Legenda Futian

Dipermalukan



Dipermalukan

1Jun Quiyan menatap Ye Futian tanpa memberikan jawaban. Renhuang tingkat kedelapan di depannya memandang Ye Futian dan berkata, "Perselisihan kecil di antara kita kali ini tidak menimbulkan kerugian besar bagimu, dan jika kita terus bertarung, kedua belah pihak tidak akan mendapatkan keuntungan apa pun. Bahkan jika kau adalah seorang jenius yang tak tertandingi, dan jika kau tetap bersikeras melawan kami, kau tidak akan bisa pergi meninggalkan Benua Penglai dengan selamat. Jadi bagaimana kalau kita hentikan pertarungan ini, dan setuju untuk tidak mencampuri urusan satu sama lain di masa depan?" Ye Futian memandang lawannya itu. Tatapan matanya terkesan mengejek.      0

Sulit dipercaya. Setelah sekian lama, baru sekarang mereka memberi saran untuk berhenti bertarung dan menghindari urusan satu sama lain?     

Bagaimana mungkin saran seperti itu bisa diterima?     

Dalam pertarungan ini, dia telah membunuh banyak Renhuang dari pihak lawan. Dendam di antara mereka sudah terlalu dalam untuk dilupakan begitu saja.     

Bahkan jika mereka berniat membiarkannya pergi, dia tidak mau melepaskan Jun Qiuyan begitu saja.     

Sama seperti apa yang mereka katakan, pada awalnya ini hanyalah perselisihan kecil, tapi karena mereka ingin membunuhnya serta rekan-rekannya, maka sudah jelas, dia harus membalas perbuatan mereka.     

"Jangan khawatir. Aku memiliki status yang cukup tinggi di Klan Jun. Kau bisa menanyakannya pada para kultivator di Benua Penglai, dan kau akan mengetahui faktanya. Karena aku telah berjanji padamu, aku pasti akan menepatinya dan tidak mengganggumu lagi di masa depan," ujar Renhuang tingkat kedelapan itu. Dia khawatir bahwa Ye Futian masih mencurigai Klan Jun akan membalas dendam ketika mereka pergi meninggalkan Pulau Dewa Timur.     

Ye Futian, yang masih terlihat begitu tenang, memandang lawannya ini dan berkata, "Jika aku khawatir mengenai kemungkinan adanya balas dendam, aku bisa menyandera Jun Qiuyan. Kenapa aku harus repot-repot melakukan semua ini? Kau benar. Ini bukanlah masalah besar. Sekarang, aku akan memberimu kesempatan yang sama. Kau boleh pergi dari sini; Aku hanya menginginkan Jun Qiuyan."     

Renhuang tingkat kedelapan itu mengerutkan keningnya dan berkata, "Hal itu tidak mungkin terjadi. Bahkan jika kau menangkapnya, apakah kau pikir kau bisa pergi meninggalkan Benua Penglai begitu saja?"     

"Kau tidak perlu khawatir." Saat Ye Futian selesai berbicara, tubuhnya memancarkan aura dari Jalur Agung, dan sebuah aura yang menyelimuti seluruh tempat dalam sekejap. Rapalan sutra Buddha kembali bergema di udara, dan cahaya Buddha keemasan menyelimuti sekujur tubuhnya. Sebuah irama musik yang mengerikan bergema dan mengalir menuju jiwa spiritual lawannya.     

Renhuang tingkat kedelapan itu tidak menyangka bahwa Ye Futian akan langsung melancarkan serangan seperti ini. Dia menyegel jiwa spiritualnya, dan cahaya Jalur Agung melindungi dirinya dan Jun Qiuyan di dalamnya. Dia mengalihkan pandangannya ke arah Ye Futian, namun dia mendapati bahwa sosok Ye Futian telah menghilang dalam sekejap. Akan tetapi, alih-alih menyerang mereka, Ye Futian justru melesat ke arah lain.     

