Legenda Futian

Dihancurkan



Dihancurkan

3Bukankah Renhuang tingkat ketujuh sangat kuat?     1

Bahkan ketika seorang Renhuang tingkat atas turun tangan, dia masih dikalahkan oleh Ye Futian dengan begitu mudahnya. Sudah tidak perlu diragukan lagi bahwa kemampuan bertarung Ye Futian sangatlah mengerikan.     

Baik di dalam maupun di luar matriks, banyak kultivator tidak bisa berkata-kata. Baru sekarang mereka mengerti kenapa Ye Futian bisa bersikap begitu sombong.     

Saat mengingat kembali hari ketika Istana Heavenly Battle mengundang Ye Futian, mereka benar-benar ingin menantangnya untuk menjalani Pertempuran Hukum. Mungkin di mata Ye Futian, mereka semua adalah lelucon belaka.     

Dengan kemampuan bertarung yang dimiliki oleh Ye Futian, Pertempuran Hukum melawan mereka jelas hanya akan membuang-buang waktunya.     

Saat memikirkan apa yang telah terjadi sebelumnya, hal itu memang sebuah penghinaan bagi Ye Futian.     

Bahkan para Renhuang dari Wilayah Utara memandang ke tempat dimana Ye Futian berdiri. Kemampuan bertarung pria ini sangat luar biasa. Saat memikirkan hal ini, ekspresi mereka tampak serius.     

Namun, pada saat ini, Ye Futian mengabaikan pendapat orang-orang tentang dirinya. Dia memandang kerumunan kultivator di sekelilingnya. Dengan satu hentakan kaki, sosoknya melesat ke atas langit. Dia berdiri di area yang berada jauh di atas matriks, Cahaya Buddha mengitari tubuhnya. Tidak hanya itu saja, muncul satu sosok Buddha raksasa di atas langit. Suara rapalan sutra Buddha mengelilingi sang Buddha dan dapat didengar oleh semua orang yang berada di sana.     

'Apa yang sedang dia lakukan?' Banyak orang hanya bisa melihat sosok sang Buddha saat mereka memandang ke atas langit. Pada saat ini, Ye Futian telah berubah menjadi seorang Buddha.     

Selain itu, puluhan ribu bilah pedang berdentangan di sekitar tubuh Ye Futian. Aura pedang yang tak terbatas mengalir keluar dan menyelimuti seluruh tempat. Dalam sekejap, aura itu berubah menjadi aura pedang dari Jalur Agung yang kuat. Di medan pertempuran ini, banyak orang bisa merasakan dengan jelas kekuatan dari aura pedang tersebut.     

Di suatu tempat, Qi Mu mengangkat kepalanya dan memandang aliran aura pedang yang mengalir di atas langit. Pakaiannya berkibar tertiup angin. Jika aura pedang ini ditujukan padanya, bagaimana mungkin dia bisa menangkisnya?     

Aura pedang yang kuat itu mengalir di atas kepalanya, menyelimuti bagian langit ini dan terus menyebar ke area yang lebih luas. Selain dirinya, banyak kultivator dari Istana Suci Alkimia juga diselimuti oleh aura tersebut.     

Banyak orang mengerutkan kening saat menyaksikan pemandangan ini. Bahkan ada banyak orang yang berhenti bertarung dan mengamati Ye Futian. Pria ini telah mengeluarkan aura yang sangat kuat. Apa yang ingin dia lakukan?     

Ketika mereka memandang ke arah Ye Futian, sosoknya melayang ke atas langit. Suara rapalan sutra Buddha mengitari dirinya dan area di sekitarnya. Rapalan sutra Buddha itu tampaknya telah membentuk rune Buddha yang tak terhitung jumlahnya, dan kemudian ditembakkan ke berbagai arah.     

"Karena kalian semua sangat ingin menjalani Pertempuran Hukum, maka aku akan mengabulkan keinginan kalian," ujar Ye Futian. Saat dia mengatakan hal ini, sosok Buddha itu berteriak dengan penuh amarah. Dalam sekejap, rentetan gelombang suara yang mengerikan menyebar di udara dan menghasilkan gelombang suara dari Jalur Agung yang tak berbentuk. Gelombang suara itu menyebar ke seluruh tempat. Area yang begitu luas di dalam matriks kini benar-benar diselimuti oleh serangan gelombang suara tersebut.     

*Brak*.     

