Legenda Futian

Nyanyian Phoenix



Nyanyian Phoenix

1Dedaunan emas dari Raja Pohon Wutong berayun-ayun tertiup angin. Sementara itu, bayangan beberapa ekor phoenix tampak berputar-putar di udara. Suara guqin yang dimainkan sama merdunya dengan nyanyian burung phoenix. Pemuda berambut abu-abu dan berjubah putih itu tampak fokus memainkan lagunya. Semua ini tampak seperti sebuah pemandangan dari lukisan yang tak bercela, sangat mempesona. Bahkan para Renhuang tingkat atas masih terkesima dengan keindahan dari pemandangan yang menakjubkan ini.     0

Sejak awal temperamen Ye Futian memang luar biasa, dan kini dia telah tumbuh dewasa, menambah daya tarik yang dimilikinya. Dia tampak seperti sosok terpelajar yang sedang memainkan guqin.     

Namun, hal yang lebih mencengangkan lagi adalah, pohon wutong kuno itu sepertinya memahami suara guqin yang dimainkan oleh Ye Futian. Pohon itu mengeluarkan suara gemerisik saat dedaunannya terus menerus berayun-ayun dan mendekati Ye Futian. Rasanya seolah-olah pohon wutong itu memahami suara guqin itu dan ingin mendekati Ye Futian. Pohon itu beresonansi dengan alunan musik tersebut dan sepertinya ingin menari mengikuti melodi yang dimainkan.     

Dari pohon wutong kuno itu, aura Jalur Agung mengalir menuju sosok Ye Futian. Perlahan-lahan, sosok Ye Futian diselimuti oleh cahaya menyilaukan yang dipancarkan oleh kobaran api ilahi. Cahaya dari kobaran api ini terlihat sangat samar. Itu bukanlah kobaran api yang sesungguhnya. Namun, Ye Futian tampak seperti diselimuti oleh jubah api. Penampilannya terlihat semakin luar biasa. Saat ini, Ye Futian tampak seperti putra dari dewa api.     

"Huh?" Sang Phoenix yang selama ini mendengarkan lagu dengan tenang tampak tercengang saat menyaksikan pemandangan yang menakjubkan ini. Baru pada saat inilah dia menyadari bahwa Api Ilahi Wutong ternyata memiliki koneksi dengan Ye Futian. Raja Pohon Wutong juga bergerak mendekatinya.     

Hal ini membuat ekspresi aneh muncul di wajahnya. Pada awalnya dia tampak begitu tenang, tapi sekarang dia kembali waspada. Rumor mengatakan bahwa banyak kultivator manusia yang licik. Mungkinkah pria ini sengaja menggunakan sebuah lagu untuk membuatnya lengah sehingga dia bisa menggunakan suatu teknik khusus untuk merebut Api Ilahi Wutong miliknya?     

Seberkas cahaya dari kobaran api Jalur Agung bersinar di matanya. Dia menembakkan sinar cahaya ke arah Ye Futian. Dia memiliki kultivasi yang tinggi. Meskipun ada banyak kultivator yang berada di sana sekarang, dia tidak yakin ada seseorang di antara mereka yang mampu mengalahkannya. Adapun Ye Futian, aura dari Jalur Agung miliknya memang sempurna, tapi dia masih yakin bahwa jika dia menyerang lebih dulu, dia bisa mengambil kesempatan, dan bahkan membunuh Ye Futian.     

Dia akan menyerang begitu Ye Futian berani melakukan tindakan yang mencurigakan.     

Namun, dia mendapati bahwa Ye Futian terus memainkan guqin miliknya dengan tenang. Saat dia bermain guqin, dia tampak benar-benar terbawa dalam suasana, seolah-olah dia sedang tidak sadar. Dia bahkan memejamkan matanya. Pohon wutong itu masih berayun-ayun, dan kobaran api ilahi dari Jalur Agung tampak menari-nari. Semua ini tampaknya merupakan respons alami mereka. Ada sesuatu dari pemuda ini yang menarik perhatian mereka. Pemuda itu sendiri adalah sosok yang luar biasa.     

Phoenix itu menyadari bahwa Ye Futian tidak bereaksi terhadap ancamannya dan masih terus memainkan guqinnya dengan tenang. Melodi yang dimainkan oleh Ye Futian sangat merdu; dia merasa ingin menari mengikuti alunan musik tersebut.     

