Legenda Futian

Benua Samudra Ilahi



Benua Samudra Ilahi

3Prefektur Ilahi memiliki benua yang tak terhitung jumlahnya di dalamnya. Sebagai salah satu wilayah di antara 18 wilayah di Prefektur Ilahi, Wilayah Donghua juga memiliki banyak benua di dalamnya.      2

Benua Samudra Ilahi adalah salah satu benua yang lebih unik daripada benua lainnya. Benua ini tidak begitu besar dan tidak termasuk dalam benua utama. Benua Samudra Ilahi bisa dianggap berukuran sedang. Biasanya benua ini tidak begitu menarik perhatian, jadi tidak banyak orang dari Wilayah Donghua yang mengetahuinya.     

Di Pulau Dewa Penyu yang berada di Benua Samudra Ilahi, hiduplah satu sosok legendaris di sana. Dia adalah Kaisar Xi.     

Sekarang, ada berita dari Pulau Dewa Penyu yang mengatakan bahwa Kaisar Xi akan menghadapi tiga ujian. Berita ini menyebar dengan cepat, pertama di Benua Samudra Ilahi dan kemudian menyebar ke berbagai benua lainnya, hingga akhirnya mencapai Wilayah Donghua.     

Dalam sekejap, Benua Samudra Ilahi, yang biasanya tidak diperhatikan oleh siapa pun, kini menjadi menjadi pusat perhatian dari Wilayah Donghua.     

Saat ini, di langit di atas Benua Samudra Ilahi, banyak orang melesat melintasi udara. Mereka adalah para kultivator dari berbagai macam benua yang terus menerus berdatangan kemari. Mereka bukan hanya berasal dari pasukan-pasukan terkemuka seperti Menara Pengintai Wangshen; kultivator-kultivator dari benua di sekelilingnya juga datang kemari. Siapa yang ingin melewatkan kesempatan langka ini begitu saja?      

Ujian Para Dewa akan segera diadakan di Pulau Dewa Penyu, yang merupakan momen lahirnya sosok legendaris. Hanya segelintir orang yang pernah menyaksikan acara ini sebelumnya. Jangankan benua di sekelilingnya, bahkan di antara benua-benua di Prefektur Ilahi, acara seperti itu jarang sekali terjadi.     

Sekarang, kesempatan seperti itu telah muncul di Benua Samudra Ilahi. Dengan menyaksikan Kaisar Xi menghadapi Ujian Para Dewa, meskipun itu hanyalah ujian pertama, namun peristiwa itu mampu menarik perhatian seluruh penjuru dunia.     

Saat ini, sekelompok kultivator melayang turun dari atas langit. Seolah-olah mereka muncul secara langsung dari ruang hampa. Hal ini membuat banyak orang di sekitarnya memandang ke arah mereka. Orang-orang jadi bertanya-tanya dari benua mana kelompok ini berasal. Pergerakan secepat itu tidak dapat dideteksi oleh mata maupun jiwa spiritual mereka.     

Orang-orang yang baru saja tiba adalah Kaisar Millet dan para anggota dari Menara Pengintai Wangshen. Mereka juga membawa serta kelompok Ye Futian bersama mereka.     

"Kita sudah sampai," Kaisar Millet berseru saat dia berdiri di tempatnya. Ye Futian memandang ke bawah. Sesuai dugaannya, ada lautan yang luas di bawah mereka. Ada banyak pulau yang tersebar di Samudra Ilahi. Namun, pulau-pulau tersebut dipenuhi dengan bangunan di dalamnya, seolah-olah semua pulau itu adalah kota pulau. Mereka tampak mirip dengan Kota Qingzhou di Donghai, tempat Ye Futian dibesarkan.     

Tentu saja, Donghai tidak bisa dibandingkan dengan Samudra Ilahi.     

Tingkat kultivasi Ye Futian saat ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan tingkat kultivasinya ketika dia masih muda. Karena itulah, kedua tempat itu terasa mirip baginya. Bagaimanapun juga, jiwa spiritualnya mampu mencakup area yang sangat luas. Meski jarak antar kota pulau sangat jauh, namun jiwa spiritualnya masih bisa menjangkau kota-kota pulau tersebut.     

