Legenda Futian

Menuju Pulau Inti



Menuju Pulau Inti

3Ye Futian telah kembali ke medan pertempuran mereka semula dengan menyandera Jun Qiuyan. Banyak orang masih menunggu di sana. Melihat kedatangan mereka, ekspresi banyak kultivator tampak berubah. Mereka sangat terkejut saat menyaksikan pemandangan ini.      3

Jun Qiuyan telah dilumpuhkan, dan kultivasinya hancur total.     

Di antara kerumunan kultivator, beberapa orang mengetahui dari mana dendam di antara mereka bermula, bahkan ada beberapa orang yang menyaksikan awal perselisihan mereka di Danau Dewa Penglai kala itu.     

Dapat dikatakan bahwa konflik di antara mereka berdua disebabkan oleh kesombongan Jun Qiuyan.     

Namun, pada saat itu, semua orang merasa itu bukanlah hal penting, seolah-olah kesombongan Jun Qiuyan adalah suatu hal yang biasa dan dapat dimaklumi. Setelah itu, berita mengenai Bai Mu yang turun tangan untuk menghentikan pertarungan di antara mereka menyebar ke seluruh tempat, dan mereka semua mengira bahwa riwayat Ye Futian pasti akan berakhir di Pulau Dewa Timur.     

Banyak kultivator tidak memedulikan kekuatan takdir, sehingga mereka hampir melupakan konflik di antara dua sosok tersebut. Tidak ada yang menyangka bahwa di Pulau Dewa Timur, Ye Futian-lah yang mampu menaklukkan Jun Qiuyan.     

Pada saat ini, Jun Qiuyan terlihat seperti seekor anjing yang tersesat. Dia tampak sangat menyedihkan, auranya begitu lemah, dan sepertinya tidak ada energi kehidupan yang tersisa dalam dirinya, dan dia bisa mati kapan saja; seolah-olah dia adalah mayat hidup. Apa yang dialami Jun Qiuyan jauh lebih buruk daripada kematian.     

Bagi seorang kultivator dengan status setinggi dirinya, kehilangan kemampuan untuk berkultivasi sama saja seperti kehilangan makna hidup. Hidupnya tidak lagi berguna. Mungkin selain keluarga terdekatnya, tidak ada seorang pun yang peduli apakah dia hidup atau mati.     

Riwayat Jun Qiuyan benar-benar tamat.     

Meskipun Shangguan Qiuye sudah bisa menebak hasil akhir ini sebelumnya, namun setelah melihat betapa menyedihkannya Jun Qiuyan, rasa kasihan tetap muncul di dalam hatinya. Jun Qiuyan adalah seseorang yang memiliki status setara dengannya. Di antara para generasi penerus di Benua Penglai, dia juga termasuk sosok yang luar biasa. Dia tidak hanya dikenal sebagai murid dari salah satu keluarga terkemuka, tetapi dia juga memiliki bakat yang luar biasa, dan semua orang pernah mendengar namanya.     

Tidak ada yang menyangka bahwa nasibnya akan berakhir tragis seperti ini.     

Kemudian dia mengalihkan pandangannya pada pemuda berambut abu-abu yang menyeret tubuh Jun Qiuyan. Selain mengagumi bakat Ye Futian, Shangguan Qiuye juga sedikit waspada padanya. Pria ini sangat kejam. Bahkan, bisa dibilang dia sedikit gila.     

Sudah berapa banyak kultivator yang dia bunuh hari ini?     

Sepertinya Klan Jun dari Benua Penglai akan selalu berselisih dengannya dan pasti bertekad untuk membunuhnya.     

Sebagai salah satu pasukan terkemuka di Benua Penglai, Klan Jun tidak akan mentolerir pembantaian dan penghinaan yang dilakukan terhadap anggota mereka.     

Pada saat Ye Futian pergi meninggalkan Pulau Dewa Timur, kemungkinan akan terjadi sebuah pertempuran yang sangat sengit.     

Sementara itu di kejauhan, ekspresi Yun Zhe tampak sedingin es. Dia merasa sangat gelisah saat menyaksikan nasib yang dialami oleh Jun Qiuyan. Setelah memandang ke arah Ye Futian dan Shangguan Qiuye, dia membawa pasukannya pergi meninggalkan area itu dalam sekejap.     

Ye Futian tidak berusaha menghentikannya. Dia hanya menyimpan dendam terhadap Jun Qiuyan, dan karena dia telah membuat masalah dengan Klan Jun dari Benua Penglai, dia tidak ingin membuat musuh lagi.     