Flight of the Phoenix Pair awalnya adalah sebuah lagu tentang burung phoenix. Lagu itu bisa beresonansi dengan burung phoenix. Saat dia mendengarkan lagu tersebut, dia langsung menunjukkan reaksi. Namun, karena kultivasinya yang cukup tinggi, dia masih bisa menahan diri. Efek dari lagu itu tidak terlalu kuat padanya. Dia hanya bisa merasakan bahwa suara guqin itu sangat merdu.     

Suara guqin itu perlahan-lahan melambat. Bayangan burung-burung phoenix itu masih menari di udara, tetapi gerakan mereka menjadi lebih lambat dari sebelumnya. Lagu itu perlahan berakhir. Dalam pemandangan seindah lukisan ini, burung-burung phoenix itu kembali ke sarangnya dan beristirahat di bawah pohon wutong. Semuanya tampak damai dan tentram.     

Saat suara itu guqin berhenti terdengar, pemandangan ini tidak menghilang. Pemandangan ini sepertinya telah terukir di dalam benak para kultivator yang ada di sini. Itu sungguh suatu hal yang tidak akan terlupakan bagi mereka.     

Ekspresi penuh penyesalan ditunjukkan oleh phoenix itu saat menatap Ye Futian. Dia benar-benar percaya bahwa Ye Futian berencana untuk mencuri kobaran api ilahi miliknya. Namun melihat situasi saat ini, sepertinya dia telah salah menilai kepribadian Ye Futian.     

"Kuharap Nona Phoenix terhibur dengan lagu yang kumainkan," ujar Ye Futian sambil tersenyum lembut. Phoenix itu mengangguk pelan saat dia bertanya, "Konsepsi artistiknya sangat indah. Lagu apa ini?"     

"Flight of the Phoenix Pair," jawab Ye Futian.     

"Flight of the Phoenix Pair," Phoenix itu bergumam pada dirinya sendiri. Sesuai dugaannya, itu adalah lagu tentang burung phoenix. Tidak heran perasaannya beresonansi dengan lagu itu.     

"Bagaimana caranya kau bisa membuat Raja Pohon Wutong dan kobaran api ilahi itu ikut merespon permainan guqinmu?" tanya sang Phoenix.     

"Mungkin hal itu ada hubungannya dengan kultivasi khusus yang kumiliki," jawab Ye Futian sambil tersenyum. "Selain mengkultivasi Jalur Agung Api, aku juga telah mengkultivasi kekuatan elemen kayu serta kekuatan kehidupan dan kematian."     

Ketika phoenix itu mendengar kata-kata Ye Futian, ekspresinya tampak aneh. Para kultivator yang berada di atas langit juga memiliki ekspresi aneh di wajah mereka. Tentu saja tidak perlu diragukan lagi bahwa pria ini memiliki bakat yang luar biasa. Dia telah menempa Roda Ilahi yang sempurna dan memiliki kemampuan bertarung yang sangat kuat. Hal itu terlihat dengan jelas ketika dia membunuh pemilik Roda Ilahi yang sempurna di tingkat Plane yang sama dengannya dalam waktu singkat, serta ketika dia membantu rekan-rekannya membunuh Renhuang tingkat kedelapan sebelumnya.     

Namun, berdasarkan apa yang dia katakan, ini hanyalah sebagian kecil dari kemampuannya. Dia mahir dalam berbagai macam kekuatan. Kemampuannya dalam memainkan guqin juga luar biasa.     

Namun, hal yang lebih menakutkan adalah, entah sejak kapan, dia benar-benar merubah phoenix yang sombong itu dan memperlakukannya sebagai sosok yang setara dengannya. Mereka baru saja berbincang-bincang santai satu sama lain. Hal ini menunjukkan bahwa dia sudah berhasil membuat phoenix itu menurunkan kewaspadaannya. Phoenix itu bersedia berkomunikasi dengannya. Inilah hal yang ingin dilakukan oleh kultivator-kultivator lain sebelumnya. Namun, tidak ada yang tahu bagaimana cara melakukannya, dan phoenix itu benar-benar mengabaikan mereka.     

Ketika phoenix itu mendengar apa yang dikatakan Ye Futian, dia menganggukkan kepalanya dengan lembut. Tidak heran jika Raja Pohon Wutong dan kobaran api ilahi itu tertarik padanya. Hal itu menunjukkan bahwa elemen kultivasi Ye Futian mirip dengan pohon wutong kuno dan kobaran api ilahi tersebut. Namun, dia tahu bahwa semua itu mungkin tidak sesederhana apa yang dikatakan oleh Ye Futian. Selain ayahnya, tidak ada seorang pun yang bisa memahami Raja Pohon Wutong dan Api Ilahi Wutong sebaik dirinya. Melihat bagaimana mereka bisa bereaksi terhadap Ye Futian, mereka pasti telah dihadapkan dengan kekuatan yang sangat besar.     

