Legenda Futian

Mendapatkan Api Ilahi Wutong



Mendapatkan Api Ilahi Wutong

0Apa yang dipahami oleh Ye Futian berbeda dengan Shangguan Qiuye. Tindakan pemimpin dari Pulau Dewa Timur untuk menganugerahkan gelar sang Dewi hanya untuk membiarkan Bai Mu mengikuti Ye Futian menandakan bahwa dia mengakui status yang dimiliki oleh Ye Futian.     3

Namun, mungkinkah mengirim seorang Dewi untuk mengikutinya adalah salah satu cara untuk mengawasinya?     

Namun, Ye Futian memiliki kesan yang baik terhadap Bai Mu. Mereka telah memilih orang yang tepat, jadi tidak ada alasan baginya untuk menolaknya. Dia mengangguk dan berkata, "Jika Dewi tidak keberatan, maka aku akan menyetujuinya. Lagipula aku tidak punya alasan untuk menolak permintaanmu."     

"Kalau begitu, sudah diputuskan. Mulai sekarang, aku akan berkultivasi di istana ini. Jika Pemimpin Paviliun Ye ingin memerintahkan sesuatu, katakan saja," ujar Bai Mu. Ye Futian mengangguk dan mulai memahami apa yang direncanakan oleh Pemimpin Pulau.     

Dia ingin memanfaatkan Bai Mu untuk mendekatkannya dengan Pulau Dewa Timur.     

"Terima kasih, Dewi." Ye Futian tersenyum dan mengangguk begitu dia memahami maksud dari tindakannya ini, sementara Shangguan Qiuye, yang berada di sampingnya mengedipkan matanya dan bertanya-tanya apakah hanya ini yang mereka bicarakan?     

Dia benar-benar tidak tahu malu….     

Shangguan Qiuye masih beranggapan bahwa Pulau Dewa Timur memanfaatkan Bai Mu untuk merebut hati Ye Futian. Dia tidak tahu bahwa Ye Futian telah mendapatkan warisan dari Dewa Tertinggi Donglai, melahap ramuan dari Pulau Dewa Timur, dan sekarang menjadi pemimpin kedua dari Pulau Dewa Timur.     

"Pemimpin Paviliun Ye tidak perlu memanggilku sebagai Dewi lagi, panggil saja namaku secara langsung," ujar Bai Mu.     

"Baiklah," Ye Futian mengangguk. "Bai Mu, Pulau Dewa Timur seharusnya memiliki tempat untuk mempelajari alkimia, bukan?"     

"Mmm," Bai Mu mengangguk. Pulau Dewa Timur diciptakan oleh Dewa Tertinggi Donglai, yang merupakan seorang ahli alkimia. Pulau Dewa Timur memiliki pemahaman yang luar biasa terkait alkimia, dan banyak dari anggotanya mahir dalam menggunakan teknik-teknik alkimia.     

"Apakah kau mahir dalam bidang itu?" Ye Futian bertanya.     

Bai Mu menggelengkan kepalanya. "Aku tidak berbakat dalam alkimia. Alkimia membutuhkan pemahaman yang kuat terkait Jalur Agung. Setiap ahli alkimia mampu menimbulkan pergerakan dari Pohon Berbunga."     

"Jadi, seorang ahli alkimia harus memiliki bakat yang menonjol dalam berkultivasi?" Ye Futian bertanya, dan Bai Mu mengangguk sebagai tanggapan. Ini juga yang menjadi alasan mengapa ahli alkimia sangat langka. Seseorang dengan bakat yang luar biasa hanya perlu meningkatkan kekuatannya melalui kultivasi; mereka tidak perlu repot-repot mempelajari alkimia.     

"Kalau begitu, aku pasti memiliki potensi untuk menjadi ahli alkimia. Jika kau punya waktu luang, kau bisa mengajakku mengamati proses kultivasi alkimia di sini. Mungkin aku memiliki bakat terpendam dalam alkimia," ujar Ye Futian sambil tersenyum. Bai Mu mengetahui maksud dari ucapannya ini dan memahami alasan dibalik permintaan Ye Futian untuk mengamati proses kultivasi alkimia di sini.     

Setelah mewarisi semua yang dimiliki oleh Dewa Tertinggi Donglai, Ye Futian sekarang memiliki peluang untuk menjadi ahli alkimia, asalkan dia bersedia menghabiskan waktu dan energi untuk mempelajarinya.     

