Legenda Futian

Ramuan



Ramuan

1Elang Kecil tentu saja bisa menebak bahwa phoenix ini memiliki kemampuan yang luar biasa, jauh melebihi dirinya.      2

'Sekarang, phoenix betina ini ingin mengikuti Tuanku untuk berlatih di dunia luar. Apakah dia mencoba untuk menggeser posisiku sebagai hewan tunggangan Tuanku?'     

'Poin pentingnya adalah, phoenix betina ini sangat cantik.'     

Itu adalah sebuah tantangan yang sangat sulit untuk diatasi bagi Elang Angin Hitam.     

"Baiklah," jawab Ye Futian sambil menganggukkan kepalanya. Tentu saja dia tidak akan menolak keinginan seekor Phoenix Ilahi untuk mengikutinya berkultivasi. Phoenix Suci ini memiliki potensi yang tak terbatas dan dapat berkultivasi menjadi Kaisar Iblis tingkat atas.     

Ada banyak monster iblis di dunia ini, namun hanya beberapa di antara mereka yang bisa berkultivasi menjadi Kaisar Iblis tingkat atas.     

Dengan mengkultivasi Api Ilahi Wutong, Phoenix Ilahi yang memiliki Jalur Agung sempurna ini pasti memiliki kesempatan untuk melakukannya.     

Pemimpin dari Pulau Dewa Timur juga menyetujui sang Phoenix untuk mengembangkan kultivasinya. Dengan cara tersebut, Ye Futian dapat menjalin koneksi dengan Pulau Dewa Timur. Setelah dia pergi meninggalkan Pulau Dewa Timur, ancaman terkait Klan Jun akan teratasi dengan sendirinya.     

"Lalu bagaimana dengan Api Ilahi Wutong?" Ye Futian bertanya sambil tersenyum pada Zi Feng.     

Ekspresi Zi Feng tampak aneh saat mendengar hal ini. Api Ilahi Wutong masih berada di Pulau Wutong. Dia hanya bisa menggunakan kobaran api itu untuk berkultivasi. Sulit baginya untuk membawa Api Ilahi Wutong bersamanya.     

"Bolehkah aku mencoba untuk membawanya beserta dirimu?" ujar Ye Futian pada Zi Feng. Mendengar hal ini, kedua mata Zi Feng yang indah tampak aneh saat menatap Ye Futian. Dia bisa membawa Api Ilahi Wutong bersamanya?     

Kalau begitu, ketika Ye Futian memainkan guqin untuknya saat itu… Kenapa dia merasa bahwa dia telah ditipu olehnya?     

"Yah, itu pun jika kau menginginkannya. Jika kau tidak membutuhkan kobaran api itu, maka lupakan saja kata-kataku barusan," Ye Futian melanjutkan kata-katanya sambil tersenyum. Tatapan matanya tampak lembut dan membuat orang-orang merasa nyaman berada di sekitarnya. Zi Feng menatap lurus pada mata Ye Futian. Pria ini tidak terlihat seperti seorang penipu.     

Dia sudah membuat kesepakatan dengan Pemimpin Pulau. Sehingga sudah jelas, dia tidak bisa menarik kata-katanya kembali.     

Namun, apakah pria ini benar-benar mampu membawa Api Ilahi Wutong bersama kelompoknya?     

Di hadapan mereka, Jiang Jiuming menoleh ke belakang dan memandang Zi Feng serta Ye Futian. Dia tidak pernah membayangkan bahwa keturunan Lord Phoenix bersedia mengikuti Ye Futian secara sukarela. Sesuai dugaannya, pria ini adalah sosok yang sangat luar biasa; jika tidak, mustahil baginya untuk keluar sebagai pemenang dalam permainan catur sebelumnya dan memasuki Pulau Inti melalui Gerbang Dewa Timur.     

Kelompok itu terus bergerak ke depan. Bai Mu, yang berada di samping Ye Futian, berkata padanya, "Pemimpin Pulau telah memerintahkan kami untuk menyiapkan perjamuan dan juga mengizinkanmu untuk memilih pil dari Jalur Agung."     

