Legenda Futian

Undangan



Undangan

0Pemimpin Pulau memandang kerumunan kultivator yang hadir di perjamuan di bagian bawah dan memberi perintah pada para dewi, "Perkenalkan pil-pil ini kepada tamu-tamu kita."     2

"Baik," jawab sembilan dewi itu sambil menganggukkan kepala. Dewi pertama melihat pil yang dia pegang di tangannya dan menjelaskan, "Ini adalah Pil Penguasaan Petir. Setelah pil ini digabungkan pada tubuh seseorang, maka pil ini dapat meningkatkan kekuatan fisik seseorang dalam waktu singkat, bahkan jika mereka sudah berada di Renhuang Plane. Pil ini dapat meningkatkan penguasaan seseorang dalam Jalur Agung Petir. Pil ini juga dapat menempa tubuh seseorang menjadi tubuh petir dari Jalur Agung. Pil ini dibuat dari Kayu Awan sebagai bahan bakunya."     

"Kayu Awan," ujar Ye Futian sambil memandang pil berwarna ungu itu. Pil tersebut terlihat sangat mencolok. Terdapat sebuah energi mengerikan terkandung di dalamnya yang bisa dirasakan meskipun tersegel di dalam pil tersebut. Sebelumnya, Beigong Ao telah menerobos ke tingkat Plane berikutnya setelah berhasil mendapatkan Kayu Awan. Kemampuannya telah meningkat pesat, dan dia telah mengalahkan banyak Renhuang tingkat kedelapan.     

Sekarang, ternyata pil ini dibuat dari Kayu Awan. Sudah jelas, ini adalah sebuah pil berelemen petir tingkat tinggi.     

"Saya memilih pil ini," Ye Futian berseru. Hal ini membuat orang-orang tertegun. Pemimpin Pulau memandang Ye Futian dan bertanya, "Kau sudah menentukan pilihanmu secepat ini? Apakah kau tidak ingin melihat pil-pil lainnya terlebih dahulu?"     

"Tidak perlu. Karena saya telah membuat keputusan, bolehkah saya menentukan pilihan saya lebih dulu?" jawab Ye Futian sambil tersenyum. Pemimpin Pulau menganggukkan kepalanya dan menjawab, "Tentu saja boleh. Karena Renhuang Ye telah memilih pil ini terlebih dahulu, maka pil ini akan menjadi milik Renhuang Ye."     

"Terima kasih banyak, Pemimpin Pulau," Ye Futian berterima kasih padanya sambil menganggukkan kepalanya. Sang dewi langsung menyerahkan pil itu pada Ye Futian.     

Setelah menerima pil tersebut, Ye Futian berbalik dan memberikannya pada Beigong Shuang. Dia berkata, "Pil ini lebih cocok untukmu. Setelah urusan kita di sini selesai, gabungkan pil ini ke dalam tubuhmu dan berkultivasilah."     

Orang-orang yang hadir di lokasi perjamuan tercengang saat menyaksikan hal ini. Beberapa dari mereka memandang Ye Futian dengan tatapan aneh.     

Ye Futian telah memberikan sebuah pil tingkat atas pada orang lain dengan begitu mudahnya?     

Pil dari Jalur Agung sangatlah berharga. Semakin tinggi tingkatan dari suatu pil, maka semakin langka pula pil tersebut. Sejak awal memang hanya segelintir orang yang bisa menggunakannya. Banyak kultivator memfokuskan diri dalam kultivasi mereka masing-masing. Hanya sebagian kecil dari mereka yang menghabiskan waktu untuk urusan-urusan lain. Karena bagaimanapun juga, prioritas utama dalam dunia kultivasi adalah berkultivasi. Kekuatan masing-masing individu jauh lebih penting dari apa pun.     

Namun, Ye Futian telah memberikan sebuah pil tingkat atas pada orang lain tepat setelah menerimanya.     

Melihat apa yang baru saja terjadi, dia memang sudah berencana memilih dan memberikan pil itu padanya. Dia bahkan tidak repot-repot mendengarkan penjelasan mengenai pil-pil lainnya.     

Ini menunjukkan bahwa Ye Futian sama sekali tidak peduli dengan pil-pil ini.     

Pemimpin Pulau juga memandang Ye Futian sambil tersenyum. Sebelumnya, dia telah melihat seperti apa penampilan Ye Futian. Dia memang sosok yang sempurna dan sangat luar biasa. Wajar bagi sosok-sosok yang luar biasa sepertinya untuk tidak menganggap pil-pil itu sebagai sesuatu yang berharga. Pria ini telah menarik perhatiannya.     

