Legenda Futian

Serangan Balasan



Serangan Balasan

0Orang-orang yang baru saja melancarkan serangan tiba-tiba berhenti. Badai irama dari Jalur Agung bergejolak di udara. Namun, kultivator-kultivator itu terdiam saat menyaksikan sosok-sosok itu berjatuhan ke permukaan tanah satu per satu.      1

Dalam sekejap, semua Renhuang tingkat bawah yang menyerang Ye Futian tewas terbunuh.     

Irama Jalur Agung bergema di sekitar mereka. Faktanya, mereka tidak dapat mendengar irama musiknya, tetapi mereka dapat merasakan kehadirannya. Seolah-olah rapalan sutra Buddha muncul di dalam benak mereka tanpa peringatan apa pun. Sementara itu di sekeliling mereka, cahaya Buddha keemasan bersinar terang. Ketika mereka kembali memandang tebing itu, mereka semua bisa melihat patung Buddha di sana. Patung itu membuat mereka ingin bersujud dan menyembahnya.     

Patung Buddha itu diselimuti oleh aura yang mengerikan di sekelilingnya. Patung itu bahkan memancarkan sensasi yang mengerikan. Ini adalah sang Buddha pembunuh iblis. Teknik yang digunakannya adalah Lagu Pembunuh Iblis Vajra. Ekspersi Buddha emas itu dipenuhi oleh amarah dan sikapnya tampak mengintimidasi, sehingga menyebabkan orang-orang merinding saat berada di hadapannya.     

Para Renhuang memandang ke arah sang Buddha. Banyak Renhuang yang relatif lemah merasakan dorongan untuk melarikan diri. Sangat berbahaya untuk berada di sini. Kecerobohan sekecil apa pun bisa membuat mereka tewas terbunuh akibat badai irama tersebut.     

Shangguan Qiuye kembali menatap Ye Futian, dan dia tampak terkejut. Pria ini terlalu kuat. Dia tidak hanya berhasil memahami Lagu Pembunuh Iblis Vajra, namun dia juga mampu mengaktifkan not-not musik keemasan di permukaan tebing itu. Dia mengubahnya menjadi badai irama dari Jalur Agung dan mengeluarkan kekuatan yang tersimpan di dalamnya. Dia benar-benar mengandalkan aura Jalur Agung di permukaan tebing itu untuk melancarkan serangannya.     

Bakatnya sungguh luar biasa.     

Meskipun Beigong Shuang dan yang lainnya juga tercengang menyaksikan hal ini, mereka sudah terbiasa dengan pemandangan semacam itu. Ini bukan pertama kalinya mereka menyaksikan kehebatan Ye Futian. Pria ini sangat istimewa. Rasanya seolah-olah tidak ada yang tidak bisa dia lakukan. Semuanya dimulai saat dia membangkitkan aura dari patung di depan Paviliun Dongyuan.     

Namun mereka baru menyadari bahwa bagi Ye Futian, membangkitkan aura dari patung di Paviliun Dongyuan itu bukanlah apa-apa. Di Pulau Dewa Timur, dia benar-benar memanfaatkan bakatnya secara maksimal.     

Irama Jalur Agung masih bergema di sekitar mereka dan berada dimana-mana. Seolah-olah Ye Futian sudah siap untuk melancarkan serangan kapan saja. Ekspresi Jun Qiuyan berubah menjadi sangat muram. Dia memandang ke arah dimana Ye Futian berada dan menyadari bahwa pria itu masih membelakangi mereka. Tubuh Ye Futian menghadap tebing di depannya; tampaknya dia masih fokus memahami simbol-simbol di permukaan tebing tersebut.     

Jun Qiuyan merasa keberadaannya hanyalah lelucon di mata Ye Futian; dia hanya berperan sebagai pemeran pendukung untuk menonjolkan bakat Ye Futian yang begitu luar biasa.     

"Serang. Bunuh dia!" Jun Qiuyan memberi perintah pada seseorang secara telepati. Kali ini, Jun Qiuyan tidak berencana untuk mengampuni nyawa Ye Futian. Dia telah berubah pikiran dan memutuskan untuk melenyapkan Ye Futian. Sebelum mereka tiba di tebing ini, Jun Qiuyan masih berniat menangkap Ye Futian hidup-hidup. Namun pada saat ini, sepertinya dia tidak mungkin melakukannya. Karena itulah, lebih baik dia membunuh Ye Futian sekarang juga.     

