Legenda Futian

Kemurahan Hati Ye Futian



Kemurahan Hati Ye Futian

2Para Renhuang dari Wilayah Utara menerobos masuk ke dalam Wangdu dan menantang para Renhuang dari Wangdu di Panggung Pertempuran Hukum di dalam Istana Heavenly Battle. Beberapa Pertempuran Hukum tingkat Renhuang-pun terjadi di sana. Para Renhuang dari Wangdu lebih banyak menderita kekalahan daripada meraih kemenangan. Bahkan dapat dikatakan bahwa mereka kalah telak. Banyak Renhuang juga menderita luka parah dalam pertempuran-pertempuran tersebut.     
1

Setelah berita ini tersebar, semua orang yang berada di Wangdu terkejut. Berbagai macam pasukan bersiap untuk bergerak. Seolah-olah sebuah badai akan segera datang.     

Para Renhuang yang berkumpul di Istana Heavenly Battle kali ini bukan hanya Renhuang dari pasukan mereka saja. Renhuang dari berbagai macam tempat juga diundang kesana. Selain beberapa pasukan terkemuka yang ada di Wangdu, banyak pasukan terkemuka di sekitar Benua Dongxiao juga berada di sana. Jajaran anggota mereka pasti sangat kuat. Namun, meski begitu, mereka tetap saja dikalahkan oleh pasukan lawan. Orang-orang bisa membayangkan betapa kuatnya para Renhuang dari Wilayah Utara itu. Mereka pasti adalah kultivator pilihan. Para Renhuang dari Wilayah Utara ini dipilih secara khusus sebelum mereka melakukan perjalanan dan tiba di Wangdu. Itulah alasan mengapa kemampuan bertarung mereka sangat hebat.     

Hal itu sudah tidak perlu diragukan lagi. Klan Yan adalah pasukan yang membantu mereka dari belakang. Bahkan ada rumor yang mengatakan bahwa mereka telah tiba dan tinggal di sebuah paviliun di Wangdu.     

Hal ini menyebabkan Wangdu menjadi gempar. Banyak orang sudah membicarakan tentang hal tersebut.     

Selain Pertempuran Hukum yang terjadi di Istana Heavenly Battle, satu orang telah menjadi pusat perhatian dan menerima banyak kritikan. Sudah jelas, orang itu adalah Ye Liunian—orang yang telah mendapatkan ketenaran dalam waktu satu hari.     

Nama Ye Liunian menjadi terkenal setelah dia mengalahkan Grandmaster Zi He di Konferensi Alkimia. Banyak orang mengenalnya setelah insiden tersebut. Menurut rumor yang beredar, seseorang telah menantangnya sehari sebelumnya, dan hanya dengan satu tatapan mata, dia mampu melukai orang tersebut. Dia sangat kuat. Namun, ketika seorang kultivator kuat dari Wilayah Utara mengajukan tantangan saat Pertempuran Hukum berlangsung, Ye Liunian menyangkal bahwa dia memiliki koneksi dengan Wangdu, bahkan dengan Benua Dongxiao sekalipun. Setelah mengatakan hal tersebut, dia langsung pergi, berusaha menghindari pertempuran. Tindakan dan caranya dalam menyikapi masalah ini membuat banyak orang merasa kesal.     

Bahkan jika dia adalah seorang Grandmaster Alkimia yang luar biasa, tindakan yang dia lakukan selama ini benar-benar tak tahu malu, terutama ketika pertarungan yang melibatkan konflik antara dua belah pihak terjadi. Semua orang terjebak dalam konflik tersebut, namun dia justru berusaha memisahkan diri dari Wangdu. Bagaimana mungkin orang-orang tidak mengkritiknya terkait hal tersebut?     

Siapa sebenarnya Grandmaster Alkimia jenius yang dibawa Kaisar Alkimia kemari ini? Sepertinya perilakunya perlu dipertanyakan.     

Selain itu, orang-orang pasti tidak akan lupa bahwa Kaisar Alkimia dan Menara Pengintai Wangshen memiliki koneksi satu sama lain. Menurut rumor yang beredar, Kaisar Alkimia direkrut secara pribadi oleh teman baik dari Kaisar Millet, Dewa Tertinggi Donglai, dan siapa yang tidak mengetahui hubungan antara Dewa Tertinggi Donglai dan Klan Yan? Tindakan Ye Futian yang memilih untuk melarikan diri di momen seperti ini tentu saja akan mengundang gosip di berbagai tempat.     