"Kapan Pulau Dewa Timur akan ditutup untuk umum?" Ye Futian bertanya.     

"Pulau Dewa Timur akan ditutup dalam tiga hari. Ketika hari itu tiba, semua kultivator akan pergi meninggalkan Pulau Dewa Timur," ujar Bai Mu, sementara Ye Futian mengangguk sebagai tanggapan. Begitu Pulau Dewa Timur ditutup untuk umum, berita akan menyebar ke dunia luar, dan semua orang di Benua Penglai akan mengetahui apa yang telah terjadi pada Jun Qiuyan.     

Tentu saja, hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa Klan Jun sudah mengetahui semuanya, dan kemungkinan ini sangat mungkin terjadi. Karena bagaimanapun juga, memang ada benda ilahi yang memungkinkan hal itu terjadi di dunia kultivasi. Dia dan Xia Qingyuan memiliki Cermin Zimu Yuanyang, dan kemungkinan besar berita ini sudah tersebar kemana-mana.     

Tapi Jun Qiuyan kini menjadi tawanan Ye Futian, jadi para kultivator dari Klan Jun seharusnya tidak akan berani memprovokasinya.     

Namun, sekarang adalah waktu yang tepat untuk mempertimbangkan langkah selanjutnya.     

Sebelumnya, mereka harus mengambil Api Ilahi Wutong terlebih dahulu.     

"Zi Feng, haruskah kita pergi ke Pulau Wutong sekarang?" Ye Futian berkata pada phoenix yang berada tidak jauh darinya itu.     

Sudah jelas, keduanya telah mencapai kesepakatan untuk membiarkan Ye Futian berhak memiliki Api Ilahi Wutong.     

"Baiklah," Zi Feng mengangguk, dan keduanya pun pergi bersama-sama. Shangguan Qiuye, Bai Mu, dan yang lainnya memandang mereka dengan takjub; apa yang akan mereka lakukan di Pulau Wutong?     

"Hei tunggu aku…"     

Tiba-tiba terdengar sebuah suara dari belakang mereka, dan Elang Angin Hitam membentangkan sayapnya untuk mengejar Ye Futian; jika tidak, dia tidak akan diajak ke Pulau Wutong.     

Tidak lama kemudian, mereka tiba di Pulau Wutong. Meskipun Zi Feng tidak berada di sana, Raja Pohon Wutong masih berdiri di pulau itu. Tidak ada seorang pun yang bisa mengambil Api Ilahi Wutong dari sana. Ini adalah kobaran api ilahi dari Jalur Agung yang selama ini dijaga oleh keluarga Zi Feng. Memang masih memungkinkan untuk memanfaatkan kekuatan kobaran api itu dalam berkultivasi, tetapi mustahil untuk menempanya pada tubuh seseorang. Setidaknya belum ada orang yang cukup kuat untuk melakukannya di Pulau Dewa Timur.     

Namun, Ye Futian mengatakan bahwa dia memiliki cara untuk mengambil kobaran api tersebut.     

"Tinggalkan Pulau Wutong sekarang juga." Zi Feng melesat ke bawah dengan mengenakan gaun yang menakjubkan, dan sebuah tekanan yang dahsyat tiba-tiba terpancar dari tubuhnya. Bayangan phoenix ilahi muncul di tubuhnya, hingga menutupi langit dan matahari. Kobaran api ilahi itu menyelimuti seluruh penjuru Pulau Wutong sehingga semua pohon wutong di pulau itu berayun-ayun saat jejak-jejak api ilahi menyebar di udara.     

Dalam sekejap, suhu udara di Pulau Wutong meningkat secara tiba-tiba. Dengan menjadikan Raja Pohon Wutong sebagai titik pusatnya, untaian kobaran api yang samar terus menerus mengitarinya. Para kultivator yang sedang berada di Pulau Wutong memandang ke arah Zi Feng dan tahu bahwa sosok ini mungkin adalah penguasa dari Pulau Wutong, dan mereka pun bergegas mundur ke udara.     

Ye Futian dan Elang Kecil juga melesat ke bawah dan mendarat di samping Raja Pohon Wutong. Ye Futian berjalan di bawah pohon itu dan duduk bersila di sana.     

Sementara Zi Feng melayang di atas Raja Pohon Wutong sambil mengamati Ye Futian dengan tenang, bertanya-tanya bagaimana caranya dalam mengambil Api Ilahi Wutong dari pohon tersebut?     

