Legenda Futian

Tekad Kuat Beigong Ao



Tekad Kuat Beigong Ao

1Semua kultivator yang berada di depan tebing ikut menyaksikan kehancuran tebing tersebut dan tidak bisa berkata-kata. Tebing itu hancur tak bersisa,      1

Peluang Jalur Agung ini lenyap begitu saja, dan sekarang, orang-orang tidak memiliki kesempatan lagi untuk mendapatkannya.     

Hal ini juga menunjukkan bahwa Ye Futian telah mewarisi peluang Jalur Agung ini dan memegang kendali mutlak atas warisan tersebut. Karena dia adalah sosok yang sangat jenius, maka tidak mengejutkan untuk melihat bahwa peluang Jalur Agung ini hanya dimiliki oleh satu orang, dan tidak ada orang lain yang bisa mendapatkan keuntungan darinya.     

Sungguh tidak berperasaan!     

Sekarang para kultivator itu tidak punya tempat untuk berkultivasi. Peluang Jalur Agung ini telah lenyap, dan tidak ada lagi kesempatan untuk memahami Lagu Pembunuh Iblis Vajra ini.     

Shangguan Qiuye memandang ke arah tebing yang telah menghilang itu dan merasa bingung karena tebing itu sudah tidak ada lagi di sana... Dia sudah menemukan metode yang tepat dimana dia bisa memahami teknik tersembunyi di dalam tebing ini secara perlahan-lahan. Tapi hal ini terjadi bersamaan dengan berhasilnya Ye Futian memahami peluang Jalur Agung di tebing ini dan menyerap semua not musik itu hingga tak bersisa.     

Di masa depan, tidak akan ada lagi peluang seperti itu.     

Bahkan jika mereka datang kemari lagi, peluang itu tidak akan bisa mereka temui lagi.     

"Memanfaatkan peluang Jalur Agung untuk kepentingan pribadi; sungguh luar biasa." Tiba-tiba terdengar sebuah suara di suatu tempat, dan ternyata sosok yang baru saja berbicara adalah Yun Zhe, yang masih belum beranjak pergi dari tempatnya. Dia berdiri di udara dan menyaksikan semua ini terjadi dengan tenang. Dia baru angkat bicara ketika dia melihat bahwa Ye Futian telah membuat tebing itu menghilang.     

Di belakang Ye Futian, Beigong Ao dan yang lainnya berbalik dan melihat Yun Zhe, dengan tangan terlipat di hadapannya, menyaksikan semua ini dengan penuh minat.     

Tebing itu telah lenyap. Ye Futian berhasil memahami warisan di dalamnya, tetapi hal ini juga menunjukkan bahwa dia tidak lagi memiliki tebing itu sebagai tambahan kekuatannya, dan dia tidak bisa lagi menggunakan kekuatan tebing tersebut, jadi...     

Ketika Yun Zhe memikirkan hal ini, dia menoleh untuk memandang ke kejauhan. Benar saja, Jun Qiuyan dan kelompoknya yang mundur ke kejauhan sekarang sedang bergerak mendekat. Mereka telah menunggu momen seperti ini untuk membunuh Ye Futian. Bagaimana mungkin mereka melewatkan kesempatan seperti ini begitu saja?     

Tanpa adanya perlindungan dari tebing itu, Ye Futian pasti akan mati.     

Sebuah tekanan yang kuat menyelimuti mereka. Kekuatan dari tekanan ini sangat mengerikan. Orang-orang yang berada di sekitar Ye Futian mengerutkan kening saat mereka merasa ada sesuatu yang tidak beres di sini.     

Sebelumnya ketika Ye Futian melakukan dua upaya untuk membunuh lawan-lawannya, pertama saat dia menggunakan aura pedang di Gunung Pedang, dan sekarang dengan bantuan tebing, dia telah dua kali memanfaatkan kekuatan eksternal dari Pulau Dewa Timur. Sekarang, tidak ada lagi kekuatan eksternal yang bisa dia gunakan, dan pasukan lawan memiliki jajaran anggota yang cukup kuat, jauh melebihi mereka. Mungkin akan ada masalah yang menanti mereka.     

Dengan menghilangnya tebing itu, dan tidak ada satu orang pun di sini yang mengenal Ye Futian sebelumnya dan tidak memiliki hubungan apa pun dengannya, mereka tidak akan menyimpan kebencian terhadap Jun Qiuyan seperti sebelumnya. Bahkan mereka mungkin menjadi tidak senang dengan keberadaan Ye Futian karena dia telah menghancurkan tebing itu.     

Kali ini, semua orang mungkin tidak akan berani ikut campur.     

