Legenda Futian

Pergi Meninggalkan Pulau Dewa Timur



Pergi Meninggalkan Pulau Dewa Timur

1Banyak kultivator yang berasal dari berbagai macam benua berkumpul di Wilayah Dewa Penglai setelah perjalanan ke Pulau Dewa Timur kali ini berakhir. Banyak kultivator tidak langsung pergi meninggalkan tempat tersebut.     2

Semua kultivator mendapatkan sesuatu dari perjalanan ini, dan beberapa orang bahkan memperoleh keuntungan besar. Tentu saja, tidak ada satu pun dari mereka yang bisa disejajarkan dengan Ye Futian; karena bagaimanapun juga, Ye Futian telah memperoleh beberapa peluang dari Jalur Agung selama berada di Pulau Dewa Timur.     

Ditambah lagi, ini hanyalah salah satu dari beberapa peluang Jalur Agung yang didapatkan Ye Futian untuk dirinya sendiri. Dia bahkan tidak menyentuh sebagian besar peluang Jalur Agung yang tersebar di Pulau Dewa Timur.     

Meski demikian, semua orang mendapatkan peluang dan keuntungan masing-masing di sana.     

Setelah mereka pergi meninggalkan Pulau Dewa Timur, suasana di Wilayah Dewa Penglai menjadi semakin ramai, dan proses perdagangan menjadi suatu hal yang biasa di sana. Selain itu, banyak orang yang bertukar cerita dan mendiskusikan rumor yang beredar di Pulau Dewa Timur dan apa yang telah terjadi di sana.     

Misalnya, beberapa rumor mengatakan bahwa di antara orang-orang yang memasuki Pulau Dewa Timur, salah satunya adalah seorang kultivator misterius dari keluarga kerajaan kuno, Klan Jiang.     

Bagi sebagian besar kultivator yang pernah memasuki Pulau Dewa Timur, Klan Jiang adalah pasukan yang statusnya tidak akan bisa mereka capai. Karena itulah, banyak orang cukup terkejut saat mengetahui bahwa Pulau Dewa Timur berhasil menarik perhatian para kultivator dari Klan Jiang.     

Namun, orang yang paling menarik perhatian kali ini bukanlah para kultivator dari keluarga kerajaan kuno, Klan Jiang. Sebaliknya, orang itu adalah seorang Renhuang yang tampaknya adalah pemimpin dari Paviliun Dongyuan, Ye Liunian.     

Orang ini tampil dengan sangat baik di Pulau Dewa Timur; dia berhasil mendapatkan peluang dari Jalur Agung secara berurutan dan membunuh banyak Renhuang, selain itu caranya dalam menyelesaikan masalah benar-benar tidak berperasaan dan kejam. Namun, hal yang benar-benar membuat orang-orang takut padanya adalah fakta bahwa dia nyaris membunuh semua kultivator dari Klan Jun, yang merupakan salah satu pasukan terkemuka di Benua Penglai.     

Terlebih lagi, dia telah menghancurkan kultivasi Jun Qiuyan seutuhnya.     

Berita mengenai peristiwa ini telah menyebar di Wilayah Dewa Penglai, dan pasukan-pasukan dari Benua Penglai juga telah mengirimkan anggota mereka ke tempat ini. Di Wilayah Dewa Penglai, kultivator-kultivator dari Klan Jun dapat ditemukan dimana-mana. Begitu Pemimpin Paviliun Dongyuan pergi meninggalkan Pulau Dewa Timur, satu-satunya takdir yang menunggunya adalah kematian.     

Namun, rumor mengatakan bahwa Pemimpin Paviliun Dongyuan telah dianggap sebagai sosok penting oleh Pulau Dewa Timur dan telah bergabung dengan Pulau Dewa Timur untuk berkultivasi.     

Pada saat yang bersamaan, ada rumor lain yang menyebar di seluruh penjuru Wilayah Dewa Penglai. Rumor itu mengatakan bahwa ketika Pulau Dewa Timur baru saja dibuka, seorang kultivator misterius telah menyebabkan Pohon Berbunga bermekaran dengan sempurna. Namun, tidak ada yang tahu siapa identitas orang ini. Beberapa orang mengira bahwa peristiwa itu adalah sebuah fenomena yang ditimbulkan oleh pohon itu sendiri, sementara ada pula yang percaya bahwa seseorang sengaja menyembunyikan identitasnya dan melakukan hal tersebut.     

Banyak orang menduga bahwa kultivator yang menyebabkan Pohon Berbunga bereaksi hingga sedemikian rupa tidak lain adalah Ye Liunian, pemimpin dari Paviliun Dongyuan.     