Pada saat ini, dia samar-samar bisa merasakan jejak-jejak aura yang tak terlihat dari tubuh Ye Futian dan menyelimuti Raja Pohon Wutong. Saat ini, kekuatan Jalur Agung yang berapi-api di atas pohon ilahi itu terus menerus mengalir ke arahnya. Kedua mata Zi Feng yang indah tampak menajam, dan ekspresinya berubah menjadi sedikit lebih serius daripada sebelumnya.     

Pada saat ini, dia mulai menyadari bahwa sebuah area dari Jalur Agung telah terbentuk di tempat ini, dan Raja Pohon Wutong ikut terjebak di dalamnya. Di area ini, tampaknya ada cabang-cabang pohon kuno dan dedaunan yang menyebar hingga akhirnya berubah menjadi arus dari Jalur Agung dan menerobos masuk dalam Raja Pohon Wutong sehingga tubuh Ye Futian dan Raja Pohon Wutong bergabung menjadi satu kesatuan, terus menerus melahap dan menyerap cahaya dari kobaran api ilahi tersebut.     

*Whoosh*     

Cahaya suci yang mengerikan bersinar terang, dan aura api yang tak tertandingi menyebar di udara. Saat ini, Raja Pohon Wutong berubah warna seperti kobaran api, seolah-olah ada kobaran api keemasan yang membuat sekujur tubuh Ye Futian bersinar terang.     

"Api Ilahi Wutong!" Elang Angin Hitam mundur ke kejauhan. Dia tidak mungkin bisa menghadapi kekuatan dari kobaran api ilahi ini.     

Namun kekuatan api ilahi itu masih diserap oleh Ye Futian sedikit demi sedikit, yang menyebabkan ekspresi terkejut muncul di wajah Zi Feng. Kecuali dia mampu beresonansi dengan api ilahi tersebut, siapa pun yang bersentuhan dengan Api Ilahi Wutong, termasuk dirinya, maka tubuh dan jiwanya akan dibakar habis.     

Ini juga yang menjadi alasan kenapa Api Ilahi Wutong masih berada di sini meskipun tidak ada seorang pun yang menjaganya–karena tidak ada yang mampu mengambilnya.     

Tapi kenapa Ye Futian tidak terluka oleh kobaran api tersebut?     

Tubuh Ye Futian terus menerus memancarkan cahaya dari kobaran api; sehingga membuat tubuhnya bersinar terang. Kobaran api ilahi mengalir di sekitar tubuhnya, yang juga menahan tekanan dalam skala besar.     

Namun meski begitu, dia tidak menghentikan apa yang sedang dia lakukan. Kekuatan Yin yang dia temui di bagian pusat Dunia Bayangan jauh lebih mengerikan daripada Api Ilahi Wutong ini, namun dia tetap berhasil menyerap kekuatan tersebut. Hari ini, Api Ilahi Wutong akan mengalami nasib yang sama.     

Justru karena pengalaman yang dia alami di Dunia Bayangan inilah dia bisa menjadi begitu percaya diri.     

Setelah beberapa lama, cahaya suci yang menyelimuti Raja Pohon Wutong perlahan-lahan meredup, dan cahaya suci di dalam tubuh Ye Futian menjadi semakin terang. Rasanya seolah-olah sekujur tubuhnya bermandikan dalam kobaran api ilahi. Dia duduk bersila dan berkultivasi, tanpa bergerak sedikit pun dari tempatnya.     

Pada saat yang bersamaan, aura api di seluruh penjuru Pulau Wutong semakin melemah, dan kekuatan Jalur Agung perlahan-lahan menghilang dari pulau ini.     

"Dia berhasil menyerapnya," Zi Feng menatap Ye Futian di bagian bawah. Meskipun dia telah menyaksikan semuanya, namun dia masih tidak mengerti bagaimana cara Ye Futian melakukannya. Dia hanya bisa merasakan bahwa Ye Futian adalah seorang ahli dalam menggunakan suatu kekuatan misterius dan kekuatan ini cukup kuat untuk menghadapi Api Ilahi Wutong.     

Setelah beberapa lama, cahaya dari kobaran api ilahi itu mengalir di sekujur tubuh Ye Futian. Dia berdiri dari tempatnya dan menghembuskan napas panjang, yang kemudian berubah menjadi hawa panas yang mengerikan.     

Ye Futian mengangkat kepalanya untuk menatap Zi Feng dan berkata sambil tersenyum, "Sudah selesai."     

