Legenda Futian

Mulai Bertindak



Mulai Bertindak

2Jun Qiuyan berdiri dari tempatnya. Tatapan matanya yang muram dipenuhi dengan keinginan membunuh saat dia menatap Ye Futian.      1

Namun, sekarang, Ye Futian sepertinya sama sekali tidak memedulikan keberadaan Jun Qiuyan. Dia tetap menghadap ke arah permukaan tebing, memberikan sensasi seolah-olah Jun Qiuyan adalah seorang idiot. Jun Qiuyan terus menerus memprovokasinya, tetapi dia justru terluka hanya dengan sepatah kata dari Ye Futian.     

Jun Qiuyan bisa merasakan wajahnya memerah. Keinginan membunuhnya tampak mengerikan. Sementara itu di sekelilingnya, banyak kultivator memandang ke arah Ye Futian. Tatapan mata tampak dingin dan acuh tak acuh. Mereka melangkah ke depan, dan dalam sekejap, tekanan dari Jalur Agung yang dahsyat menyelimuti seluruh tempat, termasuk area di depan tebing tersebut.     

Hal ini membuat para kultivator yang berada di depan tebing itu mengerutkan kening. Mereka merasa sedikit tidak puas dengan hal ini.     

Di sisi lain, Ye Futian sama sekali tidak terganggu. Namun, Shangguan Qiuye, yang juga berkultivasi di sana, kini terbangun dan tersadar dari kultivasinya. Tatapan matanya yang dingin beralih pada Jun Qiuyan dan anak buahnya. Kemudian dia berkata dengan nada dingin dan acuh tak acuh, "Jika kau ingin berkultivasi, lakukanlah dengan tenang. Jika tidak, pergilah dari sini sekarang juga."     

Dia baru saja mengatakan hal ini ketika aura penuh amarah yang tidak jauh berbeda terpancar dirinya, yang kemudian berubah menjadi irama dari Jalur Agung yang menyerang tubuh Jun Qiuyan.     

Jun Qiuyan mundur selangkah. Seberkas aura terpancar dari tubuhnya dan menyelimuti sosoknya. Pakaian yang dia kenakan berkibar tanpa henti. Dia menatap ke arah Shangguan Qiuye, yang telah berbalik. Tatapan matanya kini tampak sedingin es.     

Lagi-lagi ada orang yang memintanya untuk enyah dari tempat ini.     

Sebelumnya, Ye Futian telah mempermalukannya dengan kata-kata ini. Sekarang, dia mendengar Shangguan Qiuye mengucapkan kata-kata yang sama. Kapan Jun Qiuyan pernah mengalami penghinaan seperti ini?     

"Jika kau tidak berniat untuk berkultivasi, maka jangan ganggu kultivator lainnya," ujar seorang Renhuang tingkat kedelapan dengan malas-malasan. Dia berbicara tanpa memandang Jun Qiuyan, namun suaranya didengar oleh semua orang yang hadir di sana. Tujuannya untuk berbicara seperti itu sama dengan Shangguan Qiuye. Dia tidak ingin melihat Jun Qiuyan dan kelompoknya membuat keributan di sini.     

Atau dapat dikatakan bahwa dia tidak ingin mereka mengganggu Ye Futian berkultivasi.     

Saat ini, Ye Futian sedang berusaha memahami simbol-simbol di permukaan tebing itu dan mengaktifkannya. Hal ini membuat kultivator lain bisa merasakan simbol-simbol itu dengan lebih jelas daripada sebelumnya. Banyak orang kini bisa memahami irama dari not-not musik tersebut. Ini adalah bantuan bagi kultivasi mereka. Selama mereka bisa mulai memahami simbol-simbol itu, mereka perlahan-lahan bisa membuat kemajuan dan setidaknya memiliki kesempatan untuk memahami teknik tersebut.     

Namun, Jun Qiuyan justru membuat kekacauan di sini. Tentu saja mereka merasa terganggu olehnya.     

Meskipun banyak orang tetap diam, namun tekanan dari Jalur Agung yang samar juga terpancar dari tubuh mereka. Orang-orang yang hadir di sini semuanya adalah Renhuang terkemuka yang berasal dari berbagai macam benua. Jumlah mereka memang tidak banyak. Oleh karena itu, mereka tidak mengajukan protes secara terang-terangan, dan mereka tidak berani menentang Jun Qiuyan secara langsung.     

Di antara para kultivator yang hadir di sini, banyak dari mereka berasal dari pasukan-pasukan terkemuka di berbagai macam benua. Mereka semua adalah sosok-sosok bermartabat, jadi mereka tentu saja tidak tahan dengan seseorang yang bertingkah sombong dan egois.     

