Legenda Futian

Menyatu



Menyatu

0Ekspresi Ye Futian tampak aneh. Ramuan itu merupakan sumber energi kehidupan?     1

Apakah pohon kuno ini diciptakan dari ramuan tersebut?     

Meskipun itu hanyalah sebatang pohon, Ye Futian merasa seperti sedang diawasi. Pohon kuno di hadapannya ini bahkan memiliki aura yang lebih pekat daripada Pohon Berbunga yang dia temui sebelum memasuki Pulau Dewa Timur. Seolah-olah dia sedang berhadapan dengan seseorang.     

Aura kehidupan yang terkandung di dalam pohon kuno itu membuatnya takjub. Lingkaran cahaya suci berwarna hijau zamrud yang tak ada habisnya bersinar di sekelilingnya dan menyegel area ini. Cabang-cabang pohon yang berayun-ayun itu terus menyebar, hingga akhirnya menutupi matahari dan langit. Sepertinya itu benar-benar sebuah pohon ilahi.     

Pohon itu memiliki Jalur Agung Kehidupan yang sempurna. Inikah kekuatan sejati dari Jalur Agung Kehidupan? Ye Futian bergumam dalam hati. Kekuatan ini terasa semakin tidak asing baginya. Pada saat ini, Roh Kehidupan Pohon Dunia di dalam dirinya berayun-ayun dan mulai bereaksi.     

Lagi-lagi ini adalah benda yang mampu menyebabkan Roh Kehidupannya bereaksi. Pohon ini pasti memiliki nilai yang sangat tinggi.     

Ye Futian mendekati pohon tersebut. Namun, dalam sekejap, dahan-dahan dan dedaunan yang menutupi matahari dan langit mulai menghampirinya. Mereka berubah menjadi sulur-sulur yang tak terhitung jumlahnya dan menerjang ke arahnya dalam sekejap.     

Di sisi lain, Cahaya Ilahi Yin menyelimuti tubuh Ye Futian. Dia mencoba untuk membekukan sulur-sulur dari pohon kuno itu, tetapi dia melihat lingkaran-lingkaran cahaya suci berwarna hijau zamrud di atas pohon kuno itu bersinar terang. Kekuatannya begitu luar biasa dan langsung menerobos kekuatan dari Cahaya Ilahi Yin, terus bergerak menuju Ye Futian.     

Aura pedang, kilatan petir, dan kekuatan dari Jalur Agung lainnya terpancar dari tubuh Ye Futian, berusaha menangkis sulur-sulur tersebut. Namun, semua serangan itu tidak mampu memberikan perlawanan. Cabang-cabang pohon dan dedaunan itu sepertinya tidak bisa membusuk. Energi kehidupan mereka begitu luar biasa, hingga membuat mereka seperti tidak bisa dihancurkan. Baik itu kekuatan penghancur maupun kematian, mereka tidak dapat menyerang cabang-cabang dan dedaunan dari pohon tersebut.     

Disertai dengan suara lecutan, tubuh Ye Futian telah dijerat dalam sekejap. Dia sama sekali tidak bisa memberikan perlawanan. Ketika kekuatan ini menjeratnya, dia benar-benar tidak memiliki kemampuan untuk melawan. Dia mengeluarkan aura dari Jalur Agung miliknya secara agresif, namun dia tetap tidak bisa membebaskan diri dari jeratan itu.     

Pada saat ini, Ye Futian mengerti apa yang telah dialami oleh kultivator-kultovator lainnya. Sama seperti dirinya, mereka pasti tidak bisa memberikan perlawanan apa pun. Mereka semua telah ditaklukkan oleh sebatang pohon.     

Cabang-cabang pohon kuno itu telah menyelimuti sekujur tubuhnya, dan Ye Futian bisa merasakan tubuhnya berputar. Kemudian dia muncul di depan pohon ilahi tersebut. Bagian kepala dari pohon itu sepertinya sedang menatapnya. Sebuah benda tampak bersinar dengan cahaya suci yang menakjubkan di kepalanya. Kekuatan yang terkandung dalam cahaya suci itu memberikan energi kehidupan pada pohon ilahi tersebut.     

*Whoosh* Ye Futian mendengar suara pekikan yang memekakkan telinga. Cabang-cabang pohon ilahi itu tampaknya telah berubah menjadi setajam silet, yang diarahkan pada Ye Futian, dan tampaknya ingin menusuk tubuhnya.     