"Dimana Api Ilahi Wutong berada sekarang?" Zi Feng menatap Ye Futian dengan terkejut.     

Bukankah dia mengatakan bahwa dia akan membantunya untuk mengambilnya?     

Sekarang dimana kobaran api ilahi itu berada?     

Apakah pria ini mencurinya?     

"Jangan khawatir." Ye Futian melihat ekspresi di wajah Zi Feng dan berkata sambil tersenyum, "Ayo kita kembali."     

Saat dia selesai berbicara, dia bergegas pergi meninggalkan Pulau Wutong yang kini tampak kosong.     

Setelah mereka pergi, banyak orang bergerak mendekat, dan salah satu di antara mereka bertanya, "Siapa pria itu?"     

"Ye Liunian. Dia telah menghancurkan banyak peluang dari Jalur Agung, dan semua peluang itu dimanfaatkan olehnya. Kemudian, dia berhasil menaklukkan matriks papan catur dan memasuki Pulau Inti. Sekarang sepertinya dia telah diundang untuk berkultivasi di Pulau Dewa Timur dan lagi-lagi memanfaatkan peluang Jalur Agung yang ada di Pulau Wutong; dia benar-benar tidak berperasaan," ujar seseorang. Tampaknya nama Ye Futian sudah cukup terkenal di Pulau Dewa Timur.     

"Ye Liunian, pemimpin dari Paviliun Dongyuan, aku pernah mendengar informasi tentang dia sebelumnya. Dia adalah orang yang telah menghancurkan kultivasi Jun Qiuyan, membantai ratusan kultivator dari Klan Jun di Benua Penglai; bahkan Renhuang tingkat kedelapan tidak mampu melarikan diri darinya. Dia adalah sosok yang kejam; siapa yang tahu apa yang akan terjadi jika dia pergi ke dunia luar," seseorang yang berada di sampingnya menambahkan.     

Sepertinya semua orang telah mengetahui apa yang terjadi di Pulau Dewa Timur dalam beberapa hari terakhir.     

Setelah Ye Futian kembali ke Pulau Inti, dia terus menikmati kesehariannya dengan mengonsumsi anggur dan hidangan lezat bersama wanita-wanita cantik di sekelilingnya.     

Tidak hanya dia saja, bahkan orang-orang yang datang bersamanya, seperti Kaisar Helian dan Beigong Ao juga menikmati gaya hidup 'mewah' ini. Dia bahkan menyuruh Bai Mu untuk membawakannya beberapa pil dari Jalur Agung dan membagikannya pada rekan-rekannya.     

Terkadang, dia bahkan pergi untuk mempelajari alkimia.     

Shangguan Qiuye menyaksikan semua ini, dan dia menjadi bingung.     

Meskipun Ye Futian memiliki bakat yang luar biasa, dan sekarang dia telah bergabung dengan Pulau Dewa Timur untuk berkultivasi, apakah Pulau Dewa Timur harus memperlakukannya sebaik ini?     

Terlebih lagi, kehidupan yang dijalani oleh pria ini di Pulau Dewa Timur bisa dibilang seperti seorang raja, semuanya serba ada dan sempurna.     

Waktu seperti berlalu dengan sangat cepat. Akhirnya, hari ini, perjalanan di Pulau Dewa Timur telah berakhir. Pulau Dewa Timur telah mengundang beberapa jenius lainnya yang ada di pulau itu untuk tetap tinggal dan terus berkultivasi di sana. Pada saat yang bersamaan, gerbang menuju Pulau Dewa Timur dibuka, dan para kultivator yang datang ke sana untuk menjalani ujian pergi secara bergantian. Beberapa di antara mereka tampak bahagia, dan ada pula yang terlihat sedih.     

Tetapi ketika gerbang menuju Pulau Dewa Timur dibuka, Benua Penglai menjadi gempar. Sebuah pertempuran telah terjadi di Pulau Dewa Timur, yang melibatkan beberapa pasukan terkemuka dari Benua Penglai di dalamnya. Di antara mereka, banyak kultivator dari Klan Jun dibantai tanpa ampun, dan kerugian besar yang mereka alami termasuk tuan muda mereka, Jun Qiuyan, yang telah dihancurkan kultivasinya.     

Berita ini menyebabkan kegemparan yang luar biasa dalam waktu singkat, bahkan salah satu pasukan terkemuka pun kini telah tiba di Wilayah Dewa Penglai!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.