Penampilan yang ditunjukkan oleh orang ini di Pulau Dewa Timur sangat luar biasa. Dia berhasil mendapatkan peluang dari Jalur Agung, dan dia tidak kehilangan satu pun rekan-rekannya selama berada di Pulau Dewa Timur. Tidak ada seorang pun yang bisa disejajarkan dengannya. Ada juga rumor yang mengatakan bahwa setelah urusannya terselesaikan, dia kembali ke Pulau Wutong dan mengambil Api Ilahi Wutong di sana. Namun, ini hanyalah sebuah rumor, dan banyak orang tidak bisa memastikan kebenarannya.     

Meskipun kebenaran dari rumor-rumor ini masih belum bisa dipastikan, namun sudah tidak perlu diragukan lagi bahwa orang yang paling menarik perhatian dalam perjalanan di Pulau Dewa Timur kali ini adalah pemimpin dari Paviliun Dongyuan, orang yang mampu melarikan diri dari kejaran Jun Qiuyan berkat bantuan dari Bai Mu.     

Di Wilayah Dewa Penglai, banyak sosok melintas di sana. Beberapa di antara mereka berjalan di permukaan tanah, sementara yang lainnya berjalan di udara.     

Pada saat ini, aura kuat lainnya menyebar dari atas langit. Merasakan hal ini, semua kultivator mendongak dan melihat sekelompok kultivator berpakaian gelap melintasi udara di atas mereka. Hal ini membuat kerumunan kultivator menjadi gempar; kelompok itu ternyata adalah pasukan Renhuang.     

"Apakah mereka adalah para kultivator dari Klan Jun?" seseorang bertanya.     

"Bukan." Di antara kerumunan kultivator, seseorang tampak bingung menyaksikan pemandangan ini. Kemudian dia melanjutkan kata-katanya dengan suara pelan, "Mereka adalah para kultivator dari Klan Yun."     

"Klan Yun dari Benua Penglai?" Orang-orang yang berada di sekitarnya terkejut. Di Benua Penglai, Klan Yun dan Klan Jun adalah pasukan dengan tingkat yang sama. Apa yang hendak mereka lakukan dengan membawa pasukan yang begitu besar kemari?     

Sebelum semua orang pulih dari keterkejutan mereka, aura kuat lainnya menimpa mereka. Saat mendongak, mereka kembali melihat pasukan besar lainnya melesat melintasi mereka. Hal ini menyebabkan banyak orang tercengang. Sebenarnya apa yang sedang terjadi?     

"Apakah mereka juga berasal dari Klan Yun?"     

"Aku pernah melihat salah satu dari mereka di Pulau Dewa Timur. Saat itu, orang itu mendampingi dan menjaga Shangguan Qiuye dari Keluarga Shangguan," ujar seseorang. Hal ini menyebabkan orang-orang kembali terkejut. Para kultivator dari Klan Shangguan juga telah tiba di sini.     

Di Pulau Dewa Timur, meskipun Klan Jun dan Keluarga Shangguan tidak berhadapan secara langsung, namun pasti ada konflik di antara mereka, dan khususnya, konflik di antara mereka terjadi ketika kultivasi Jun Qiuyan dihancurkan.     

Semua orang samar-samar bisa merasakan bahwa sebuah badai besar akan segera terjadi.     

Tampaknya tiga pasukan terkemuka di Benua Penglai telah berkumpul di Wilayah Dewa Penglai.     

…     

Di pintu masuk menuju Pulau Dewa Timur, sekelompok orang berjalan keluar dari dalam gerbang. Sosok yang memimpin kelompok itu adalah seorang wanita yang memiliki aura menakjubkan dan penampilannya tampak mempesona.     

Ketika dia melangkah keluar, dia memandang kerumunan kultivator di sekelilingnya dan menyebarkan jiwa spiritual miliknya. Tidak lama kemudian, muncul sederet kultivator yang melesat ke arahnya. Dalam waktu singkat, mereka berhenti di samping Shangguan Qiuye. Kemudian salah satu dari mereka berkata, "Nona."     

"Mmm." Shangguan Qiuye mengangguk pelan dan berkata, "Apakah semuanya sudah tiba di sini?"     

"Ya, kami semua sudah tiba beberapa saat yang lalu," jawab lawan bicaranya itu. Kemudian Shangguan Qiuye mengambil langkah dan berkata, "Ayo kita pergi."     

Saat dia selesai berbicara, barisan kultivator itu pergi meninggalkan tempat mereka berada. Sebelum dia keluar dari Pulau Dewa Timur, dia telah memberitahu keluarganya dan meminta para kultivator dari Keluarga Shangguan datang kemari sebagai bala bantuan.     