Ye Futian tahu bahwa dia berada dalam bahaya. Aura kehidupan di dalam tubuhnya juga dikeluarkan dalam sekejap. Lingkaran cahaya suci dari Pohon Dunia terpancar dari tubuhnya. Aliran kekuatan dari Jalur Agung langsung menyelimuti area yang luas itu. Sosoknya tiba-tiba berubah menjadi sebuah pusaran mengerikan yang melahap Jalur Agung Kehidupan dari pohon tersebut.     

Hanya dalam sepersekian detik, aura kehidupan di sekitarnya mengalir ke dalam tubuhnya.     

Di dalam tubuhnya, ada juga sebuah pohon ilahi yang memancarkan cahaya suci yang aneh. Pohon itu tampak sangat menakjubkan, seperti raja di antara pohon-pohon ilahi. Pohon tersebut seperti menatap pohon kuno yang berada di luar.     

Pohon kuno yang berada di luar juga bisa merasakan keberadaan pohon tersebut. Keduanya seperti membentuk suatu resonansi antara satu sama lain. Suara gemerisik terus bergema di telinga Ye Futian saat cabang-cabang pohon itu menerjang ke arah Ye Futian dengan agresif. Cabang-cabang pohon itu benar-benar mengincar tubuh Ye Futian, seperti ditarik menuju auranya, membiarkan diri mereka dilahap oleh aura tersebut.     

Ramuan di pohon kuno itu memancarkan cahaya suci yang menyilaukan. Dari dalam ramuan yang telah menyatu dengan pohon ilahi tersebut, satu sosok ilusi tampaknya telah muncul di sana. Temperamen sosok itu sangat menakjubkan, seolah-olah dia adalah seorang dewa.     

Dewa Tertinggi Donglai! Ekspresi Ye Futian tampak aneh. Mungkinkah hal-hal tidak masuk akal yang dikatakan Shangguan Qiuye sebelumnya memang benar adanya?     

Ye Futian melihat cahaya yang dipancarkan oleh ramuan itu menjadi semakin terang. Lingkaran-lingkaran cahaya suci yang mengerikan itu telah menerangi area Jalur Agung ini. Cahaya suci berwarna hijau zamrud itu tampak seperti cahaya kehidupan. Saat ini, dia mendengar suara gemeretak dari arah pohon kuno tersebut, seolah-olah ramuan itu hancur berkeping-keping, menyatu ke dalam pohon ilahi, dan kemudian terus menerus mengalir ke dalam tubuh Ye Futian, kembali bergabung dengan pohon ilahi di dalam dirinya.     

Ye Futian menyerap kekuatan Jalur Agung Kehidupan ini tanpa henti. Dia bisa merasakan aura kehidupannya semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Organ tubuh, titik-titik meridian, dan kekuatan kehidupannya tampaknya juga menjadi semakin kuat. Saat ini tubuhnya dipenuhi dengan kekuatan kehidupan. Dia bisa merasakan dengan jelas bahwa saat kekuatan kehidupannya menguat, darah, Qi, dan auranya juga menjadi semakin kuat. Karena pada dasarnya, kekuatan kehidupan adalah sumber keberlangsungan hidup bagi manusia.     

Seiring waktu berlalu secara perlahan-lahan, baik pohon ilahi maupun ramuan yang terkandung di dalamnya itu menghilang, dilahap oleh Ye Futian. Aura kehidupan yang begitu melimpah di dalam dirinya membuatnya merasa seolah-olah dia dipenuhi dengan kekuatan yang tak terbatas. Temperamennya juga mengalami beberapa perubahan. Namun, dia tidak bisa menjelaskan apa yang telah mengalami perubahan dalam dirinya.     

Pada saat ini, sebuah aura tiba-tiba muncul di dalam benaknya. Hal ini membuat dirinya tertegun sejenak.     

Sosok ilusi itu muncul di dalam benaknya dalam bentuk aura. Dia masih terlihat menakjubkan, seolah-olah dia adalah seorang dewa.     

"Apakah anda adalah Dewa Tertinggi Donglai?" Ye Futian bertanya saat auranya bergejolak.     

