Legenda Futian

Teknik Pedang Tak Berbatas



Teknik Pedang Tak Berbatas

1"Hati-hati." Suara teriakan yang memekakkan telinga terdengar dari para anggota Klan Jun. Suara teriakan itu mengandung kekuatan Jalur Agung di dalamnya, dan sepertinya itu merupakan sebuah upaya untuk menghancurkan serangan irama musik yang ditujukan pada mereka. Rentetan gelombang suara yang tak berbentuk itu bisa menghancurkan jiwa spiritual, dan menyebabkan udara berubah menjadi gelombang mematikan dari sihir musik, yang merupakan ancaman besar bagi semua kultivator di bawah Renhuang Plane tingkat atas. Faktanya, gelombang-gelombang itu begitu dahsyat sehingga mereka bisa langsung membunuh siapa saja yang berada di bawah Renhuang Plane tingkat atas.      0

*Whoosh*     

Seorang Renhuang tingkat kedelapan melesat menuju Ye Futian dengan cepat. Kultivator itu memancarkan tekanan yang mengerikan, dan rentetan gelombang suara itu menghantam Ye Futian dan memengaruhi jiwa spiritualnya. Dia menatap Ye Futian dan menyadari bahwa terdapat banyak rune yang mengelilingi tubuh Ye Futian, seolah-olah dia adalah seorang Buddha. Sebuah lingkaran cahaya Buddha juga muncul di langit di atasnya.     

Beberapa saat yang lalu, Ye Futian telah menyerap kekuatan dari permukaan tebing dan mewarisi untaian aura dari Jalur Agung yang tersimpan di dalam permukaan tebing tersebut. Lebih tepatnya, permukaan tebing itu mengandung aura Jalur Agung dari Lagu Pembunuh Iblis Vajra di dalamnya.     

Aura Jalur Agung ini telah menyatu ke dalam teknik-teknik yang telah dia kuasai, jadi serangan-serangannya kini mampu mengancam Renhuang tingkat ketujuh mana pun, dan bahkan memengaruhi Renhuang tingkat kedelapan.     

Kultivator itu mengulurkan telapak tangannya ke depan dan mencengkeram area kosong di depannya. Dalam sekejap, muncul sebuah tangan raksasa yang menutupi langit dan matahari. Tangan itu berusaha meraih Ye Futian yang berada di seberangnya. Sebuah suara yang keras bergema di udara, sehingga membuat serangan itu tampak tidak bisa dihancurkan.     

Namun pada saat ini, Beigong Ao yang sempat tertegun, kini melesat ke depan. Dia mengeluarkan sebilah pedang petir yang mematikan di depannya. Disertai dengan suara gemeretak yang keras, pedang petir itu melesat menembus langit, dan telapak tangan raksasa itu terbelah menjadi dua bagian dalam sekejap.     

"Aku akan menahan pergerakannya," ujar kultivator yang baru saja melancarkan serangan dengan nada dingin. Saat dia melangkah di udara, suara dari Jalur Agung bergema di medan pertempuran. Dia mengulurkan kedua telapak tangannya ke depan, dan dalam sekejap, area itu berubah menjadi sebuah area Jalur Agung dengan menjadikan sosoknya sebagai titik pusat. Akibatnya, Beigong Ao terjebak di area ini.     

Area Jalur Agung ini terdiri dari deretan pegunungan kuno yang menakjubkan di dalamnya. Mereka mengitari tubuh Beigong Ao dan menyegel area di sekitarnya. Seolah-olah mereka tidak berada di Pulau Dewa Timur, melainkan di suatu wilayah pegunungan yang terpencil.     

Kultivator itu tidak menyegel Ye Futian bersama Beigong Ao di satu tempat yang sama karena dia takut tidak bisa menghadapi mereka berdua sendirian.     

Di kubu Ye Futian, hanya ada satu Renhuang tingkat kedelapan, dan dia adalah Beigong Ao. Sementara di kubu lawan, ada tiga Renhuang tingkat kedelapan di sana. Selama mereka bisa menahan pergerakan Beigong Ao, maka kultivator lainnya dapat membunuh Ye Futian dengan mudah.     

Di antara dua Renhuang tingkat kedelapan lainnya, salah satunya bertugas melindungi Jun Qiuyan, sementara satu Renhuang lainnya melangkah ke depan dan berdiri di langit di atas Ye Futian. Di area sekitar mereka juga ada banyak Renhuang lain yang ditempatkan di berbagai lokasi. Sebagian besar dari mereka merupakan Renhuang tingkat ketujuh dan keenam. Mereka memancarkan kekuatan yang mengerikan, dan aura mereka tampak mengintimidasi.     

