Legenda Futian

Pulau Kematian



Pulau Kematian

3"Kuucapkan selamat," Kaisar Helian memberi selamat pada Beigong Ao. Dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa terkait terobosan yang diraih oleh Beigong Ao. Walaupun mereka berdua adalah rekan Ye Futian, mereka berasal dari pasukan di benua yang sama dengan kekuatan yang tidak jauh berbeda satu sama lain, dan meskipun mereka bersahabat satu sama lain, masih ada persaingan tersembunyi di antara mereka. Saat ini, Beigong Ao akan menjadi sosok terkuat di benua mereka. Bagaimana mungkin dia tidak merasa khawatir tentang hal tersebut?      3

"Hahaha, sulit dipercaya, bukan?" ujar Beigong Ao pada Kaisar Helian sambil tertawa. Kaisar Helian menggelengkan kepalanya dan tersenyum masam. Melihat ekspresinya, Beigong Ao berkata, "Tenang saja, kita adalah teman lama. Tidak peduli apakah aku menerobos ke tingkat berikutnya atau tidak, aku akan terus mengikuti Pemimpin Paviliun di masa depan."     

'Rubah tua ini...' Kaisar Helian berpikir dalam hati.     

Sesuai dugaannya, Beigong Ao juga telah menyadari banyak hal, jadi dia terus menerus berusaha mendekati Ye Futian. Bahkan setelah meraih terobosan dan mencapai Renhuang tingkat kedelapan, dia sama sekali tidak menyombongkan diri. Dia tetap bersikap rendah hati dan terus mendekati Ye Futian. Dia benar-benar tak tahu malu.     

Dia benar-benar memanfaatkan bantuan dari Ye Futian.     

Meskipun tingkat kultivasi Ye Futian jauh lebih rendah darinya...     

Renhuang tingkat kedelapan. Tingkat Plane itu tidak bisa dianggap sebagai puncak kultivasi di Prefektur Ilahi; lagipula, ada terlalu banyak kultivator kuat di dunia ini. Namun di sisi lain, ada banyak pula sosok-sosok yang lebih lemah darinya. Semua ini benar-benar bergantung pada sudut pandang setiap individu. Apabila menilai hal ini melalui sudut pandang Prefektur Ilahi, Renhuang tingkat kedelapan sudah bisa dianggap sebagai orang berstatus tinggi; dan jika dilihat dari sudut pandang sebuah benua, orang tersebut sepertinya sudah bisa dipastikan akan menjadi kultivator terkuat di sana.     

"Senior, tolong jangan berkata seperti itu. Posisi sebagai Pemimpin Paviliun bukanlah sesuatu yang akan saya pertahankan untuk waktu yang lama," ujar Ye Futian. Posisi sebagai Pemimpin Paviliun Dongyuan adalah sesuatu yang pada akhirnya harus dia tinggalkan. Sekarang setelah Beigong Ao berhasil menerobos ke tingkat berikutnya, dia layak untuk menggantikannya.     

"Paviliun Dongyuan tentu saja tidak dapat menahan ambisi Pemimpin Paviliun Ye untuk waktu yang lama. Namun, bahkan jika kau hendak menjelajahi Prefektur Ilahi, kau masih bisa memegang posisi sebagai Pemimpin Paviliun Dongyuan secara bersamaan. Tidak ada konflik yang terjadi di sana. Selain itu, kami juga bisa mendampingimu berkeliling untuk menjelajahi berbagai tempat di Prefektur Ilahi," ujar Beigong Ao.     

Keberhasilannya dalam meraih terobosan kali ini membuatnya semakin percaya pada Ye Futian. Hanya dengan mendampingi Ye Futian-lah dia bisa menemukan peluang yang mampu membuatnya menjadi semakin kuat. Jika tidak, jika dia hanya mengandalkan kekuatannya sendiri, dia tidak akan pernah bisa merasakan dan memahami aura Jalur Agung Petir, memasuki bagian inti pulau, dan mendapatkan Kayu Awan serta menempanya ke dalam tubuhnya, sehingga dia mampu menerobos ke tingkat berikutnya.     

"Beigong Ao benar. Menjadi Pemimpin Paviliun Dongyuan tidak akan memengaruhi rencana Pemimpin Paviliun Ye untuk berkultivasi dan berlatih di tempat lain," ujar Kaisar Helian. Beigong Ao telah menerobos ke tingkat berikutnya, tapi bagaimana dengan Peluang Jalur Agung untuknya?     

Bagaimana mungkin dia bisa membiarkan Ye Futian melarikan diri?     