Karena apa yang telah terjadi di Pulau Dewa Timur, dia khawatir ada hal buruk yang akan terjadi, jadi dia mulai membuat persiapan beberapa waktu lalu.     

Beberapa saat kemudian, mereka tiba di sebuah bar di Wilayah Dewa Penglai. Suasana di area ini cukup sepi dan tenang. Tidak ada kegaduhan yang terdengar; bar itu telah disewa oleh seseorang. Seorang pria paruh baya sedang duduk di sana dengan tenang sambil minum-minum. Saat Shangguan Qiuye tiba, dia meletakkan gelas anggurnya dan berseru, "Qiuye."     

"Ayah," jawab Shangguan Qiuye. Pria paruh baya itu ternyata adalah ayah dari Shangguan Qiuye. Ini menunjukkan bahwa dia adalah pemimpin dari Keluarga Shangguan saat ini, Shangguan Hong.     

"Bagaimana perkembangan kultivasimu di Pulau Dewa Timur?" Shangguan Hong bertanya pada Shangguan Qiuye saat dia menatap putrinya itu. Dia bisa merasakan bahwa aura putrinya mengalami sedikit perubahan dan menduga bahwa dia mungkin telah meraih kemajuan yang signifikan.     

"Mmm, aku berhasil memperoleh beberapa peluang dari Jalur Agung." Shangguan Qiuye mengangguk. "Tentu saja, dalam perjalanan ini, hal yang terpenting adalah aku menjalin koneksi dengan seseorang."     

"Pemimpin Paviliun Dongyuan?" Shangguan Hong bertanya.     

"Ya, Pemimpin Paviliun Dongyuan, Ye Liunian." Shangguan Qiuye mengangguk. "Sebelumnya, aku telah mengirimkan kabar pada Ayah. Pria bernama Ye Liunian ini memiliki potensi yang luar biasa. Bahkan kita mungkin tidak dapat menemukan seseorang yang dapat menyainginya di seluruh penjuru Benua Penglai."     

Shangguan Hong mengangguk pelan. "Aku juga mendengar beberapa rumor tentang dirinya. Apakah kau mengamati sikap mereka di Pulau Dewa Timur?"     

"Mmm," jawab Shangguan Qiuye, "Pulau Dewa Timur pasti akan membantunya."     

"Apakah kau yakin akan hal ini?" Shangguan Hong bertanya. "Sejauh mana mereka bersedia membantunya?"     

"Aku sangat yakin akan hal ini," jawab Shangguan Qiuye dengan serius. "Jika dugaanku benar, Pulau Dewa Timur pasti akan menjamin keselamatannya bahkan jika mereka harus menyatakan perang dengan pihak lawan."     

Sebelum dia pergi meninggalkan Pulau Dewa Timur, Ye Futian telah membicarakan tentang beberapa hal dengannya. Bahkan jika mereka tidak berbincang-bincang, dia dapat mengamati situasi di Pulau Dewa Timur dan dapat menebak bagaimana cara orang-orang di Pulau Dewa Timur memperlakukan Ye Futian.     

Saat ini Ye Futian sedang menikmati perlakuan seperti seorang kaisar di Pulau Dewa Timur.     

Perlakuan ini membuat orang-orang berspekulasi bahwa Ye Futian adalah tuan muda dari Pulau Dewa Timur.     

"Aku mengerti sekarang." Shangguan Hong mengangguk, dan tatapan matanya tampak tajam. Dia sudah bisa memantapkan hatinya. Ini adalah sebuah kesempatan besar baginya.     

Pada saat ini, sebuah aura yang sangat kuat menerjang bar itu dari luar. Para kultivator dari Klan Shangguan bergegas keluar untuk menghentikan tamu yang tak diundang ini. Dari kejauhan, sederet kultivator melayang turun dengan anggun. Mereka melayang di udara dan menatap ke arah bar tersebut.     

"Shangguan Hong," tiba-tiba terdengar suara bernada dingin. Shangguan Hong berdiri dari tempatnya dan maju beberapa langkah. Dia menatap sosok yang berada di atas langit.     

"Jun Xiaoyao." Shangguan Hong memandang ke arah orang yang baru saja datang. Pemimpin dari Klan Jun juga telah tiba di sana. Jun Qiuyan adalah putra dari Jun Xiaoyao ini. Di belakangnya, para Renhuang dari Klan Jun memancarkan aura yang mengerikan.     

Tatapan mata Jun Xiaoyao tertuju pada Shangguan Qiuye. Kedua matanya mengandung keinginan membunuh di dalamnya. Dia berkata, "Aku mendengar informasi bahwa di Pulau Dewa Timur, Shangguan Qiuye hendak memimpin anggota dari Keluarga Shangguan untuk berurusan dengan para kultivator dari Klan Jun, sehingga menyebabkan kematian yang tak terhitung jumlahnya dan banyak anggota kami yang terluka parah. Shangguan Hong, apakah Keluarga Shangguan tidak ingin memberikan penjelasan padaku?"     