"Terima kasih banyak," jawab Ye Futian sambil menganggukkan kepalanya. Rombongan itu terus bergerak ke depan dan melewati berbagai macam tempat. Pulau Inti dari Pulau Dewa Timur tampak seperti sebuah lukisan. Pemandangannya sangat menakjubkan. Berjalan-jalan di tempat ini membuat orang-orang merasa nyaman, seolah-olah mereka terhipnotis oleh keindahan di dalamnya.     

Akhirnya, mereka tiba di depan sebuah istana kuno. Sebuah perjamuan sudah disiapkan di sana. Banyak dewi berdiri di berbagai tempat, dan tampaknya dewi-dewi itu bertugas untuk menyambut mereka.     

Penyambutan yang begitu megah membuat Ye Futian dan yang lainnya merasa tersanjung. Posisi Pulau Dewa Timur sangatlah luar biasa. Mereka menyediakan para kultivator dengan peluang dari Jalur Agung dan juga memberi mereka imbalan berupa pil dari Jalur Agung. Mereka juga memperlakukan mereka dengan sangat baik, sehingga tidak ada yang perlu mereka cemaskan.     

"Semuanya, silahkan duduk. Anggap saja seperti rumah sendiri," ujar Dewi Huang sambil tersenyum. Kemudian para kultivator langsung menempati kursi masing-masing. Sementara itu, Dewi Huang membawa Jiang Jiuming ke kursi utama. Bagaimanapun juga, status yang dimiliki Klan Jiang membuat mereka layak untuk dihormati.     

Ye Futian tidak peduli akan hal tersebut. Kelompoknya menempati deretan kursi di bagian tengah. Bai Mu juga melayani mereka, dan sesekali mengobrol dengan mereka.     

Ada banyak kursi yang tersedia di bagian depan dari lokasi perjamuan, tampaknya deretan kursi itu disiapkan untuk para kultivator dari Pulau Dewa Timur lainnya. Selain itu, di bagian paling depan, ada pula kursi utama yang disediakan untuk penyelenggara dari perjamuan ini.     

"Pemimpin Pulau sebentar lagi akan datang," Bai Mu menjelaskan dengan lembut ketika dia melihat Ye Futian memandang ke arah kursi utama di bagian paling depan.     

Ye Futian mengangguk. Dia tidak pernah membayangkan bahwa Pulau Dewa Timur ternyata begitu luas.     

Ada suara-suara yang terdengar tidak jauh dari lokasi perjamuan. Pada saat itu juga, semua orang mengalihkan pandangan mereka ke arah dimana suara-suara itu berasal. Mereka melihat kehadiran sekelompok kultivator yang sedang berbincang-bincang santai satu sama lain. Orang-orang ini memiliki temperamen yang luar biasa, dan tingkat kultivasi mereka semua berada di Renhuang Plane. Beberapa dari mereka memiliki penampilan yang bermartabat, sementara yang lainnya memiliki aura elegan di sekelilingnya.     

Sebelumnya, semua orang yang dilihat oleh para tamu di tempat ini adalah wanita. Namun, kelompok yang baru saja muncul ini semua anggotanya adalah laki-laki.     

"Itu Kaisar Pingyuan," ujar Shangguan Qiuye sambil sedikit menyipitkan matanya. Tatapan matanya tertuju pada satu orang di antara mereka. Kedua matanya yang indah menunjukkan kilatan aneh di dalamnya.     

Dua kultivator dari Benua Penglai lainnya juga angkat bicara. Sepertinya mereka juga menyebut nama seseorang. Sudah jelas mereka mengenali seseorang di dalam kelompok tersebut.     

Ye Futian memandang Shangguan Qiuye. Saat Shangguan Qiuye menatap ke arah kelompok itu, dia menjelaskan, "Dia adalah seorang Renhuang yang terkenal di Benua Penglai. Dia sudah terkenal sejak lama. Sepuluh tahun yang lalu, dia memasuki Pulau Dewa Timur untuk berkultivasi. Setelah kembali ke pasukannya, dia jarang tampil di depan umum. Aku tidak menyangka bahwa dia kembali mengunjungi Pulau Dewa Timur. Sepertinya rumor itu memang benar adanya."     

"Rumor apa itu?" Ye Futian bertanya.     