Dia mengambil satu langkah menuju Shangguan Qiuye dan memandang Xia Qingyuan serta rekan-rekannya yang berdiri di belakang Shangguan Qiuye. Ye Futian berkata pada Shangguan Qiuye, "Terima kasih banyak."     

"Kau tidak perlu berterima kasih padaku. Ini bukan masalah besar," jawab Shangguan Qiuye. Tidak ada seorang pun yang mencoba menyerangnya, jadi bisa dibilang dia tidak melakukan apa-apa.     

Saat dia selesai berbicara, dia memberitahu Ye Futian secara telepati, "Setelah mempermalukan Jun Qiuyan hingga sedemikian rupa, mungkin kau akan menemui banyak masalah saat pergi meninggalkan Pulau Dewa Timur."     

"Itulah alasan kenapa aku membiarkannya tetap hidup untuk saat ini," jawab Ye Futian.     

Shangguan Qiuye memandang Jun Qiuyan yang telah lumpuh, dan berbicara lagi, "Jun Qiuyan dengan kondisi seperti ini tidak akan begitu berarti di mata Klan Jun. Selain orang tuanya, kemungkinan besar tidak ada anggota lain di Klan Jun yang peduli dengan nasibnya. Kemungkinan besar mereka jauh lebih tertarik untuk melihatmu tewas terbunuh…"     

Ye Futian memahami maksud dari ucapan Shangguan Qiuye. Klan Jun kemungkinan besar bertekad untuk membunuhnya.     

"Aku mengerti," jawab Ye Futian. Dia sengaja membiarkan Jun Qiuyan tetap hidup untuk menghindari keterlibatan Paviliun Dongyuan dalam konflik ini. Tentu saja, ini bukanlah rencana yang sempurna, jadi dia harus bersiap-siap jika Klan Jun bertekad untuk membunuhnya dengan cara apa pun.     

"Nona Shangguan juga bisa dianggap telah melawan Klan Jun dan mengancam keselamatan anggota mereka. Kemungkinan besar, Klan Jun tidak akan melupakan hal tersebut. Ditambah lagi, Yun Zhe, yang baru saja pergi, menatapmu dengan penuh kebencian. Apakah kita sebaiknya bekerja sama saat pergi meninggalkan Pulau Dewa Timur?" Ye Futian berbicara secara telepati.     

Shangguan Qiuye tampak bingung. Sebelumnya dia bermaksud memanfaatkan Ye Futian, dan dia benar-benar diabaikan oleh Ye Futian.     

Namun, setelah mereka mencapai titik ini, sepertinya mereka berdua memiliki tujuan yang sama. Ye Futian juga ingin memanfaatkannya untuk berurusan dengan Klan Jun. Keduanya memiliki pemikiran yang sama.     

Bahkan saat itu, Ye Futian sudah mempertimbangkan apa yang harus dia dilakukan setelah pergi meninggalkan Pulau Dewa Timur.     

Kedua mata Shangguan Qiuye yang indah menatap tajam pada Ye Futian untuk beberapa saat. Pemuda berambut abu-abu di hadapannya ini membuatnya merasa sedikit ketakutan. Dia memiliki bakat yang tak tertandingi, dan meskipun tingkat kultivasinya tidak begitu tinggi, namun kekuatannya sungguh luar biasa. Terlebih lagi, dia sangat kejam dan juga licik.     

Akan sangat merepotkan jika orang seperti itu menjadi musuhnya. Jun Qiuyan adalah contohnya. Sebelumnya saat berada di Wilayah Dewa Penglai, Jun Qiuyan mungkin tidak menyangka bahwa Ye Futian memiliki kekuatan semengerikan ini. Tindakannya dalam meremehkan Ye Futian adalah penyebab mengapa anak buahnya dibantai dengan kejam, dan kultivasinya dihancurkan sehingga dia menjadi lumpuh.     

"Faktanya aku tidak mencelakai Jun Qiuyan maupun anggota Klan Jun lainnya, jadi aku tidak bisa dianggap bersalah, bukan?" Shangguan Qiuye menjawab. Nada bicaranya terdengar sedikit tidak senang. Dia tidak ingin dimanfaatkan oleh Ye Futian.     