"Hmm," jawab sosok ilusi itu sambil menganggukkan kepalanya. Kemudian dia melanjutkan kata-katanya, "Tarik kembali auramu. Aku akan memberitahu semua yang ingin kau ketahui."     

"Baiklah," jawab Ye Futian. Dia tidak mewaspadai sosok itu karena auranya sangat lemah dan rapuh. Mustahil baginya untuk mengambil sesuatu dari Ye Futian. Karena itulah, Ye Futian tidak khawatir untuk membiarkan aura sosok itu menyatu dengan dirinya. Dalam sekejap, gambaran yang tak terhitung jumlahnya muncul di dalam benaknya. Tampaknya itu adalah gambaran kehidupan dari Dewa Tertinggi Donglai.     

Tentu saja, hal yang jauh lebih penting adalah Dewa Tertinggi Donglai telah memberikan semua yang telah dia pelajari ke dalam aura Ye Futian, termasuk pengetahuannya dalam teknik-teknik alkimia. Hal ini membuat Ye Futian merasa aneh. Dia datang kemari hanya untuk menguji keberuntungannya. Dia tidak pernah membayangkan bahwa dia tidak hanya mendapatkan ramuan dari Jalur Agung tetapi juga menerima ajaran dari Dewa Tertinggi Donglai semasa hidupnya.     

Ini…     

Melihat situasi saat ini, dia benar-benar beruntung bisa mendapatkan kesempatan seperti ini.     

Dia tidak tahu apa yang akan dipikirkan oleh Pemimpin Pulau mengenai hal ini, dimana dia adalah penerus dari Dewa Tertinggi Donglai.     

Ramuan itu berfungsi sebagai sumber kehidupan bagi pohon ilahi serta sisa-sisa aura dari Dewa Tertinggi Donglai. Dewa Tertinggi Donglai ingin memanfaatkan ramuan dan pohon ilahi itu untuk tetap hidup. Namun, rencananya kini telah dihancurkan oleh Ye Futian.     

"Suatu keberuntungan bagimu untuk bisa datang kemari. Sekarang kau dapat dianggap sebagai muridku. Kuharap kau dapat menjaga Pulau Dewa Timur di masa depan," Dewa Tertinggi Donglai langsung mengukir pemikiran ini di dalam benak Ye Futian. Ye Futian mengangguk dan menjawab dengan serius, "Senior, anda tidak perlu khawatir. Saya akan berusaha semaksimal mungkin menjalankan perintah anda."     

"Hmm," sosok ilusi itu mengangguk pelan. Kemudian sosoknya perlahan-lahan berubah menjadi samar hingga sosoknya menghilang seutuhnya.     

Pada saat ini, Dewa Tertinggi Donglai benar-benar dianggap telah menghilang dari dunia ini.     

Ye Futian menarik napas dalam-dalam. Dia memandang gunung kuno yang kosong itu. Semua kekuatan dari Jalur Agung Kehidupan yang ada di sini telah lenyap.     

Saat ini, dia masih memiliki masalah lain yang harus dihadapi. Dia tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Pemimpin Pulau padanya.     

Ye Futian berbalik dan berjalan keluar. Sementara itu, orang-orang yang berada di luar sedang berbincang-bincang satu sama lain. Mereka tampak sangat santai, seolah-olah mereka sudah tidak menganggap peristiwa ini sebagai suatu hal yang penting lagi. Ketika mereka melihat penampilan Ye Futian juga berantakan seperti kultivator lainnya, mereka hanya tersenyum dan memahami maksud dari penampilannya itu.     

Pemimpin Pulau memandang Ye Futian dengan kedua matanya yang indah. Kemudian dia memandang ke arah kerumunan kultivator dan berkata, "Ayo kita pergi."     

Setelah mengatakan hal ini, dia berbalik dan pergi. Sementara kultivator lainnya mengikutinya dari belakang dan pergi meninggalkan tempat itu.     

Setelah rombongan itu kembali ke Pulau Inti, mereka diundang untuk beristirahat di Pulau Dewa Timur. Mereka dapat pergi kemana saja dengan bebas dan juga mempertimbangkan apakah mereka ingin tetap berkultivasi di Pulau Dewa Timur atau tidak.     

Sebuah istana telah disiapkan bagi kelompok Ye Futian untuk berkultivasi. Tempat itu terlihat sangat elegan.     