Tidak ada orang lain yang mendengar suara Jun Qiuyan, dan tidak ada yang tahu apa yang dia pikirkan. Jun Qiuyan berbicara secara telepati; oleh karena itu, hanya satu orang yang menerima perintahnya. Namun, orang ini juga bingung dengan kepercayaan diri yang ditunjukkan oleh Jun Qiuyan. Pada saat ini, Jun Qiuyan masih berencana untuk membunuh Ye Futian.     

Cahaya Buddha mengelilingi tubuh Ye Futian sementara not-not musik yang tak terhitung jumlahnya menari-nari di sekitar tubuhnya. Ye Futian mengabaikan segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya dan hanya memfokuskan perhatiannya pada kultivasinya.     

Seorang kultivator kuat berdiri tidak jauh dari tempat Ye Futian berada. Dia adalah seorang Renhuang tingkat atas, tepatnya di tingkat ketujuh. Dia memegang sebuah tombak di tangannya dan memiliki penampilan menonjol. Tombaknya sangat tajam dan diarahkan pada orang-orang yang menerjang ke arah Ye Futian.     

Tombak itu memancarkan kekuatan penghancur yang mengerikan.     

Pemilik tombak itu tidak lain adalah Yang Dongqing.     

*Whoosh*     

Tepat pada saat ini, tubuh Yang Dongqing bergerak. Dia berubah menjadi seberkas petir perak yang mengancam. Namun, dia tidak pergi menuju lawan-lawannya. Sebaliknya, dia melesat ke arah Ye Futian.     

Ye Futian membelakangi mereka. Apalagi, dia sedang mengaktifkan simbol-simbol yang ada di permukaan tebing itu. Dia seolah tidak menyadari tindakan yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya.     

Elang Angin Hitam memekik, sementara ekspresi Helian You dan Beigong Shuang berubah drastis. Para kultivator di sekitar mereka masih terlihat linglung. Apa yang sebenarnya sedang terjadi?     

Bukankah Yang Dongqing adalah anggota dari kelompok Ye Futian?     

Orang-orang merasa bingung saat menyaksikan perubahan peristiwa ini.     

Kekuatan penghancur yang mengejutkan terpancar dari tombak perak milik Yang Dongqing. Tombak itu melesat melintasi ruang hampa dalam sepersekian detik dan meninggalkan jejak keperakan yang mempesona.     

Semuanya terjadi begitu cepat. Yang Dongqing menyerang dari jarak dekat dalam sekejap. Tidak ada seorang pun yang cukup cepat untuk bereaksi terhadap serangannya.     

Ketika Jun Qiuyan menyaksikan pemandangan ini, kilatan keinginan membunuh yang mengerikan terlintas di matanya. Mungkin Ye Futian pun tidak menyadari hal ini. Pada kenyataannya, semuanya selalu berada dalam kendali Jun Qiuyan.     

Meskipun Jun Qiuyan telah berjanji pada Bai Mu untuk membiarkan Ye Futian pergi sebelumnya, sekarang setelah mereka memasuki Pulau Dewa Timur, Jun Qiuyan bertekad untuk membunuh Ye Futian. Bahkan jika dia tidak berhasil membunuh Ye Futian di Pulau Dewa Timur, dia tidak akan membiarkan Ye Futian meninggalkan Benua Penglai hidup-hidup.     

Setelah memasuki Pulau Dewa Timur, dia tidak mengirimkan bawahannya untuk mengikuti Ye Futian. Semuanya sudah berada dalam kendalinya. Yang Dongqing telah menjadi pengkhianat dan bersedia mengikuti Klan Jun. Dia juga sepertinya tidak meminta banyak persyaratan.     

"Yang Dongqing," tiba-tiba terdengar suara bernada dingin. Itu adalah suara dari Kaisar Helian. Dia tidak pernah membayangkan bahwa Yang Dongqing akan mengkhianati mereka dan menyerang mereka secara tiba-tiba. Serangan ini pasti akan berakibat fatal. Dapat dikatakan bahwa Ye Futian saat ini tidak memiliki pertahanan apa pun. Dia membelakangi semua orang dan mengandalkan kekuatan dari permukaan tebing itu untuk menghadapi kultivator-kultivator lainnya. Bagaimana caranya dia bisa mengetahui bahwa Yang Dongqing mencoba menyerangnya dari belakang?     

Jika Ye Futian binasa, maka semuanya akan berakhir dalam sekejap.     

Bagaimana mungkin dia bisa menangkis serangan yang mematikan ini?     