"Mari kita kesampingkan masalah ini untuk sementara waktu dan kita diskusikan lagi di lain waktu," ujar Ye Futian. Dia memandang ke sekelilingnya dan melihat banyak orang sedang bergerak menuju ke arah mereka. Banyak dari sosok-sosok itu mengeluarkan aura Jalur Agung masing-masing dan mengarahkan pandangan mereka pada Beigong Ao.     

Jika bukan karena fakta bahwa Beigong Ao telah menerobos ke tingkat berikutnya, mungkin mereka sudah bertindak lebih awal. Namun pada saat ini, mereka tidak berani bertindak sembrono. Bagaimanapun juga, keberadaan Renhuang di atas tingkat ketujuh sangat langka, dan di antara mereka, tidak banyak yang memasuki Pulau Dewa Timur.     

"Kawanku, Kayu Awan adalah sebuah benda ilahi berelemen petir. Kita semua mengkultivasi kekuatan dari Jalur Agung Petir. Bolehkah kau membiarkan kami merasakannya juga?" Pada saat ini, seorang Tetua melangkah ke depan dan angkat bicara. Tetua itu tampak sangat mengintimidasi dan memiliki ekspresi serius di wajahnya. Rambut panjangnya berkibar di udara, dan dia terlihat sangat berenergi. Auranya sangat kuat. Ketika dia berbicara, suaranya sekeras dentangan lonceng raksasa, dan suaranya itu membuat area di sekitarnya bergetar.     

Setelah mendengar kata-katanya, banyak orang menatap ke arah Beigong Ao. Sekarang setelah seseorang angkat bicara, maka kultivator lainnya akan mengikutinya dengan senang hati. Kayu Awan yang legendaris... Siapa di antara mereka yang terlatih dalam kekuatan hukum petir yang tidak ingin merasakan kekuatan yang ada di dalamnya?     

"Sayangnya, Kayu Awan sudah kutempa ke dalam tubuhku. Aku minta maaf karena tidak dapat melakukan apa yang kau sarankan," ujar Beigong Ao.     

"Walaupun sudah ditempa ke dalam tubuhmu, kau masih bisa mengeluarkannya, bukan?" Tetua itu terus berbicara. Suaranya bergemuruh di udara, dan suaranya itu membuat telinga banyak orang berguncang dan darah mereka bergejolak.     

"Kayu Awan telah menyatu seutuhnya ke dalam daging dan tulang-tulangku," ujar Beigong Ao. "Jika Tetua ingin melihatnya, aku akan mengizinkannya. Perhatikan baik-baik."     

Setelah itu, Beigong Ao mengambil satu langkah ke depan, dan dalam sekejap, kilatan petir mengalir dan mengelilingi area di sekitar tubuhnya.     

*Gluduk, Gluduk, Gluduk* Tubuhnya berubah menjadi tubuh dari Jalur Agung Petir. Cahaya petir yang menyilaukan menjalar di sekujur tubuhnya. Langit mulai bergerak lagi dan pada saat ini, area yang luas itu berubah menjadi sebuah area petir, seolah-olah segala sesuatunya telah berubah menjadi kekuatan dari Jalur Agung Petir.     

*Boom*     

Petir menyambar dari atas langit, menutupi seluruh penjuru langit. Banyak kilatan petir mendarat di tubuh Beigong Ao. Namun, mereka tidak melukainya; sebaliknya, semua kilatan petir itu beresonansi dan diserap ke dalam tubuhnya. Pada saat ini, tubuhnya telah berubah menjadi tubuh dari Jalur Agung Petir. Kayu Awan telah menyatu dengan tubuhnya, dan tubuhnya sekarang telah menjadi seperti sebuah benda ilahi.     

"Aura yang sangat kuat." Ekspresi banyak orang tampak berubah. Bahkan Tetua itu juga mengerutkan keningnya. Dia bisa merasakan kekuatan yang terpancar dari tubuh Beigong Ao. Kekuatan agung yang berasal dari Jalur Agung Petir benar-benar tak tertandingi. Beigong Ao tidak hanya menerobos tingkat Plane-nya, tapi dia juga telah menempa dan menggabungkan Kayu Awan ke dalam tubuhnya, sehingga membuat dirinya menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Sekarang setelah dia menguasai kekuatan dari Jalur Agung Petir, dia bukan lagi seseorang yang dapat disejajarkan dengan seorang kultivator yang baru saja meraih terobosan untuk mencapai Renhuang tingkat kedelapan.     