"Banyak Renhuang kuat yang datang ke Pulau Dewa Timur untuk berlatih akan diundang untuk tinggal di sini dan menjadi anggota dari Pulau Dewa Timur. Anggota klan-ku pernah menceritakan hal ini sebelumnya. Aku pernah mendengar beberapa informasi tentang orang-orang ini. Dan hari ini, aku bisa melihat beberapa dari mereka dengan mata kepalaku sendiri. Hal ini masih terasa mengejutkan bagiku," Shangguan Qiuye menjelaskan. "Ada banyak sekali kultivator di sini. Sepertinya ada banyak pula tokoh-tokoh terkenal dari masa lalu di antara mereka."     

Ye Futian tidak terlalu terkejut dengan hal ini. Pulau Dewa Timur telah mengundang para kultivator dari ribuan benua datang kemari untuk berlatih. Mereka menyediakan banyak keuntungan bagi para kultivator yang datang kemari. Tentu saja mereka memiliki rencana tersendiri untuk melakukan hal tersebut. Mustahil bagi mereka untuk bertindak seperti itu hanya untuk membantu orang-orang di dunia ini dalam berkultivasi.     

Pulau Dewa Timur pasti berencana untuk meningkatkan kekuatan mereka. Hal ini mungkin ada hubungannya dengan kematian Dewa Tertinggi Donglai dari Pulau Dewa Timur kala itu.     

Dengan adanya begitu banyak sosok terkemuka yang datang ke Pulau Dewa Timur setiap kali pulau ini dibuka untuk umum, bagaimana mungkin Pulau Dewa Timur melewatkan kesempatan ini? Tentu saja mereka akan memberikan undangan pada Ye Futian dan yang lainnya. Mereka juga akan menerima perlakuan serupa.     

Di sisi lain, para kultivator yang datang ke Pulau Dewa Timur juga ingin mendapatkan sumber daya yang tersedia di pulau ini. Tampaknya Pulau Dewa Timur mengusulkan penawaran yang cukup menguntungkan sehingga mereka sulit untuk menolaknya. Jika benar demikian, tidak aneh apabila para kultivator ingin bergabung dengan Pulau Dewa Timur.     

Para kultivator yang baru saja tiba berbincang-bincang dan tertawa saat mereka memandang orang-orang yang duduk di lokasi perjamuan. Banyak dari mereka tersenyum ramah. Dari penampilan orang-orang ini, mereka tampaknya menjalani kehidupan yang sangat memuaskan.     

"Apakah kau mengenalku?" Kaisar Pingyuan bertanya sambil menatap Shangguan Qiuye. Sebelumnya, Shangguan Qiuye tidak berbicara secara telepati. Dia berbicara dengan mereka secara terang-terangan. Melihat tingkat kultivasi Kaisar Pingyuan, tentu saja dia mendengar ucapan Shangguan Qiuye sebelumnya.     

"Hmm," jawab Shangguan Qiuye sambil menganggukkan kepalanya. "Nama saya Shangguan Qiuye dari Keluarga Shangguan. Senang bisa bertemu dengan anda, Senior."     

"Jadi kau adalah gadis kecil dari Keluarga Shangguan itu. Kau telah mencapai tingkat Plane yang tinggi untuk bisa datang kemari. Kemampuanmu hebat juga," Kaisar Pingyuan berkomentar. Tingkat kultivasinya sangat tinggi. Dia sekarang berada di Renhuang Plane tingkat kedelapan. Shangguan Qiuye memang seorang junior di matanya.     

"Senior, apakah selama ini anda berkultivasi di Pulau Dewa Timur?" Shangguan Qiuye bertanya.     

"Sebagian besar waktuku memang kuhabiskan di Pulau Dewa Timur, namun sesekali aku berpergian keluar," jawab Kaisar Pingyuan. "Pulau Dewa Timur memiliki banyak tempat latihan khusus serta pil yang tak terhitung jumlahnya dan tanaman-tanaman langka yang cocok untuk mengembangkan kultivasi. Gadis kecil, kau juga harus bergabung dengan Pulau Dewa Timur. Tempat ini pasti akan sangat bermanfaat untuk kultivasimu."     

Shangguan Qiuye tersenyum, tapi dia tidak memberikan tanggapan. Kaisar Pingyuan sangat memuji Pulau Dewa Timur. Melihat situasi saat ini, orang-orang ini tidak berbohong. Pulau Dewa Timur pasti telah membantu mereka dalam berkultivasi dengan tulus agar para kultivator ini berinisiatif mengundang Renhuang lain untuk bergabung dengan mereka.     