Beberapa kultivator dari Istana Qin He yang berada paling dekat dengan Ye Futian langsung dihempaskan ke belakang. Mereka mengerang kesakitan, dan wajah mereka tampak pucat. Jiwa spiritual mereka berguncang, dan bahkan beberapa dari mereka langsung jatuh pingsan. Ada pula yang memuntahkan darah. Mereka tampak gelisah, dan tubuh mereka gemetar hebat.     

Apakah Ye Futian baru saja menyerang semua orang? Orang-orang yang berada di luar matriks tercengang saat mereka menyaksikan pemandangan ini. Ye Futian tentu saja tidak akan menyerang semua orang, dia hanya mengincar para kultivator dari pasukan-pasukan di Wangdu yang ingin menyerangnya sebelumnya serta para kultivator yang sudah melancarkan serangan padanya..     

Sebelumnya, dia telah mengabaikan pihak lawan dan lebih memilih untuk menahan diri. Namun, pihak lawan begitu keras kepala dan terus menerus menantangnya. Karena mereka sangat menyukai Pertempuran Hukum, maka Ye Futian akan mengabulkan keinginan mereka.     

Suara cipratan dari para kultivator yang memuntahkan darah masih terus terdengar. Mereka yang berada di bawah Renhuang Plane tingkat atas tidak mampu menahan dahsyatnya gelombang suara dari Jalur Agung itu. Mereka semua terluka parah.     

Bahkan seorang Renhuang yang sangat kuat dari Istana Suci Alkimia seperti Qi Mu tetap berdiri di tempatnya, tidak dapat bergerak saat dia berusaha menahan serangan gelombang suara dari Jalur Agung yang mengerikan itu. Pakaiannya berkibar tertiup angin. Satu sosok Buddha ilahi tampaknya telah muncul di dalam benaknya dan berteriak dengan penuh amarah padanya. Lagu Pembunuh Iblis Vajra menekannya dan memaksanya untuk bertekuk lutut.     

Sekujur tubuhnya terasa kaku. Ketika dia memandang Ye Futian, Qi Mu memiliki rasa takut yang luar biasa di dalam matanya. Baru sekarang dia menyadari bahwa, selain kemampuan dalam membuat pil Jalur Agung, bahkan dalam pertempuran, dia bukanlah tandingan bagi Ye Futian.     

Pada saat ini, aliran aura pedang terus menerus mengalir di atas langit. Aliran aura itu mengoyak ruang hampa, dan kembali melancarkan serangan setelah serangan gelombang suara itu berakhir.     

"Tolong ampunilah kami," seseorang berteriak. Dia adalah seorang kultivator dari Wangdu. Dia sudah tidak mampu bertarung lebih lama lagi. Akan tetapi, aura pedang dari Jalur Agung itu turun dalam sekejap dan menembus tubuhnya, meninggalkan jejak-jejak darah di udara. Dia mengerang kesakitan. Tubuhnya berlumuran darah saat sosoknya jatuh ke permukaan tanah. Aura pedang itu membuatnya terluka parah, dan menyebabkan dirinya tidak memiliki kemampuan untuk melanjutkan pertarungan.     

Aura pedang itu terus mengalir di udara dan bergejolak di seluruh penjuru medan pertempuran. Tidak lama kemudian, beberapa sosok berjatuhan dari atas langit satu per satu. Mereka semua terluka parah oleh aura pedang yang dikeluarkan oleh Ye Futian.     

Kobaran api ilahi dari Jalur Agung mengelilingi Qi Mu, namun aliran aura pedang yang menakjubkan itu langsung menembus kobaran api ilahi tersebut. Seolah-olah aura pedang itu tidak bisa dihancurkan. Pada saat itu juga, tubuh Qi Mu mengeluarkan aura dari Jalur Agung yang mengerikan untuk menangkis aura pedang tersebut, namun saat seberkas aura pedang yang dingin tiba di dekatnya, dia mengerang saat pertahanannya dihancurkan.     

*Brak* Disertai dengan suara ledakan yang keras, tubuh Qi Mu dihempaskan ke udara. Namun, aura pedang itu menghampirinya lagi. Suara cipratan darah memenuhi tempat itu. Tidak lama kemudian, penerus dari Istana Suci Alkimia ini juga tidak bisa menahan serangan itu lagi. Dia terluka parah, dan bajunya berlumuran darah. Tubuhnya yang lemas pun jatuh ke permukaan tanah.     

