Legenda Futian

Lagu Pembunuh Iblis Vajra



Lagu Pembunuh Iblis Vajra

3Selain kelompok Jun Qiuyan, kelompok kultivator lainnya juga telah tiba di sini. Jumlah anggota dari kelompok ini memang tidak begitu banyak, tetapi masing-masing individu di dalamnya memiliki temperamen yang menakjubkan. Ye Futian juga pernah bertemu dengan pemuda yang memimpin kelompok ini sebelumnya. Saat berada di Wilayah Dewa Penglai, pemuda itu terlihat bersama dengan Jun Qiuyan, dan keduanya memiliki hubungan dekat satu sama lain.     
3

Setelah mereka tiba di sana, mereka hanya melirik Ye Futian. Mereka tidak begitu memedulikannya. Pandangan mereka tertuju pada Renhuang perempuan yang sedang memahami not-not musik Buddha di permukaan tebing itu. Ketika mereka melihat cahaya suci terpancar darinya, ekspresi Jun Qiuyan dan pemuda itu tampak aneh. Sepertinya dia mungkin bisa memahami simbol-simbol yang terukir di permukaan tebing tersebut.     

"Shangguan, bagaimana perkembangan pemahamanmu sekarang?" pemuda itu bertanya. Nada bicaranya begitu tenang dan acuh tak acuh. Orang ini memiliki asal-usul yang tidak jauh berbeda dengan Jun Qiuyan. Dia dilahirkan dari salah satu pasukan terkemuka di Benua Penglai. Klan Alkimia, Klan Yun, adalah pasukan yang sangat mengerikan di Benua Penglai. Mereka tidak lebih lemah daripada Klan Jun.     

Selain Klan Jun dan Klan Yun, Renhuang perempuan yang sedang berkultivasi juga merupakan seorang kultivator dari salah satu pasukan terkemuka di Benua Penglai, Klan Shangguan. Di depan tebing itu, para kultivator dari tiga pasukan terkemuka di Benua Penglai telah berkumpul di sana.     

Pada kenyataannya, Jun Qiuyan dan Yun Zhe dari Klan Yun datang kemari bukan untuk Ye Futian. Mereka hanya kebetulan bertemu dengannya di sini. Jun Qiuyan tidak begitu peduli dengan Ye Futian, meskipun bakat Ye Futian dalam berkultivasi memang luar biasa.     

"Yun Zhe, jaga sikapmu," ujar seorang Tetua dari Klan Shangguan sambil mengerutkan keningnya di belakang Shangguan Qiuye. Ekspresinya tampak sedingin es. Yun Zhe sengaja mengganggu kultivasi Shangguan Qiuye.     

"Aku datang kemari untuk menanyakan perkembangan kultivasi Shangguan Qiuye. Kenapa senior justru menganggapku bersikap tidak sopan?" Yun Zhe bertanya pada Tetua itu sambil menatapnya. Tetua itu tidak memberikan tanggapan. Tubuhnya mengeluarkan hawa dingin yang samar. Hubungan antara beberapa klan terkemuka di Benua Penglai cukup rumit. Klan Yun, Klan Jun, dan Klan Shangguan selalu berselisih satu sama lain.     

Pada saat ini, cahaya yang menyelimuti tubuh Shangguan Qiuye perlahan-lahan meredup, dan kemudian dia berbalik. Tatapan matanya yang indah tampak sangat mempesona saat diarahkan pada Yun Zhe dan Jun Qiuyan.     

"Aku telah memahami beberapa hal. Apakah kau ingin bergabung denganku?" Shangguan Qiuye menjawab pertanyaan Yun Zhe dengan tenang.     

Yun Zhe menatap tebing raksasa di hadapannya. Simbol-simbol emas yang samar itu terlihat seperti sebuah teka-teki. Dia sama sekali tidak bisa memecahkan misteri dibalik simbol-simbol tersebut. Namun, mereka tahu dari orang-orang di sekitar mereka dan catatan klan mereka bahwa simbol-simbol di permukaan tebing itu adalah not-not musik.     

Seorang kultivator Buddha terkemuka telah mengukir sebuah teknik musik Buddha di permukaan tebing ini. Berdasarkan catatan klan mereka, teknik ini disebut sebagai 'Lagu Pembunuh Iblis Vajra'. Itu adalah teknik serangan dari Jalur Agung Musik yang sangat mengerikan. Lagu tersebut bisa menyerang jiwa spiritual orang lain secara langsung, dan sangat efektif dalam menahan kekuatan iblis. Kekuatannya sangatlah mengerikan.     

