Legenda Futian

Janji



Janji

0Di antara lautan awan yang luas, Elang Angin Hitam terbang melintasi deretan awan dan lapisan kabut dengan kecepatan yang luar biasa.      1

Sementara itu di atas punggung Elang Angin Hitam, ada sekelompok orang yang duduk, dan ada pula yang berdiri di sana.     

Pemimpin dari Pulau Dewa Timur berpakaian serba merah dan berdiri di bagian depan, memancarkan keanggunan yang tak tertandingi. Bai Mu berdiri dengan tenang di belakangnya. Kali ini, fakta bahwa gurunya setuju untuk mengikuti Ye Futian telah mengejutkan Bai Mu. Tidak hanya itu saja, gurunya bahkan mengatakan bahwa Pulau Dewa Timur mungkin akan diserahkan pada Ye Futian di masa depan; hal ini menunjukkan bahwa Ye Futian merupakan sosok yang sangat penting di matanya.     

Ye Futian duduk dengan tenang di belakang mereka, dengan Xia Qingyuan duduk di sisi kirinya, sementara Beigong Ao dan Beigong Shuang di sebelah kanannya. Zi Feng duduk sendirian di dekat kepala Elang Kecil. Sesekali, Elang Kecil akan menggodanya, namun Zi Feng tidak tertarik untuk menanggapinya.     

Kelompok ini mungkin tampak seperti suatu kombinasi yang aneh, tetapi mereka dapat berinteraksi secara harmonis.     

Saat ini, Ye Futian sedang minum-minum bersama Beigong Ao. Tentu saja, anggur yang mereka minum berasal dari Pulau Dewa Timur, dimana terdapat kekuatan Jalur Agung yang tersembunyi di dalam anggur itu, dan nilainya sangatlah tinggi,     

"Bai Mu, kemarilah dan minum-minum bersama kami," ujar Ye Futian pada Bai Mu, yang berdiri di tempatnya.     

Bai Mu menatap Ye Futian, lalu dia memandang gurunya, yang berada di depannya. Karena gurunya hadir di sini, dia tetap harus memperhatikan sikapnya. Jika dia adalah satu-satunya orang yang mendampingi Ye Futian dalam perjalanan ini, dia mungkin bisa bersikap sedikit lebih santai.     

"Pemimpin Pulau, perjalanannya masih panjang. Bagaimana kalau anda ikut bergabung dan minum-minum bersama kami?" Ye Futian berseru. Pemimpin Pulau menoleh dan memandang Ye Futian. Ye Futian tersenyum dan berkata, "Anggur ini berasal dari Pulau Dewa Timur; jika anda tidak meminumnya, maka jatah saya akan bertambah."     

Bai Mu tidak bisa berkata-kata. Pria ini benar-benar tidak ragu untuk mengungkapkan pendapatnya. Di Pulau Dewa Timur, tidak ada seorang pun yang berani berbicara dengan gurunya dengan cara seperti itu.     

Gurunya jarang sekali muncul di depan publik, dan dia tidak suka berbicara panjang lebar. Ditambah lagi, sikapnya sangat berwibawa dan sangat tegas dalam bertindak. Tidak ada orang awam yang bisa berkultivasi ke puncak Renhuang Plane; pola pikir, tekad, dan keberanian mereka tidak dapat dipengaruhi oleh orang-orang biasa.     

Pemimpin Pulau berjalan menghampiri Ye Futian dan duduk di hadapannya. Ye Futian tersenyum, mengeluarkan gelas anggur dan menuangkan anggur  untuknya. Kemudian dia mengangkat gelasnya dan berkata, "Sekarang kita semua adalah satu keluarga, dan memanggil anda sebagai 'Pemimpin Pulau' terdengar terlalu formal. Pemimpin Pulau lebih tua dari saya dan merupakan keturunan dari Dewa Tertinggi Donglai. Sebagai murid tidak resmi dari Dewa Tertinggi Donglai, bagaimana kalau saya memanggil anda sebagai 'Kakak Senior' di masa depan?"     