Siapa pun yang berada di bawah Renhuang Plane tingkat keenam tidak akan berani mendekati Ye Futian. Hal ini disebabkan karena Lagu Pembunuh Iblis Vajra akan menjadi ancaman bagi para Renhuang tingkat keenam, bahkan lagu tersebut bisa membunuh mereka.     

Renhuang tingkat kedelapan itu bergerak dan tiba di area di atas kepala Ye Futian. Dia memancarkan aura yang mengerikan, sementara tubuhnya berkilauan dengan cahaya keemasan. Di atas langit, pancaran cahaya keemasan memenuhi seluruh penjuru langit, seolah-olah dia akan menciptakan sebuah lukisan emas yang sangat indah.     

Sebuah suara yang keras bergema di udara. Pilar-pilar batu emas raksasa bermunculan di atas langit. Gambaran-gambaran mengerikan terukir di setiap pilar batu emas tersebut. Pilar-pilar itu menutupi seluruh penjuru langit.     

*Boom*     

Udara bergetar hebat untuk beberapa saat, dan pilar-pilar emas yang berukuran besar itu turun dari atas langit dan menancap di delapan arah mata angin. Disertai dengan suara yang memekakkan telinga, pilar-pilar batu emas di sekitar Ye Futian menyegel area di sekitarnya. Cahaya keemasan yang dipancarkan oleh pilar-pilar batu itu bergabung menjadi satu kesatuan dan membentuk sebuah penghalang yang menyegel wilayah tersebut. Sementara itu, cahaya keemasan di bawah kaki Ye Futian berubah menjadi sebuah lukisan emas.     

Renhuang tingkat kedelapan itu membentuk segel dengan tangannya di udara, dan dalam sekejap, lukisan itu terus menerus berubah bentuk. Pada akhirnya, lukisan itu berubah menjadi seekor naga emas raksasa. Naga itu berputar-putar ke atas langit. Saat berhadapan dengan naga raksasa itu, Ye Futian tampak sangat kecil dan lemah.     

"Bunuh dia," Renhuang tingkat kedelapan itu memberi perintah dengan nada dingin. Naga raksasa itu terbang menuju Ye Futian dengan niat untuk membunuhnya. Naga tersebut terbang menukik ke arah Ye Futian sambil mengayunkan kedua cakar emasnya, yang tampaknya mampu mengoyak ruang hampa. Kekuatannya memang sangat mengerikan.     

"Hmm, jadi dia mahir dalam menggunakan matriks." Ye Futian mendongak untuk memandang Renhuang yang berada di udara. Ini adalah sebuah matriks emas dari Jalur Agung, dan naga raksasa itu tercipta dari dalam matriks ini.     

Di kejauhan, Shangguan Qiuye tentu saja mengetahui identitas kultivator yang menyerang Ye Futian. Kultivator ini memiliki status yang sangat tinggi di antara jajaran anggota Klan Jun. Dia adalah seorang alkemis terkemuka yang mampu membentuk matriks elemen logam yang kuat. Dia memiliki kekuatan yang luar biasa dan sangat dihormati oleh Klan Jun. Dia juga dikenal sebagai 'Tuan Yan'.     

Bagaimana mungkin Ye Futian bisa berpikiran untuk berlindung dari serangan-serangan yang dilancarkan oleh sosok sekuat itu?     

Ditambah lagi, dalam menghadapi teknik alkimia sekuat itu, bahkan serangan sihir musik Ye Futian pun tidak akan berguna. Karena alasan inilah lawannya mengirim Tuan Yan untuk menghadapi Ye Futian.     

Tubuh Ye Futian mengeluarkan bilah-bilah pedang dengan hawa dingin yang menusuk tulang. Aura pedang tampak mengelilingi tubuhnya, dan sekujur tubuhnya tampak berubah menjadi sebilah pedang yang sangat tajam.     

*Syuutt* Bilah-bilah pedang itu tiba-tiba bersinar disertai dengan suara dengungan, dan tubuh Ye Futian melesat seperti anak panah di udara. Ketika sepasang cakar naga yang tajam itu semakin mendekat, tubuhnya merunduk ke samping dan terus melesat pergi, dia menghilang dalam sekejap.     

"Kau tidak akan bisa melarikan diri dariku!" Tuan Yan berseru. Saat dia selesai berbicara, pilar-pilar batu emas yang berdiri di antara langit dan bumi itu memancarkan cahaya yang kemudian berubah menjadi sebuah dinding cahaya dan menyegel semua jalur yang mengarah ke atas langit. Sepertinya Ye Futian akan terjebak di dalam dinding ini; lagipula, bahkan kekuatan Jalur Agung Ruang dan Waktu tidak bisa menembus dinding tersebut.     