Beigong Ao dan Beigong Shuang juga tercengang. Beigong Shuang memandang Ye Futian dengan tatapan aneh. Sebelumnya, pria ini benar-benar mengabaikannya. Sekarang, dia telah memberinya sebuah pil yang sangat berharga. Dia benar-benar tidak bisa memahami jalan pikirannya.     

"Pemimpin Paviliun, kami tidak bisa menerima hadiah lagi darimu," ujar Beigong Ao. Ye Futian telah mengizinkan Beigong Ao mendapatkan peluang dari Jalur Agung. Sekarang, dia telah memberi putrinya sebuah pil yang sangat berharga. Hutang budinya terhadap Ye Futian kini menjadi semakin besar.     

"Ambil saja. Bukankah anda pernah mengatakan sebelumnya bahwa awalnya anda ingin memberikan Kayu Awan pada Beigong Shuang? Anda berhasil menerobos ke tingkat berikutnya setelah mendapatkan Kayu Awan. Itu adalah sebuah pencapaian yang luar biasa. Sekarang pil ini cocok dengan kultivasinya, kenapa anda justru menolaknya?" Ye Futian bertanya dengan santai. Sepertinya dia sama sekali tidak keberatan memberikan pil tersebut pada Beigong Shuang.     

Beigong Ao tidak berkata apa-apa lagi. Kemudian dia menganggukkan kepalanya dengan serius dan berkata, "Terima kasih banyak, Pemimpin Paviliun."     

Beigong Ao adalah sosok yang cerdas dan pandai dalam membuat keputusan. Dia mengutamakan keuntungan saat menentukan pilihan. Namun saat ini, hatinya tergerak. Perilaku seseorang bisa membawa perubahan bagi orang lain. Sekarang dia tahu apa maksud orang lain ketika mereka mengatakan 'seseorang rela mati untuk teman-temannya'.     

Sebelumnya, dia hanyalah seorang Renhuang tingkat ketujuh. Baik itu Kayu Awan maupun pil dari Jalur Agung; keduanya berada jauh di atas tingkatannya. Jika bukan karena Ye Futian, benda-benda ini tidak akan bisa dia dapatkan seumur hidupnya.     

Di sisi lain, Kaisar Helian samar-samar tampak kecewa. Namun, dia dengan cepat menutupinya.     

Dia mengenal Ye Futian lebih dulu. Saat itu, Beigong Ao masih bermusuhan dengan mereka. Meskipun pada akhirnya mereka memutuskan untuk bekerja sama, tetap saja hubungan Kaisar Helian jauh lebih dekat dengan Ye Futian. Namun, setelah memasuki Pulau Dewa Timur, mereka secara tidak sengaja menemukan Kayu Awan dan Beigong Ao mendapatkan peluang dari Jalur Agung. Dia jauh lebih menguntungkan bagi Ye Futian daripada Kaisar Helian.     

Kaisar Helian tahu bahwa Ye Futian tidak pilih kasih dan semua peristiwa ini hanyalah sebuah kebetulan belaka. Jika mereka bertemu dengan benda yang dapat membantu kultivasi Kaisar Helian, Ye Futian pasti akan membantunya untuk mendapatkan benda tersebut.     

Namun, Kaisar Helian juga mengagumi Beigong Ao karena kekuatannya kini semakin meningkat.     

Ye Futian juga tidak mengatakan apa-apa. Dia memang tidak pilih kasih. Semua ini hanya keberuntungan belaka. Mereka hanya perlu menerima jalannya takdir.     

Jika Ye Futian memiliki kesempatan, tentu saja dia juga akan membantu Kaisar Helian.     

Di tingkat Plane-nya saat ini, beberapa hal tidak perlu dijelaskan secara berlebihan.     

Setelah itu, para dewi kembali memperkenalkan pil-pil lainnya satu per satu. Semua itu adalah pil dari Jalur Agung yang sangat berharga. Ye Futian mendengarkan semuanya dengan penuh perhatian. Diantara pil-pil tersebut, ada beberapa pil yang menarik perhatiannya. Namun, itu hanyalah dorongan dari keinginannya. Pil-pil itu tidak dapat menimbulkan perubahan secara signifikan terhadap kultivasinya.     