"Tidak peduli apakah kau terlibat dalam masalah ini atau tidak, kau sudah menentukan sikapmu. Terlebih lagi, Nona Shangguan juga mengatakan bahwa kau akan membantuku menghadapi Renhuang tingkat kedelapan di pihak musuh. Klan Jun pasti akan mengetahui tentang hal tersebut. Bahkan jika kau tidak melakukan apa-apa, menurutmu apakah Klan Jun akan membiarkan Keluarga Shangguan pergi begitu saja?" Ye Futian melanjutkan kata-katanya, "Karena cepat atau lambat pertempuran akan terjadi, bagaimana kalau kau tidak bertindak lebih dulu. Ditambah lagi, aku juga tidak terlalu lemah, jadi tentu saja aku dapat membantumu."     

Shangguan Qiuye seharusnya menyadari seperti apa hubungan di antara kedua keluarga ini sekarang. Dengan lumpuhnya Jun Qiuyan, sebuah konflik baru pasti akan lahir di antara kedua keluarga tersebut.     

Memang benar bahwa perang antara dua keluarga terkemuka di Benua Penglai ini sudah berada di depan mata, dan perang itu sudah tak terhindarkan lagi. Bahkan jika Keluarga Shangguan ingin menghindarinya, mereka tidak akan bisa berbuat apa-apa.     

Apalagi, Ye Futian sudah menjelaskan berbagai macam kemungkinan yang bisa saja terjadi. Jika mereka bersekutu dengannya, kekuatan mereka akan meningkat hingga mencapai batas tertentu. Jika tidak, Klan Jun dapat melenyapkan Ye Futian dan kelompoknya, kemudian kembali ke Benua Penglai untuk berurusan dengan Keluarga Shangguan. Jika dia memikirkan hal ini, maka dia tidak akan sulit dalam menentukan pilihan.     

"Aku tidak berhak untuk mengambil keputusan terkait hal ini," jawab Shangguan Qiuye dengan sedikit tidak senang.     

"Tidak perlu khawatir. Nona Shangguan bisa membuat pertimbangan dengan hati-hati," jawab Ye Futian. Kemudian dia pergi bersama Jun Qiuyan.     

Tebing yang mengandung aura Jalur Agung di dalamnya telah dihancurkan, dan tempat ini tidak lagi menjadi tempat untuk berkultivasi. Tidak ada gunanya untuk tetap berada di sini.     

Dia menyebarkan jiwa spiritualnya hingga mencakup area yang luas. Dia mendapati bahwa banyak orang mengarahkan jiwa spiritual mereka ke arahnya. Tampaknya apa yang telah terjadi sebelumnya telah menarik perhatian banyak orang.     

Namun, Ye Futian tidak terganggu oleh hal ini. Renhuang tingkat kedelapan dari Klan Jun berhasil melarikan diri, jadi tentu saja, berita mengenai apa yang telah terjadi di sini tidak dapat dirahasiakan. Banyak kultivator telah menyaksikan dirinya menyulut konflik dengan Klan Jun. Apa yang harus dia pertimbangkan saat ini adalah, bagaimana caranya dia bisa meningkatkan kekuatannya di Pulau Dewa Timur.     

Pertama, Jun Qiuyan sudah menjadi sanderanya. Namun, Jun Qiuyan sudah tidak begitu berharga lagi, dan jika para Klan Jun benar-benar berdarah dingin, mereka mungkin tidak akan memedulikan nasibnya.     

Poin yang dia pertimbangkan berikutnya adalah aliansinya dengan Keluarga Shangguan. Namun, masih menjadi pertanyaan apakah Keluarga Shangguan bersedia memihaknya atau tidak. Bahkan jika mereka sepakat untuk bersekutu, seberapa serius mereka dalam memberikan bantuan?     

Karena itulah, dia tidak bisa terlalu berharap pada Keluarga Shangguan.     

Tempat ini adalah Pulau Dewa Timur; jika dia ingin berhadapan dengan Klan Jun, yang merupakan salah satu pasukan terkemuka di Benua Penglai, maka cara terbaik yang bisa dia lakukan adalah meminjam kekuatan dari pasukan-pasukan di Pulau Dewa Timur.     

Satu-satunya masalah adalah, mungkin akan cukup sulit untuk melakukan hal tersebut. Karena sampai sekarang, dia belum bisa melangkahkan kaki ke dalam Pulau Inti dari Pulau Dewa Timur.     

"Apakah pintu masuk menuju Pulau Inti berada di arah itu?" Ye Futian menyebarkan jiwa spiritualnya ke suatu arah. Dia menyadari bahwa para kultivator di Wilayah Langit Ilusi berbondong-bondong pergi menuju ke arah tertentu. Banyak kultivator yang memiliki aura luar biasa di sana.     

