Legenda Futian

Wilayah Langit Ilusi



Wilayah Langit Ilusi

2Di pulau utama dari Pulau Dewa Timur, ada sebuah bangunan yang menjulang tinggi seperti istana kekaisaran. Di Menara Dengxian, seorang wanita cantik dengan mahkota dari bulu burung phoenix dan gaun warna-warni sedang duduk di atas kursi singgasana. Dia memiliki aura yang mengintimidasi dan tampak seperti seorang permaisuri. Dia terlihat sangat sulit untuk didekati.     
3

Wanita ini adalah Pemimpin Pulau Dewa Timur saat ini. Dia jarang tampil di depan umum. Hanya segelintir orang yang mengetahui bahwa Pemimpin Pulau Dewa Timur saat ini adalah seorang wanita cantik dengan penampilan yang mempesona. Saat dia duduk di atas kursi singgasana, rasanya seolah-olah semua keindahan di dunia ini terpusat padanya. Meskipun banyak dewi berdiri di bawahnya, dan mereka semua memiliki penampilan yang luar biasa, namun tidak ada satu pun dari mereka yang bisa mengalahkankan pesonanya.     

Kedua matanya yang indah tampak tajam saat dia menatap ke kejauhan. Segala sesuatu yang terjadi di Pulau Dewa Timur muncul di dalam benaknya seperti pantulan cermin. Tidak ada yang bisa lolos dari pengawasannya.     

Seberkas cahaya suci terpancar dari area di antara alisnya dan berubah menjadi satu sosok ilusi. Anehnya, itu adalah sosok Ye Futian. Para dewi di sekitarnya memandang sosok ilusi itu. Kemudian Pemimpin Pulau Dewa Timur berkata, "Nama pria ini adalah Ye Liunian. Apakah ada yang tahu dari mana asalnya, dan siapa yang mengundangnya ke Pulau Dewa Timur?"     

Di sisinya, banyak kultivator mulai memeriksa catatan mereka. Dalam sekejap, gambaran yang tak terhitung jumlahnya disajikan di hadapan mereka. Dengan menggunakan tiket masuk ke Pulau Dewa Timur, semua dokumen akan tercatat dan diarsipkan. Dalam waktu singkat, mereka menemukan apa yang mereka cari. Seseorang membungkuk hormat dan menjawab, "Ye Liunian berasal dari Paviliun Dongyuan di benua tanpa nama. Karena dia adalah pemimpin dari Paviliun Dongyuan, Bai Mu memberinya undangan."     

Wanita itu mengangguk pelan. Kemudian dia berkata, "Beritahu Bai Mu bahwa dia tidak perlu lagi bertanggung jawab atas orang lain di bawah komandonya. Dia hanya perlu mengawasi pria ini dan harus membuatnya tetap tinggal di Pulau Dewa Timur. Selain itu, segera kirim anggota kita ke Paviliun Dongyuan untuk menyelidiki semua informasi tentang Ye Liunian."     

"Baik," seseorang membungkuk hormat dan menerima perintah itu.     

Kemudian wanita itu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dengan suara pelan, dia berkata, "Zi Feng sudah datang."     

Dia baru saja mengatakan hal ini ketika cahaya yang menyilaukan menyinari seluruh tempat. Kemudian seorang wanita cantik muncul bersama cahaya tersebut. Orang-orang di sekitarnya sudah terbiasa dengan pemandangan seperti itu. Hanya beberapa orang di Pulau Dewa Timur yang berani muncul di hadapan Pemimpin Pulau dengan cara seperti itu. Zi Feng jelas merupakan salah satu dari beberapa orang yang berani melakukannya. Kala itu, ayahnya adalah rekan dari Dewa Tertinggi Donglai. Sehingga sudah jelas, para kultivator dari Pulau Dewa Timur memberikan perlakuan istimewa padanya.     

Banyak orang percaya bahwa Zi Feng seharusnya menjadi hewan tunggangan dari Pemimpin Pulau. Namun, entah kenapa, Pemimpin Pulau mengizinkan Zi Feng untuk berkultivasi sendirian. Dia tidak menunjukkan niat untuk menjadikan Zi Feng sebagai hewan tunggangannya. Dia justru membiarkan Zi Feng menunggu seseorang yang cocok berkultivasi dengannya.     