Namun, Ye Futian tidak peduli dengan hal tersebut. Setelah dia kembali ke penginapan, dia mengurung diri di kamarnya dan berkultivasi dengan tenang.     

Akan tetapi, seorang wanita cantik tiba-tiba muncul di samping Ye Futian yang sedang berkultivasi.     

"Kakak senior," Ye Futian berseru setelah melihat bahwa Dewi Donglai-lah yang datang mengunjunginya.     

"Kenapa kau tidak membantu Istana Heavenly Battle untuk bertarung?" tanya Dewi Donglai dengan tenang. Tidak ada seorang pun yang bisa membaca emosinya dari nada bicaranya.     

"Aku tidak mau bertarung, jadi aku tidak melakukannya," jawab Ye Futian sambil tertawa.     

"Tidak mau bertarung?" Dewi Donglai menatapnya. Ye Futian mengangkat kepalanya dan memandang sosok yang dingin dan sombong itu sebelum berkata, "Aku telah mendapatkan warisan dari Dewa Tertinggi Donglai. Apakah kakak senior menganggap bahwa seorang Renhuang dari Wilayah Utara di tingkat Plane yang sama denganku pantas bertarung melawanku?"     

Mata Dewi Donglai berkedut saat dia terus menatap Ye Futian.     

"Karena para kultivator dari Klan Yan belum bertindak, bukankah aku sama saja merendahkan harga diriku dengan memasuki Panggung Pertempuran Hukum? Bagaimana mungkin aku bisa memegang gelar sebagai penerus dari Dewa Tertinggi Donglai jika aku melakukan hal tersebut?" jawab Ye Futian sambil tersenyum. Kemudian, dia melanjutkan kata-katanya, "Aku yakin kakak senior juga menyadarinya. Jika aku bertindak sebelum para kultivator dari Klan Yan muncul, maka reputasi dari Pulau Dewa Timur juga akan tercoreng."     

Dewi Donglai masih menatapnya. Apa yang dikatakan oleh Ye Futian memang terdengar sangat masuk akal...     

Sebagai penerus dari Dewa Tertinggi Donglai, lawannya haruslah seseorang dari Klan Yan. Karena sampai saat ini para kultivator dari Klan Yan masih belum muncul, mengapa dia harus bertindak lebih dulu?     

Saat dia memikirkan hal tersebut, Dewi Donglai tidak lagi membahasnya. Sebaliknya, dia berkata, "Ada banyak rumor tentang dirimu yang beredar di luar. Banyak kultivator mengetahui bahwa kau tinggal di sini. Gosip beredar dimana-mana, dan aku khawatir beberapa orang mungkin akan mencoba membuat keributan."     

"Mereka ingin merusak citraku, padahal aku baru saja datang kemari. Kenapa seseorang repot-repot melakukan hal ini padaku?" tanya Ye Futian.     

"Untuk mencegahmu memasuki Menara Pengintai Wangshen," jawab Dewi Donglai. Ye Futian tertegun sejenak. Saat ini, dia tiba-tiba mendapatkan pencerahan. Dengan bakat dan kekuatannya dalam alkimia, jika dia menjalin koneksi dengan Kaisar Millet setelah memasuki Menara Pengintai Wangshen, maka dia dapat mengancam posisi Istana Suci Alkimia di masa depan.     

Jika reputasinya tercoreng, dan jika berita tentang bagaimana dia ingin memisahkan diri dari Wangdu sampai ke telinga para kultivator dari Menara Pengintai Wangshen, maka wajar bagi mereka untuk memiliki pendapat tersendiri tentang dirinya dan memengaruhi peluangnya untuk memasuki Menara Pengintai Wangshen.     

Sayangnya, upaya yang dilakukan oleh pihak musuh ini berakhir sia-sia. Pertama, Ye Futian tidak berencana untuk memasuki Menara Pengintai Wangshen untuk berkultivasi. Kedua, dengan melihat hubungan antara Kaisar Millet dan Dewa Tertinggi Donglai, pihak musuh mungkin tidak akan bertindak gegabah. Selain itu, Ye Futian sangat kuat. Bahkan tanpa adanya koneksi dengan Dewa Tertinggi Donglai, pada akhirnya dia tetap akan bertemu dengan Kaisar Millet.     

"Lanjutkan kultivasimu. Aku akan menemuimu saat kau mengunjungi Menara Pengintai Wangshen," ujar Dewi Donglai sebelum pergi.     

Beberapa saat setelah Dewi Donglai pergi meninggalkan tempat itu, seseorang datang mengunjunginya, meskipun orang itu datang secara diam-diam. Dia memandang ke arah dimana Dewi Donglai pergi.     