"Mmm," Beigong Ao mengikuti tatapan mata Ye Futian. "Ada sebuah wilayah yang aneh di sana. Itu adalah rute yang harus ditempuh oleh semua orang yang ingin memasuki Pulau Inti dari Pulau Dewa Timur. Hanya dengan melewati rute itulah seseorang dapat tiba di Pulau Inti dari Pulau Dewa Timur. Namun, menurut sepengetahuanku, hanya segelintir orang yang dapat memasuki Pulau Inti, dan hal yang sama berlaku di setiap generasi. Rumor mengatakan bahwa siapa pun yang berhasil memasuki Pulau Inti akan mendapatkan pil dari Jalur Agung. Itu bukanlah obat-obatan biasa dan memiliki nilai yang sangat tinggi. Ditambah lagi, Pulau Dewa Timur akan berinisiatif mengajak para kultivator untuk bergabung dengan jajaran anggota mereka. Tentu saja, hal yang sama juga berlaku dalam perjalanan kali ini."     

Ye Futian mengangguk pelan sebagai tanggapan. Tindakan yang dilakukan Pulau Dewa Timur dalam memberi imbalan berupa peluang untuk berkultivasi mungkin tampak sebagai suatu tindakan yang mulia, tetapi Ye Futian tidak percaya begitu saja. Pulau Dewa Timur bukanlah tempat suci berkultivasi, jadi mereka tidak perlu mengerahkan banyak orang untuk mengundang kultivator dari berbagai macam benua untuk berkultivasi di tempat mereka, dan mereka juga tidak perlu memberi imbalan berupa peluang untuk berkultivasi pada kultivator-kultivator itu.     

Mereka bahkan memberi imbalan berupa pil dari Jalur Agung, yang jelas mustahil diberikan secara cuma-cuma.     

Karena itulah, pasti ada motif tersembunyi dibalik tindakan yang dilakukan oleh Pulau Dewa Timur ini.     

Berdasarkan penjelasan Beigong Ao, Pulau Dewa Timur akan mencoba merekrut para kultivator yang tampil dengan sangat baik. Apakah ini berarti Pulau Dewa Timur sedang merencanakan sesuatu?     

Selama bertahun-tahun, Pulau Dewa Timur telah mengucilkan diri dari dunia luar dan hanya memfokuskan diri pada kultivasi, menghindari semua konflik yang terjadi di seluruh penjuru dunia. Mereka bahkan tidak ikut campur dalam masalah apa pun yang terjadi di Benua Penglai. Apakah hal itu dilakukan karena mereka selemah itu?     

Ye Futian menduga bahwa Pulau Dewa Timur hanya menyembunyikan kekuatan sejatinya. Namun, motif mereka yang sesungguhnya masih menjadi misteri.     

"Ayo kita pergi," ujar Ye Futian dengan lantang. Ada banyak peluang dari Jalur Agung yang tersebar di Pulau Dewa Timur, dan dia sudah mendapatkan dua di antaranya. Jika dia terus menjarah peluang Jalur Agung di area lainnya, dia akan menjadi incaran semua orang. Lagipula, akan mudah baginya untuk mendapatkan peluang-peluang Jalur Agung itu dan hal tersebut tidak begitu berarti baginya.     

Lagu Pembunuh Iblis Vajra dan teknik pedang tak berbatas adalah dua serangan yang sangat kuat, dan dua teknik ini sudah cukup baginya.     

Jadi, dia memutuskan pergi menuju Pulau Inti dari Pulau Dewa Timur.     

Kedua mata Shangguan Qiuye berkilat saat dia memandang sosok Ye Futian. Sepertinya pria ini bermaksud untuk mencoba tantangan dalam memasuki Pulau Inti.     

Tidak mudah untuk memasuki Pulau Inti, namun Ye Futian tentu saja memiliki kemungkinan untuk memasuki bagian pusat dari Pulau Dewa Timur itu.     

Tiba-tiba sebuah pemikiran muncul di dalam benaknya: jika Ye Futian berhasil memasuki Pulau Inti, maka orang-orang di Pulau Dewa Timur mungkin tidak akan membiarkan para kultivator dari Klan Jun berurusan dengan Ye Futian.     

Jika konflik juga terjadi antara Pulau Dewa Timur dan Klan Jun, maka hal itu pasti akan menjadi sebuah kesempatan besar!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.