Banyak orang tidak bisa memahami maksud dari tindakan Pemimpin Pulau ini. Zi Feng memiliki bakat yang luar biasa. Jika orang asing membawanya pergi, bukankah hal itu akan menjadi kerugian besar bagi Pulau Dewa Timur?     

"Zi Feng, kemarilah dan duduk di sini," ujar Pemimpin Pulau pada phoenix itu sambil tersenyum. Aura mengintimidasi di sekitarnya menghilang dalam sekejap, dan dia tampak seperti seorang senior yang lemah lembut.     

"Kakak, aku telah menemukan rekan yang cocok untukku," ujar sang Phoenix. Dia memanggil Pemimpin Pulau sebagai 'kakak'.     

"Hmm, aku juga melihatnya." Pemimpin Pulau menanggapi saat dia menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Apakah kau sudah membuat keputusan?"     

"Selama bertahun-tahun, tidak ada orang lain yang lebih cocok daripada dirinya," lanjut sang Phoenix.     

Pemimpin Pulau mengangguk pelan. Kemudian dia berkata, "Karena kau telah membuat keputusan, maka aku akan mendukung keputusanmu. Namun, aku ingin melihat seperti apa kepribadian orang ini. Aku sudah mengirimkan beberapa orang untuk menyelidikinya. Jika tidak ada masalah yang berarti, kau dapat membawa Api Ilahi Wutong saat kau pergi mengikutinya dan berkultivasi bersama-sama dengannya."     

"Dia juga bisa menyerap kekuatan dari Api Ilahi Wutong," phoenix itu bergumam.     

"Tidak boleh. Api Ilahi Wutong harus berada dalam kendalimu," ujar Pemimpin Pulau dengan nada serius. Nada bicaranya menjadi lebih tegas saat mengatakan hal ini. Phoenix itu menganggukkan kepalanya saat dia menuruti ucapan Pemimpin Pulau seperti seorang gadis yang patuh. Dia tidak tampak sombong dan mengintimidasi saat dia beristirahat di bawah Raja Pohon Wutong.     

Ketika Pemimpin Pulau melihat sikap yang ditunjukkan oleh phoenix itu, dia kembali tersenyum hangat. Dia berkata, "Baiklah, Zi Feng. Biasanya, aku terlalu sibuk berkultivasi dan hanya memiliki sedikit waktu untuk menemanimu. Sekarang setelah kau menentukan jalan hidupmu sendiri, kau tidak perlu lagi tinggal di pulau ini di masa depan. Ayo, mari kita berbincang-bincang sepuasnya."     

Phoenix itu mengangguk, lalu berjalan menghampiri Pemimpin Pulau dan duduk di sebelahnya. Dia bersikap sangat sopan terhadap kakaknya ini.     

…     

Di atas lautan yang mengelilingi Pulau Dewa Timur, Bai Mu sedang bersama sekelompok kultivator dari Pulau Dewa Timur. Pada saat ini, dia menerima perintah dari Pemimpin Pulau Dewa Timur. Dia merasa sedikit khawatir dan terkejut untuk beberapa saat.     

Ye Liunian, pemimpin dari Paviliun Dongyuan, telah menarik perhatian Pemimpin Pulau?     

Hal ini menunjukkan bahwa keputusan yang diambil Bai Mu sebelumnya memang tepat. Ketika Jun Qiuyan dan Ye Futian berselisih satu sama lain, dia telah meminta Jun Qiuyan untuk melupakan masalah ini dan mencegah Ye Futian ditindas oleh Jun Qiuyan. Sebelumnya, dia percaya bahwa dengan bakat yang dimiliki oleh Ye Futian, mungkin dia akan memiliki kesempatan bagus jika memasuki Pulau Dewa Timur. Jika dia bisa menarik perhatian para petinggi dari Pulau Dewa Timur, dia akan dilindungi di masa depan dan tidak perlu mengkhawatirkan Jun Qiuyan lagi.     

Namun, Bai Mu tidak pernah membayangkan bahwa hal itu terjadi begitu cepat, dan dia mampu menarik perhatian Pemimpin Pulau secepat ini.     

Berapa banyak orang yang telah dipilih oleh Pemimpin Pulau secara pribadi? Apakah Ye Futian akan menjadi yang berikutnya?     

Apa yang telah dia lakukan sekarang?     