Namun, hanya para kultivator yang mahir dalam Jalur Agung Musik yang dapat memiliki kesempatan untuk memahaminya. Jun Qiuyan dan Yun Zhe tidak begitu memahami Jalur Agung Musik, sehingga mereka tidak mahir dalam kekuatan Jalur Agung jenis ini. Mereka mungkin bisa merasakannya secara samar. Namun, mustahil bagi mereka untuk memahami dan mengkultivasi Lagu Pembunuh Iblis Vajra.     

Setelah menatap mata Shangguan Qiuye, Yun Zhe bertanya pada Jun Qiuyan, yang berada di sampingnya, "Bagaimana menurutmu?"     

"Meskipun kita tidak mahir dalam Jalur Agung Musik, tidak ada salahnya untuk mencoba memahaminya. Semua Jalur Agung saling berhubungan satu sama lain. Kita mungkin bisa mendapatkan keuntungan yang tidak pernah kita bayangkan," jawab Jun Qiuyan sambil menatap Shangguan Qiuye. Saat dia mengatakan hal ini, dia juga memandang ke arah Ye Futian, yang berada tidak jauh darinya.     

"Baiklah," Yun Zhe setuju dengannya. "Kalau begitu, mari kita coba memahaminya sebentar. Kita akan lihat, apakah kita dapat memahami Lagu Pembunuh Iblis Vajra ini."     

Lagu Pembunuh Iblis Vajra. Ketika orang-orang mendengar Yun Zhe mengatakan hal ini, hati mereka berguncang. Apakah ajaran ini dikenal sebagai Lagu Pembunuh Iblis Vajra?     

Mereka berasal dari pasukan-pasukan terkemuka di Benua Penglai. Mereka adalah pasukan-pasukan yang paling mengenal seluk-beluk dari Pulau Dewa Timur. Apa yang mereka katakan seharusnya tidak mungkin salah.     

Ye Futian mengulangi nama itu di dalam benaknya. Apakah itu adalah sebuah teknik pembunuh iblis?     

Jun Qiuyan mengambil beberapa langkah ke depan, dan beberapa kultivator mengikutinya. Di belakang mereka, banyak sosok berbaris satu per satu. Aura mereka sangat mencengangkan. Mereka membuat para kultivator yang berada di udara merasakan tekanan yang samar.     

Jika seseorang mengamatinya dengan seksama, mereka akan menyadari bahwa kelompok Ye Futian secara kebetulan tidak lagi memiliki rute untuk melarikan diri dari tempat ini.     

Sebelumnya, sebuah pertempuran besar telah terjadi antara kelompok Ye Futian dan Klan Jun. Dia telah membunuh banyak kultivator dari Klan Jun.     

Setelah memasuki Wilayah Langit Ilusi, Jun Qiuyan berencana untuk tidak membiarkan Ye Futian pergi hidup-hidup.     

Sekarang karena tidak ada lagi para dewi dari Pulau Dewa Timur di sini, maka tidak ada seorang pun yang akan menghalangi langkah Jun Qiuyan.     

Dia memandang Ye Futian dan berkata, "Bukankah kau memiliki bakat yang luar biasa? Mari kita pahami dan kultivasi simbol-simbol ini bersama-sama."     

Jun Qiuyan mengizinkan Ye Futian untuk memahami simbol-simbol di tebing itu dengannya. Meskipun Jun Qiuyan tidak ingin mengakui bahwa Ye Futian ada hubungannya dengan insiden mekarnya Pohon Berbunga, dia tahu bahwa jauh di dalam lubuk hatinya, peristiwa itu memang ada hubungannya dengan Ye Futian.     

Namun, ini bukanlah hal yang penting. Tidak peduli apakah sosok dibalik peristiwa itu Ye Futian atau bukan, Jun Qiuyan tetap akan membunuhnya.     

Sebelum merenggut nyawa Ye Futian, dia akan membiarkan Ye Futian mengikutinya berkeliling untuk memahami ajaran kultivator untuk melihat seperti apa bakat Ye Futian yang sesungguhnya.     

Ye Futian melirik Jun Qiuyan dan mengabaikannya. Kemudian dia mengalihkan pandangannya ke arah tebing itu. Sejak awal dia memang berencana untuk berkultivasi di sini. Apa hubungannya hal ini dengan Jun Qiuyan? Apakah dia membutuhkan izin Jun Qiuyan untuk memahami simbol-simbol yang ada di sini?     

Melihat bahwa Ye Futian mengabaikannya, Jun Qiuyan juga tidak memedulikannya dan berbalik ke arah tebing.     

Semuanya kembali seperti sedia kala. Para kultivator yang hadir di sana juga kembali mengalihkan perhatian mereka pada tebing itu untuk mencoba memahami simbol-simbol tersebut.     