'Dia sangat cepat,' pikir Ye Futian dalam hati saat dia memandang ke arah Kaisar Millet. Kecepatan seorang kultivator yang kuat sangat mengerikan. Ye Futian merasa seolah-olah mereka telah menembus ruang dan waktu saat mereka melintasi langit. Dari Benua Dongxiao hingga ke Benua Samudra Ilahi, mereka telah melintasi benua-benua yang tak terhitung jumlahnya di antara dua tempat ini. Namun, Ye Futian merasa seolah-olah mereka tidak butuh waktu lama untuk sampai di sini. Seperti inilah kecepatan yang dimiliki oleh sosok terkemuka.     

"Kita masih belum tahu kapan Ujian Para Dewa akan diadakan. Untuk saat ini, kalian semua bisa menjelajahi Benua Samudra Ilahi sesuka hati kalian. Ketika Ujian Para Dewa akan dimulai, langsung saja pergi ke Pulau Dewa Penyu," Kaisar Millet memberikan penjelasan pada mereka. Kultivator-kultivator itu mengangguk sebagai tanggapan. Kemudian Kaisar Millet mengambil satu langkah ke depan, dan dalam sekejap, sosoknya menghilang tanpa jejak. Dia pergi sendirian untuk mencari tempat berkultivasi.     

Meskipun berita itu datang dari Pulau Dewa Penyu, namun kapan tepatnya Ujian Para Dewa diadakan masih belum ditentukan. Mereka datang lebih awal karena tidak ingin terlambat. Dalam situasi seperti itu, mereka tidak akan bisa pergi ke Pulau Dewa Penyu dan mengganggu orang-orang di sana. Bahkan saat ini, di luar Pulau Dewa Penyu, banyak kultivator sudah berkumpul di sana.     

"Aku berencana pergi ke sebuah tempat di dekat Pulau Dewa Penyu untuk berkultivasi. Apa rencana kalian?" Li Changsheng bertanya sambil tersenyum.     

"Aku akan pergi ke Pulau Dewa Penyu," jawab Zong Chan. Setiap anggota dari Menara Pengintai Wangshen sudah memiliki rencana tersendiri.     

"Aku ingin berkeliling di area ini," jawab Ye Futian sambil tersenyum.     

"Baiklah, kalau begitu untuk saat ini, kita akan berpisah. Sampai jumpa lagi di Pulau Dewa Penyu," jawab Li Changsheng sambil tertawa. Kemudian mereka pun berpisah dan menjalankan urusan masing-masing.     

Namun, kelompok Ye Futian tetap tinggal di sana. Selain Ye Futian, Dewi Donglai dan Kaisar Alkimia juga hadir. Xia Qingyuan, Zi Feng, dan yang lainnya juga datang bersama mereka.     

Alih-alih pergi, Dewi Donglai memilih untuk mengikuti Ye Futian. Dia tidak berencana untuk pergi sendirian.     

Insiden di Pulau Dewa Penyu telah menimbulkan kegemparan. Para kultivator dari berbagai macam pasukan telah tiba di sana. Para kultivator dari Klan Yan pasti juga akan datang, begitu pula dengan pasukan lainnya. Kultivator dengan tingkat Plane tertinggi di kelompok Ye Futian adalah Beigong Ao. Dewi Donglai jelas mengkhawatirkan keselamatan Ye Futian.     

"Ayo kita pergi," ujar Ye Futian saat sosoknya bergerak. Mereka melesat melintasi langit dan melewati banyak kota pulau di bawah mereka. Suara deburan ombak terus menerus terdengar dari lautan di bagian bawah. Hembusan angin menerpa tubuh Ye Futian dan menyebabkan jubah putihnya berkibar dan rambut abu-abunya menjuntai di udara.     

Ye Futian merindukan suasana ini. Banyak gambaran terlintas di dalam benaknya, terutama saat dia menghabiskan waktu bersama gurunya, Hua Fengliu dan Hua Jieyu di Donghai.     