*Gluduk, Gluduk*     

Tiba-tiba terdengar suara yang tajam dan memekakkan telinga. Light of Thunder Punishment mengalir dari atas langit. Beigong Ao mengulurkan tangannya dan, seolah-olah lengannya telah berubah menjadi lengan Dewa Petir, kini dia memegang kendali atas area petir tersebut. Aliran petir yang tak terbatas mengalir dan mengelilingi telapak tangannya. Dia memandang Tetua itu dan berkata, "Kayu Awan telah ditempa ke dalam Jalur Agung Petir. Apakah kau masih ingin merasakan kekuatannya secara langsung?"     

Tetua itu menyipitkan matanya. Kemudian, dia tertawa dan berkata, "Tidak heran Kayu Awan dianggap sebagai Kayu Petir Ilahi. Kini aku mengetahui makna dibalik sebutan itu."     

Setelah itu, dia langsung menyerah. Dia berbalik dan terus memahami aura dari Jalur Agung Petir. Dia tidak lagi berambisi untuk mendapatkan Kayu Awan.     

Kekuatan Beigong Ao meningkat secara drastis setelah dia menempa Kayu Awan ke dalam tubuhnya. Dari kekuatan aura petir yang dia tampilkan, jika mereka mencoba merebut Kayu Awan dari Beigong Ao, akan sulit bagi mereka untuk mendapatkan keuntungan darinya. Kerugian yang mereka dapatkan pasti lebih besar keuntungan yang didapat. Lagipula, masih banyak Peluang dari Jalur Agung yang ada di Pulau Dewa Timur.     

Kultivator lainnya juga pergi satu per satu. Tidak ada lagi yang berniat menjarah Kayu Awan dari Beigong Ao. Ye Futian memandang ke sekelilingnya dan berkata, "Ayo kita pergi ke tempat lainnya."     

Yang lain mengangguk dan mulai pergi meninggalkan tempat itu.     

"Pulau Dewa Timur memiliki banyak pulau di dalamnya. Apakah kalian tahu pulau yang bagus?" Ye Futian bertanya. Dia ingin langsung pergi ke tempat yang berguna untuk mereka.     

"Pulau Dewa Timur terdiri dari banyak pulau di dalamnya. Banyak tempat memiliki Peluang dari Jalur Agung bagi para kultivator. Jika kita berbicara mengenai tempat-tempat yang bagus… Terlepas dari Peluang dari Jalur Agung yang ditinggalkan oleh para kultivator yang datang kemari untuk mempelajari alkimia dan mengunjungi Pulau Dewa Timur, ketika Dewa Tertinggi Donglai menciptakan pil pengobatan pada masa itu, dia menanam banyak tanaman unik di berbagai macam pulau. Terdapat tanaman dewa dan tanaman beracun. Terlebih lagi, semua tanaman itu tidak hanya berada di satu pulau... ada banyak pulau yang merupakan kebun herbal milik Dewa Tertinggi Donglai," ujar Kaisar Helian.     

Ye Futian mengangguk. Seorang Grandmaster Alkimia sekuat Dewa Tertinggi Donglai sangat langka, bahkan di Prefektur Ilahi sekalipun. Sehingga sudah jelas, tindakannya tidak dapat disimpulkan dengan mudah menggunakan pemikiran normal. Kala itu, Saint Jiang menanam banyak tanaman herbal di dunia bawah. Karena itulah, tindakan yang dilakukan oleh Dewa Tertinggi Donglai dengan menggunakan pulau-pulau itu untuk menanam tanaman herbal juga dianggap sebagai suatu hal yang normal.     

"Aku masih ingat ketika Pemimpin Paviliun Ye ingin membeli Teratai Neraka terakhir kali. Menurut sepengetahuanku, ada sebuah tempat di Pulau Dewa Timur dimana Teratai Neraka tumbuh bebas. Bahkan ada legenda mengenai Bunga Raja Neraka. Di dalam bunga ini, banyak tanaman yang mengandung Jalur Agung Kematian," ujar Beigong Ao. Ketika dia berbicara, dia juga memandang ke arah Xia Qingyuan.     

Ye Futian mengalami kerugian dalam insiden sebelumnya. Dapat dikatakan bahwa dia 'dipermalukan' oleh Jun Qiuyan. Konflik di antara mereka juga bermula dari peristiwa itu.     

Terlebih lagi, pemilik Teratai Neraka sebelumnya menolak untuk bertransaksi dengan Ye Futian karena dia takut menyinggung perasaan Jun Qiuyan. Insiden ini benar-benar telah mempermalukan Ye Futian dan Xia Qingyuan.     