Kedua mata Xia Qingyuan yang indah menatap Ye Futian. Ye Futian membalas tatapan matanya dan bertanya, "Kenapa kau memandangku seperti itu?"     

"Sepertinya ada sesuatu yang berbeda darimu," jawab Xia Qingyuan.     

Ye Futian tertegun mendengar hal ini. Dia bisa merasakannya?     

"Memangnya apa yang berbeda dariku?" Ye Futian balik bertanya.     

Xia Qingyuan menggelengkan kepalanya dengan lembut dan berkata, "Hanya firasatku saja."     

"Firasatmu sangat tajam," ujar Ye Futian sambil tersenyum.     

Xia Qingyuan menatapnya. Kemudian Ye Futian berkata, "Para anggota dari Pulau Dewa Timur tidak lama lagi akan menemuiku."     

Ketika Xia Qingyuan mendengar Ye Futian mengatakan hal ini, dia langsung memahami maksudnya. Ye Futian pasti mendapatkan pengalaman yang berbeda dibandingkan dengan kultivator lain ketika dia memasuki retakan di gunung kuno itu.     

Saat mereka berbincang-bincang, sekelompok kultivator tampak melintasi langit. Dalam waktu singkat, mereka tiba di luar istana yang ditempati oleh kelompok Ye Futian. Kemudian salah satu dari mereka berkata, "Bai Mu ingin bertemu dengan Pemimpin Paviliun Ye."     

"Dewi, silahkan masuk," Ye Futian menoleh dan berseru. Xia Qingyuan juga memandang ke arah yang sama. Para anggota dari Pulau Dewa Timur benar-benar datang kemari.     

Bai Mu dan kelompoknya langsung menghampiri Ye Futian. Dia membungkuk hormat dan berkata, "Pemimpin Pulau mengundang Pemimpin Paviliun Ye untuk bertemu dengannya."     

"Baiklah," jawab Ye Futian sambil menganggukkan kepalanya. Dia tidak bisa pergi meninggalkan Pulau Dewa Timur begitu saja, dan dia juga tidak akan bisa melakukan hal tersebut.     

"Terima kasih banyak, Pemimpin Paviliun Ye," Bai Mu mengucapkan terima kasih sambil mengangguk. Kemudian dia berbalik dan pergi. Ye Futian memberitahu Xia Qingyuan dan yang lainnya, "Tunggu aku di sini."     

Setelah mengatakan hal ini, dia mengikuti Bai Mu sendirian dan datang berkunjung ke kediaman dari Pemimpin Pulau.     

Ketika Ye Futian tiba, hanya ada beberapa orang yang hadir di sana. Selain Pemimpin Pulau, ada beberapa sosok dengan aura yang sangat kuat di sana. Hal ini membuat Bai Mu dan para dewi lainnya merasa khawatir. Apa yang akan terjadi di sini?     

"Salam hormat, Pemimpin Pulau," ujar Ye Futian sambil membungkuk hormat. Pemimpin Pulau membalas sapaannya dengan menganggukkan kepalanya. Kemudian dia berkata pada Bai Mu dan para dewi lainnya, "Kalian semua boleh pergi."     

"Baik." Meskipun Bai Mu dan yang lainnya merasa penasaran, mereka tetap pergi meninggalkan tempat itu.     

Hanya ada beberapa orang yang tersisa di sana, dan kemudian Pemimpin Pulau pergi meninggalkan tempat ini bersama Ye Futian.     

Sebuah tekanan yang tak berbentuk menimpa tubuh Ye Futian. Pemimpin Pulau yang tak tertandingi ini mengeluarkan tekanan dari Jalur Agung yang langsung menyelimuti tubuh Ye Futian.     

"Apa yang telah terjadi dengan pohon ilahi serta ramuan di dalamnya?" dia bertanya dengan nada dingin.     

"Saya berhasil mendapatkannya secara kebetulan. Keduanya telah menyatu ke dalam tubuh saya," jawab Ye Futian.     

Pemimpin Pulau telah menunggu hingga akhirnya mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengannya secara pribadi. Pasti dia tidak ingin orang lain mengetahui tentang hal ini.     

Melihat situasi saat ini, seharusnya dia tidak akan membahayakan Pulau Dewa Timur. Pemimpin Pulau tidak akan melakukan apa pun padanya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.