"Hanya dengan satu kata, kau telah dipukul mundur dan memuntahkan darah. Jun Qiuyan, jika aku berada di posisimu, aku akan melarikan diri sejauh mungkin. Bagaimana mungkin aku bisa menunjukkan wajahku di sini?" Shangguan Qiuye terus menerus mengkritiknya tanpa ampun. Dia juga berasal dari salah satu pasukan terkemuka di Benua Penglai. Meskipun ada perselisihan di antara mereka, dia percaya bahwa para anggota dari Klan Jun tidak berani mencelakainya. Terlebih lagi, ada beberapa kultivator dari Klan Shangguan di Pulau Dewa Timur.     

"Shangguan, sikapmu sudah keterlaluan," ujar Yun Zhe sambil memandang Shangguan Qiuye. "Kau juga seorang kultivator dari Benua Penglai, namun kau malah memihak orang lain. Apakah kau mencoba meninggalkan kesan baik pada pihak lawan karena kau mendapatkan pencerahan dalam kultivasimu? Mungkinkah kau berharap dia akan membantumu dalam berkultivasi?"     

"Kau juga. Jika kau ingin berkultivasi, maka diamlah. Jika kau tidak ingin berkultivasi, kau bisa pergi dari wilayah ini," Shangguan Qiuye juga memarahi Yun Zhe dengan nada dingin dan acuh tak acuh saat dia menatapnya dengan tajam.     

Kata-katanya membuat Yun Zhe terdiam. Dia menatap Shangguan Qiuye sambil sedikit menyeringai.     

"Kakak Senior Jun, apa yang harus kita lakukan?" dia bertanya sambil menatap Jun Qiuyan.     

Jun Qiuyan memandang ke arah kerumunan kultivator di sekitarnya. Meskipun banyak kultivator telah mengeluarkan aura Jalur Agung mereka masing-masing, namun dia sangat yakin bahwa hanya beberapa dari mereka yang berani melawannya. Para kultivator ini masih mementingkan nyawa mereka.     

Jun Qiuyan tidak percaya bahwa orang-orang ini tidak takut mati.     

Ye Futian juga terus memahami dan mengkultivasi irama yang terkandung di permukaan tebing itu. Jun Qiuyan tidak bisa menunggu lebih lama lagi.     

Tatapan mata Jun Qiuyan tampak tajam dan mengintimidasi. Dia memandang kerumunan kultivator di sekelilingnya dan berkata dengan suara keras, "Mereka yang tidak terlibat dengan urusan terkait Klan Jun, silahkan pergi meninggalkan area ini untuk sementara waktu. Setelah kami menyelesaikan semua urusan kami, kalian bisa kembali berkultivasi. Aku minta maaf karena telah mengganggu kalian semua."     

Saat Jun Qiuyan mengatakan hal ini, dia mengayunkan tangannya, dan dalam sekejap, banyak sosok melesat dan menyebar ke berbagai arah. Mereka adalah ratusan kultivator yang dia bawa ke Pulau Dewa Timur berkat semua tiket masuk ke Pulau Dewa Timur yang dia dapatkan. Pada saat itu juga, tekanan yang dahsyat menyelimuti area di depan tebing itu dan menekan orang-orang yang berada di sana.     

"Klan Jun dari Benua Penglai ingin menyelesaikan urusan kami. Kuharap kalian mendengarkan kata-kata kami. Silahkan pergi dari sini," seorang Renhuang tingkat kedelapan di samping Jun Qiuyan berbicara dengan suara keras, sehingga suaranya bisa didengar di kejauhan. Kata-katanya menyebabkan gendang telinga para kultivator yang berada di sana bergetar.     

Tekanan yang menyesakkan juga menyelimuti area tersebut. Banyak orang merasakan dorongan untuk mundur. Beberapa Renhuang yang relatif lemah bahkan sudah beranjak pergi. Masalah ini memang tidak ada hubungannya dengan mereka. Sehingga mereka tidak punya alasan untuk terjebak dalam kekacauan ini.     

Mereka memandang ke arah Jun Qiuyan. Mereka tidak pernah membayangkan bahwa meskipun banyak orang menentangnya, Jun Qiuyan masih bisa bertindak setegas ini. Caranya dalam melakukan sesuatu sangat tegas, serius, dan mengintimidasi.     

Seperti yang diharapkan, para kultivator mulai pergi satu per satu. Meskipun para kultivator yang berada di sini adalah sosok-sosok terkemuka di benua mereka masing-masing, namun mereka semua berasal dari pasukan yang berbeda-beda dan tidak membentuk satu aliansi di sini. Tentu saja mereka memiliki pendapat tersendiri dan tidak akan bertindak sebagai satu kelompok.     

