhuang tingkat ketujuh pun tidak bisa melancarkan serangan balasan.     

Dia mendongak dan melihat Ye Futian melayang di atas langit. Sementara di hadapannya, ada sebilah pedang ilahi yang bersinar terang dan berdetangan saat melayang di udara. Di atasnya, terdapat bayangan satu sosok Buddha yang sangat menakjubkan. Sosok Buddha ini memancarkan cahaya dari Jalur Agung Buddha yang tak terbatas. Rapalan sutra Buddha bergema ke seluruh tempat, dan memasuki gendang telinga banyak orang yang kemudian langsung menyerang jiwa spiritual mereka.     

Renhuang tingkat tujuh yang mencoba menyerang Ye Futian itu bisa merasakan satu sosok Buddha memasuki pikirannya. Lagu Pembunuh Iblis Vajra bergema di dalam benaknya dan membuatnya tertekan. Jiwa spiritualnya bergetar hebat, seolah-olah hendak meninggalkan tubuhnya. Bahkan penglihatannya menjadi sedikit kabur.     

Pada saat ini, dia bisa merasakan kehadiran aura pedang yang sangat mengerikan dan mematikan. Jantungnya berdegup kencang. Saat dia berteriak, peralatan ritual miliknya kembali menuju tubuhnya dan berputar-putar di sekelilingnya, melindunginya dengan cara mencabik-cabik area di hadapannya.     

Ketika pedang ilahi itu menyerang, rasanya seperti ada sebuah aliran pedang yang turun dari sembilan langit; kemana pun aliran pedang itu melintas, maka segala sesuatunya akan hancur.     

*Boom*     

Disertai dengan suara gemuruh, peralatan ritual milik lawan Ye Futian retak, dan kekuatan Jalur Agungnya terbelah menjadi dua bagian. Renhuang tingkat ketujuh itu bergegas mundur, namun pergerakan pedang ilahi itu jauh lebih cepat. Dengan kilatan pedang yang bersinar seperti kilat, kepala Renhuang itu ditusuk dalam sekejap. Ada ketakutan yang luar biasa di dalam matanya.     

Dia ingin melihat kekuatan Ye Futian secara langsung, dan kini keinginannya telah terkabul.     

Dalam sekejap, dia telah tewas terbunuh.     

Beberapa orang ikut menyaksikan pertempuran tersebut; bahkan para kultivator dari berbagai macam benua yang menonton dari kejauhan memusatkan perhatian mereka pada duel ini. Terlepas dari pertarungan antar sosok-sosok terkemuka, semua orang sangat tertarik pada kekuatan yang dimiliki oleh Ye Futian. Bagaimanapun juga, semua konflik yang menyebabkan pertempuran ini terjadi berasal dari dirinya, jadi wajar saja mereka ingin tahu sekuat apakah orang yang dibicarakan dalam rumor-rumor itu.     

Mereka telah menyaksikan seperti apa kekuatannya; seorang Renhuang tingkat ketujuh dibunuh olehnya hanya dengan satu perintah dari pikirannya. Lawannya bahkan tidak punya kesempatan untuk melancarkan serangan balasan.     

"Lagu Pembunuh Iblis Vajra," banyak kultivator senior dari Benua Penglai bergumam pelan ketika mereka menyaksikan kekuatan Buddha yang digunakan Ye Futian. Di antara mereka, ada beberapa orang yang pernah mendengar tentang kekuatan Buddha, dan sebelumnya memasuki Pulau Dewa Timur untuk berkultivasi di depan permukaan tebing Buddha. Namun, tidak ada seorang pun yang berhasil mempelajari teknik itu seutuhnya; mereka semua hanya berhasil memahami sebagian kecil dari teknik tersebut. Meski begitu, hal itu sudah cukup untuk memperkuat Jalur Agung Musik mereka.     