"Saudara Xiaoyao, sepertinya kau sudah salah paham," jawab Shangguan Hong dengan tenang. "Aku baru saja bertanya pada putriku. Dia mengatakan bahwa dia bahkan tidak pernah melakukan apa pun terhadap anggota klanmu sedari awal, dan para kultivator dari Keluarga Shangguan juga tidak terlibat di dalamnya. Aku yakin mereka tidak akan berbohong padaku."     

"Shangguan Hong, aku tidak ingin berdebat denganmu tentang masalah ini lebih lama lagi," jawab Jun Xiaoyao dengan nada dingin. "Jawab pertanyaanku secara langsung. Bagaimana caramu dalam menyelesaikan masalah ini?"     

"Aku tidak mengerti apa yang kau maksud," jawab Shangguan Hong dengan acuh tak acuh, seolah-olah dia benar-benar tidak peduli pada Jun Xiaoyao.     

Tepat setelah dia selesai berbicara, tubuh Jun Xiaoyao memancarkan kekuatan Jalur Agung yang tak tertandingi. Di area sekitar mereka, sepertinya deretan badai dari Jalur Agung telah terbentuk. Banyak orang bisa merasakan kekuatan dari badai-badai itu menusuk tulang mereka, dan di kejauhan, banyak orang bisa merasakan gelombang hawa dingin menimpa tubuh mereka.     

Saat mereka sedang berbincang-bincang, para kultivator terus menerus pergi meninggalkan Pulau Dewa Timur.     

Akhirnya, di pintu masuk menuju Pulau Dewa Timur, satu sosok berambut abu-abu melangkah keluar. Saat dia muncul, banyak orang mengarahkan pandangan mereka padanya, seolah-olah semua orang menatapnya secara bersamaan.     

Sosok yang baru saja keluar dari Pulau Dewa Timur adalah Ye Futian.     

Dia berdiri di tempatnya dengan tenang dan menyadari tatapan mata semua orang yang tertuju padanya. Dia tampak sedikit terkejut. Dia tidak menyangka bahwa dirinya bisa sepopuler ini.     

Ada juga banyak jiwa spiritual yang mengawasinya dari kejauhan.     

Ye Futian menoleh ke belakang dan melihat Jun Qiuyan yang lumpuh, lalu berkata, "Keluargamu telah datang untuk menyambutmu kembali."     

Aura Jun Qiuyan kini sangat lemah. Dia sedang sekarat. Kedua matanya menyiratkan kebencian yang mendalam, tapi ada juga secercah harapan di dalamnya.     

Sekarang setelah Ye Futian pergi meninggalkan Pulau Dewa Timur, dia akan menyaksikan secara langsung bagaimana Ye Futian tewas terbunuh.     

Dari jarak yang sangat jauh, muncul sebuah aura yang kuat. Ye Futian memandang ke arah itu, dan dalam sekejap, dia melihat bahwa banyak Renhuang muncul dimana-mana. Mereka berdiri di lokasi yang berbeda-beda. Area itu sudah dikepung oleh mereka.     

Dapat terlihat dengan jelas bahwa mereka sudah lama menantinya.     

Ye Futian tentu saja mengetahui siapa mereka. Dia bisa merasakan tingkat kultivasi mereka dari jiwa spiritual yang mengawasinya. Ada beberapa Renhuang tingkat atas di antara mereka.     

Selain itu, masih ada kultivator-kultivator yang menerjang mendekat dari jarak yang sangat jauh. Meskipun lokasi mereka masih jauh dari sini, namun jiwa spiritual mereka telah tiba di sini. Aura dari Jalur Agung milik mereka menyelimuti seluruh penjuru langit dan menekan area di sekitar pintu masuk menuju Pulau Dewa Timur dengan kekuatan yang mengerikan.     

Ye Futian memandang langit di kejauhan dan melihat beberapa sosok berjalan mendekat. Hanya dia yang berdiri di sana sendirian. Dia juga merasakan tekanan yang samar menimpa tubuhnya, tetapi dia tidak terganggu oleh hal tersebut. Dia masih berdiri di tempatnya dengan tenang, dan jubah putihnya berkibar di udara.     

Jika salah satu pasukan terkemuka dari Benua Penglai—Klan Jun—bersedia melupakan apa yang telah terjadi, maka dia juga bisa melakukan hal yang sama. Bagaimanapun juga, hanya Jun Qiuyan yang menyulut amarahnya. Namun, hal ini jelas tidak mungkin terjadi!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.