Tidak lama kemudian, Jun Qiuyan tiba di sana dan mengamati kerumunan kultivator di sekelilingnya. Dia melihat bahwa Ye Futian masih memunggunginya, seolah-olah dia terus menyerap not-not musik yang telah dia hisap sebelumnya.     

Tatapan mata Jun Qiuyan tampak sedingin es dan acuh tak acuh. Kemudian dia berkata dengan nada dingin, "Kalian menghalangi jalanku sebelumnya karena kalian ingin menggunakan pemahamannya untuk berkultivasi. Bagaimana hasilnya bagi kalian semua sekarang?"     

Semua orang tidak bisa berkata-kata, dan perasaan mereka kini campur aduk. Mereka memang ingin menggunakan kekuatan Ye Futian untuk memperdalam pemahaman mereka masing-masing, dan mereka memang mendapatkan keuntungan darinya. Tapi sekarang, semuanya telah hancur menjadi debu, dan harapan mereka telah musnah.     

Tapi bisakah penyebab dari masalah ini hanya ditujukan pada Ye Futian?     

Dia memiliki pemahaman yang luar biasa dan tak tertandingi, jauh melampaui semua orang, yang memungkinkan dirinya untuk memahami Lagu Pembunuh Iblis Vajra yang tersimpan di tebing itu seutuhnya, menyerap kekuatannya dan memanfaatkan peluang tersebut. Apalagi yang bisa mereka katakan tentang hal ini?     

Bahkan jika ada ketidakpuasan di dalam hati mereka, namun semua ini tidak dapat diubah, dan Ye Futian tidak akan mengembalikan tebing itu untuk mereka.     

Jun Qiuyan melihat bahwa semua orang terdiam saat dia mengamati mereka. Akhirnya, tatapan matanya mendarat pada Ye Futian dan kelompoknya, termasuk Beigong Ao dan kultivator lainnya; tatapan matanya menyiratkan keinginan membunuh yang dingin.     

Sekarang, siapa lagi yang bisa melindungi Ye Futian?     

Dia memandang Shangguan Qiuye, yang berada tidak jauh darinya, dan menyadari bahwa Shangguan Qiuye juga memandang ke arah Ye Futian, dan bertanya secara telepati, "Apakah kau butuh bantuan?"     

Dia masih bersedia membantu Ye Futian, yang selalu bersikap pasif saat mereka berkomunikasi satu sama lain. Bahkan pada saat seperti ini, asalkan Ye Futian bersedia, dia dengan senang hati memberikan bantuan pada Ye Futian.     

Pria sombong ini menolak bantuannya dengan tegas sebelumnya; lalu, bagaimana dengan sekarang?     

Ye Futian tidak mengatakan apa-apa. Tampaknya dia masih berkultivasi, dan aliran cahaya dari Jalur Agung mengalir di sekelilingnya.     

Dia tetap tidak mau berbicara?     

Shangguan Qiuye berpikir dalam hati, sepertinya pria sombong ini tidak butuh bantuan, bahkan di momen seperti ini sekali pun.     

Tapi ketika dia memikirkan penolakan Ye Futian sebelumnya, Shangguan Qiuye kembali berbicara secara telepati, "Jika kau butuh bantuan, kau cukup menganggukkan kepala, dan aku akan membantumu."     

Dia tidak ingin mempercayai bahwa Ye Futian tidak akan berubah pikiran.     

Ye Futian masih tidak memberikan tanggapan. Tentu saja dia mendengar kata-katanya, tetapi nada bicara Shangguan Qiuye terkesan memaksa. Dia seperti memintanya untuk memohon bantuannya. Mungkin hal ini terjadi karena penawarannya ditolak sebelumnya dan sekarang menginginkan kesempatan untuk memperbaiki citranya.     

Tampaknya permaisuri dari Klan Shangguan ini cukup keras kepala.     

Cahaya dari Jalur Agung mengalir di sekelilingnya dan menyebar di dalam tubuhnya. Ye Futian perlahan-lahan berbalik dan memandang Shangguan Qiuye, dan mengirimkan suaranya sebagai jawaban, "Tidak perlu."     

"…"     

Shangguan Qiuye tertegun sejenak. Kedua matanya yang indah berkedip sekali saat dia menatap Ye Futian. Ada sedikit perubahan emosi di dalam tatapan matanya; b*jingan ini...     

"Tanpa adanya bantuan dari kekuatan tebing seperti sebelumnya, bagaimana caranya kau bisa menghadapi para kultivator dari Klan Jun? Rekan-rekanmu tidak berada di tingkat yang sama dengan mereka, belum lagi Yun Zhe masih mengawasi semuanya dari kejauhan. Apakah kau benar-benar berpikir bahwa kau bisa pergi dari sini hidup-hidup?" ujar Shangguan Qiuye dengan nada dingin.     