Tidak ada yang menyangka bahwa seorang Renhuang tingkat bawah akan mewarisi dan memahami teknik istimewa ini dengan sempurna. Hal yang lebih mengejutkan lagi, dia berhasil menggabungkannya ke dalam serangan-serangannya dalam waktu yang begitu singkat. Kekuatannya sungguh mengerikan; Lagu Buddha ini menyebabkan lawannya kehilangan fokus untuk beberapa saat, dan hal itu mengakibatkan dia terbunuh dalam satu serangan.     

Namun, pada saat ini, tekanan yang lebih mengerikan menyelimuti tubuh Ye Futian. Di atasnya, beberapa Renhuang tingkat atas muncul di lokasi yang berbeda-beda. Mereka semua adalah Renhuang tingkat ketujuh. Sepertinya mereka telah mendiskusikan strategi ini bahkan sebelum pertempuran dimulai. Begitu pertempuran dimulai, mereka langsung mengincar Ye Futian dan kultivator lainnya bertugas membukakan jalan bagi mereka.     

Di belakang Ye Futian, Beigong Ao dan para kultivator dari Pulau Dewa Timur langsung bergerak mendekat, namun sekelompok Renhuang muncul di hadapan mereka, mencegah mereka memberikan bantuan pada Ye Futian. Meskipun dilihat dari besarnya pasukan mereka, Klan Jun tidak sekuat Pulau Dewa Timur, namun pasukan mereka jauh lebih tertata dalam melancarkan serangan; kekuatan mereka difokuskan pada Ye Futian.     

Membunuh Ye Futian adalah tujuan utama mereka, namun berperang melawan Pulau Dewa Timur bukanlah bagian dari rencana mereka. Namun, mengingat situasi saat ini, mereka harus menyingkirkan Ye Futian terlebih dahulu. Mungkin begitu Ye Futian tewas terbunuh, Pulau Dewa Timur akan menyerah dan tidak lagi bersikeras untuk berperang melawan mereka.     

Istana-istana dari Jalur Agung yang mengerikan melayang di atas kepala Ye Futian. Mereka tampak mirip dengan Roda Ilahi milik Jun Xiaoyao, yang merupakan pemimpin dari Klan Jun. Dapat terlihat dengan jelas bahwa mereka semua adalah anggota dari Klan Jun. Karena mereka memiliki Roh Kehidupan yang sama, Roda Ilahi yang mereka tempa juga terlihat mirip satu sama lain.     

Tekanan yang dahsyat menekan dari atas langit dan menyebabkan udara di area itu terasa menyesakkan. Seolah-olah seseorang bahkan tidak bisa berdiri dengan stabil di sana. Ye Futian bisa merasakan kekuatan tak terbatas yang menekan tubuhnya itu.     

*Boom*     

Istana-istana ilahi itu menerjang ke bawah, dan aurora dari Jalur Agung membentang di atas langit. Aurora ini mengandung kekuatan yang mampu menghancurkan Jalur Agung apa pun, dan sepertinya mereka dapat meratakan segalanya.     

Pedang ilahi milik Ye Futian melesat di udara; aura pedangnya bergejolak dan menciptakan sebuah badai yang dahsyat di sekelilingnya. Namun, bilah-bilah pedang cahaya yang mengerikan itu terus menerus dihancurkan. Suara gemuruh yang mengerikan bergema di seluruh penjuru langit, dan istana-istana ilahi terus bergerak ke bawah, seolah-olah mereka akan menyegel langit. Saat menghadapi kekuatan ini, Ye Futian yang berada di bagian bawah tampak sangat lemah dan tak berdaya.     

"Apakah Pulau Dewa Timur tidak berniat membantunya?" para kultivator yang menonton dari kejauhan berbicara dengan lantang. Meskipun Klan Jun telah mengerahkan banyak kultivator untuk menghadang orang-orang dari Pulau Dewa Timur dalam upaya mereka untuk memburu Ye Futian, namun Pulau Dewa Timur tentu saja memiliki kemampuan untuk memberikan bantuan pada Ye Futian. Namun, mereka tidak melakukannya. Sebaliknya, mereka tetap berada di luar area pengepungan, menahan lawan mereka masing-masing. Apakah hal ini dilakukan karena mereka percaya pada kemampuan Ye Futian?     