"..." Di samping Pemimpin Pulau, Bai Mu tampak tercengang. Jika Ye Futian memanggil gurunya sebagai 'Kakak Senior', lalu, apakah ini berarti dia harus memanggilnya sebagai 'Paman-Guru'?     

Ini benar-benar…     

Pemimpin Pulau sekarang menjadi Kakak Senior bagi Ye Futian. Pria ini benar-benar tak tahu malu!!!     

Beigong Ao menundukkan kepalanya dan menyeringai. Bocah ini memang unik, dia-lah yang menentukan seperti apa hubungannya dengan semua rekan-rekannya, dan 'Kakak Senior' ini adalah salah satunya.     

Hubungan ini tiba-tiba menjadi semakin dekat, dan karena Pemimpin Pulau sangat mengagumi Ye Futian, kemungkinan besar dia tidak akan menolaknya.     

Benar saja, pemimpin dari Pulau Dewa Timur mengangguk dan berkata, "Terserah kau saja."     

"Baiklah kalau begitu." Ye Futian tersenyum dan berkata, "Sebagai Adik Junior, aku harus minum terlebih dahulu."     

Saat dia berbicara, dia mengambil gelas anggur dan meminum anggurnya dalam satu tegukan. Melihat tindakan yang dilakukan oleh Ye Futian, Pemimpin Pulau juga mengangkat gelasnya dan meminum anggurnya.     

"Kita tidak lagi berada di Pulau Dewa Timur, jadi kami tidak akan memanggilmu sebagai 'Pemimpin Pulau' lagi. Bagaimana dengan Dewi Donglai?" ujar Beigong Ao sambil mengangkat gelasnya dengan kedua tangannya. Pemimpin Pulau adalah keturunan dari Dewa Tertinggi Donglai, yang memiliki nama belakang 'Donglai'. Karena itulah, Dewi Donglai adalah nama panggilan yang cocok untuknya.     

Dewi Donglai minum segelas lagi dan bertanya pada Beigong Ao, "Kenapa kau memilih untuk mengikutinya?"     

Beigong Ao sekarang berada di Renhuang Plane tingkat kedelapan dan telah mendapatkan peluang dari Jalur Agung di Pulau Dewa Timur. Dia ingin tahu kenapa Beigong Ao tidak memilih untuk kembali ke benua asalnya untuk menjadi sosok nomor satu di sana, namun justru memilih untuk mengikuti seseorang dari generasi yang lebih muda.     

"Bahkan Dewi Donglai bersedia menemaninya ke dunia luar untuk berkultivasi. Lalu, apakah aku memerlukan alasan untuk tidak melakukannya?" jawab Beigong Ao sambil tersenyum. Rasanya seolah-olah dia tidak memberikan jawabab apa pun, namun memang itulah jawabannya. Alasannya sangatlah sederhana. Memangnya kenapa Dewi Donglai bersedia mendampingi Ye Futian? Maka dari itu, tidak ada alasan bagi Beigong Ao untuk tidak melakukan hal yang sama.     

Keduanya hanya terpisahkan oleh satu tingkat Plane, namun pada kenyataannya, ada perbedaan besar di antara mereka. Mereka tidak berada pada tingkatan yang sama, baik itu dalam status maupun kekuatan.     

Dewi Donglai mengangguk; dia memahami semuanya sekarang.     

"Kakak Senior, ingatan yang kudapatkan dari Dewa Tertinggi sedikit kabur; sebenarnya apa yang telah terjadi saat itu? Pasukan lawan menyerang Dewa Tertinggi Donglai, tapi kenapa mereka tidak melakukan apa-apa terhadap Pulau Dewa Timur?" Ye Futian bertanya.     

"Ayahku memiliki beberapa teman kala itu. Pihak lawan telah melakukan perbuatan-perbuatan yang keji, namun mereka tidak dapat bertindak seenaknya sendiri dan memiliki batasan-batasan tertentu," ujar Dewi Donglai. Dewa Tertinggi Donglai adalah seorang Grandmaster Alkimia, dimana dia memiliki banyak teman dan orang-orang yang berhutang budi padanya, dan beberapa dari mereka adalah sosok-sosok yang kuat.     