Ye Futian juga melakukan hal yang sama. Aura Jalur Agung terpancar dari tubuhnya dan dia bisa merasakan aura di permukaan tebing tersebut. Pada saat yang bersamaan, kedua mata Ye Futian bersinar terang. Mereka diselimuti oleh aura yang mempesona. Dalam sekejap, simbol-simbol emas itu tampak melesat keluar di dalam penglihatannya.     

Itu adalah...not-not musik.     

Ye Futian seperti memasuki kondisi tidak sadar. Perhatiannya terfokus pada permukaan tebing itu. Saat ini, rasanya seolah-olah dia telah memasuki sebuah area dengan keheningan mutlak di dalamnya. Not-not musik keemasan melompat-lompat di hadapannya.     

Ye Futian bisa merasakan adanya aura di dalam sana. Aura itu dapat dirasakan dengan sangat jelas olehnya. Rupanya ada aura yang tersimpan di dalam simbol-simbol itu, dan keduanya menyatu dengan baik satu sama lain. Ye Futian berusaha keras untuk mendeteksi keberadaan not-not musik dan aura tersebut. Dia bisa merasakan not-not musik itu melompat-lompat di sekitarnya, tapi dia tidak bisa mendengar suaranya.     

Lagu paling merdu di dunia ini adalah lagu yang tidak memiliki suara. Aura itu mungkin sudah menggantikan keberadaan suara dalam lagu tersebut.     

Panca indera Ye Futian memang sangat sensitif. Saat dia memfokuskan inderanya, simbol-simbol itu tampak hidup. Mereka berubah menjadi simbol-simbol keemasan yang menari-nari di udara, seolah-olah mereka sedang memainkan sebuah lagu yang merdu.     

Namun, tidak ada suara yang dihasilkan. Ye Futian tidak bisa mendengar apa pun.     

Ada not-not musik yang dimainkan, tapi tidak ada suara yang terdengar di sana.     

Meski begitu, tubuh Ye Futian saat ini memancarkan cahaya keemasan. Dia tampak seperti sedang menempa tubuh yang terbuat dari emas. Sekujur tubuhnya mulai berkilauan.     

Pemandangan ini membuat ekspresi Beigong Ao dan yang lainnya tampak aneh. Tidak peduli betapa luar biasanya bakat yang ditunjukkan Ye Futian sekarang, mereka tidak lagi terkejut akan hal tersebut. Namun, hal yang membuat mereka benar-benar tidak bisa berkata-kata adalah fakta bahwa dia tidak hanya menampilkan bakatnya yang luar biasa.     

Fakta bahwa dia juga mampu menguasai dan mengkultivasi berbagai macam kekuatan dari Jalur Agung adalah hal yang mengejutkan mereka.     

Sekarang, ternyata dia juga mahir dalam Jalur Agung Musik.     

Lalu, apakah ada kekuatan Jalur Agung yang tidak bisa dia kuasai?     

Kali ini, Ye Futian mampu memahami sesuatu yang jauh lebih sulit untuk dipahami daripada ilmu pedang. Dia bisa mendeteksi keberadaan not-not musik itu dan hanya berhasil memahami sesuatu dengan samar setelah berkultivasi untuk waktu yang lama.     

Lagu paling indah adalah lagu yang tak bersuara. Jalur Agung Musik tidak selalu berhubungan dengan lagu yang bisa didengar.     

Lagu Pembunuh Iblis Vajra mengontrol ritme suara. Ketika sebuah lagu mencapai tingkat yang cukup tinggi, Ye Futian bahkan tidak akan bisa mendengar suara dari lagu tersebut.     

Tingkat Plane-nya terlalu rendah. Itulah alasan kenapa dia tidak bisa mendengar suaranya, pikir Ye Futian dalam hati.     

Meskipun dia tidak bisa mendengarnya, panca inderanya sangat sensitif, dan dia bisa merasakan irama dari not-not musik itu. Melalui irama ini, dia masih bisa mencoba mengkultivasi lagu tersebut.     

Pada saat ini, Ye Futian semakin terbawa ke dalam kultivasinya. Dia menjadi benar-benar fokus saat merasakan irama pada bagian pertama dari not-not musik itu.     

Semua orang yang berada di area ini berusaha memahami not-not musik itu. Namun, sebagian besar dari mereka gagal memahami esensi utamanya. Pada saat ini, seorang Renhuang tingkat menengah meratap, "Aku telah mengkultivasi Jalur Agung Musik selama bertahun-tahun, dan aku bisa merasakan bahwa ini adalah lagu yang luar biasa. Sudah jelas, lagu ini merupakan sebuah teknik musik yang kuat. Sayangnya, aku tidak dapat memahami esensi utamanya. Aku yakin ini bukanlah peluang yang tepat untukku."     