Dengan Roh Kehidupan Pohon Dunia, kemampuan pemahamannya terkait Jalur Agung sudah sangat kuat. Efek dari pil-pil itu kemungkinan besar akan memiliki batasan. Hal itu sama seperti yang dibicarakan oleh Ye Futian sebelumnya. Dia memiliki Tubuh Ilahi dari Jalur Surgawi. Meskipun pernyataannya itu terkesan sombong, namun pada kenyataannya, hal ini dapat dianggap sebagai bakatnya dalam berkultivasi.     

Para kultivator lainnya memilih pil mereka satu per satu. Dalam waktu singkat, setiap pil telah dipilih hingga akhirnya hanya menyisakan satu buah pil. Hanya satu orang yang masih belum menentukan pilihannya.     

Orang ini secara mengejutkan adalah Jiang Jiuming.     

Sebagai keturunan dari keluarga kerajaan kuno, pil ini tidak menarik perhatiannya. Dia tidak peduli pada pil-pil tersebut; karena itulah, dia tidak memperebutkan sembilan pil itu dengan kultivator lainnya.     

"Tuan Muda Jiang," ujar Dewi Huang. "Hanya ada satu pil yang tersisa."     

"Tidak masalah. Kalau begitu aku akan memilih pil ini. Aku tidak keberatan," jawab Jiang Jiuming sambil tersenyum saat menerima pil tersebut. Dia tampak tidak mempermasalahkan hal ini. Para anggota dari Pulau Dewa Timur tahu bahwa Jiang Jiuming tidak begitu peduli tentang hal ini. Pil-pil ini tidak menarik baginya.     

Namun, para anggota dari Pulau Dewa Timur tentu saja mengetahui identitasnya, jadi mereka tidak berpikir macam-macam terkait sikapnya itu.     

Kemudian, sembilan dewi itu kembali ke posisinya semula. Pemimpin Pulau memandang ke arah kerumunan kultivator dan berkata, "Silahkan menikmati perjamuan ini. Anggap saja seperti rumah sendiri."     

"Terima kasih banyak, Pemimpin Pulau," para tamu mengucapkan terima kasih sambil menganggukkan kepala. Kemudian mereka mulai menikmati perjamuan. Begitu mereka meminum anggur yang telah disediakan, beberapa orang mulai terlihat mabuk. Mereka memiliki ekspresi aneh saat mereka terus menikmati makanan yang disajikan. Mereka mendapati bahwa kekuatan Jalur Agung di dalam tubuh mereka bergejolak.     

"Ini…"     

Mereka semua terkejut dan saling memandang satu sama lain. Mereka ingin mengatakan sesuatu, namun tidak ada yang berani melakukannya lebih dulu.     

"Haha," seorang Tetua yang berkultivasi di Pulau Dewa Timur tertawa di tempatnya berada. Dia berkata, "Pasti kalian bisa merasakannya sekarang. Perjamuan ini disiapkan dengan menggunakan bahan-bahan yang dihasilkan oleh Pulau Dewa Timur. Semua hidangan ini bermanfaat untuk kultivasi seseorang. Meskipun efeknya tidak sekuat pil dari Jalur Agung, namun jika dikonsumsi dalam jangka panjang, semua ini tetap sangat bermanfaat bagi kalian. Apakah kalian ingin menikmati hidangan lezat seperti ini setiap harinya di masa depan?"     

Para kultivator saling memandang satu sama lain. Mereka semua tampak takjub. Tidak heran ada begitu banyak kultivator kuat yang bersedia tinggal di Pulau Dewa Timur untuk berkultivasi. Penawaran yang diberikan memang sangat menggiurkan.     

"Jika kalian tidak memiliki Rekan Spiritual, kalian juga akan memiliki kesempatan untuk berlatih dengan para dewi dari Pulau Dewa Timur. Semua itu bergantung pada tingkat kultivasi kalian masing-masing," ujar kultivator lainnya dengan nada bercanda. Dia menunjuk ke arah sepasang kekasih di depannya dan berkata, "Lihatlah mereka berdua. Mereka adalah pasangan yang sangat serasi."     

Orang-orang langsung mengalihkan pandangan mereka pada pasangan itu. Mereka duduk berdampingan. Pria itu memiliki wajah yang tampan dan tampak luar biasa, sedangkan pasangannya memiliki kecantikan yang tak tertandingi. Mereka berdua memiliki aura yang menakjubkan. Keduanya adalah Renhuang yang telah menjadi Rekan Spiritual dan berlatih bersama-sama.     

"Para dewi dari Pulau Dewa Timur tidak mudah untuk digoda. Belum tentu kalian bisa memikat hati mereka," ujar orang lain sambil tertawa.     