Ye Futian mengangguk. "Tapi bahaya seperti itu akan selalu ada. Bahaya tersembunyi ini adalah alasan mengapa Pulau Dewa Timur telah menanggung beban ini selama bertahun-tahun secara diam-diam, mengabaikan urusan dari dunia luar, hanya untuk mengumpulkan kekuatan?"     

"Menanggung beban? Mengumpulkan kekuatan?" Dewi Donglai memandang Ye Futian, dan sepertinya ada sebuah senyuman penyesalan yang tersirat di wajah cantik yang mempesona itu. "Sepertinya ucapanmu memang ada benarnya. Kami tidak menanggung beban, tapi kami tidak berani pergi, tidak berani diketahui oleh siapa pun. Mengenai masalah 'mengumpulkan kekuatan', itu mungkin hanya angan-angan kami. Bahkan jika kami mengumpulkan kekuatan yang mumpuni untuk menguasai Benua Penglai, hal itu tidak akan ada artinya. Jika kami tidak dapat melahirkan sosok dengan kemampuan yang luar biasa, tidak ada seorang pun yang akan memedulikan kami. Pulau Dewa Timur tidak sekuat dahulu."     

Saat dia berbicara, dia mengangkat gelasnya dan meminum anggurnya sendirian. Nada bicaranya seperti menyiratkan kesedihan di dalamua.     

Pulau Dewa Timur tidak sekuat dahulu.     

Apa yang dianggap orang lain sebagai 'mengumpulkan kekuatan' ternyata hanyalah angan-angan bagi Pulau Dewa Timur. Mereka memang ingin menyimpan kekuatan dan meningkatkan kemampuan mereka, namun pada kenyataannya, hal itu sangat tidak masuk akal. Kecuali jika suatu hari nanti akan ada satu sosok yang sangat kuat di antara jajaran anggota mereka...     

"Jadi..." Ye Futian mendengarkan apa yang dikatakan oleh Pemimpin Pulau dan mulai memahami latar belakang yang dimiliki oleh Pulau Dewa Timur.     

"Jadi, begitulah," ujar Dewi Donglai. Ye Futian telah memberi secercah harapan untuk Pulau Dewa Timur. Dalam diri Ye Futian, dia bisa melihat potensinya untuk menjadi sosok terkemuka di masa depan. Oleh karena itu, dia bersedia memberikan Pulau Dewa Timur pada Ye Futian dan mendampinginya untuk berkultivasi.     

Hanya ada satu tujuan yang dimilikinya sekarang, yaitu untuk membantu Ye Futian mencapai puncak kekuatan.     

Di Pulau Dewa Timur, dia telah mengamati perilaku Ye Futian dan mendapati bahwa pria ini bersikap sangat baik pada orang-orang di sekitarnya. Jika dia dapat membantunya dan menyerahkan Pulau Dewa Timur padanya, setidaknya Ye Futian akan memiliki koneksi tersendiri terhadap Pulau Dewa Timur. Masalah mengenai apakah dia bersedia membalas dendam atas nama Pulau Dewa Timur adalah urusan yang berbeda. Namun, jika dia mampu mencapai puncak kekuatan, Pulau Dewa Timur akan terbebas dan tidak lagi hidup dalam ketakutan untuk bergerak sesuka hati mereka dan menimbulkan masalah.     

Dia telah menobatkan Ye Futian sebagai Pemimpin Pulau kedua, dan dia bersedia melepaskan jabatannya untuk membukakan jalan bagi Ye Futian di masa depan. Tentu saja, hal itu dilakukan dengan tujuan tertentu. Menyerahkan Pulau Dewa Timur pada Ye Futian berguna untuk kelangsungan pulau tersebut di masa depan. Pulau Dewa Timur adalah fondasi yang ditinggalkan oleh ayahnya, dan dia tidak ingin melihatnya hancur suatu hari nanti dan menjadi catatan sejarah.     

