Legenda Futian

Posisi Elang Angin Hitam Terancam



Posisi Elang Angin Hitam Terancam

3Di depan Gerbang Dewa Timur, sekelompok orang tampak berdiri di sana. Selain Ye Futian dan delapan peserta lainnya, semua anggota yang mereka bawa ke Pulau Dewa Timur juga hadir di sana.      2

Para kultivator yang memenuhi syarat untuk memasuki Pulau Inti dari Pulau Dewa Timur dapat membawa satu orang bersama mereka. Tentu saja orang itu hanya bertugas mendampingi mereka dan tidak akan mendapatkan keuntungan apa pun. Namun, Pulau Dewa Timur mengizinkan mereka ikut serta sehingga para peserta akan merasa nyaman berada di dalam sana.     

"Semuanya, silahkan masuk. Akan ada orang-orang yang menyambut kalian di Pulau Inti," seorang dewi dari Pulau Dewa Timur memberi arahan pada kelompok kultivator tersebut. Tidak lama kemudian, Gerbang Dewa Timur di hadapan mereka memancarkan cahaya yang menakjubkan. Kelompok itu menganggukkan kepala mereka sebagai tanggapan. Satu per satu, mereka melangkah ke depan dan memasuki Gerbang Dewa Timur.     

"Ayo kita masuk," ujar Ye Futian. Kelompok mereka ikut bergerak ke depan. Mereka tentu saja membawa serta Jun Qiuyan dan bergegas melangkah memasuki Gerbang Dewa Timur.     

Setelah melewati Gerbang Dewa Timur, mereka tiba di sebuah tempat yang sangat menakjubkan. Saat mereka muncul dari balik gerbang, mereka bisa merasakan sensasi menyegarkan yang membuat mereka merasa sangat nyaman. Wewangian dapat tercium di sekitar mereka, dan pemandangan yang begitu indah tersaji di hadapan mereka.     

Tempat ini seperti surga. Burung-burung tampak berkicauan, dan hamparan bunga memenuhi udara dengan wewangiannya. Aura para dewi menerjang tubuh mereka. Sekelompok dewi berpakaian putih sedang menunggu mereka di sana. Ketika mereka melihat para kultivator itu berdatangan, para dewi melangkah ke depan dan membungkuk hormat.     

Ye Futian melihat seorang wanita cantik mendekatinya. Dia berkata dengan lembut, "Selamat atas keberhasilanmu, Pemimpin Paviliun Ye."     

Sosok itu adalah Bai Mu, dewi yang mengundangnya ke Pulau Dewa Timur. Para anggota dari Pulau Dewa Timur pasti memiliki cara tersendiri agar bisa datang kemari. Mereka tidak perlu melewati Gerbang Dewa Timur.     

"Dewi, kau terlalu baik." Ye Futian tersenyum tipis saat dia membungkuk hormat padanya. Para dewi lainnya juga bertugas mengundang delapan peserta lainnya kemari. Namun, Jiang Jiuming sebenarnya tidak diundang ke Pulau Dewa Timur. Dia datang kemari atas inisiatifnya sendiri.     

Saat ini, seorang wanita yang sangat cantik dengan temperamen yang menakjubkan telah muncul di sana. Bahkan di antara dewi-dewi di sekitarnya, dia masih terlihat menonjol. Penampilannya sungguh mempesona. Dia berjalan menghampiri Jiang Jiuming dan membungkuk hormat saat dia berkata, "Kami tidak menyangka Tuan Muda Jiang akan datang kemari. Kami mohon maaf atas ketidaksopanan ini. Pemimpin Pulau memintaku untuk datang kemari dan menyambutmu secara pribadi."     

Kata-katanya membuat ekspresi orang-orang yang berada di sekitarnya tampak aneh. Pemimpin Pulau bahkan mengirimkan seseorang untuk menyambut Jiang Jiuming?     

Hal itu menunjukkan bahwa Jiang Jiuming memiliki status yang luar biasa.     

Ye Futian juga tampak berpikir. Meskipun Jun Qiuyan adalah anggota dari salah satu pasukan terkemuka di Benua Penglai, Pulau Dewa Timur tidak begitu peduli apakah dia masih hidup atau mati. Ye Futian telah menyandera jun Qiuyan, dan para anggota dari Pulau Dewa Timur tidak menanyainya tentang hal tersebut. Mereka seperti membiarkan Ye Futian bertindak sesuka hatinya.     

Namun, sikap mereka terhadap Jiang Jiuming sangatlah berbeda. Dengan mempertimbangkan hal ini, orang-orang bisa menebak betapa besarnya perbedaan di antara mereka berdua.     