Ye Futian menatap Shangguan Qiuye dengan ekspresi aneh di wajahnya.     

Ada apa dengan wanita ini?     

Kenapa dia memaksanya untuk meminta bantuan darinya?     

"Tidak usah repot-repot." Ye Futian menjawab dengan nada datar dan membuat Shangguan Qiuye benar-benar tidak bisa berkata-kata. Bahkan kemarahan terlintas di kedua matanya yang indah. Dia telah melihat bahwa Ye Futian memiliki bakat yang luar biasa dan tidak ingin melihatnya binasa di sini, jadi dia memutuskan untuk memberikan bantuan sekaligus merekrut seorang kultivator dengan bakat yang luar biasa untuk Klan Shangguan.     

Tapi dia tidak pernah mengira bahwa Ye Futian benar-benar mengabaikan niat baiknya, pria ini bahkan tidak memedulikannya sama sekali.     

"Kurasa kekhawatiranku terlalu berlebihan," jawab Shangguan Qiuye dengan nada dingin. Dia tidak ingin berbicara lagi; dia berencana untuk menyaksikan semuanya dari samping.     

Dia ingin melihat bagaimana cara Ye Futian dalam menghadapi situasi ini.     

Dengan dihadapkan oleh keinginan membunuh Jun Qiuyan yang berapi-api, bagaimana dia bisa bertarung melawannya?     

Ye Futian berjalan beberapa langkah ke depan, lalu mengangkat kepalanya untuk memandang ke depan, dan melihat bahwa para Renhuang yang dibawa kemari oleh Jun Qiuyan berdiri dalam formasi yang kokoh. Kekuatan Jalur Agung yang mengerikan menyelimuti seluruh tempat, sehingga area ini terasa menyesakkan akibat tekanan yang mereka pancarkan.     

Para kultivator yang sebelumnya berada di sana telah pergi meninggalkan area tersebut. Tidak lama kemudian, hanya Ye Futian dan beberapa kultivator lain yang tersisa untuk menghadapi musuh sekuat itu.     

Tidak jauh di belakang Ye Futian dan kelompoknya, Shangguan Qiuye yang marah juga membawa kelompoknya menjauh. Dia akan menonton dan melihat bagaimana cara pria sombong ini dalam menghadapi Jun Qiuyan.     

Ye Futian mendongak dan memandang Jun Qiuyan, dimana dia langsung dihadapkan dengan tatapan mata sedingin es yang dipenuhi dengan keinginan membunuh di dalamnya. Dia menatapnya dan berkata dengan nada dingin, "Apakah kau sudah selesai berkultivasi?"     

"Mmm," Ye Futian mengangguk. Sejak dia tiba di sini, Jun Qiuyan tidak terburu-buru untuk mengambil tindakan dan memilih untuk menunggu Ye Futian menyelesaikan kultivasinya.     

"Sekarang setelah tebing itu hancur dan tidak ada lagi kekuatan eksternal yang bisa kau andalkan, bagaimana pendapatmu tentang hal ini?" Jun Qiuyan bertanya lagi.     

"Apakah aku perlu menggunakan kekuatan eksternal untuk membunuh orang sepertimu?" Ye Futian menjawab.     

Tatapan mata Jun Qiuyan terpaku pada Ye Futian. Dia tidak memiliki siapa pun yang melindunginya saat ini sehingga Ye Futian bisa membunuhnya, bahkan tanpa bantuan dari kekuatan eksternal.     

Tatapan matanya tampak sedingin es saat dia mengabaikan kata-kata Ye Futian dan kembali berbicara, "Sejak kau berulah pada hari itu, kau ditakdirkan untuk tidak bisa pergi meninggalkan Benua Penglai hidup-hidup. Pada kesempatan sebelumnya, kau beruntung masih bisa selamat. Sekarang, apa rencanamu agar bisa bertahan hidup?"     

Ye Futian tidak memberikan tanggapan, dan aura Jalur Agung mengalir ke sekujur tubuhnya. Sementara itu, rapalan sutra Buddha bergema di antara langit dan bumi, yang kemudian berubah menjadi irama musik yang tak terlihat. Saat ini, sepertinya satu sosok Buddha Vajra telah muncul di sekitar tubuhnya, yang memiliki sepasang mata penuh amarah, mengintimidasi, dan sangat mengerikan.     

Tubuhnya perlahan-lahan melayang ke udara, dan seberkas aura yang kuat terpancar darinya. Di bawah pancaran Cahaya Buddha itu, ada juga aura yang tajam dan mengerikan, yang merupakan sebuah teknik pedang yang tidak bisa dihancurkan.     