Saat Kaisar Helian berseru, terdengar suara berdesing di udara. Tombak itu langsung dikerahkan pada punggung Ye Futian. Pergerakannya terlalu cepat. Ye Futian tidak punya waktu untuk bereaksi.     

Saat ini, tatapan mata Yang Dongqing tampak sedingin es. Serangannya tidak kenal ampun dan sangat cepat. Serangan ini dikeluarkan tanpa ada keraguan sedikit pun.     

Tombak ini akan menentukan nasibnya dan Klan Yang di masa depan.     

Ketika berada di Danau Dewa Penglai, telah terjadi konflik antara Ye Futian dan Jun Qiuyan, yang merupakan anggota dari salah satu pasukan terkemuka di Benua Penglai. Yang Dongqing percaya bahwa Ye Futian sangat tidak masuk akal dalam bertindak. Meskipun Ye Futian memiliki bakat yang luar biasa, dia terlalu sombong dan sering merendahkan orang lain. Jika situasi ini terus berlanjut, orang-orang di sekitarnya pada akhirnya akan terseret ke dalam kekacauan yang ditimbulkan olehnya. Jika konflik ini terus memanas, para kultivator dari Klan Jun di Benua Penglai akan mendatangi benua mereka, dan Klan Yang akan menghadapi konsekuensi yang mengerikan.     

Oleh karena itu, Yang Dongqing telah berkomunikasi dengan Jun Qiuyan secara telepati kala itu.     

Dibandingkan dengan Kaisar Helian dan Beigong Ao, Yang Dongqing adalah orang yang paling tidak dipercayai oleh Ye Futian. Yang Dongqing tentu saja menyadari hal ini. Setelah mereka memasuki Pulau Dewa Timur, Beigong Ao telah mendapatkan banyak keuntungan, dan dia bahkan berhasil menerobos ke tingkat Plane berikutnya.     

Semua ini semakin memperkuat tekad Yang Dongqing. Jika Ye Futian tidak disingkirkan, dia mungkin akan membuat mereka semua terlibat dalam kekacauan yang dibuat olehnya. Jika Ye Futian tewas terbunuh dan Yang Dongqing berpihak pada Klan Jun, maka riwayat Beigong Ao dan Kaisar Helian akan berakhir di sini.     

Ketika hal itu terjadi, Yang Dongqing tidak hanya akan memegang kendali atas Paviliun Dongyuan, dia juga bisa menjadi sosok terkuat di benua itu. Dia bisa menguasai benua itu secara keseluruhan dan mengendalikan Keluarga Helian serta Keluarga Beigong di bawah komandonya.     

Selain itu, Yang Dongqing juga akan berteman dengan Jun Qiuyan dan membentuk aliansi dengan Klan Jun dari Benua Penglai. Statusnya akan menjadi sangat stabil, dan tidak ada seorang pun yang bisa menandinginya.     

Tidak peduli bagaimana caranya dalam mempertimbangkan masalah ini, membunuh Ye Futian adalah satu-satunya jalan yang harus ditempuh olehnya.     

Karena itulah, dia berani bertindak begitu tegas. Tatapan matanya tidak menunjukkan keraguan sedikit pun.     

Setelah serangan ini menghantam targetnya, hasil pertempuran ini akan diputuskan.     

Dia bahkan tidak berpikiran bahwa dia akan gagal. Pada jarak sedekat ini, dan dengan menggunakan serangan pamungkas dari Renhuang tingkat ketujuh, bagaimana mungkin dia bisa gagal?     

Dia tidak mungkin gagal. Ye Futian pasti akan mati.     

Saat tombak Yang Dongqing mendarat, dia memusatkan pandangannya ke depan, bersiap-siap untuk menyaksikan kematian Ye Futian dengan mata kepalanya sendiri.     

Namun, tombak itu belum menembus tubuh Ye Futian, dan rasanya tombak itu seperti menabrak dinding yang tidak bisa dihancurkan. Hal ini membuat Yang Dongqing mengerutkan keningnya. Itu adalah sebuah peralatan ritual.     

Ternyata tubuh Ye Futian dilindungi oleh sebuah peralatan ritual.     

Meski begitu, peralatan ritual itu hanya bisa melemahkan kekuatan serangannya. Mustahil untuk meredam serangannya seutuhnya. Serangan ini masih bisa membunuh Ye Futian.     

*Brak*     

Seperti yang diharapkan, tubuh Ye Futian terdorong ke depan akibat gelombang kejut yang dihasilkan. Tombak Yang Dongqing juga bergerak ke depan bersama tubuh Ye Futian. Tombak itu terus bergerak ke depan sambil memancarkan aura penghancur yang berusaha menghancurkan tubuh Ye Futian sepenuhnya.     