Hal ini menunjukkan bahwa identitas Jiang Jiuming bukanlah sesuatu yang dapat dibandingkan dengan Jun Qiuyan, seorang tuan muda dari salah satu pasukan terkemuka di Benua Penglai. Apa maksudnya ini?     

Tampaknya sudah tidak perlu diragukan lagi bahwa Jiang Jiuming berasal dari pasukan yang jauh lebih kuat daripada salah satu pasukan terkemuka di Benua Penglai. Bahkan pemimpin dari Pulau Dewa Timur telah mengirim salam padanya.     

"Pemimpin Pulau terlalu baik. Aku datang tanpa diundang secara resmi kali ini, jadi seharusnya aku yang meminta maaf padanya," jawab Jiang Jiuming sambil tersenyum tipis. Dia memiliki aura dari seorang pemuda berwajah tampan yang membuat orang-orang merasa nyaman berada di sekitarnya.     

"Pulau Dewa Timur memiliki peraturan bahwa siapa pun yang memiliki tiket masuk ke Pulau Dewa Timur berhak untuk memasuki pulau. Tuan Muda Jiang tidak perlu merasa tidak enak hati. Pulau Dewa Timur merasa terhormat menyambut kedatanganmu kemari," wanita itu melanjutkan kata-katanya dengan sopan.     

Ketika Jun Qiuyan, yang menjadi tawanan Ye Futian sekarang, mendengar perbincangan di antara mereka, dia merasa hatinya dipenuhi oleh hawa dingin. Ini adalah tempat yang sudah lama ingin dia masuki. Hanya saja dia tidak pernah membayangkan bahwa dia akan memasukinya dengan cara seperti ini.     

Namun, hal yang lebih memalukan lagi adalah, ketika dia tiba di sini, para anggota dari Pulau Dewa Timur tidak mempertanyakan kondisi yang dia alami saat ini. Namun, mereka justru bersikap sangat sopan pada kultivator lainnya.     

"Dewi Bai, demi nama baik Klan Jun, biarkan aku pergi meninggalkan Pulau Dewa Timur," pinta Jun Qiuyan. Suaranya terdengar sangat lemah dan rapuh. Sepertinya dia berusaha memohon pada para anggota dari Pulau Dewa Timur untuk membebaskannya.     

Jun Qiuyan juga diundang kemari oleh Bai Mu. Dia membenci Bai Mu. Jika Bai Mu tidak menghentikannya saat mereka berada di luar Pulau Dewa Timur, dia akan mengetahui seperti apa tingkat kemampuan Ye Futian. Di Benua Penglai, tidak peduli seperti apa pun tindakannya, dia tidak akan berakhir dalam kondisi seperti ini. Di Benua Penglai, Ye Futian akan tewas dengan menyedihkan.     

Namun, karena Bai Mu, dia telah memberi Ye Futian kelonggaran dan tidak melakukan tindakan apa pun padanya, yang membuatnya berakhir dengan kondisi yang sangat menyedihkan sekarang.     

Namun, meskipun kebenciannya terhadap Bai Mu begitu membara di dalam hatinya, dia masih berbicara dengan nada memohon. Dia tidak berani mengungkapkan kebenciannya. Dia hanya berharap Pulau Dewa Timur akan mempertimbangkan fakta bahwa dia berasal dari Klan Jun. Bagaimanapun juga, tempat ini adalah Pulau Dewa Timur; mereka memiliki kekuatan yang mumpuni untuk membantunya.     

Bai Mu memandang ke arah Jun Qiuyan. Dia tampak tidak tahu harus berbuat apa. Dia memang mengundang Jun Qiuyan kemari, dan status yang dimiliki oleh pria ini memang luar biasa. Dia adalah anggota dari salah satu pasukan terkemuka di Benua Penglai. Dalam situasi yang berbeda, Bai Mu pasti akan membantunya. Namun, Jun Qiuyan terus menerus mengincar Ye Futian, sehingga mengakibatkan situasi ini bisa terjadi.     

Sekarang, Ye Futian adalah orang yang telah meninggalkan kesan tersendiri bagi sang Pemimpin Pulau. Karena itulah, dia tidak bisa mengkhawatirkan nasib Jun Qiuyan sekarang.     

Dia memandang wanita yang baru saja muncul. Tatapan matanya yang indah mendarat pada Jun Qiuyan.     