Hanya Renhuang tingkat ketujuh yang mampu menahan kekuatan gabungan dari dua serangan Ye Futian.     

Aura pedang memenuhi langit dan bergejolak di atas medan pertempuran. Aliran aura pedang yang tak terhitung jumlahnya berputar-putar dan berdentangan di udara. Suara rapalan sutra Buddha juga mengitari Ye Futian saat dia berdiri sendirian di atas langit, seperti seorang Buddha. Ketika Permaisuri Yi dari Gunung Dewi memandang sosoknya, dia tidak bisa berkata-kata.     

Ye Futian telah menyerang semua kultivator secara bersamaan. Orang-orang ini pasti telah menyulut amarahnya.     

Ye Futian tidak menyerang siapa pun sebelumnya, namun bukan berarti dia tidak memiliki kemampuan untuk melakukannya. Hanya saja dia tidak ingin membuang-buang waktunya. Namun, kultivator-kultivator ini telah berulang kali memprovokasinya, hingga akhirnya membuatnya marah. Akibatnya, dia langsung menyerang mereka tanpa ampun.     

Saat dia melihat sosok-sosok itu berjatuhan ke permukaan tanah tanpa henti, Permaisuri Yi merasa emosional. Sebelumnya, para Renhuang dari Benua Dongxiao telah dihancurkan oleh para kultivator dari Wilayah Utara. Mereka menderita kerugian besar, namun mereka tetap tidak lupa untuk memprovokasi Ye Futian. Pada akhirnya, Ye Futian juga menyerang mereka, dan mereka pun kembali menghadapi pertumpahan darah.     

Perjalanan ke Menara Pengintai Wangshen awalnya merupakan sebuah peristiwa yang menggembirakan bagi berbagai macam pasukan di Benua Dongxiao. Namun kali ini, mereka benar-benar diabaikan.     

"Luar biasa," gumam Lin Qiu, yang berada di belakang Ye Futian. Dia sudah bisa menebak sebelumnya bahwa Ye Futian adalah sosok yang kuat, namun Lin Qiu tidak pernah membayangkan bahwa dia akan menjadi sekuat ini. Dia telah menyapu bersih medan pertempuran ini sendirian. Tidak ada seorang pun yang bisa melawannya.     

Orang-orang ini berniat mencegah Ye Futian memasuki Menara Pengintai Wangshen. Melihat nasib mereka yang menyedihkan, siapa yang bisa menghentikan Ye Futian untuk memasuki Menara Pengintai Wangshen?     

Ye Futian sudah ditakdirkan untuk memasuki Menara Pengintai Wangshen.     

Semua rumor dan ejekan yang ditujukan pada Ye Futian sebelumnya justru membuat para anggota dari Istana Suci Alkimia tampak menyedihkan sekarang. Ye Futian hanya membuang-waktu jika ingin bergabung dengan mereka.     

Para kultivator yang mengamati pertempuran ini dari luar matriks tentu saja menyadari hal ini. Para kultivator dari Istana Suci Alkimia, Istana Qin He, dan pasukan lainnya ikut menyaksikan pemandangan yang menakjubkan ini dengan tercengang. Para Renhuang yang mereka kirimkan ke atas medan pertempuran telah dikalahkan dan dimanfaatkan sebagai batu loncatan bagi Ye Futian untuk memasuki Menara Pengintai Wangshen.     

"Siapa pria ini sebenarnya?" seorang Tetua dari Istana Suci Alkimia bertanya. Dia menanyakan hal ini sambil memandang sosok Ye Futian. Dia sendiri tidak percaya bahwa Kaisar Alkimia berhasil melahirkan seorang kultivator yang begitu mengerikan. Pria ini pasti memiliki identitas yang tidak biasa.     

Tidak ada seorang pun yang menjawab pertanyaan sang Tetua. Mereka semua mengetahui siapa pria ini, namun dapat dikatakan bahwa mereka juga tidak tahu apa-apa tentang dia. Tidak ada seorang pun yang mengetahui asal-usul Ye Futian yang sesungguhnya. Mungkin hanya Kaisar Alkimia yang mengetahuinya.     

Banyak orang mengalihkan pandangan mereka pada Kaisar Alkimia. Tetua dari Istana Suci Alkimia itu pun bertanya, "Kaisar Alkimia, pria ini bukanlah anggota dari Menara Kaisar Alkimia, kan?"     

"Bukan," jawab Kaisar Alkimia dengan tenang.     