Ini menunjukkan bahwa selain Kekuatan Yin, Ye Futian masih menguasai kekuatan lain yang dapat menyebabkan Api Ilahi Wutong bergabung dan beresonansi dengannya.     

Bakat kultivasi orang ini mungkin jauh lebih mengerikan daripada apa yang dia tunjukkan.     

Phoenix itu juga memiliki bakat yang luar biasa. Meskipun dia tidak pernah pergi meninggalkan Pulau Dewa Timur dan mengandalkan bakatnya serta Api Ilahi Wutong untuk berkultivasi hingga saat ini, namun dia tidak bodoh. Dia mengetahui banyak hal dan bisa membuat spekulasi.     

"Aku datang ke Pulau Dewa Timur untuk mencari pengalaman. Aku masih ingin mencari peluang menguntungkan lainnya, jadi aku tidak akan mengganggu Nona Phoenix lagi," ujar Ye Futian. Ternyata dia langsung pamit undur diri. Hal ini membuat para kultivator di sekitarnya tampak bingung. Mereka menatap Ye Futian dengan terkejut.     

Pada awalnya mereka mengira bahwa Ye Futian akan memanfaatkan kesempatan ini untuk terus mengakrabkan diri dengan phoenix itu dan kemudian mengajaknya untuk pergi meninggalkan Pulau Dewa Timur.     

Bagaimanapun juga, phoenix itu bertugas menjaga Pulau Wutong, tapi dia tidak akan tinggal di sini selamanya. Mereka semua masih punya kesempatan untuk mengajaknya pergi meninggalkan pulau ini bersama mereka.     

Phoenix itu juga tertegun saat dia memandang Ye Futian. Kemudian dia mengangguk pelan dan menjawab, "Baiklah."     

"Kalau begitu, sampai jumpa," Ye Futian pamit undur diri sambil menangkupkan kedua tangannya. Kemudian dia terbang ke udara dalam sekejap dan mendarat di atas punggung Elang Angin Hitam. Dia menatap sang Phoenix. Dia melihat bahwa phoenix itu juga sedang menatapnya. Dia tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Kemudian, Elang Angin Hitam membentangkan sayapnya dan terbang menjauh, pergi meninggalkan tempat ini. Beigong Ao menatap Ye Futian dengan tajam dan kemudian mengikutinya dari belakang.     

Dalam waktu singkat, kelompok Ye Futian telah pergi meninggalkan Pulau Wutong, sosok mereka menghilang di kejauhan.     

Setelah phoenix itu melihat Ye Futian pergi, tiba-tiba dia merasa sedih. Dia menatap ke langit di kejauhan.     

"Nona Phoenix," seseorang berseru. Baru pada saat itulah sang Phoenix tersadar dari lamunannya. Dia memandang kerumunan kultivator di hadapannya. Tatapan matanya kembali menjadi tegas seperti sebelumnya. Namun, sepertinya dia juga kehilangan antusiasmenya. Dia kembali ke Raja Pohon Wutong dan berubah ke wujud aslinya. Dia beristirahat di sana dan berencana mengabaikan semua orang yang ingin mengganggunya.     

Kedua matanya sedikit terpejam. Sepertinya dia sedang berpikir keras.     

Dia sudah menjaga pulau ini bertahun-tahun lamanya. Pada kenyataannya, dia sangat kesepian. Dia tidak punya teman dan tidak ada seorang pun yang mendampinginya. Meskipun ada orang-orang dari Pulau Dewa Timur yang akan datang mengunjunginya, namun mereka datang ke sana demi ayahnya atau karena mereka memiliki tujuan tertentu.     

Setiap sepuluh tahun, Pulau Dewa Timur akan menjadi lebih ramai dari biasanya. Dia adalah sosok yang dingin, sulit bergaul, dan penyendiri. Namun faktanya, hatinya terasa hampa.     

Kemunculan Ye Futian membuatnya bisa merasakan kehangatan di dalam hatinya. Hubungan di antara keduanya juga seperti interaksi antara teman saat bertemu satu sama lain.     

Bakatnya juga luar biasa, dan dia tidak punya motif tersembunyi untuk mencelakainya. Hal ini membuat dirinya merasa tersentuh.     

Selama bertahun-tahun, dia telah menjaga tempat ini dengan tujuan lain di dalam pikirannya. Dia mencari seorang kultivator yang dapat menemani dan menjadi rekan manusianya. Pemimpin Pulau Dewa Timur memberitahunya bahwa jika hari itu tiba, dimana dia menemukan orang yang dia cari selama ini, dia boleh pergi meninggalkan pulau ini untuk berkultivasi. Namun, orang itu harus memiliki kemampuan yang luar biasa.     