Ye Futian memandang orang yang baru saja datang dan bertanya, "Apa yang kau lakukan dengan datang mengendap-endap kemari?"     

Lin Qiu tersenyum sambil berjalan mendekat, lalu kembali ke sikapnya semula. Sebelumnya dia hanya menduga-duga, tapi sekarang semuanya sudah terbukti. Namun, Dewi Donglai tampaknya tidak melakukan apa-apa bahkan setelah menyadari kehadirannya. Sudah jelas, dia tidak begitu peduli dengan hal ini.     

Dia berjalan mendekat dan duduk di samping Ye Futian. Kemudian, dia bertanya sambil berbisik, "Apakah dia adalah keturunan dari Dewa Tertinggi Donglai?"     

Saat dia datang kemari, dia tidak berani menguping. Bagaimanapun juga, menguping adalah tindakan yang tidak sopan. Dia hanya mengetahui bahwa Dewi Donglai datang untuk menemui Ye Futian.     

Dewi itu kemungkinan besar adalah putri dari Dewa Tertinggi Donglai. Ye Futian mengikutinya kemari, yang menunjukkan bahwa memasuki Menara Pengintai Wangshen mungkin tidak akan menjadi masalah besar baginya.     

Ye Futian menatap tajam ke arah Lin Qiu, namun dia tidak mengatakan apa-apa. Akan tetapi, bagi Lin Qiu, reaksi yang ditunjukkan oleh Ye Futian ini menunjukkan bahwa dia tidak membantah ucapannya. Kedua matanya berbinar. Caranya memandang Ye Futian saat ini seperti seseorang yang sedang melihat harta karun.     

"Karena kau adalah murid dari keturunan Dewa Tertinggi Donglai, aku menebak bahwa kau berasal dari Pulau Dewa Timur, benar begitu? Apakah kau memiliki ramuan atau pil Jalur Agung yang bisa kau pinjamkan padaku?" Pada saat ini, Lin Qiu tidak lagi memedulikan harga dirinya. Siapa itu Dewa Tertinggi Donglai? Grandmaster Alkimia nomor satu di Wilayah Donghua. Karena Ye Futian adalah penerusnya, seharusnya dia tidak akan kekurangan pil atau ramuan ilahi, bukan?     

"Tentu saja ada," jawab Ye Futian. Kedua mata Lin Qiu semakin berbinar. Dia menjadi gelisah. Kebahagiaan ini datang terlalu tiba-tiba.     

"Tapi kenapa aku harus memberikannya padamu?" Ye Futian menatapnya sambil tersenyum mengejek. Bisakah seseorang meminjamkan pil atau ramuan Jalur Agung? Mungkinkah hal seperti itu bisa dikembalikan? Kau akan langsung mengonsumsinya, bukan? Ini adalah pertama kalinya dia mendengar seseorang ingin meminjam pil dan ramuan Jalur Agung.     

"Kita semua bersaudara. Kita harus berbagi berkah yang kita dapatkan," Saat ini, Lin Qiu sepertinya telah melupakan harga dirinya.     

"???" Ye Futian memandang Lin Qiu. Sejak kapan mereka menjadi saudara satu sama lain? Apa? Berbagi berkah yang mereka dapatkan?     

Melihat ekspresi Ye Futian, Lin Qiu berkata, "Saudara Ye, di masa depan, adik juniormu ini hanya akan mematuhi perintahmu."     

"..." Ye Futian memandang ke arah Lin Qiu. Pria ini masih seorang Renhuang tingkat menengah. Auranya cukup kuat, dan dia memiliki asal-usul yang bagus. Namun, dia benar-benar tak tahu malu.     

Sekarang setelah seorang Renhuang terkemuka telah menunjukkan perilaku tak tahu malu seperti ini, apa lagi yang bisa dilakukan oleh Ye Futian?     

Dia mengeluarkan sebuah botol tanah liat, lalu memberikannya pada Lin Qiu dan berkata, "Ada beberapa pil ilahi di dalamnya, semuanya adalah harta karun milikku, para dewi memberikannya untukku, tapi sekarang aku akan memberikan semua pil ini padamu. Aku sudah membagi berkahku. Jadi, kesialan yang terjadi di masa depan… akan kuserahkan padamu."     

Saat dia selesai berbicara, dia menepuk bahu Lin Qiu. Lin Qiu sangat bersyukur sehingga air mata hampir mengalir dari matanya.     