"Apakah kau adalah Dewi Huang?" Jun Qiuyan bertanya dengan lembut saat dia memandang wanita itu. Dewi Huang dikabarkan adalah murid yang sangat disukai oleh pemimpin dari Pulau Dewa Timur. Statusnya sangatlah tinggi, bahkan di antara jajaran anggota dari Pulau Dewa Timur, statusnya jelas tidak bisa diremehkan.     

Dewi Huang memandang ke arah Jun Qiuyan dan berkata, "Tuan Muda Jun juga seharusnya telah mengetahui peraturan yang berlaku di Pulau Dewa Timur. Semenjak kau memasuki Pulau Dewa Timur, kau telah menyetujui bahwa hidup dan matimu bergantung pada takdir. Pulau Dewa Timur tidak akan terlibat dalam urusanmu. Aku minta maaf karena tidak bisa melakukan apa-apa untukmu."     

Wajah Jun Qiuyan tampak pucat. Dia merasa putus asa. Bahkan di sini, para anggota dari Pulau Dewa Timur tidak bisa mencampuri urusan tamu-tamu mereka.     

Wanita-wanita j*lang ini...     

Apakah mereka berani menyinggung Klan Jun hanya karena Ye Futian lebih hebat daripada dirinya?     

 Namun meski begitu, Klan Jun tetaplah salah satu pasukan terkemuka di Benua Penglai.     

Ye Futian tidak mengatakan apa-apa saat perbincangan ini terjadi. Bahkan jika Jun Qiuyan memohon-mohon, Ye Futian akan membiarkannya bertindak sesuka hatinya. Pada saat yang bersamaan, Ye Futian juga mengamati para kultivator dari Pulau Dewa Timur. Ketika dia melihat reaksi yang ditunjukkan oleh Dewi Huang, Ye Futian berspekulasi bahwa dengan kekuatan yang dimiliki Pulau Dewa Timur saat ini, mereka mungkin tidak perlu mengkhawatirkan ancaman dari Klan Jun.     

Mungkinkah kemampuan Pulau Dewa Timur saat ini jauh lebih kuat dari apa yang dibayangkan orang-orang?     

"Semuanya, silahkan masuk ke dalam pulau," ujar Dewi Huang sambil memimpin kerumunan kultivator itu ke depan. Dia mendampingi Jiang Jiuming dan berbincang-bincang santai dengannya. Sementara kultivator lainnya didampingi oleh para dewi yang mengundang mereka kemari. Bai Mu berdiri di samping Ye Futian dan berkata dengan lembut, "Pemimpin Paviliun Ye, pencapaianmu di Pulau Dewa Timur sungguh luar biasa."     

"Dewi, kau terlalu berlebihan dalam memujiku," jawab Ye Futian sambil tersenyum. Semua yang terjadi di Pulau Dewa Timur mungkin tidak bisa lepas dari pengawasan mereka. Karena bagaimanapun juga, ini adalah wilayah kekuasaan mereka.     

Pada saat ini, satu sosok terbang menghampiri tempat mereka dari kejauhan. Sosok ini mengenakan jubah merah yang terlihat sangat mencolok. Temperamennya juga luar biasa. Kobaran api tak berbentuk yang terpancar dari tubuhnya sangat kuat.     

"Zi Feng," Dewi Huang berseru sambil tersenyum saat melihat sosok yang semakin mendekat. Sosok yang mendekati mereka itu ternyata adalah burung phoenix yang ditemui Ye Futian di Pulau Wutong.     

Akan tetapi, tatapan mata Zi Feng justru tertuju pada Ye Futian. Dia melangkah ke depan dan secara mengejutkan berdiri di samping Ye Futian. Hal ini menyebabkan ekspresi Ye Futian tampak aneh.     

"Apakah dia keturunan dari Lord Phoenix?" Jiang Jiuming bertanya. Dewi Huang mengangguk pelan dan menjawab, "Zi Feng adalah putri dari Lord Phoenix."     

Jiang Jiuming memandang Zi Feng dengan ekspresi serius di wajahnya. Ketika Zi Feng menyadari tatapan mata dari Jiang Jiuming, dia membalas tatapan matanya. Kedua matanya seperti mengandung kobaran api ilahi yang mengerikan di dalamnya. Hal ini benar-benar membuat mata Jiang Jiuming terasa sakit. Dia berkomentar dalam hati bahwa kekuatannya sungguh luar biasa.     

Dahulu, Lord Phoenix adalah sosok yang mengkultivasi Api Ilahi Wutong, yang merupakan kobaran api Jalur Agung dengan kekuatan kehidupan dan kematian di dalamnya. Kekuatannya sangat mengerikan. Setelah itu, Zi Feng-lah yang mewarisi kobaran api ilahi dari Jalur Agung ini. Kultivasinya sangat mengerikan, dan dia memiliki potensi yang luar biasa.     