Sebilah pedang ilahi muncul di tangan Ye Futian dan langsung dikerahkan menuju dinding cahaya itu. Ketika ujung pedang tersebut menabrak dinding cahaya, muncul sebuah gelombang kekuatan yang mengerikan. Dinding cahaya itu sepertinya telah mengeras, dan garis-garis rune muncul di permukaannya. Mereka menyegel seluruh tempat dengan tujuan ingin menjebak dan membunuh Ye Futian dalam area emas ini.     

Pada saat yang bersamaan, muncul seberkas aura pedang yang tak tertandingi di sekitar tubuh Ye Futian. Aura pedang ini mengalir ke dalam pedang ilahi yang dikeluarkan oleh Ye Futian. Dalam sekejap, seberkas sinar dari cahaya suci melesat menembus langit, dan membuat kumpulan awan jadi tercerai-berai.     

*Krak*     

Tiba-tiba terdengar suara gemeretak saat banyak retakan bermunculan di permukaan dinding cahaya itu seperti jaring laba-laba. Tidak lama kemudian, dinding itu hancur sedikit demi sedikit.     

Tuan Yan menyipitkan matanya saat menyaksikan pemandangan yang muncul di hadapannya. Pada saat dinding cahaya itu hancur, disertai dengan suara keras yang bergema di udara, seberkas cahaya yang mematikan melesat menembus awan, dan langsung terbang ke arahnya.     

*Dong* Sebuah suara yang mirip dengan suara Buddha bergema dan menyerang jiwa spiritualnya. Tuan Yan bisa merasakan jiwa spiritualnya berguncang untuk beberapa saat. Satu sosok Buddha emas muncul di dalam benaknya, sementara di hadapannya, Ye Futian juga tampak berubah menjadi seorang Buddha.     

Tentu saja dia mengetahui bahwa ini bukanlah kenyataan. Ketika suatu aura dari Jalur Agung cukup kuat, maka sebuah ilusi bisa terbentuk. Apa yang dilihatnya memang dibentuk dari Jalur Agung.     

Dia merasa sedikit ketakutan. Kedua telapak tangannya dikerahkan ke bawah secara bersamaan. Pada saat itu juga, lukisan emas yang indah itu bersinar dan dikerahkan menuju Ye Futian.     

Sementara itu di bagian bawah, seribu bayangan pedang telah muncul. Saat semua bayangan pedang itu mencapai targetnya, mereka bergabung menjadi satu pedang.     

*Boom*     

Sebuah suara yang keras bergema di udara; pedang ilahi itu benar-benar menghancurkan lukisan tersebut. Seberkas cahaya pedang yang mengerikan langsung menyelimuti langit dan menyebar ke seluruh tempat. Meskipun ada dinding cahaya keemasan yang menyelimuti tubuh Tuan Yan, namun banyak retakan bermunculan di dinding tersebut akibat serangan dari aura pedang Ye Futian. Akan tetapi, Tuan Yan memanfaatkan gelombang kejut yang terbentuk dari tabrakan itu untuk bergegas mundur ke arah langit.     

"Sebenarnya sekuat apakah dia?" Orang-orang yang berada di sekitar medan pertempuran tampak terkejut. Serangan yang dia keluarkan begitu dahsyat sehingga bisa memaksa seorang Renhuang tingkat kedelapan untuk mundur ketakutan.     

"Dia memiliki aura pedang dari Gunung Pedang, dan dia juga menggabungkan aura Jalur Agung yang terkandung dalam permukaan tebing ke dalam serangan-serangannya." Saat melihat serangan-serangan yang dilancarkan Ye Futian, Helian You langsung mengetahui dari mana sumber kekuatannya berasal. Sepertinya Ye Futian telah memperoleh banyak keuntungan dari dua peluang Jalur Agung yang dia temui sebelumnya, dan keuntungan yang dia dapatkan terlihat sangat jelas dalam pertarungan ini.     

Pada saat serangan pedangnya mendarat, tubuh Ye Futian menghilang dari tempatnya berada. Sementara itu di atas langit, jejak-jejak yang mempesona bermunculan, dan di belakangnya muncul bayangan-bayangan pedang.     

Di lokasi lainnya, ekspresi beberapa Renhuang tampak terkejut. Mereka semua bisa merasakan gelombang suara dari sihir musik yang mengerikan itu mengalir ke arah mereka dan menyerang jiwa spiritual mereka secara langsung. Tepat setelah itu, mereka melihat seberkas cahaya pedang.     