Dia tidak tahu bagaimana keadaan mereka sekarang. Dia sudah berada di Prefektur Ilahi selama beberapa tahun sekarang. Apakah mereka baik-baik saja di Dunia Asal?     

Orang-orang terus menerus melesat melintasi langit di atas Samudra Ilahi. Banyak orang melintas di samping kelompok Ye Futian. Namun, sebagian besar dari mereka hanya memedulikan urusan masing-masing. Kali ini, para kultivator datang dari berbagai macam tempat. Tidak ada yang mengetahui latar belakang satu sama lain, jadi mereka tidak ingin mencari masalah dengan sembrono.     

Saat ini, tidak jauh di atas tempat kelompok Ye Futian berada, sekelompok kultivator lainnya sedang berpergian dengan kecepatan tinggi. Salah satu anggota mereka memandang kelompok Ye Futian, dan kemudian seseorang berseru, "Itu adalah seekor phoenix ilahi."     

Orang yang baru saja berbicara memiliki tatapan mata yang mengerikan. Dia memandang ke arah Zi Feng dengan ekspresi penuh arti. Dia bisa menebak dengan mudah bahwa wujud asli Zi Feng adalah seekor phoenix ilahi.     

Saat menyadari tatapan mata dari orang tersebut, kedua mata Zi Feng berkilat dengan kobaran api dari Jalur Agung yang mengerikan. Aura Jalur Agung sepertinya telah terpancar dari dalam matanya. Kobaran api dari Jalur Agung itu langsung menyerang mata lawannya.     

Namun, kilatan cahaya yang aneh terlintas di sepasang mata yang mengerikan itu. Dia membiarkan aura Zi Feng menerobos masuk ke dalam benaknya. Saat kedua matanya berbinar, sepertinya dia bisa merasakan sesuatu. Kemudian dia tertawa dan berkata, "Sungguh seekor phoenix yang luar biasa. Sangat disayangkan. Akan lebih baik jika dia belum memiliki tuan."     

Saat mengatakan hal ini, dia memandang ke arah Ye Futian dan kelompoknya. Monster iblis ini mengikuti sekelompok manusia. Pasti dia sudah memiliki tuan.     

Jika wanita ini adalah seekor phoenix yang tak bertuan, dia pasti bisa menjinakkannya.     

"Terus bergerak. Jangan membuang-buang waktu," seseorang yang berada di sampingnya mengingatkannya. Sosok itu menganggukkan kepalanya. Kemudian, kelompok mereka bergerak semakin cepat dan menghilang dari pandangan kelompok Ye Futian dalam sekejap.     

Ye Futian mengerutkan keningnya. Meskipun sosok itu tidak melakukan sesuatu yang berlebihan, namun nada bicaranya jelas terdengar sangat sombong.     

"Mereka memiliki sosok-sosok terkemuka di dalam jajaran anggota mereka. Mereka pasti berasal dari pasukan yang sangat kuat," ujar Dewi Donglai dengan suara pelan. Ketika Ye Futian mendengar Dewi Donglai mengatakan hal ini, dia tidak bisa berkata-kata. Dia tidak pernah membayangkan bahwa sekelompok kultivator yang kebetulan bertemu dengan mereka di langit di atas Benua Samudra Ilahi berasal dari pasukan yang sangat kuat.     

"Apakah kau mengetahui dari pasukan mana mereka berasal?" Zi Feng bertanya. Dia jelas merasa tidak senang. Dia tidak suka dengan tatapan mata dan sikap yang mereka tunjukkan.     

"Zi Feng, mereka tidak melakukan apa pun padamu. Jangan mencari-cari masalah," Dewi Donglai bergumam pelan. Meskipun mereka berada di bawah perlindungan Kaisar Millet, namun akan lebih baik bagi mereka untuk tidak menyinggung pasukan-pasukan terkemuka dan menjadikan mereka sebagai musuh dari Kaisar Millet.     

Zi Feng menganggukkan kepalanya. Meskipun dia masih merasa kesal, dia memutuskan untuk tidak membahas masalah itu lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.