"Para senior dari klan-ku sangat mengagumi Lord Phoenix," ujar Jiang Jiuming dengan lembut. Kemudian dia memandang ke arah Zi Feng, "Jika ada kesempatan di masa depan, Dewi Zi Feng bisa datang berkunjung ke Klan Jiang."     

Zi Feng memandang ke arah Jiang Jiuming tetapi dia tidak menanggapi ucapannya. Dia tidak tahu siapa itu Jiang Jiuming.     

"Zi Feng, Tuan Muda Jiang berasal dari keluarga kerajaan kuno, Klan Jiang. Jika kau memiliki kesempatan di masa depan, kau dapat mengunjungi klan mereka," Dewi Huang menjelaskan. Hal ini membuat orang-orang di sekitarnya takjub. Nama keluarga 'Jiang' ternyata berasal dari keluarga kerajaan kuno yang telah ada selama ribuan tahun.     

Rupanya dia berasal dari sana. Shangguan Qiuye tampak sedikit terkejut. Sebelumnya dia membuat beberapa tebakan mengenai identitas Jiang Jiuming. Sekarang setelah dia mendengar kebenarannya, hatinya berguncang. Kekuatan yang dimiliki Klan Jiang tidak lebih lemah daripada Pulau Dewa Timur pada masa itu. Mereka memiliki sosok-sosok yang sangat kuat di antara jajaran anggota mereka. Saat ini, Klan Jiang pasti jauh lebih kuat daripada Pulau Dewa Timur.     

Para kultivator dari ribuan benua datang kemari untuk berlatih dari pengalaman yang mereka dapatkan. Mereka ingin memperoleh peluang dari Jalur Agung. Namun, bagi keluarga kerajaan kuno seperti Klan Jiang, mereka tidak perlu melakukan hal tersebut. Mereka tidak kekurangan apa pun. Bahkan pil dan obat-obatan yang sangat berharga tidak akan begitu penting bagi Klan Jiang.     

Ye Futian tentu saja memahami hal ini ketika dia melihat sedikit perubahan pada tatapan mata Shangguan Qiuye. Jadi Jiang Jiuming berasal dari keluarga kerajaan kuno.     

Situasi yang sama pasti dirasakan oleh Ye Futian ketika bertemu pasukan-pasukan terkemuka di Dunia Asal. Jiang Jiuming mungkin adalah kultivator pertama dari pasukan sekuat itu yang dia temui semenjak dia tiba di Prefektur Ilahi.     

"Pemimpin Pulau telah mengizinkanku mengikutimu untuk berlatih setelah kau pergi meninggalkan Pulau Dewa Timur," Zi Feng memberikan penjelasan pada Ye Futian dengan lembut saat dia berdiri di sampingnya. Hal ini membuat Shangguan Qiuye tertegun sejenak.     

Perjalanan ke Pulau Dewa Timur kali ini benar-benar menarik.     

Pertama, kultivasi Jun Qiuyan telah dihancurkan. Kemudian, Shangguan Qiuye bertemu dengan seorang kultivator dari Klan Jiang, yang merupakan keluarga kerajaan kuno. Sekarang, putri dari Lord Phoenix, sekaligus sang Phoenix Ilahi dari Pulau Wutong, ingin mengikuti Ye Futian untuk berlatih bersamanya!     

Sebenarnya apa yang sedang terjadi?     

Dia adalah burung ilahi dari Pulau Wutong, sosok yang bahkan tidak bisa diatasi oleh seorang Renhuang tingkat kedelapan. Selama bertahun-tahun, banyak kultivator telah mencarinya untuk mendapatkan Api Ilahi Wutong, namuni tidak ada seorang pun yang berhasil melakukannya.     

Namun sekarang, burung ilahi itu mengatakan bahwa Pemimpin Pulau telah memberikan persetujuan terkait permintaannya. Zi Feng akan mengikuti Ye Futian untuk berlatih di dunia luar. Hal ini jelas sulit untuk dipercaya.     

Kedua mata Shangguan Qiuye yang indah tertuju pada Ye Futian. Tidak ada yang tahu emosi apa yang terkandung dalam tatapan matanya itu.     

Namun, pada saat ini, di belakang mereka, bulu kuduk Elang Angin Hitam berdiri. Posisi Elang Angin Hitam saat ini terancam oleh kehadiran Zi Feng!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.