Namun pada saat ini, lapisan embun es langsung menyelimuti tombak itu dan bahkan menyebar ke tubuh Yang Dongqing. Aura es itu tidak hanya mengalir ke dalam tubuhnya saja, melainkan jiwa spiritualnya juga.     

Ye Futian masih memiliki kekuatan untuk melawan balik?     

Ekspresi Yang Dongqing sedikit berubah. Pada saat ini, not-not musik emas yang tak terhitung jumlahnya di sekelilingnya bersinar dengan cahaya yang menyilaukan. Not-not musik dari Jalur Agung itu langsung menyebar ke arahnya.     

"Bunuh dia."     

Ketika kata ini diucapkan, irama musik dari Jalur Agung yang mengerikan langsung menerobos masuk ke dalam pikiran Yang Dongqing. Ekspresinya berubah secara drastis saat jiwa spiritualnya mencoba melawan kekuatan ini. Hampir pada saat yang bersamaan, dedaunan yang tak terhitung jumlahnya mengelilingi tubuhnya. Kekuatan Yin mengalir ke dalam tubuhnya dan membuat dirinya tidak bisa bergerak. Sekujur tubuhnya menggigil, dan bahkan kemampuannya dalam berpikir tampaknya mulai melambat.     

Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi?     

Kenapa Ye Futian tidak mati, bahkan setelah melewati semua ini?     

Kaisar Helian dan Beigong Ao awalnya ingin bergerak. Namun, ketika mereka menyaksikan pemandangan ini, mereka juga tertegun dan berhenti di tempat mereka masing-masing.     

Di atas tubuh Ye Futian, aura pedang tak terbatas yang diperkuat oleh Cahaya Ilahi Yin melesat ke depan dan langsung menembus tubuh Yang Dongqing tanpa perlawanan.     

Pikiran Yang Dongqing sepertinya telah berhenti bekerja. Dia merasa semua ini sungguh tidak masuk akal. Bahkan dengan melancarkan serangan secara tiba-tiba, dia tidak dapat membunuh seorang Renhuang tingkat bawah. Sebaliknya, dia tewas terbunuh oleh serangan balasan yang dilancarkan oleh lawannya. Bisa dibayangkan betapa mengejutkannya hal ini?     

Apakah Ye Futian selama ini telah menyembunyikan kemampuan sejatinya?     

Ini adalah pemikiran terakhirnya. Pada saat berikutnya, sosok Yang Dongqing berubah menjadi debu. Seolah-olah dia tidak pernah ada di dunia ini.     

Yang Dongqing telah binasa.     

Sejak awal, Ye Futian telah mengawasi gerak-gerik Yang Dongqing semenjak dia mengizinkannya membawa satu orang ke Pulau Dewa Timur. Ye Futian ingin melihat apakah dia akan melakukan sesuatu di Pulau Dewa Timur. Bagaimana mungkin Ye Futian tidak mempersiapkan diri terhadap hal ini? Dia selalu mewaspadai kehadiran Yang Dongqing di dekatnya.     

Orang yang dibawa Yang Dongqing ke Pulau Dewa Timur adalah muridnya, bukan anaknya. Di sisi lain, Kaisar Helian dan Beigong Ao membawa putri mereka kemari.     

Pada saat genting seperti ini, sesuai dugaannya, Yang Dongqing mencoba untuk membunuh Ye Futian. Itu adalah momen yang tepat untuk menyingkirkan Yang Dongqing dan mencegah munculnya bahaya di masa depan.     

Ekspresi murid Yang Dongqing berubah drastis. Dia menatap Ye Futian dan berkata, "Masalah ini tidak ada hubungannya denganku."     

Namun, not-not musik dari Jalur Agung menyebar di udara, dan Ye Futian tetap membunuhnya dalam sekejap.     

Ketika Kaisar Helian menyaksikan pemandangan ini, hatinya berguncang. Untungnya, mereka telah memutuskan untuk berteman dengan Ye Futian saat itu dan tidak menjadi musuhnya.     

Pria misterius dengan bakat yang luar biasa ini membuat orang lain terkagum-kagum dengan bakatnya serta membuat mereka berhati-hati padanya.     

"Citra Klan Jun dari Benua Penglai benar-benar tercoreng karena ulahmu," ujar Ye Futian dengan acuh tak acuh. Nada bicaranya dipenuhi oleh ejekan di dalamnya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.