"Sepertinya kau tidak berencana untuk pergi hidup-hidup dari sini." Kemudian Jun Qiuyan berkata dengan nada dingin, "Bunuh dia."     

Ketika dia selesai berbicara, para kultivator yang berbaris di sekitarnya mengeluarkan tekanan dari Jalur Agung pada saat yang bersamaan, yang langsung dikerahkan menuju Ye Futian. Dalam sekejap, tekanan yang dahsyat itu memenuhi seluruh tempat.     

Namun, pada saat yang bersamaan, rapalan sutra Buddha terus bergema di antara langit dan bumi, sehingga membuat kultivator-kultivator itu mengerutkan kening. Beberapa Renhuang tingkat menengah merasa bahwa mereka berada di bawah tekanan yang sangat kuat, dimana tekanan itu menimpa jiwa spiritual mereka. Jun Qiuyan bergegas mundur ketika dia merasakan tekanan itu, sementara seorang Renhuang tingkat kedelapan berjaga di depannya, berusaha melindungi dari serangan mendadak yang mungkin saja dikeluarkan oleh Ye Futian.     

"Senior Beigong, terima kasih banyak," ujar Ye Futian, dan Beigong Ao mengangguk sebagai tanggapan. Dari tempatnya berdiri di udara, kekuatan petir yang dahsyat terpancar keluar. Di hadapan Ye Futian, telah berdiri satu sosok dewa petir yang menyelimuti tubuhnya, dan dia tidak bisa dihentikan oleh siapa pun.     

Kaisar Helian bertugas menjaga Xia Qingyuan dan yang lainnya. Ye Futian menoleh ke arah Shangguan Qiuye, yang berada tidak jauh darinya, dan berkata, "Jika kau ingin membantuku, tolong jaga mereka untukku."     

Meskipun Kaisar Helian sudah menjaga mereka, Ye Futian masih khawatir lawan-lawannya akan menyerang Xia Qingyuan dan rekan-rekannya, karena itulah dia mengajukan permintaan ini pada Shangguan Qiuye.     

Shangguan Qiuye tampak tercengang. Ye Futian bermaksud untuk menghadapi semua Renhuang ini hanya dengan bantuan dari Beigong Ao?     

Apakah pria ini sudah gila?     

Selain itu, apakah ini adalah sikap yang tepat saat meminta bantuan seseorang?     

Shangguan Qiuye memandang Ye Futian dengan dingin dan melihat bahwa pria itu sudah berbalik, jadi dia menjawab, "Baiklah..."     

Begitu dia memberikan jawaban, dia langsung merasa kesal pada dirinya sendiri; mengapa dia begitu mudah menyetujui penawarannya?     

Mungkin, dia ingin melihat bagaimana cara Ye Futian dalam menangani Jun Qiuyan dan para Renhuang lainnya hanya dengan kekuatan dua orang.     

*Boom* Kekuatan dari teknik Thousand Punishment berkumpul dan berubah menjadi sebuah badai petir yang mengerikan. Ribuan kilatan petir menyambar dari atas langit dan menyebar ke segala arah. Beigong Ao, yang merupakan Renhuang tingkat kedelapan, tampak berdiri tegak di udara dengan sikap yang tegas dan mengintimidasi. Dia belum pernah berpartisipasi dalam pertempuran seperti ini sebelumnya.     

Ye Futian memintanya untuk bertarung, sehingga mereka berdua akan bertarung melawan beberapa Renhuang bersama-sama, dan dia setuju untuk melakukannya. Tampaknya kini dia benar-benar mempercayai kemampuan Ye Futian. Padahal, dia selalu berhati-hati saat bertindak di dunia luar dan tidak pernah mengalami momen seperti ini sebelumnya.     

Hari ini, dia tidak perlu menahan diri dalam bertindak.     

Ketika dia memikirkan hal ini, dia berteriak dengan penuh kebanggaan dan semangat. Namun pada saat ini, rapalan sutra Buddha bergema di udara, dan sebuah gelombang suara yang mengerikan dikerahkan ke depan. Satu sosok Buddha Vajra telah muncul di atas langit, dan kemarahan dari sang Buddha membentuk irama tak terlihat yang membuat area itu menjadi sunyi senyap. Ye Futian mengambil inisiatif untuk menyerang terlebih dahulu, yang mengejutkan Beigong Ao, dimana dia sendiri sudah siap untuk melancarkan serangannya.     

Pada saat berikutnya, banyak Renhuang dibantai sementara mereka memuntahkan darah dan terjatuh dari atas langit seolah-olah mereka tidak mampu menahan satu serangan pun.     

"Ini…"     

Beigong Ao menyaksikan pemandangan ini sambil tercengang, serta sedikit bingung. Bukankah ini gilirannya untuk melancarkan serangan?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.