Legenda Futian

Penobatan



Penobatan

1Di Pulau Dewa Timur, mereka yang berencana memasuki Pulau Inti pergi secara bergantian. Namun, ada beberapa orang memilih untuk bergabung dengan Pulau Dewa Timur dan bersiap-siap tinggal di sana untuk berkultivasi.     2

Ye Futian tidak pergi dan tetap tinggal di Pulau Dewa Timur untuk melanjutkan kultivasinya.     

Di Pulau Dewa Timur, berbagai macam hidangan yang lezat disediakan setiap harinya, dan Dewi Bai Mu dari Pulau Dewa Timur juga menunggunya secara pribadi. Banyak kultivator merasa sedikit tidak senang dengan situasi ini, dimana mereka menganggap bahwa Bai Mu sudah seperti pelayan bagi Ye Futian.     

Mereka mengira Ye Futian pasti setuju untuk bergabung dengan Pulau Dewa Timur dan berkultivasi di sana. Namun, meskipun dia memiliki bakat yang luar biasa, seharusnya dia tidak perlu memperlakukan Bai Mu dengan cara seperti ini.     

Di Pulau Dewa Timur, bakat yang dimiliki Bai Mu adalah salah satu yang paling menonjol. Seorang dewi yang sangat menakjubkan kini bertugas melayani Ye Futian setiap harinya, sehingga membuat banyak orang merasa ada sesuatu yang tidak beres. Jika keduanya adalah Rekan Spiritual satu sama lain, maka mereka bisa memahami situasi ini.     

Namun Bai Mu tidak mengatakan apa-apa, dan dia juga tidak merasa dirugikan. Pemimpin Pulau pasti memiliki alasan tersendiri dengan memberinya perintah ini.     

Adapun masalah tentang 'Pemimpin Pulau Kedua,' hal itu tidak dipublikasikan oleh Pulau Dewa Timur, dan hanya beberapa tokoh penting yang mengetahui tentang hal tersebut. Bahkan para dewi dari Pulau Dewa Timur tidak tahu apa-apa. Tentu saja, Ye Futian sendiri juga tidak mengetahuinya, tetapi menilai dari sikap yang ditunjukkan oleh semua orang, dia bisa menebak apa yang sedang terjadi saat ini.     

Saat ini, di sebuah aula di Pulau Dewa Timur, Bai Mu dan Dewi Huang sudah berada di sana dan menghadap sang Permaisuri di hadapannya dengan hormat, yang merupakan pemimpin dari Pulau Dewa Timur.     

"Bai Mu, bagaimana hubunganmu dengan Pemimpin Paviliun Ye dalam beberapa hari terakhir?" Pemimpin Pulau bertanya.     

"Sangat baik." Bai Mu mengangguk pelan. "Pemimpin Paviliun Ye sangat ramah dan mudah bergaul."     

Pemimpin Pulau mengangguk pelan dan memandang ke arah Dewi Huang. Nama aslinya adalah Huang Yan, murid utama dari Pemimpin Pulau. Dia sangatlah berbakat dan dihormati oleh banyak orang. Menyadari bahwa gurunya sedang menatapnya, Huang Yan berkata, "Guru, ada beberapa rumor yang beredar di Pulau Dewa Timur dalam beberapa hari terakhir. Memang benar bahwa Pemimpin Paviliun Ye sangat berbakat; meskipun dia telah memasuki Pulau Dewa Timur untuk berkultivasi, apakah perlu untuk memberinya perlakuan seperti itu?"     

Pemimpin Pulau memandangnya dan berkata, "Huang Yan, kau bisa pergi sekarang."     

Huang Yan tertegun saat mendengar jawaban yang diterimanya ini. Dengan tatapan mata bingung, dia mengangguk dan menjawab, "Baik, Guru."     

Setelah itu, dia pergi tanpa mengetahui bagian mana dari ucapannya yang membuat Gurunya merasa tidak senang.     

Bai Mu juga merasakan hal yang sama. Saat ini, dia adalah satu-satunya orang yang tersisa di sana selain Pemimpin Pulau.     

"Bai Mu, bagaimana pendapatmu tentang Pemimpin Paviliun Ye?" Pemimpin Pulau bertanya.     

"Dia memiliki bakat yang tak tertandingi." Bai Mu menjawab, "Bahkan Jiang Jiuming dari Klan Jiang belum tentu bisa melampauinya. Baik itu di dalam maupun di luar Pulau Dewa Timur, dia telah menunjukkan bakat yang tak tertandingi."     

"Mmm." Pemimpin Pulau mengangguk. "Apakah kau ingin berkultivasi dengannya?"     