"Hati-hati," Tuan Yan berteriak dalam upaya untuk menyadarkan mereka dari keterkejutan yang mereka rasakan. Sayangnya, bilah-bilah pedang itu melintas, dan suara sayatan pedang bergema di udara. Sepertinya beberapa Renhuang telah dibunuh secara bersamaan meskipun mereka berjauhan satu sama lain. Bahkan tidak ada jeda waktu di antara kematian mereka.     

Ledakan dari gabungan dua jenis serangan itu memiliki dampak yang mengerikan. Mereka yang bukan Renhuang tingkat atas tidak akan mampu menahan satu serangan pun.     

Tuan Yan melangkah ke depan untuk melacak dan membunuh Ye Futian.     

Namun, dia melihat tubuh Ye Futian berubah menjadi sebuah bayangan. Tubuhnya muncul di depan seorang Renhuang tingkat atas dengan Roda Ilahi tingkat ketujuh.     

Renhuang tingkat atas itu memandang Ye Futian, dan dia juga melihat satu sosok Buddha emas di dalam benaknya. Dalam sekejap, serangan irama musik yang mengerikan menghantamnya, dan seolah-olah ada aliran simbol Buddha yang terus menerus memasuki pikirannya. Rapalan sutra Buddha bergema di dalam benaknya, sehingga menyebabkan jiwa spiritualnya bergetar.     

"Jangan terpengaruh oleh suara itu," Tuan Yan kembali berteriak. Ekspresi Renhuang tingkat kedelapan yang berdiri di samping Jun Qiuyan juga sedikit berubah. Dia tidak menyangka bahwa Lagu Pembunuh Iblis Vajra milik Ye Futian sangatlah kuat sehingga mampu memengaruhi seorang Renhuang tingkat atas.     

"Dia telah mendapatkan aura Jalur Agung yang tersimpan di dalam permukaan tebing, yang merupakan alasan dibalik kekuatan mengerikan dari Lagu Pembunuh Iblis Vajra," ujar Renhuang tingkat kedelapan itu pada Jun Qiuyan, yang berdiri di belakangnya. Saat dia selesai berbicara, dia melihat serangan pedang lainnya.     

Roda Ilahi milik Renhuang tingkat kedelapan itu dikeluarkan; Roda Ilahi miliknya berbentuk sebuah lonceng kuno yang berukuran sangat besar. Disertai dengan teriakan penuh amarah, dia menerjang ke depan. Lonceng kuno raksasa itu mengeluarkan tekanan mengejutkan yang bergema di area sekitarnya.     

Pergerakan Ye Futian di udara meninggalkan lengkungan yang tampak menakjubkan. Dia bergerak sangat cepat sehingga sulit untuk menemukan dimana tubuh aslinya berada. Bayangan-bayangan pedang itu tampak memanjang, sementara Roda Ilahi dari Jalur Agung tampak membeku di udara. Orang-orang melihat seberkas kilatan pedang menembus kekuatan dari Jalur Agung dan langsung melesat menuju lawan Ye Futian.     

*Syuutt*     

Jalur Pedang tidak memiliki batasan. Seolah-olah dia mengabaikan jarak sejauh apa pun, saat ini sosok Ye Futian muncul di belakang lawannya sambil memunggungi Renhuang tingkat kedelapan itu. Pada detik berikutnya, Renhuang tingkat kedelapan itu dihancurkan menjadi debu dan lenyap akibat kekuatan Qi pedang milik Ye Futian.     

Seorang Renhuang tingkat ketujuh tewas terbunuh dengan satu serangan.     

Di area yang luas itu, semua Renhuang bisa merasakan hati mereka berguncang. Ketakutan mereka terhadap seorang Renhuang tingkat bawah benar-benar membuat tubuh mereka menjadi kaku. Meskipun ini mungkin tampak seperti sebuah lelucon yang buruk, namun ini adalah kenyataan yang sedang mereka hadapi sekarang.     

Seorang Renhuang tingkat bawah sedang melakukan pembantaian terhadap Renhuang tingkat menengah dan Renhuang tingkat atas.     

Shangguan Qiuye memandang sosok Ye Futian dan tidak tahu harus berpikiran seperti apa. Tidak heran jika b*jingan itu berani mengabaikannya. Dia tidak pernah membayangkan bahwa pria itu mampu mewarisi aura Jalur Agung di dalam permukaan tebing yang telah hancur. Kekuatan sejatinya juga jauh lebih mengerikan dari apa yang dia bayangkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.