Pada saat ini, terdengar banyak orang berseru dengan takjub. Banyak dewi membungkuk hormat ke satu arah dan berseru, "Pemimpin Pulau".     

Orang-orang berbalik untuk memandang ke arah yang sama. Mereka melihat satu sosok seperti permaisuri berjalan ke arah mereka. Penampilannya sangat mempesona; satu tatapan mata darinya mampu membuat orang lain terpikat oleh kecantikannya. Pada saat yang bersamaan, mereka yang menatapnya bisa merasakan adanya jarak di antara mereka, seolah-olah dia tidak bisa didekati oleh mereka.     

Dia adalah pemimpin dari Pulau Dewa Timur. Shangguan Qiuye berpikir dalam hati. Ini juga pertama kalinya dia bertemu dengan Pemimpin Pulau secara langsung. Sebelumnya, dia telah mendengar informasi tentangnya. Hampir tidak ada seorang pun dari Benua Penglai yang pernah bertemu dengannya sebelumnya.     

Kecantikan sang Pemimpin Pulau benar-benar tak tertandingi. Dia berjalan menuju kursi utama dan memandang kerumunan kultivator di sekelilingnya.     

"Salam hormat untuk Pemimpin Pulau." Saat ini, bahkan para kultivator kuat yang baru saja tiba di lokasi perjamuan juga membungkuk hormat saat mereka menyapa Pemimpin Pulau. Mereka tampaknya menunjukkan rasa hormat yang luar biasa pada Pemimpin Pulau ini.     

"Kalian semua terlalu baik," jawab Pemimpin Pulau saat dia membungkuk hormat ke arah semua orang sambil tersenyum. Kemudian tatapan matanya beralih ke arah Ye Futian. Kemudian dia berkata, "Kali ini, Pulau Dewa Timur kembali dibuka dan menyambut sosok-sosok terkemuka dari seluruh penjuru dunia. Ini adalah acara besar bagi Pulau Dewa Timur. Karena itulah, kami mengundang kalian semua kemari hari ini untuk minum-minum. Kuharap kalian semua tidak keberatan dengan pemberitahuan mendadak ini."     

"Anda terlalu baik," ujar seseorang. Pemimpin dari Pulau Dewa Timur memiliki status yang tinggi. Dia pasti tidak akan kalah kuat jika dibandingkan dengan para pemimpin dari pasukan-pasukan terkemuka di Benua Penglai. Tindakannya untuk muncul secara pribadi dan duduk bersama mereka sudah merupakan suatu kehormatan besar.     

"Kalian semua tidak perlu bersikap terlalu sopan. Silahkan duduk kembali," ujar Pemimpin Pulau sambil mengulurkan tangannya ketika dia melihat banyak orang berdiri dari kursi mereka. Dia juga duduk di kursinya, yang merupakan kursi utama. Dia memandang ke arah kerumunan kultivator dan berkata, "Pulau Dewa Timur memiliki peraturan bahwa mereka yang mampu datang kemari akan mendapatkan hadiah berupa pil dari Jalur Agung. Tentu saja peraturan ini masih berlaku. Aku yakin kalian semua sudah lama menantikan momen ini."     

Saat dia mengatakan hal ini, dia memandang ke belakang dan sembilan sosok melangkah ke depan. Mereka memegang sebuah botol porselen di tangan mereka masing-masing. Di dalamnya, botol-botol itu berisi pil dari Jalur Agung yang sangat berharga.     

"Ada sembilan pil di sini. Masing-masing pil ini adalah pil dengan kualitas tinggi. Sembilan orang yang berhasil melangkah kemari masing-masing dapat memilih satu buah pil. Silahkan tentukan pilihan kalian," ujar sang Pemimpin Pulau. Tatapan mata semua orang saat ini tertuju pada pil di tangan sembilan dewi itu.     

Namun, Jiang Jiuming masih menundukkan kepalanya saat dia duduk di sana dengan tenang. Dia tidak memandang kesembilan pil itu.     

Meskipun pil-pil ini sangat berguna untuk kultivasi seseorang, namun hal ini tidak terlalu penting baginya.     

Alasan mengapa dia datang kemari bukan karena pil-pil ini, tetapi untuk ramuan dari Pulau Dewa Timur!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.