Bai Mu tertegun, dan kedua matanya yang indah tampak aneh saat dia menundukkan kepalanya. "Guru, Pemimpin Paviliun Ye sudah memiliki Rekan Spiritual."     

"Kau mengikutinya hanya untuk berkultivasi, bukan sebagai Rekan Spiritual-nya." Pemimpin Pulau tahu bahwa Bai Mu telah salah dalam mengartikan kata-katanya, dan memberikan penjelasan. Mendengar hal ini, Bai Mu menatap gurunya dengan terkejut.     

Apakah gurunya benar-benar ingin menyuruhnya mengikuti Ye Futian dan melayaninya?     

Sebenarnya status seperti apa yang dimiliki oleh Ye Futian?     

"Saya akan mematuhi perintah anda, Guru," jawab Bai Mu dengan lirih.     

"Ini bukanlah perintah. Aku hanya bertanya apakah kau bersedia melakukannya atau tidak. Jika kau tidak bersedia, maka aku tidak akan memaksamu. Apa yang kubutuhkan saat ini adalah seseorang yang benar-benar ingin mengikutinya untuk berkultivasi, dan bukan hanya karena aku yang memerintahkannya. Dia bisa berada di sini karena kau telah merekomendasikannya, jadi kau adalah orang yang paling mengenalnya, itulah alasan kenapa aku meminta pendapatmu," ujar Pemimpin Pulau.     

Bai Mu tampak termenung saat mendengar kata-kata gurunya itu. Berdasarkan apa yang dikatakan oleh gurunya, sepertinya sosok Ye Futian di mata gurunya melebihi apa yang dia bayangkan sebelumnya.     

Bai Mu teringat bagaimana dia bisa mengenal Ye Futian. Penyebab utamanya adalah konflik antara Ye Futian dan Jun Qiuyan. Kemudian, di Pulau Dewa Timur, Ye Futian melumpuhkan Jun Qiuyan. Pada saat itu, dia merasa Ye Futian terlalu sembrono dan seharusnya tidak melakukan tindakan seperti itu terhadap Jun Qiuyan. Nyawanya bisa terancam ketika dia berada di dunia luar.     

Namun, sekarang dia menyadari bahwa dia mungkin terlalu berlebihan dalam memikirkan masalah tersebut. Di Pulau Dewa Timur, Ye Futian dapat mempengaruhi gurunya hingga menugaskannya untuk mengikuti Ye Futian. Jika Klan Jun ingin menyakiti Ye Futian, mustahil Pulau Dewa Timur tidak terlibat di dalamnya.     

"Saya bersedia." Bai Mu mengangguk dan membungkuk hormat. Mungkin mengikuti Ye Futian untuk berkultivasi juga telah ditakdirkan baginya; mari kita lihat apa yang akan terjadi di masa depan.     

"Mmm." Pemimpin Pulau mengangguk pelan dan berkata, "Kalau begitu, aku akan memberitahu kebenarannya padamu. Aku telah menjadikan Ye Futian sebagai pemimpin kedua dari Pulau Dewa Timur. Masa depan Pulau Dewa Timur mungkin akan bergantung padanya; Apakah kau mengerti?"     

Kedua mata Bai Mu yang indah tampak terkejut saat dia mengangkat kepalanya untuk memandang gurunya.     

"Ramuan dari Jalur Agung telah dia dapatkan, dan dia juga mendapatkan warisan dari ayahku," Pemimpin Pulau melanjutkan. Setiap kata-katanya membuat hati Bai Mu berguncang.     

Dia benar-benar telah meremehkannya...     

Tidak heran gurunya menyuruhnya untuk mengikuti Ye Futian.     

Pada saat ini, Pemimpin Pulau mengeluarkan sebuah gulungan kuno, yang dipenuhi dengan aura dari Jalur Agung yang menakjubkan di dalamnya. Gulungan kuno itu terbang menuju Bai Mu dan melayang di depannya. Ketika Bai Mu memandang gulungan tersebut, tatapan matanya berbeda dengan emosi yang dia rasakan, sudah jelas dia mengetahui gulungan apa itu.     

"Melihat gulungan itu sama seperti melihatku. Ambilah. Kapan pun kau membutuhkannya, kau dapat menggunakannya. Selain itu, aku akan menobatkanmu sebagai Dewi dari Pulau Dewa Timur." Suara Pemimpin Pulau menyebabkan kegelisahan di dalam diri Bai Mu. Pemberian gulungan kuno, dan menobatkannya sebagai Dewi dari Pulau Dewa Timur, semua ini dilakukan agar dia mengikuti Ye Futian untuk berkultivasi.     