Karena bagaimanapun juga, tidak ada keuntungan besar yang dipertaruhkan dalam masalah ini.     

Karena itulah, sebagian besar dari mereka memilih untuk mundur.     

"Yun Zhe, saat pertarungan dimulai, apakah para kultivator dari Klan Yun dapat membantu kita menahan perlawanan dari pasukan lawan?" Jun Qiuyan bertanya pada Yun Zhe, yang berdiri di sampingnya. Pada kenyataannya, dia mengisyaratkan pada Yun Zhe untuk mencegat mereka yang mencoba melarikan diri setelah pertempuran dimulai dan membunuh mereka semua bersama-sama. Hal ini akan terus memberikan tekanan yang luar biasa pada mereka yang memutuskan untuk tetap tinggal di sini.     

"Tidak masalah. Serahkan hal itu padaku," jawab Yun Zhe tanpa ragu-ragu. Mengapa dia harus ragu-ragu ketika dia mendapatkan kesempatan untuk tidak perlu terlibat saat kedua kelompok itu bertempur?     

Ada juga Klan Shangguan di sana. Yun Zhe ingin melihat terjadinya pertempuran besar antara Klan Jun dan Klan Shangguan. Dengan begitu, kedua belah pihak akan saling melemahkan kekuatan satu sama lain.     

Yun Zhe mengayunkan tangannya, dan dalam sekejap, para kultivator dari Klan Yun terbang tinggi ke atas langit. Mereka berdiri di posisi yang berbeda-beda. Aura Jalur Agung mereka terpancar dari tubuh masing-masing dan menyelimuti area ini. Dua pasukan terkemuka dari Benua Penglai telah memutuskan untuk bekerja sama dalam pertempuran ini.     

Melihat situasi saat ini, tampaknya Jun Qiuyan benar-benar bertekad untuk menangkap Ye Futian.     

"Tolong percepat langkah kalian. Jika kalian masih belum pergi saat pertarungan dimulai, maka kalian lebih baik tidak perlu pergi dari sini," Jun Qiuyan kembali berbicara dengan nada dingin, sehingga menyebabkan banyak orang terus-menerus pergi meninggalkan tempat itu.     

Sementara itu di bagian depan tebing, hanya ada beberapa orang yang tersisa di sana, dan mereka semua berasal dari tiga pasukan terkemuka.     

Mereka adalah para kultivator dari Paviliun Dongyuan, yang dipimpin oleh Ye Futian, Klan Shangguan yang dipimpin oleh Shangguan Qiuye, dan para kultivator yang bergerak di bawah komando Jun Qiuyan.     

Dia masih terus berkultivasi? Banyak orang memandang ke arah Ye Futian. Pertempuran ini akan segera dimulai, namun, Ye Futian tampaknya sama sekali tidak menyadarinya. Dia masih berusaha memahami teknik yang tersimpan di permukaan tebing itu tanpa terganggu sama sekali. Dia terus berkultivasi dengan tenang. Pemandangan ini membuat banyak orang bergumam dalam hati. Bakat pria ini dalam berkultivasi sudah sangat luar biasa sehingga pola pikirnya juga istimewa.     

Hanya saja tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana dia akan selamat dari krisis ini.     

Tatapan mata Shangguan Qiuye tampak dingin dan acuh tak acuh. Dia juga mengayunkan tangannya, dan dalam sekejap, beberapa kultivator berdiri di depan tebing tersebut, berhadapan dengan para kultivator dari Klan Jun. Namun, formasi mereka jauh lebih lemah daripada Klan Jun. Jun Qiuyan datang dengan persiapan yang matang kali ini. Dia telah membawa banyak kultivator ke Pulau Dewa Timur. Dalam jajaran anggotanya, ada para Renhuang dari Klan Jun dan para kultivator yang tidak memiliki tiket masuk ke Pulau Dewa Timur dan mengandalkan bantuan Jun Qiuyan untuk memasuki Pulau Dewa Timur.     

Para kultivator dari Klan Shangguan tidak bisa menghadapi lawan sebanyak itu. Mereka hanya bisa memilih untuk berdiri di hadapan Jun Qiuyan dan sekelompok kultivator di sampingnya. Dua pancaran tekanan yang mengerikan bertabrakan di area di antara dua pasukan ini berada.     

Jun Qiuyan memandang Shangguan Qiuye dan berkata, "Shangguan, apakah kau benar-benar percaya bahwa aku tidak berani melukaimu?"     

"Kau bisa mencobanya secara langsung," jawab Shangguan Qiuye. Tatapan matanya tampak sedingin es.     