Orang-orang yang menyerang Ye Futian semuanya adalah anggota inti dari Klan Jun, dan mereka semua adalah Renhuang tingkat ketujuh. Ketika mereka mengeluarkan serangan andalan mereka secara bersamaan, kekuatan mereka beresonansi satu sama lain, dan dalam sekejap, seluruh area itu berada di bawah kendali mereka. Area itu berubah menjadi area dari Jalur Agung, dan segala sesuatu yang berada di dalamnya akan dikendalikan serta dihancurkan hingga tak bersisa.     

Istana-istana ilahi yang tak terbatas itu hendak menimpa tubuh Ye Futian dan menghancurkannya hingga menjadi bagian-bagian kecil, namun tiba-tiba tubuh Ye Futian memancarkan cahaya ilahi berwarna hijau zamrud yang tak tertandingi. Pada saat itu juga, sebuah pohon ilahi muncul dengan menjadikan tubuh Ye Futian sebagai titik pusatnya. Pohon dan dahan-dahan yang tak terhitung jumlahnya bermunculan dan menjalar menuju istana-istana ilahi yang mendekatinya.     

"Sebuah pohon kuno?"     

Ekspresi banyak orang tampak aneh saat menyaksikan pemandangan ini. Apakah pohon ini juga Roh Kehidupannya?     

Pohon kuno itu tumbuh dengan kecepatan yang mengerikan dan terus menerus menyebar dengan cepat, hingga akhirnya berubah menjadi sebuah pohon ilahi yang tingginya mencapai puluhan ribu kaki. Batangnya yang sangat tebal bahkan lebih besar daripada sebuah istana ilahi. Sulur-sulur dan cabang pohon yang merambat ke arah istana-istana ilahi itu juga sangat kokoh dan memancarkan cahaya suci berwarna hijau zamrud yang tak tertandingi.     

Namun, bukan hal ini yang membuat pohon ilahi itu tampak menakjubkan. Pada umumnya, pohon kuno sangat rapuh dan dapat dihancurkan dengan mudah. Namun, pohon ilahi ini tampaknya memiliki kekuatan kehidupan yang tak tertandingi. Serangan-serangan ilahi dari Jalur Agung yang menghujani pohon ilahi tersebut tidak mampu menghancurkannya. Bahkan jika beberapa dahannya patah, mereka akan tumbuh kembali dalam sekejap.     

Karena itulah, sebuah pemandangan yang menakjubkan telah terbentuk di wilayah tersebut. Pohon kuno yang menjulang tinggi itu terus membesar, dan sulur-sulur, dahan, serta dedaunannya mengelilingi istana-istana ilahi yang semakin mendekat. Sepertinya pohon ilahi itu telah menciptakan sebuah area untuk dirinya sendiri.     

Kekuatan dari istana-istana ilahi itu semakin melemah. Kekuatan penghancur dari Jalur Agung yang mereka bawa tampaknya telah dihentikan sepenuhnya.     

"Ini..." Para kultivator yang mengamati pertempuran itu tampak terkejut. Apakah ini adalah Roda Ilahi dari Jalur Agung milik Ye Futian?     

Bukankah dia berspesialisasi dalam ilmu pedang?     

Banyak orang mengenalnya sebagai Kaisar Pedang berambut abu-abu, karena dia memiliki Roda Ilahi dari Jalan Agung berbentuk pedang.     

Ekspresi para kultivator yang pernah memasuki Pulau Inti dari Pulau Dewa Timur tampak aneh. Sensasi yang mereka rasakan ini terasa sangat familiar; sepertinya mereka pernah merasakan sensasi ini sebelumnya.     

Di area terlarang dari Pulau Inti di Pulau Dewa Timur, mereka juga telah melihat sebuah pohon ilahi di sana. Pohon itu telah menyiksa mereka tanpa ampun.     

Kalau begitu, apa arti dari kemunculan pohon ilahi ini?     