"Hmm?" Renhuang tingkat kedelapan itu mengerutkan keningnya dan memandang ke arah dimana Ye Futian pergi. Di sana, dia melihat Beigong Ao kembali membombardir lawannya dengan rentetan serangan. Cahaya petir langsung menembus pertahanan Jalur Agung yang dibentuk oleh lawannya. Puluhan ribu sambaran petir berubah menjadi bilah-bilah pedang hukuman surgawi dan melesat menuju lawannya.     

"Hati-hati," dia memperingatkan rekannya itu dengan suara keras. Namun, pada saat berikutnya, dia mendengar gelombang suara yang mengerikan menyebar di atas langit. Beigong Ao dan lawannya bertabrakan satu sama lain. Petir dari Jalur Agung itu langsung melahap lawan Beigong Ao di dalamnya, dan kilatan petir tampak berputar-putar di sekitar wilayah tersebut.     

Renhuang tingkat kedelapan itu berusaha menahan serangan Beigong Ao dengan sekuat tenaga, dan pada saat ini rapalan sutra Buddha yang mengerikan bergema ke tempatnya berada, gelombang suara yang dihasilkan memasuki telinganya dan menyerang jiwa spiritualnya. Wajahnya menjadi pucat, dan mulutnya terbuka, seolah-olah ingin berteriak.     

*Sriing, Sriing* Tiba-tiba terdengar suara benda tajam. Sebilah pedang ilahi muncul di udara, dan di belakang Renhuang itu, ribuan bayangan pedang yang diciptakan oleh Ye Futian bergerak ke bawah dan bergabung menjadi satu pedang yang langsung melesat ke arahnya.     

Dia berbalik dan mengangkat tangannya untuk melancarkan serangan balasan. Pedang itu merupakan teknik pedang yang tak berbatas, dan dalam sekejap, banyak retakan bermunculan di jejak telapak tangan yang dikeluarkan oleh Renhuang itu. Kemudian, aura pedang itu langsung melesat ke arah tubuhnya.     

"Bunuh dia." Beigong Ao kembali melancarkan serangan. Pedang petir miliknya melesat menembus udara menuju tubuh lawannya sambil memancarkan cahaya yang menyilaukan. Lawannya, yang sudah terluka parah, tidak mungkin bisa berlindung dari serangan gabungan dari dua kultivator itu. Tubuhnya bergetar hebat, dan kedua matanya menyiratkan keputusasaan di dalamnya.     

Dia memandang ke arah Jun Qiuyan dan melihat bahwa pada saat ini, Renhuang tingkat kedelapan yang melindungi Jun Qiuyan tampak berbalik dan pergi. Pria itu melesat ke arah langit, tidak peduli apakah rekannya akan hidup atau mati, dan langsung pergi begitu saja.     

Seorang Renhuang tingkat kedelapan memilih menyerah dan memutuskan untuk melarikan diri.     

*Whoosh*     

Kembali ke medan pertempuran, Renhuang tingkat kedelapan yang masih bertarung saat ini terus menerus di serang oleh kilatan petir. Pedang ilahi itu muncul lagi dan menembus tubuhnya, membunuhnya dalam sekejap. Seorang Renhuang tingkat kedelapan telah dieksekusi dan tewas seketika.     

"Ayo kita pergi," ujar Ye Futian tepat setelah dia membunuh lawannya. Pedang ilahi miliknya kembali padanya. Dalam sekejap, dia berubah menjadi sebilah pedang dan terbang ke atas langit untuk mengejar lawan terakhirnya.     

Bagaimana mungkin dia membiarkan lawannya pergi begitu saja?     

*Boom* Kilatan petir bergemuruh seperti dentuman drum, dan petir menyambar di sekeliling mereka. Tubuh Beigong Ao berubah menjadi kilatan petir, dan dalam sekejap, dia menyalip Ye Futian dengan kecepatan tinggi. Bagaimanapun juga, dia adalah seorang Renhuang tingkat atas dengan Roda Ilahi tingkat kedelapan. Ditambah lagi, dia berpengalaman dalam menggunakan Jalur Agung Petir.     