Pemimpin Pulau belum angkat bicara, dan orang-orang ini sudah memberikan pujian yang begitu luar biasa terhadap Pulau Dewa Timur.     

Namun, keuntungan yang disediakan oleh Pulau Dewa Timur untuk para kultivator memang tidak main-main.     

"Tuan Muda Ye, apakah kau memiliki Rekan Spiritual?" Bai Mu bertanya dengan lembut di samping Ye Futian. Dia menatap Ye Futian dengan kedua matanya yang indah. Suaranya terdengar begitu lembut.     

"Sudah," jawab Ye Futian sambil tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Bai Mu memandang Xia Qingyuan, yang berada di samping Ye Futian. Sepertinya dia adalah orang yang duduk paling dekat dengan Ye Futian. Sepertinya mereka memiliki hubungan khusus antara satu sama lain. Mungkin dia adalah Rekan Spiritual Ye Futian.     

"Sosok yang menjadi Rekan Spiritual Tuan Muda Ye, pasti memiliki kemampuan yang sangat luar biasa," ujar Bai Mu sambil menatap Xia Qingyuan dan tersenyum. Namun, Xia Qingyuan tetap duduk dengan tenang di tempatnya dan tidak memberikan tanggapan. Dia bahkan tidak memandang ke arah Bai Mu.     

"Apakah Dewi selalu berlatih di Pulau Dewa Timur?" Ye Futian bertanya, tidak lagi melanjutkan topik tentang Rekan Spiritual.     

"Ya," jawab Bai Mu sambil menganggukkan kepalanya. "Bertahun-tahun yang lalu, aku bertemu guruku dan dibawa ke Pulau Dewa Timur untuk berlatih. Jika bukan karena guruku, aku mungkin akan memiliki kehidupan yang berbeda sekarang."     

Menjalani latihan di Pulau Dewa Timur dapat mengubah fisik dan bakat kultivasi seseorang, membentuk mereka menjadi seorang kultivator yang kuat. Pada kenyataannya, sebagian besar dewi di Pulau Dewa Timur bukan berasal dari keluarga terkemuka. Jika tidak, mereka tidak akan dibawa ke Pulau Dewa Timur.     

Setelah datang kemari, kultivasi mereka akan meningkat secara drastis.     

Karena itulah, mereka semua sangat berterima kasih pada Pulau Dewa Timur.     

Pulau Dewa Timur juga tidak memaksa mereka untuk melakukan apa pun. Bahkan mengenai Rekan Spiritual mereka, mereka dapat memilih atas kehendak mereka masing-masing.     

Ye Futian mengangguk. Pulau Dewa Timur memiliki kekayaan tersendiri, yang memang sangat menarik bagi para kultivator. Melihat situasi saat ini, kekuatan yang dikumpulkan Pulau Dewa Timur selama beberapa tahun terakhir ini jauh lebih kuat daripada apa yang dibayangkan oleh dunia luar.     

"Apakah kalian semua tertarik untuk bergabung dengan Pulau Dewa Timur dan berkultivasi di sini? Jika kalian ingin bergabung dengan kami, kalian dapat dengan bebas memahami setiap peluang Jalur Agung yang tersedia di pulau ini di masa depan. Kami juga akan menyediakan pil-pil dari Jalur Agung untuk membantu kalian semua dalam mencapai tingkat Plane yang lebih tinggi." Pada saat ini, penyelenggara dari perjamuan ini—Pemimpin Pulau—akhirnya angkat bicara. Dia menyampaikan undangannya pada para kultivator yang hadir di sini.     

Kerumunan kultivator tampak sunyi. Masalah seperti ini tidak mudah untuk diputuskan dalam waktu singkat.     

Jika mereka menerima keuntungan ini dan berlatih di Pulau Dewa Timur, mereka akan dianggap sebagai anggota dari Pulau Dewa Timur.     

Pulau Dewa Timur pasti merencanakan sesuatu dengan mengajak mereka bergabung seperti ini.     

"Saya tidak akan bergabung dengan Pulau Dewa Timur untuk berlatih," ujar Jiang Jiuming sambil tersenyum. "Bukan itu alasan saya untuk datang kemari."     

"Tuan Muda Jiang, kalau begitu apa tujuanmu untuk datang ke Pulau Dewa Timur?" Pemimpin Pulau bertanya.     

Jiang Jiuming memandang ke arah Pemimpin Pulau. Dia tersenyum dan menjawab, "Saya datang kemari untuk mendapatkan benda yang dicari oleh Dewa Tertinggi Donglai kala itu!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.