Mereka tidak tahu bahwa Ye Futian sengaja membiarkan mereka melihat pohon ilahi ini.     

Roh Kelahirannya adalah Pohon Dunia, yang juga merupakan sebuah pohon kuno. Apalagi, Pohon Dunia kemungkinan besar menyimpan rahasia yang sangat besar. Sebelumnya, ayah baptisnya tidak mengizinkannya untuk mengungkapkan Pohon Dunia di depan orang lain; sekarang setelah dia berada di Prefektur Ilahi, dia harus lebih berhati-hati tentang hal tersebut. Untungnya, dia telah mendapatkan peluang dari Jalur Agung di Pulau Dewa Timur yang dapat dia gunakan sebagai penyamaran.     

"Dia memperoleh pohon ilahi dari area terlarang di Pulau Inti. Mungkinkah itu adalah…" Orang-orang yang telah memasuki area terlarang di Pulau Inti tiba-tiba menyadari sesuatu.     

Mereka ingat bahwa ada ramuan ilahi di sana. Apakah Ye Futian berhasil mendapatkan ramuan itu?     

Setelah keluar dari retakan pada hari itu, Ye Futian juga tampak berantakan. Namun, setelah diingat-ingat dengan lebih cermat, dia tampak sedikit berbeda dari kultivator lain pada saat itu. Auranya sedikit berubah. Namun, mereka semua tidak begitu memedulikannya. Bagaimanapun juga, mereka semua mengalami kegagalan dan dibuat tak berdaya, jadi tentu saja mereka beranggapan bahwa Ye Futian tidak mungkin berhasil mendapatkan ramuan tersebut.     

Namun, melihat pemandangan yang terungkap di depan mata mereka, serta kegigihan Pulau Dewa Timur dalam melindungi Ye Futian, mereka mulai merasa bahwa mereka mungkin telah salah menilai.     

Ye Futian mungkin telah mendapatkan ramuan ilahi tersebut, jadi keberadaannya sangatlah penting bagi Pulau Dewa Timur.     

Dedaunan dan cabang-cabang pohon kuno itu menjerat istana-istana ilahi dari Jalur Agung yang semakin mendekat, dan mereka bahkan menyebar sampai ke atas langit. Para Renhuang dari pihak lawan ingin melarikan diri, tetapi mereka bisa merasakan hawa dingin menimpa tubuh mereka dari pohon ilahi tersebut. Seluruh bagian dari area Jalur Agung ini sepertinya akan membeku. Banyak orang samar-samar bisa merasakan bahwa sirkulasi darah mereka menjadi jauh lebih lambat, dan mereka tidak dapat memancarkan kekuatan Jalur Agung masing-masing dengan lancar.     

Hal yang lebih mengerikan lagi adalah, pada saat ini, rapalan sutra Buddha bergema ke dalam pikiran mereka dan mengguncang jiwa spiritual mereka.     

Serangan demi serangan menghantam mereka, dan membuat para Renhuang tingkat atas itu tidak memiliki kesempatan untuk berlindung.     

*Syuutt* Sulur-sulur dari pohon ilahi itu menjerat tubuh mereka, dan menyalurkan Kekuatan Yin yang mengalir ke dalam tubuh mereka. Pada saat itu juga, mereka bisa merasakan kekuatan mereka menurun secara drastis. Aura Jalur Agung mereka dikerahkan secara maksimal dalam upaya untuk melarikan diri.     

Namun, pada saat ini, kobaran api ilahi dari Jalur Agung muncul secara tiba-tiba. Resonansi kekuatan Yin dan Yang antara aura yang sangat dingin dan hawa panas yang mengalir ke dalam tubuh mereka secara bersamaan menyebabkan beberapa dari mereka mengerang kesakitan.     

Dalam sekejap, para Renhuang tingkat ketujuh di udara mengeluarkan suara jeritan yang menyedihkan. Tubuh mereka diserang oleh kobaran api dari Jalur Agung, dan sosok mereka perlahan-lahan memudar!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.