Mengkultivasi Jalur Agung Petir tidak hanya meningkatkan daya perusak dari serangan seseorang, tetapi juga bisa meningkatkan kecepatan seseorang. Pergerakan kilatan petir sangatlah cepat. Setelah menguasai Jalur Agung ini, seseorang bisa berubah wujud menjadi petir dan melintasi jarak yang sangat jauh dalam sekejap.     

Tubuh Ye Futian tidak bergerak dari tempatnya. Sebaliknya, dia mengerahkan aura pedangnya ke depan, yang berdentang ke kejauhan. Aura pedang itu bergerak secepat kilat, mengikuti kilatan petir yang berada di depannya.     

"Ayo kita ikuti mereka." Banyak orang ingin mengikuti mereka untuk menyaksikan akhir dari konflik ini. Namun, siapa pun yang berada di bawah Renhuang Plane tingkat atas tidak mungkin bisa mengejar mereka.     

Setelah mereka pergi, masih ada dua Renhuang tingkat ketujuh dari Klan Jun yang berada di sana. Meskipun mereka adalah Renhuang tingkat atas, namun pada saat ini, mereka benar-benar diabaikan oleh semua orang dan hanya berdiri di sana dengan canggung.     

Mereka berbalik dan memandang ke kejauhan sambil menghela napas dalam-dalam. Dia sudah pergi. Apalagi yang bisa mereka lakukan?     

Mereka hanya bisa pergi dan menerima kenyataan.     

Dalam sekejap, mereka telah menghilang. Keduanya juga pergi, tetapi ke arah yang berlawanan, khawatir bahwa Ye Futian akan membalas dendam pada mereka.     

Shangguan Qiuye mengamati sosok-sosok yang pergi ke kejauhan itu, tapi dia tidak bergerak dari tempatnya. Ye Futian telah memintanya untuk menjaga rekan-rekannya sebelum pergi, jadi tentu saja, dia tidak akan bertindak gegabah. Shangguan Qiuye tentu saja bersedia berteman, atau setidaknya menjadi kenalan dari seorang kultivator yang memiliki potensi begitu besar.     

Meskipun dia secara tidak langsung memanfaatkan Ye Futian untuk menangani Klan Jun, namun dia juga berperan penting dalam perkembangan situasi saat ini. Ye Futian memang berniat untuk menyelesaikan masalahnya dengan Jun Qiuyan, dan dia percaya bahwa Ye Futian juga tidak keberatan dengan tindakan yang telah dia lakukan.     

Kali ini, tamat sudah riwayat Jun Qiuyan.     

Beigong Ao memang sangat kuat, dan dia tidak lebih lemah daripada lawannya. Jalur Agung Petir memberikan kecepatan yang luar biasa pada penggunanya. Jika lawannya sendirian, dia mungkin bisa melarikan diri. Namun, dengan beban yang dia pikul, situasinya jelas berbeda. Bagaimanapun juga, dia harus waspada terhadap apa pun yang dapat mengancam nyawa Jun Qiuyan.     

Apalagi masih ada Ye Futian di sana.     

Sesuai dugaannya, pergerakan Beigong Ao sangat cepat. Bahkan sebelum tubuhnya tiba, kilat dan petir telah muncul di area tersebut. Langit diselimuti oleh kumpulan awan gelap yang mengerikan, dan kilatan petir terus menerus menyambar ke arahnya. Meskipun kekuatan dari serangan-serangan itu tidak bisa mengancamnya, namun dia harus menjamin keselamatan Jun Qiuyan.     

"Tempat ini adalah Wilayah Langit Ilusi. Memangnya kau mau pergi kemana?" Beigong Ao berbicara dengan suara keras saat kilatan petir menyinari langit. Di sekitar mereka, banyak orang memusatkan perhatian pada mereka. Karena bagaimanapun juga, mereka semua sudah terbiasa dengan pemandangan seperti ini. Di Pulau Dewa Timur, hal seperti ini sudah biasa terjadi, dan tidak ada yang aneh tentang hal tersebut.     