"Sebagian besar orang-orang di Pulau Dewa Timur tidak mengetahui apa yang telah terjadi hari ini. Simpanlah informasi ini untuk dirimu sendiri, jadi jangan memberitahukannya pada orang lain."     

"Baik, Guru." Bai Mu mengangguk. Tampaknya Guru memilihnya kali ini dan mempercayakan tugas yang sangat penting padanya.     

"Pergilah," ujar Pemimpin Pulau. Bai Mu membungkuk hormat, lalu berbalik untuk pergi. Ada kegelisahan di dalam hatinya yang sulit dihilangkan untuk waktu yang lama.     

Pemimpin dari Pulau Dewa Timur menyaksikan Bai Mu pergi ke kejauhan dan duduk di tempatnya dengan tenang. Ye Futian telah mewarisi semua yang dimiliki ayahnya dan mendapatkan ramuan dari Jalur Agung. Meskipun Ye Futian bukanlah keturunan dari ayahnya, dia lebih terlihat sebagai penerusnya dalam berbagai macam aspek, jadi karena itulah Pemimpin Pulau memberinya gelar sebagai Pemimpin Pulau Kedua.     

Dia tidak haus akan kekuasaan. Hanya kekuatan yang bisa menciptakan kekuasaan. Kalau tidak, semua yang dia dapatkan hanyalah kenikmatan sesaat. Jika suatu hari nanti Ye Futian meraih ketenaran, dia tidak akan keberatan apabila Ye Futian mewarisi Pulau Dewa Timur.     

Meskipun Zi Feng telah memutuskan untuk mengikuti Ye Futian, dia merasa bahwa itu belum cukup. Ye Futian bukan berasal dari Pulau Dewa Timur dan tidak akan memiliki keterikatan yang mendalam terhadap Pulau Dewa Timur; dia perlu memperkuat keterikatan Ye Futian terhadap Pulau Dewa Timur secara konsisten. Karena dia telah mengakui kemampuan Ye Futian, maka dia harus melakukan segalanya untuk mempertahankannya di Pulau Dewa Timur.     

Oleh karena itu, dia memutuskan mengirim Bai Mu untuk menjaganya. Pada awalnya dia berniat untuk memilih Huang Yan, tetapi Huang Yan adalah sosok yang sombong. Dia mungkin tidak akan pernah bersedia melayani Ye Futian secara sukarela, jadi dia memutuskan untuk memberikan tugas ini pada Bai Mu.     

Adapun masalah terkait gelar sebagai Dewi dari Pulau Dewa Timur, Huang Yan harus mengalah. Jika tidak ada kehadiran Ye Futian di sini, maka posisi sang Dewi seharusnya didapatkan oleh Huang Yan.     

Tatapan matanya tertuju ke kejauhan dan dia berkata dengan lantang, "Hari ini, Bai Mu secara resmi dinobatkan sebagai Dewi dari Pulau Dewa Timur, pemegang peringkat pertama di antara semua murid, dan perintahnya harus dipatuhi oleh semua orang."     

Suara ini bergema keluar dan menyebar ke seluruh penjuru Pulau Dewa Timur. Dalam sekejap, suaranya telah bergema ke seluruh tempat.     

Bai Mu, yang baru saja pergi, menghentikan langkahnya, tapi dia tidak menoleh ke belakang. Saat ini, dia tidak merasakan kegembiraan atau antusiasme di dalam hatinya. Sebaliknya, semua ini menunjukkan bahwa dia sedang memikul tanggung jawab yang besar, dan perjalanannya masih panjang. Dia belum layak untuk mendapatkan posisi sebagai sang Dewi, dan sekarang gurunya telah memberikan posisi itu padanya, sehingga dia harus bekerja keras untuk memantaskan dirinya menerima posisi tersebut.     

Huang Yan sedang berada di tempat lain. Dia memandang kuil kuno yang baru saja dia tinggalkan, dan kedua matanya yang indah terpaku ke sana, dengan dipenuhi oleh kebingungan dan kecurigaan yang tersirat di matanya.     

Bai Mu dinobatkan sebagai Dewi dari Pulau Dewa Timur.     

Tapi, kenapa?     

Apakah hal ini terjadi karena apa yang telah terjadi di kuil kuno sebelumnya?     

Karena ucapannya pada Pemimpin Pulau?     

Dia tampak bingung dan tidak bisa memahami semua ini. Dia tidak cemburu, hanya saja dia tidak bisa memahami alasan kenapa gurunya membuat keputusan seperti itu.     

Dari berbagai macam aspek, dia jelas lebih unggul daripada Bai Mu.     

Bukan hanya dia saja, tetapi semua orang di Pulau Dewa Timur memandang ke arah suara itu berasal, dan hati mereka terasa sedikit gelisah. Bai Mu telah dinobatkan sebagai sang Dewi.     