"Jika suatu hari nanti kau mampu mencapai puncak kekuatan, aku akan memberikan Pulau Dewa Timur padamu. Kuharap kau bersedia menerimanya." Kedua mata Dewi Donglai yang indah menatap lurus pada mata Ye Futian.     

Baru pada saat inilah Ye Futian akhirnya memahami rencana sang Pemimpin Pulau. Pulau Dewa Timur tidak berusaha menanggung beban sendirian, tetapi mereka takut untuk menjadi pusat perhatian. Membuka diri untuk menyediakan peluang dari Jalur Agung hanyalah alasan mereka untuk merekrut anggota baru. Bahkan jika Pulau Dewa Timur melakukan perekrutan, tidak banyak hal yang bisa diubah. Setidaknya, seseorang seperti Jiang Jiuming tidak akan pernah setuju untuk bergabung dengan Pulau Dewa Timur.     

Ye Futian adalah sebuah pengecualian. Mungkin Pulau Dewa Timur sangat beruntung karena orang seperti itu dikirim pada mereka.     

Semua ini adalah sebuah kebetulan yang sudah ditakdirkan.     

"Baiklah, aku bersedia menerimanya." Ye Futian mengangguk dan bersulang untuk Dewi Donglai. Kesan yang dia miliki terhadap Pulau Dewa Timur sangat baik, karena mereka telah menyingkirkan Klan Jun untuknya. Bahkan saat dia mengambil ramuan dari Jalur Agung dan melahap pohon ilahi, mereka tidak pernah mengancamnya, termasuk para ahli alkimia yang sangat baik padanya. Pulau Dewa Timur selalu memperlakukannya dengan tulus, jadi dia bersikap seperti ini bukan karena dia terpikat oleh kecantikan para dewi dan Pemimpin Pulau...     

Setelah menerima bantuan sebanyak itu, sudah jelas semua itu dilakukan agar dia bersedia mengambil alih Pulau Dewa Timur di masa depan. Dia tidak punya alasan untuk menolak permintaan tersebut.     

"Mmm." Dewi Donglai mengangguk. Janji yang dibuat oleh Ye Futian membuatnya merasa sangat lega, jadi dia menjawab dengan lembut, "Terima kasih."     

"Akulah yang harus berterima kasih," ujar Ye Futian. "Kakak senior, kemana kau berencana membawaku kali ini?"     

Prefektur Ilahi sangatlah luas. Dengan adanya Dewi Donglai yang berperan sebagai pemandunya dalam perjalanan ini, dia tidak perlu khawatir tentang apa pun; Dewi Donglai jauh lebih mengenal Prefektur Ilahi daripada dirinya.     

"Perjalanan ini bertujuan untuk membukakan jalan bagimu," Dewi Donglai memandang ke kejauhan dan berbisik. Dia bersedia untuk menerima undangan Ye Futian kali ini karena dia sudah mempertimbangkan banyak hal. Kemunculan Ye Futian dapat menarik perhatian musuh mereka, dan jika penampilannya terlalu menonjol, dia bisa berada dalam bahaya.     

Karena itulah, dia langsung setuju untuk pergi bersama Ye Futian.     

Dalam perjalanan ini, dia akan membawa Ye Futian ke benua utama di Wilayah Donghua, dimana ada teman lama ayahnya di sana. Dia bermaksud membukakan jalan bagi Ye Futian, sehingga jika dia benar-benar berada dalam masalah di masa depan, akan ada orang-orang yang bisa melindunginya.     

Ye Futian tidak banyak bertanya dan hanya mengangguk pelan, sementara beberapa dari mereka terus meminum anggur. Di bawah lautan awan dan lapisan kabut, mereka bisa melihat bagian-bagian dari berbagai macam benua dari waktu ke waktu. Mereka melewati banyak benua, dan bertemu banyak kultivator lainnya di sepanjang perjalanan. Pada dasarnya, para kultivator ini semuanya adalah Renhuang, sehingga mereka dapat melakukan perjalanan melintasi benua dengan mudah!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.