"Lalu, dari mana dia berasal?" tanya lawan bicaranya itu.     

Kaisar Alkimia memandangnya. Tatapan matanya tiba-tiba menjadi sangat tajam. Apakah seorang Tetua dari Istana Suci Alkimia berhak untuk bertindak begitu sombong terhadap dirinya?     

"Apakah kau mencurigaiku?" tanya Kaisar Alkimia saat sebuah tekanan yang dahsyat terpancar dari tubuhnya. Jubahnya berkibar meskipun tidak ada angin yang berhembus. Hal ini membuat lawan bicaranya sadar diri akan statusnya.     

"Aku hanya penasaran dan berharap Kaisar Alkimia bersedia memberikan penjelasan pada kami," ujar Tetua itu.     

Namun, Kaisar Alkimia mengabaikannya. Dia memandang lawan bicaranya itu dengan acuh tak acuh sebelum mengalihkan pandangannya ke tempat lain. Dia kembali memusatkan perhatiannya ke arah matriks di hadapannya. Bahkan dia sendiri tidak mengetahui seperti apa kemampuan Ye Futian yang sesungguhnya. Hanya Dewi Donglai, yang berdiri di belakangnya, yang mengetahuinya.     

Kekuatan Ye Futian jauh melebihi ekspektasinya. Dia mampu mengalahkan kultivator sebanyak itu sendirian.     

"Kaisar Alkimia, kau masih memiliki koneksi dengan Benua Dongxiao. Orang yang kau bawa kemari berani bertindak kurang ajar. Bukankah menurutmu hal itu tidak pantas untuk dilakukan?" seorang Tetua dari Istana Qin He bertanya dengan ekspresi kesal di wajahnya. Mereka menderita kerugian besar dan hampir kehilangan seluruh anggota mereka.     

"Haruskah aku menyuruhnya untuk berdiam diri dan membiarkan anggota Istana Qin He menyerangnya tanpa memberikan serangan balasan?" jawab Kaisar Alkimia saat dia memandang lawan bicaranya itu dengan tatapan dingin. Kemudian dia melanjutkan kata-katanya, "Kau telah berkultivasi selama bertahun-tahun dan usiamu sudah lanjut. Namun, kau berani berbicara seperti itu?"     

Ekspresi Tetua itu tampak tidak senang, namun dia tidak bisa membalasnya. Karena bagaimanapun juga, anggota mereka telah menyerang Ye Futian terlebih dahulu, namun mereka justru dihadapkan dengan pertumpahan darah sekarang.     

"Jika situasi ini terus berlanjut, para Renhuang dari Wilayah Utara akan semakin bertindak semena-mena," seorang kultivator dari Istana Heavenly Battle berkomentar saat dia memandang ke arah medan pertempuran. Jika mereka tidak mengalami konflik ini sebelumnya dan Ye Futian berada di pihak mereka, dia akan menjadi aset yang sangat berharga bagi mereka.     

Sangat disayangkan hal itu tidak menjadi kenyataan.     

Sekarang, pasukan-pasukan dari Benua Dongxiao sedang menghadapi pertumpahan darah dan membuat segala sesuatunya menjadi lebih mudah bagi para Renhuang dari Wilayah Utara.     

Tidak peduli sekuat apa pun Ye Futian, dia bertarung sendirian. Di antara para kultivator dari Wilayah Utara, ada juga anggota keluarga kerajaan dari Benua Yanyun. Para kultivator dari Klan Yan datang kemari secara pribadi.     

"Mereka yang telah tersingkir akan menjadi pengganggu jika mereka tetap tinggal di sini. Sekarang, masih ada para kultivator dari Menara Pengintai Wangshen di medan pertempuran ini. Selain Ye Futian, jajaran anggota mereka pasti tidak akan lebih lemah daripada para Renhuang dari Wilayah Utara. Secara kebetulan mereka telah melenyapkan orang-orang yang tidak berguna," Kaisar Alkimia berkomentar. Nada bicaranya yang begitu datar menyiratkan penghinaan di dalamnya.     

Banyak kultivator dari Istana Qin He dan Istana Suci Alkimia memandang ke arah Kaisar Alkimia. Ekspresi mereka tampak buruk. Mereka dianggap sebagai sosok-sosok yang tidak berguna?     

Meski begitu, sang pemenang akan mendapatkan segalanya. Mereka tidak bisa membalas ucapan Kaisar Alkimia. Banyak kultivator telah takluk di tangan Ye Futian!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.