Lalu bagaimana dengan Huang Yan?     

Kenapa Pemimpin Pulau memilih untuk memberikan gelar ini pada Bai Mu di saat seperti ini?     

"Atas perintah dari Pemimpin Pulau, kami ucapkan selamat pada sang Dewi." Pada saat ini, suara lainnya bergema di seluruh penjuru Pulau Dewa Timur. Suara itu berasal dari salah satu sosok terkemuka di Pulau Dewa Timur.     

"Atas perintah Pemimpin Pulau, kami ucapkan selamat pada sang Dewi..."     

Setelah itu, ada suara lain yang menanggapi perintah dari Pemimpin Pulau. Tidak lama kemudian, suara-suara ini bergema di seluruh penjuru pulau, beresonansi dengan dunia di sekitarnya, seolah-olah itu adalah kehendak dari Jalur Agung yang harus diterima oleh siapa pun yang mendengarnya.     

Di istana tempat Ye Futian berada, dia mengangkat kepalanya saat suara-suara itu bergema ke tempatnya, dan suara mereka masih terus terdengar. Apakah masalah ini ada hubungannya dengan dirinya?     

"Renhuang Ye." Pada saat ini, Shangguan Qiuye berjalan mendekat dan berkata padanya, "Bai Mu telah dinobatkan sebagai sang Dewi. Bukankah Bai Mu adalah orang yang mengundangmu ke Pulau Dewa Timur?"     

"Mmm," Ye Futian mengangguk.     

"Aku tidak menyangka Dewi Bai Mu sangatlah beruntung," Shangguan Qiuye terkagum-kagum.     

Saat dia berbicara, ada satu sosok di kejauhan yang bergerak mendekat. Shangguan Qiuye tercengang saat melihat siapa sosok itu; tepat saat dia sedang membicarakan tentang Bai Mu, wanita itu benar-benar datang kemari.     

Penampilan Bai Mu membuatnya terkejut. Bai Mu baru saja dinobatkan sebagai sang Dewi. Meskipun tidak ada upacara penobatan yang dilaksanakan secara resmi, bukankah dia seharusnya mendampingi Pemimpin Pulau pada saat seperti ini?     

Tidak peduli apa pun alasannya, seharusnya dia tidak mungkin berada di sini pada momen-momen seperti ini.     

"Pemimpin Paviliun Ye." Bai Mu mendarat dan mengangguk pada Ye Futian sambil tersenyum.     

"Selamat atas pencapaianmu, Dewi." Ye Futian tersenyum.     

"Selamat atas pencapaianmu, Dewi." Shangguan Qiuye mengatakan hal yang sama.     

"Terima kasih," jawab Bai Mu sambil tersenyum.     

"Dewi baru saja dinobatkan sebagai Dewi dari Pulau Dewa Timur. Kenapa kau malah datang kemari?" Shangguan Qiuye bertanya dengan sedikit kecurigaan, tapi Ye Futian tidak. Secara naluriah, dia merasa bahwa masalah ini mungkin ada hubungannya dengan dirinya.     

"Dalam perjalanan ke Pulau Dewa Timur kali ini, Pemimpin Paviliun Ye telah menunjukkan bakat yang tak tertandingi. Guru menobatkanku sebagai sang Dewi agar aku bisa mengikuti Pemimpin Paviliun Ye untuk berkultivasi. Selama bertahun-tahun, aku telah berkultivasi di Pulau Dewa Timur, dan inilah saatnya bagiku untuk berkultivasi di dunia luar; aku ingin tahu apakah aku akan memiliki kesempatan untuk berkultivasi dengan Pemimpin Paviliun Ye di dunia luar?" Bai Mu berbicara dengan suara yang sangat lembut, dan nada bicaranya terdengar sangat sopan. Mendengar kata-katanya, Ye Futian yakin bahwa spekulasinya memang benar adanya.     

Tampaknya Pemimpin Pulau telah membuat keputusan sehingga sang Dewi akan mengikutinya untuk berkultivasi.     

Memang benar bahwa Bai Mu dinobatkan sebagai Dewi dari Pulau Dewa Timur karena dirinya.     

Di bagian samping, Shangguan Qiuye tampak terkejut. Dalam kondisi seperti ini, bagaimana mungkin dia tidak bisa memahami bahwa bagi Bai Mu, yang baru saja dinobatkan sebagai Dewi dari Pulau Dewa Timur, mengikuti Ye Futian ke dunia luar untuk berkultivasi bukankah sama saja menyiratkan bahwa sang Dewi akan menjadi Rekan Spiritual bagi Ye Futian?     

Namun, tentu saja pemikirannya itu keliru!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.