Terlepas dari semua itu, Ye Futian tidak mengecewakannya. Dia bahkan membawa kejutan baginya. Pemimpin Pulau juga memerintahkan agar Bai Mu hanya perlu mengawasi Ye Futian di masa depan. Dia tidak perlu mencari kandidat potensial lainnya.     

Bai Mu melangkah ke depan dan terbang melintasi langit, pergi untuk menemukan keberadaan Ye Futian.     

Setelah beberapa saat, dia melihat sosok Ye Futian. Bukan hanya Ye Futian saja. Di hadapan mereka, ada banyak orang telah berkumpul di sana. Suasananya sangat ramai. Banyak kultivator yang telah memasuki Pulau Dewa Timur telah berkumpul di sana.     

Kelompok Ye Futian juga berhenti dan tidak melangkah lebih jauh. Di depan mereka ada lapisan kabut putih yang menghalangi aura mereka. Berdasarkan penjelasan yang disampaikan oleh Kaisar Helian pada mereka, seharusnya mereka telah tiba di wilayah perbatasan dari Pulau Inti di Pulau Dewa Timur. Akan ada peluang dari Jalur Agung yang lebih banyak di sana, dan mereka semua akan berkumpul dalam satu wilayah. Dengan melewati wilayah ini, mereka dapat mencapai Pulau Inti dari Pulau Dewa Timur.     

Wilayah ini memiliki nama lain yaitu Wilayah Langit Ilusi.     

Semuanya terasa tidak nyata. Berbagai macam kultivator yang memasuki Pulau Dewa Timur telah berkumpul di sini. Biasanya akan terjadi pertempuran antar pasukan karena memperebutkan harta karun, dan akan selalu ada kerugian besar menimpa mereka. Orang-orang dengan tingkat kultivasi yang biasa-biasa saja tidak akan berani memasuki wilayah ini. Meskipun mereka tidak akan bisa memasuki Pulau Inti, mereka tidak keberatan dengan hal tersebut. Menemukan Peluang dari Jalur Agung di wilayah perbatasan dari Pulau Inti bukanlah alternatif yang buruk.     

Bagaimanapun juga, Pulau Dewa Timur telah mengundang para kultivator dari ribuan benua. Meskipun mereka semua adalah sosok-sosok terkemuka di benua masing-masing, namun masih ada perbedaan antara mereka yang kuat dan mereka yang lemah. Tidak semua orang memiliki ambisi besar untuk memasuki Pulau Inti dari Pulau Dewa Timur.     

Bagi banyak Renhuang, mendapatkan peluang yang menguntungkan di wilayah perbatasan sudah lebih dari cukup. Sebelumnya, Ye Futian sudah mendapatkan banyak keuntungan di wilayah perbatasan. Tentu saja, banyak orang tidak dapat mencapai apa yang dia lakukan di dunia luar.     

"Wilayah Langit Ilusi adalah ujian sesungguhnya yang ditinggalkan oleh Pulau Dewa Timur untuk para kultivator yang datang berkunjung. Ada banyak Peluang dari Jalur Agung di dalamnya. Aku pernah memasukinya sebelumnya dan hampir tidak berhasil keluar hidup-hidup," Beigong Ao memperingatkan Ye Futian. Ekspresinya tampak serius. Meskipun kultivasinya telah mengalami perubahan, dan menerobos ke Renhuang Plane tingkat kedelapan serta memiliki Kayu Awan dalam genggamannya, dia tetap berbicara dengan serius dan tegas mengenai hal ini.     

Setelah memasuki Wilayah Langit Ilusi, segala sesuatunya tidak lagi sama seperti wilayah perbatasan tempat berbagai macam kultivator tersebar di sana. Sebaliknya, kultivator-kultivator terkemuka dari berbagai benua akan muncul di wilayah yang sama untuk bersaing satu sama lain.     

"Apakah kau ingin pergi ke sana?" Beigong Ao bertanya pada Ye Futian. Mereka sudah mengunjungi banyak pulau sebelumnya. Dari sudut pandang Beigong Ao, keuntungan yang mereka peroleh jelas tidak sedikit. Mereka masih bisa mengunjungi pulau-pulau lainnya. Namun, Ye Futian sepertinya tidak tertarik pada hal tersebut.     

Ye Futian ingin pergi ke Pulau Inti.     