Setelah mengatakan hal ini, dia menghela napas panjang. Pada akhirnya dia memutuskan untuk menyerah. Kemudian dia berbalik dan bersiap untuk pergi.     

"Apakah kau akan pergi?" seseorang bertanya.     

"Ya," jawab Tetua itu tanpa berbalik sedikit pun. "Aku ingin tahu apakah ada seseorang yang mampu memahami teknik musik ini dalam satu abad ke depan."     

Lagu itu terlalu sulit untuk dipahami.     

Dia telah mempelajari Jalur Agung Musik selama bertahun-tahun dan dapat dianggap sebagai 'ahli' dalam bidang tersebut. Namun, dia hanya bisa memahami sebagian kecil dari teknik ini. Dari sudut pandangnya, melihat tingginya tingkat kesulitan dalam memahami teknik musik ini, bahkan jika Pulau Dewa Timur dibuka untuk umum sebanyak sepuluh kali, mungkin tidak akan ada seorang pun yang berhasil mengkultivasinya.     

Namun, pada saat ini, sebuah irama yang tak berbentuk menyebar di udara dan menyebabkan Tetua itu berhenti melangkah. Kemudian dia berbalik dan memandang ke arah tebing itu. Dia melihat simbol-simbol keemasan bagian pertama tampak melesat keluar dari permukaan tebing tersebut. Simbol-simbol itu memancarkan cahaya keemasan yang menyilaukan serta gelombang suara dari Jalur Agung, yang langsung menyebar ke seluruh tempat. Semua orang bisa merasakan dengan jelas kekuatan dari suara itu.     

"Siapa yang melakukannya?"     

Janggut Tetua itu berkibar tertiup angin. Tatapan matanya tiba-tiba menjadi sangat tajam. Dia memandang ke arah kerumunan kultivator saat hatinya dipenuhi oleh kegelisahan. Seseorang berhasil memahami not-not musik itu. Meskipun itu hanya bagian pertama, namun itu adalah permulaan yang baik.     

Dengan perkembangan ini, maka memahami teka-teki ini tidak lagi menjadi mustahil untuk dilakukan.     

Tatapan matanya kini beralih pada Shangguan Qiuye. Sebelumnya, hanya dia yang berhasil beresonansi dengan permukaan tebing itu. Jika ada seseorang yang berhasil memahami not-not musik itu, Shangguan Qiuye memiliki kemungkinan tertinggi untuk melakukannya.     

Namun, pada saat ini, Shangguan Qiuye juga bisa merasakan jantungnya berdegup kencang. Kedua matanya yang indah terbuka, dan dia menatap permukaan tebing itu. Gelombang suara itu membuatnya merasa takjub. Ini adalah hasil yang ingin dia capai setelah berkultivasi sekian lama.     

Namun, sebelum dia mencapai langkah ini, orang lain telah melampauinya.     

Siapa yang berhasil melakukannya?     

Dia juga mengamati kerumunan kultivator di sekitarnya. Melihat reaksinya, Tetua itu memahami bahwa bukan Shangguan Qiuye yang melakukannya. Lalu siapa sebenarnya yang berhasil melakukannya?     

Banyak orang membuka mata mereka dan mengamati area di sekeliling mereka. Bahkan ada beberapa orang yang mulai berbisik satu sama lain. Mereka semua bisa merasakan apa yang baru saja terjadi.     

Shangguan Qiuye memandang ke arah Jun Qiuyan dan Yun Zhe. Tidak mungkin mereka berdua, bukan?     

Keduanya juga memandang Shangguan Qiuye. Yun Zhe menatapnya dengan curiga. Kemudian dia tersenyum dan bertanya, "Bukan kau yang melakukannya?"     

Shangguan Qiuye tidak perlu bertanya lagi untuk mengetahui bahwa bukan mereka yang berhasil melakukannya.     

Kalau bukan mereka, siapa?     

Siapa yang masih berkultivasi hingga detik ini?     

Shangguan Qiuye mengamati kerumunan kultivator dan akhirnya tatapan matanya mendarat pada satu sosok berambut abu-abu yang mengenakan jubah putih. Tatapan mata sosok itu masih tertuju pada permukaan tebing di hadapannya, dan dia tampak begitu fokus sampai-sampai dia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari tebing tersebut.     

Sosok yang dimaksud oleh Shangguan Qiuye adalah Ye Futian. Dia juga salah satu dari segelintir kultivator yang tidak bergeming dari tempatnya dan masih memahami not-not musik itu.     

Shangguan Qiuye tentu saja mencurigainya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.