Insiden ini telah terukir di dalam benak Beigong Ao. Ditambah lagi, dengan mengingat hubungan antara Ye Futian dan Xia Qingyuan, Beigong Ao mengatakan hal ini tentu saja karena dia ingin membantu Ye Futian merebut hati wanita cantik itu.     

'Dasar b*jingan tua yang licik,' Kaisar Helian mengumpat dalam hati. Kenapa dia tidak memikirkan hal itu sebelumnya?     

Seperti yang diharapkan, Ye Futian langsung mengangguk setelah mendengar kata-kata Beigong Ao. Lalu, dia berkata, "Ayo kita pergi ke sana."     

Teratai Neraka adalah bunga yang dapat membantu kultivasi Xia Qingyuan. Tentu saja mereka harus memeriksanya. Terlebih lagi, karena bunga itu adalah tanaman herbal yang ditanam oleh Dewa Tertinggi Penglai, kemungkinan besar bunga itu memiliki nilai yang cukup tinggi.     

"Baiklah." Beigong Ao mengangguk dan memimpin jalan. Mereka melesat di atas langit dengan kecepatan yang menakjubkan. Ada banyak kultivator di sekitar mereka yang juga ingin mendapatkan peluang mereka masing-masing.     

Di dalam wilayah Pulau Dewa Timur, ada sebuah pulau yang dipenuhi dengan aura kematian yang sangat kuat. Dapat dikatakan bahwa aura Jalur Agung Kematian menyelimuti seluruh pulau itu, sehingga membuat pulau tersebut tampak gelap, suram, dan sangat menakutkan. Tidak banyak orang yang ingin pergi ke sana.     

Pulau itu memberikan sensasi dingin dan menakutkan.     

Apalagi pulau itu dilindungi oleh monster-monster iblis yang sangat kuat.     

Pada saat ini, banyak kultivator telah memasuki Pulau Dewa Timur. Orang-orang dari berbagai macam benua telah tiba di sana; banyak kultivator yang berspesialisasi dalam Jalur Agung Kematian juga hadir. Bagi mereka, pulau ini adalah tempat yang wajib dikunjungi.     

Sebagai contoh, kultivator yang menolak untuk bertransaksi dengan Ye Futian karena Jun Qiuyan juga ada di sana.     

Saat ini, dia sudah berada di pulau itu, dan tatapan matanya tertuju pada satu tanaman yang tumbuh di pulau tersebut. Banyak kultivator seperti dirinya juga hadir di sekitarnya. Namun, tidak ada satupun dari mereka yang bertindak gegabah maupun tergesa-gesa. Di depan tanaman itu berdiri seekor monster raksasa yang tampaknya bertugas menjaga area itu. Sepasang mata yang dingin dan mengerikan tampak mengamati langit. Pemandangan itu sungguh mengerikan.     

Monster itu adalah seekor ular raksasa dengan panjang lebih dari seratus meter. Sekujur tubuhnya berwarna hitam pekat. Hanya lidahnya saja yang berwarna merah. Lapisan kabut berwarna hitam mengalir dari mulutnya, dimana kabut itu mengandung aura kematian di dalamnya yang membuat seseorang merasa seolah-olah mereka akan mati dan dilenyapkan begitu mereka menyentuhnya. Sementara tumbuhan di sekitar ular raksasa itu adalah tumbuhan yang mengandung Jalur Agung Kematian di dalamnya. Tidak ada tanaman lain yang bisa tumbuh di area itu.     

Sebagai monster di tingkat Kaisar Iblis, kecerdasan ular raksasa itu tidak jauh berbeda jika dibandingkan dengan kultivator manusia. Ular itu telah menjaga area ini selama bertahun-tahun, dan dia mengandalkan pulau itu untuk bertahan hidup, sehingga dia mampu menjadi semakin kuat. Segala sesuatu yang ada di pulau itu adalah miliknya. Jika manusia-manusia ini menginginkan apa yang dia miliki, dia akan melahap dan membunuh mereka semua.     

"Bagaimana kalau kita bekerja sama dan membunuh ular raksasa ini? Bagaimana menurutmu?" seseorang bertanya. Kultivator lainnya langsung menyetujui saran ini. Mereka semua memiliki tujuan yang sama.     

Ular raksasa itu berada di tingkat Kaisar Iblis. Banyak orang telah tewas di tangannya.     

Pada saat Ye Futian tiba di dekat pulau itu, dia sudah melihat keberadaan ular raksasa yang mengerikan itu dari kejauhan, serta tanaman yang dilindunginya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.