Renhuang tingkat kedelapan itu membawa Jun Qiuyan bersamanya dan melesat melintasi wilayah yang dipenuhi oleh badai itu. Dia berkata pada Jun Qiuyan, "Qiuyan, apa yang terjadi hari ini disebabkan oleh tindakanmu, jadi kau harus bertanggung jawab atas semuanya."     

"Paman." Jun Qiuyan tertegun. Dia menatap Renhuang tingkat kedelapan yang melindunginya itu, dan hatinya dipenuhi oleh hawa dingin.     

"Kekuatan mereka tidak di jauh lebih lemah dariku. Jika aku berusaha membawamu pergi, kita berdua tidak akan bisa pergi meninggalkan Wilayah Langit Ilusi." Renhuang tingkat kedelapan itu melanjutkan kata-katanya, "Setelah aku pergi, aku akan memberitahu para kultivator dari Klan Jun yang berjaga di luar Pulau Dewa Timur. Jangan khawatir; mereka tidak akan berani menyentuhmu."     

Pada saat ini, Jun Qiuyan tahu bahwa dia akan ditelantarkan.     

Kedua matanya berkedut, dan jantungnya terasa seperti ditusuk.     

Bagaimana mungkin seorang Renhuang tingkat bawah dari benua luar bisa memaksanya terjebak dalam kondisi yang begitu menyedihkan dimana dia ditelantarkan dan diserahkan ke pihak lawan dengan begitu mudahnya.     

"Jika terjadi sesuatu padamu, Klan Jun pasti akan membunuh mereka dan memusnahkan klan mereka seutuhnya. Klan Jun akan membalas dendam untukmu," ujar Renhuang tingkat kedelapan itu. Jun Qiuyan tahu bahwa karena Renhuang itu sudah mengatakan hal ini, itu berarti mustahil bagi mereka untuk membalikkan situasi kali ini. Tidak ada yang bisa diubah.     

"Baiklah," Jun Qiuyan mengangguk. Dia tidak mengajukan keberatan karena dia sudah tahu tidak ada gunanya melakukan hal tersebut.     

"Bertahanlah dan lanjutkan hidupmu," ujar pria itu. Jun Qiuyan mengangguk tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Tepat setelah itu, pamannya berubah menjadi seberkas cahaya dan terus melesat ke depan, sementara dia ditinggalkan begitu saja.     

"Hmm?"     

Disertai dengan kilatan petir dan suara gemuruh yang keras, Beigong Ao semakin mendekat dan melihat lawannya pergi meninggalkan Jun Qiuyan yang tampak linglung di tempatnya berada. Tidak lama kemudian dia menyadari bahwa Jun Qiuyan telah ditelantarkan.     

Lawannya tahu bahwa dia tidak akan bisa melarikan diri jika dia membawa Jun Qiuyan kembali bersamanya, jadi pada akhirnya dia memutuskan untuk meninggalkan Jun Qiuyan dan pergi sendirian.     

Beigong Ao tidak lagi mengejar lawannya. Bagaimanapun juga, dia juga seorang Renhuang tingkat kedelapan, jadi Beigong Ao tidak yakin bisa menjebak lawannya. Lagipula, hanya Jun Qiuyan yang menjadi target Ye Futian; sehingga sudah cukup baginya untuk menangkap Jun Qiuyan.     

Dia berhenti di udara dan memandang ke arah Jun Qiuyan. Dulu ketika dia berada di Danau Dewa Penglai, mungkin dia masih memiliki rasa hormat dan bahkan mengagumi Klan Jun dari Benua Penglai. Ketika dia kembali menemui lawannya ini, dia hanya bisa merasakan ketidakpedulian dan ironi di dalam hatinya.     