"Aku akan memberikan segalanya untukmu!" Mata Lin Qiu memerah. Dia mengulurkan tangannya untuk menerima botol tanah liat itu. Ye Futian memegang botol itu dengan kuat dan tidak melepaskan genggamannya. Lin Qiu memandang ke arah Ye Futian yang tampak ragu-ragu dan melanjutkan kata-katanya, "Aku tidak akan ragu untuk menyerahkan hidupku dengan melewati berbagai macam rintangan untukmu."     

Ye Futian akhirnya melepaskan genggamannya. Tatapan matanya masih tertuju pada botol tanah liat itu. Lin Qiu bergegas menyimpannya. Bagaimana mungkin dia bisa memberi Ye Futian kesempatan untuk menyesali keputusannya ini?     

"Saudara Ye, aku tidak akan mengganggu kultivasimu lagi. Aku masih memiliki beberapa urusan yang perlu kutangani. Jika Saudara Ye ingin memberi perintah, aku akan selalu siap sedia." Saat dia selesai berbicara, Lin Qiu berbalik untuk pergi dengan tergesa-gesa.     

"???" Ye Futian beberapa kali mengedipkan matanya saat melihat Lin Qiu pergi.     

Dia benar-benar tak tahu malu!     

Dia belum pernah bertemu dengan Renhuang yang tak tahu malu seperti Lin Qiu.     

*Hah* Sangat disayangkan bahwa dia harus merelakan pil-pil Jalur Agung miliknya yang begitu berharga.      

Dia mengulurkan tangannya. Dalam sekejap, sebuah botol tanah liat yang identik dengan yang sebelumnya muncul di tangannya. Dia membuka botol tanah liat itu dan mengeluarkan pil-pil Jalur Agung yang ada di dalamnya. Kemudian, dia melemparkannya ke dalam mulutnya sebelum melahapnya sekaligus. Dalam sekejap, untaian aura yang menakjubkan mulai bergejolak di sekitar tubuhnya.     

Pil-pil yang sangat berharga itu… Apakah mudah baginya untuk membuatnya?… Kini hanya ada beberapa ratus botol yang tersisa.     

Keesokan harinya, Lin Qiu kembali mengunjungi Ye Futian. Namun, Lin Qiu tidak sendirian; dia juga membawa dua saudaranya—Han Tie dan Leng Ye. Mereka semua adalah keturunan dari tiga Pemimpin Villa Penakluk Naga. Pada saat ini, Lin Qiu telah berubah seutuhnya. Tingkat Plane-nya sepertinya telah meningkat. Wajahnya tampak cerah, dan tubuhnya seperti dipenuhi oleh energi.     

Ketiganya membungkuk hormat pada saat yang bersamaan ketika mereka menemui Ye Futian. Bahkan Lin Qiu memandang Ye Futian dengan penuh rasa terima kasih dan berkata, "Saudara Ye, terima kasih karena telah memberi kami pil-pil Jalur Agung yang sangat berharga."     

Semua pil yang diberikan oleh Ye Futian padanya adalah pil-pil ilahi tingkat atas yang bisa memperkuat fondasi dari Jalur Agung seseorang. Setelah mengonsumsi pil-pil tersebut, fondasi dari Jalur Agung seseorang akan menjadi semakin stabil, sementara kekuatan kehidupan dan tingkat energi mereka juga akan meningkat pesat. Berkultivasi selama satu hari penuh akan menghasilkan peningkatan yang signifikan pada tingkat Plane seseorang. Dimana lagi orang-orang bisa menemukan pil ilahi yang begitu menakjubkan?     

Kemurahan hati Ye Futian patut dipuji. Bagaimana mungkin seseorang tidak merasa berterima kasih ketika menerima kemurahan hati seperti itu.     

Ye Futian memandang mereka dan mengayunkan tangannya. Kemudian, dia berkata, "Karena kita semua bersaudara sekarang, maka kalian tidak perlu bersikap terlalu sopan padaku. Aku mendapatkan pil-pil itu dari para dewi sehingga aku bisa mendapatkan terobosan. Karena kalian membutuhkannya, maka aku memberikannya pada kalian. Yah, aku bisa berkultivasi beberapa dekade lagi untuk menggantikan pil-pil tersebut. Lagipula aku hanya membutuhkan beberapa dekade; itu bukanlah waktu yang lama…"     

"Ini..." Mereka bertiga tidak henti-hentinya merasa bersyukur. Mereka benar-benar dibuat takluk oleh kemurahan hati Ye Futian. Dia adalah seorang saudara sejati dengan kebijaksanaan dan kemurahan hati yang luar biasa!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.