Dan Ye Futian tampaknya memenuhi syarat tersebut.     

Oleh karena itu, dia jadi berpikiran untuk pergi meninggalkan pulau ini bersamanya.     

"Nona Phoenix, meskipun tempatku tidak sebanding dengan Pulau Dewa Timur, namun tetap saja tempat itu masih berada di dunia luar. Nona Phoenix selalu berkultivasi di sini. Bukankah kau bosan dengan tempat ini? Jika Nona Phoenix bersedia pergi meninggalkan pulau ini, anggota pasukanku bersedia melayani Nona Phoenix," seorang Renhuang tingkat atas angkat bicara. Dia membuat pengakuan bahwa dia bersedia melayani sang Phoenix. Dapat terlihat dengan jelas betapa dia ingin merekrutnya dan membujuknya pergi meninggalkan pulau ini.     

Kaisar Iblis tingkat kelima saja sudah sangat mengerikan. Jika dia menerobos dua Plane lagi, dia pasti akan menjadi sangat kuat. Dengan dibantu oleh Api Ilahi Wutong, kemampuannya akan menjadi sangat mengerikan.     

Siapa yang tidak ingin mendapatkan pengikut seperti dirinya dan pergi meninggalkan pulau ini?     

Bahkan jika mereka harus melayaninya seolah-olah dia adalah leluhur mereka, mereka akan mengizinkan phoenix itu melakukan apa yang dia inginkan tanpa ada keraguan sedikit pun.     

Phoenix itu membuka matanya dan memandang mereka. Kemudian dia perlahan-lahan berdiri dari tempatnya dan berkata, "Kau benar."     

Saat dia mengatakan hal ini, phoenix itu mengangkat kepalanya dan memekik ke arah langit. Dalam sekejap, nyanyian phoenix yang sangat keras bergema ke seluruh penjuru Pulau Dewa Timur.     

Pada saat itu juga, pohon wutong yang tak terhitung jumlahnya di Pulau Wutong berayun-ayun, dan suara gemerisik terus menerus terdengar dari segala arah. Orang-orang bergegas naik ke udara dan pergi menuju Pulau Wutong.     

Hati para dewi di Pulau Dewa Timur berguncang ketika mendengar suara ini. Tatapan mata mereka yang indah beralih ke arah Pulau Wutong.     

Ini adalah nyanyian burung phoenix!     

Phoenix itu ingin pergi meninggalkan Pulau Wutong.     

Setelah bertahun-tahun lamanya, apakah dia akhirnya membuat keputusan?     

Siapa yang telah menarik perhatiannya?     

Sosok mengerikan macam apa yang telah membuat phoenix itu memutuskan untuk pergi meninggalkan pulau tersebut?     

Para kultivator dari Pulau Dewa Timur sangat menyadari seperti apa kemampuan sang Phoenix. Seseorang harus membuatnya tunduk agar dia bersedia pergi meninggalkan Pulau Wutong!     

Di kejauhan, kelompok Ye Futian yang sedang melintasi langit, juga mendengar nyanyian burung phoenix itu. Mereka berbalik dan memandang ke arah dimana suara itu berasal.     

"Mengapa phoenix itu memekik?" Kaisar Helian bergumam pada dirinya sendiri. "Haruskah kita kembali dan memeriksanya secara langsung?"     

"Tidak perlu," jawab Ye Futian. Beigong Ao memandang sosok berambut abu-abu di depannya itu dan bertanya, "Pemimpin Paviliun, kau memilih untuk tidak berkomentar apa-apa dan langsung pergi. Apakah kau melakukan hal itu supaya kau bisa menundukkannya di kemudian hari?"     

Ye Futian menggelengkan kepalanya. Sepertinya dia dan Beigong Ao memiliki pemikiran yang sama.     

Namun, apa yang bisa dia lakukan? Jika phoenix itu tidak ingin pergi meninggalkan Pulau Wutong, maka dia tidak akan pergi, tidak peduli seperti apa pun upaya yang dilakukannya. Kemampuannya tidak cukup kuat untuk memaksanya pergi dari sana.     

Di sisi lain, jika phoenix itu sendiri yang berniat pergi meninggalkan Pulau Wutong. Maka situasinya akan berbeda. Ada banyak hal di dunia ini yang lebih baik tidak perlu dibicarakan.     

Flight of the Phoenix Pair dapat mengekspresikan begitu banyak hal hanya dalam satu lagu!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.