Perubahan sikap ini sepertinya sesuai dengan perubahan kekuatan di antara mereka. Tanpa dia sadari, Beigong Ao juga telah berubah. Dia tidak lagi melihat Jun Qiuyan sebagai ancaman tetapi hanya menganggapnya sebagai sosok yang menyedihkan.     

Ye Futian tiba di sana dengan cepat dan melihat Jun Qiuyan berdiri di tempatnya dengan tenang.     

Dia tampak bingung saat menyaksikan pemandangan ini, tetapi situasi itu hanya berlangsung sesaat. Ketika dia memandang Jun Qiuyan, kedua matanya menunjukkan sedikit rasa kasihan.     

"Menyedihkan," ujar Ye Futian. Saat dia selesai berbicara, aura pedangnya kembali berputar-putar di sekitar tubuhnya dan menunjuk ke depan.     

"Ketika kau pergi meninggalkan Pulau Dewa Timur, para kultivator dari Klan Jun akan menunggumu di sana," ujar Jun Qiuyan. Namun, bahkan sebelum dia selesai berbicara, aura pedang telah mendekatinya, dan seberkas Qi pedang menembus tubuhnya. Jun Qiuyan mengerang kesakitan. Dia mendongak ke arah Ye Futian, memandangnya dengan tatapan yang menyiratkan gabungan antara amarah dan keputusasaan.     

Bagaimana bisa Ye Futian berani menyakitinya tanpa ragu-ragu?     

Bilah-bilah pedang berdentangan di udara dan terus menerus menusuk tubuh Jun Qiuyan, sementara aura pedang bergejolak di dalam tubuhnya. Jun Qiuyan memuntahkan darah, dan auranya perlahan-lahan semakin melemah. Dia menatap Ye Futian dengan penuh kebencian; dia hampir tidak bisa berdiri karena dia tidak mampu menstabilkan tubuhnya.     

"Klan Jun akan melenyapkan semua orang yang kau kenal," Jun Qiuyan membentak Ye Futian sambil menatapnya dengan tajam. Berani-beraninya Ye Futian menghancurkan kultivasinya.     

Ye Futian mengangkat tangannya, dan dalam sekejap, sebuah kekuatan yang dahsyat menarik tubuh Jun Qiuyan ke arah Ye Futian. Dahan-dahan dan dedaunan menjerat tubuhnya hingga dia tidak bisa bergerak. Kemudian Ye Futian berbalik dan pergi dengan membawa Jun Qiuyan di belakangnya.     

Semua orang memandang ke arah yang sama. Saat melihat Ye Futian, ekspresi mereka tampak bingung. Kemudian, seseorang tiba-tiba berseru, "Itu adalah tuan muda dari Klan Jun di Benua Penglai, Jun Qiuyan, yang merupakan salah satu calon penerus dari Klan Jun."     

"Ini…"     

Banyak orang bisa merasakan getaran di dalam hati mereka. Tuan muda dari salah satu pasukan terkemuka di Benua Penglai telah dilumpuhkan oleh seseorang?     

Ditambah lagi, dia diperlakukan hingga sedemikian rupa.     

Hal ini menyebabkan banyak orang bertanya-tanya siapa pemuda berpakaian putih itu.     

Sepertinya Jun Qiuyan telah menyinggung satu sosok yang luar biasa dan karena itulah dia dilumpuhkan dengan kejam. Di Pulau Dewa Timur, memang ada banyak kultivator kuat, bahkan ada pula yang namanya belum pernah didengar oleh orang-orang sebelumnya.     

Banyak orang memandang ke arah Jun Qiuyan, dan mereka terus menerus membicarakannya. Wajahnya tampak pucat. Rasa sakit yang dia derita ini jauh lebih buruk daripada menghadapi kematian.     

Mungkin Jun Qiuyan adalah keturunan pasukan terkemuka yang paling dipermalukan dalam sejarah Benua Penglai!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.