Karena itulah, Beigong Ao membawanya kemari. Wilayah Langit Ilusi adalah pintu masuk menuju Pulau Inti. Namun, para kultivator dari Pulau Dewa Timur memiliki cara khusus untuk melewati wilayah ini secara langsung. Wilayah Langit Ilusi sengaja dibuat untuk menghadapi orang asing seperti mereka.     

"Hmm," jawab Ye Futian sambil menganggukkan kepalanya. Dia juga ingin melihat berapa banyak peluang menguntungkan yang akan dia temui di sana.     

"Pemimpin Paviliun Ye," tiba-tiba seseorang memanggilnya. Ye Futian menoleh ke arah orang yang baru saja tiba. Dia tersenyum dan bertanya, "Dewi, ada urusan apa sehingga kau datang kemari?"     

Sosok cantik yang baru saja tiba adalah Bai Mu.     

"Kami memang tidak memiliki kesibukan, dan hanya bertugas untuk mengawasi penampilan para kultivator yang memasuki Pulau Dewa Timur. Kebetulan kami bertemu dengan Pemimpin Paviliun Ye di sini, jadi kami menghampiri kalian," jawab Bai Mu dengan lembut. "Pemimpin Paviliun Ye, apakah kau sedang bersiap-siap untuk memasuki Wilayah Langit Ilusi?"     

"Hmm," jawab Ye Futian sambil menganggukkan kepalanya. "Karena aku sudah datang kemari, tentu saja aku ingin menjelajahinya."     

"Menurut sepengetahuanku, di antara para kultivator yang datang ke Pulau Dewa Timur, hampir seperempat dari mereka telah memasuki Wilayah Langit Ilusi. Khususnya mereka yang merupakan anggota dari pasukan-pasukan terkemuka yang pernah datang kemari sebelumnya. Tujuan utama mereka adalah pergi ke Wilayah Langit Ilusi. Dapat dikatakan bahwa semua kultivator kuat berada di sana," Bai Mu memberitahu Ye Futian. "Pasukan-pasukan terkemuka dari Benua Penglai tentu saja juga ada di sana. Pemimpin Pavilion Ye, setelah kau memasuki Wilayah Langit Ilusi, kau harus berhati-hati."     

Ye Futian tentu saja mengetahui siapa yang dimaksud oleh Bai Mu.     

Jun Qiuyan juga memasuki Wilayah Langit Ilusi.     

"Aku akan berhati-hati," jawab Ye Futian sambil menganggukkan kepalanya. "Terima kasih telah mengingatkanku, Dewi."     

"Tidak masalah. Dengan melihat bakat dan kemampuan yang dimiliki Pemimpin Paviliun Ye, kau pasti akan tampil dengan luar biasa di Pulau Dewa Timur dan menarik perhatian mereka yang berada di pulau tersebut. Jika Pemimpin Paviliun Ye bersedia, kita mungkin akan memiliki kesempatan untuk berkultivasi bersama-sama di masa depan," Bai Mu memberi isyarat dalam ucapannya.     

Ye Futian memahami maksud dari ucapannya itu. Bai Mu mengatakan bahwa jika dia bersedia, mungkin dia bisa tinggal dan berkultivasi di Pulau Dewa Timur.     

Setiap sepuluh tahun sekali, Pulau Dewa Timur mengundang sosok-sosok terkemuka untuk datang dan berkultivasi di sana. Ini bukanlah sesuatu yang luar biasa. Mereka tentu juga akan mengundangnya.     

Namun, Ye Futian tidak memberikan jawaban. Karena bagaimanapun juga, dia tidak punya rencana untuk melakukan hal tersebut. Namun, menolak penawaran mereka secara langsung akan terkesan tidak sopan. Apalagi saat ini dia masih berada di Pulau Dewa Timur.     

"Jika Dewi tidak memiliki hal lain untuk disampaikan padaku, aku akan masuk lebih dulu," ujar Ye Futian.     

"Baiklah," jawab Bai Mu sambil menganggukkan kepalanya. "Kau boleh masuk sekarang, Pemimpin Paviliun Ye."     

Ye Futian memberi hormat sambil menangkupkan tangannya. Kemudian kelompoknya melangkah ke dalam lapisan kabut.     

Di luar, banyak orang masih ragu-ragu. Sepertinya mereka sedang mempertimbangkan apakah mereka berani mengambil risiko untuk masuk ke dalam sana atau tidak. Beberapa dari mereka telah memutuskan untuk masuk, tetapi banyak orang belum membuat keputusan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.