Jun Qiuyan mengayunkan tangannya, dan dalam sekejap, beberapa Renhuang yang kuat langsung berhadapan dengan para kultivator dari Klan Shangguan. Dengan nada dingin, Jun Qiuyan memberi perintah, "Jika ada yang berani ikut campur dalam urusan Klan Jun, bunuh mereka tanpa ampun."     

"Kami mengerti," jawab para Renhuang itu sambil mengangguk pelan. Sikap mereka yang begitu tegas tampak sangat mengerikan.     

Kedua belah pihak tampil begitu mendominasi dan tidak ingin menyerah begitu saja.     

Di sisi lain, Yun Zhe memimpin pasukannya dan mengepung wilayah tersebut. Dia menyaksikan konflik di bagian bawah dengan tatapan sinis di matanya. Melihat situasi saat ini, kejadian hari ini memang menarik untuk disaksikan. Dia sudah tidak sabar untuk melihat bagaimana hasil akhirnya nanti.     

Jun Qiuyan tidak peduli dengan apa yang dipikirkan oleh Shangguan Qiuye. Jika para kultivator dari Klan Shangguan berani menghalangi jalannya, dia tidak perlu menunjukkan belas kasihan pada mereka.     

Jun Qiuyan memandang Ye Futian, yang masih berkultivasi di tempatnya. Tatapan mata Jun Qiuyan dipenuhi dengan keinginan membunuh di dalamnya. Namun untuk saat ini, dia tidak akan membunuh Ye Futian.     

"Tangkap dia hidup-hidup. Kalian boleh membuatnya lumpuh," perintah Jun Qiuyan. Nada bicaranya terdengar sangat dingin. Setelah dia selesai mengatakan hal ini, tekanan dari Jalur Agung yang dahsyat langsung menyebar ke arah Ye Futian.     

Di sekitar Ye Futian, ekspresi Beigong Ao, Kaisar Helian, dan yang lainnya langsung berubah. Meskipun mereka telah mengeluarkan kekuatan Jalur Agung mereka masing-masing untuk menangkis tekanan yang semakin mendekat, namun lawan mereka memiliki kemampuan yang luar biasa. Beigong Ao, Kaisar Helian, dan yang lainnya tidak bisa menahan mereka.     

"Serang."     

Di udara, serangan-serangan yang dahsyat dikerahkan tanpa henti. Ada kilatan petir yang mengerikan, cahaya pedang yang menakjubkan, serta serangan telapak tangan yang mengoyak ruang hampa. Rententan serangan ini menghujani medan pertempuran seperti terjangan ombak, diarahkan menuju tempat dimana Ye Futian dan kelompoknya berada.     

*Boom* Beigong Ao berdiri di atas langit dengan dikelilingi oleh kilatan petir, dan dia telah berubah wujud menjadi dewa petir. Kilatan petir yang tak terbatas menyambar di udara, dan dia menggunakan kekuatan petir itu untuk menangkis semua serangan yang semakin mendekat.     

Pada saat yang bersamaan, cahaya yang sangat menyilaukan tiba-tiba bersinar dari permukaan tebing itu. Semua simbol-simbol emas itu memancarkan lingkaran-lingkaran cahaya suci dari Jalur Agung secara bersamaan. Dalam sekejap, sebuah badai irama musik yang tak berbentuk bergejolak di atas medan pertempuran.     

Pada saat ini, semua orang secara samar-samar merasakan sebuah irama yang tak berbentuk di area tersebut. Rapalan sutra Buddha mengelilingi mereka dan bergema ke dalam telinga mereka. Irama ini tak berbentuk, namun berada dimana-mana. Inilah kekuatan dari Jalur Agung Musik.     

Cahaya yang menyilaukan terpancar dari permukaan tebing. Pada saat ini, di permukaan tebing itu, samar-samar muncul sebuah patung Buddha yang menjulang tinggi. Seolah-olah satu sosok Buddha kuno telah muncul di sana. Tubuh emasnya berkilauan, dan banyak simbol-simbol dari Jalur Agung mengelilinginya. Buddha ini sedang melantunkan sutra, dan suaranya bergema ke seluruh tempat.     

*Uhuk* Di area di depan tebing itu, seorang Renhuang yang menyerang Ye Futian tampak memuntahkan darah. Jiwa spiritualnya hancur berkeping-keping, dan tubuhnya jatuh tak bernyawa ke permukaan tanah. Dia tewas seketika.     

*Brak, Brak, Brak*     

Selanjutnya, banyak sosok satu per satu berjatuhan ke permukaan tanah. Ketika irama itu menerobos masuk ke dalam pikiran para Renhuang tingkat bawah, jiwa spiritual mereka dihancurkan dalam sekejap, dan mereka tewas seketika. Mereka benar-benar tidak bisa memberikan perlawanan dan langsung tewas terbunuh!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.