Legenda Futian

Siapa Yang Mampu Menandinginya?



Siapa Yang Mampu Menandinginya?

3Setelah Ye Futian menghancurkan para kultivator di sekelilingnya, dia langsung menjadi pusat perhatian bagi semua orang yang berada di dalam matriks. Dia jauh lebih menarik perhatian daripada anggota Klan Yan.     2

Saat ini, bahkan Yan Dongyang dari Klan Yan memandang ke tempat dimana Ye Futian berada. Dia tampak tertarik dengan Ye Futian. Dia tidak pernah membayangkan bahwa dia akan bertemu dengan sosok seperti itu saat berusaha menembus matriks dari Menara Pengintai Wangshen. Sepertinya pria ini adalah seorang Renhuang tingkat menengah dengan Jalur Agung sempurna dan masih mempertahankan Roda Ilahi yang sempurna setelah menerobos ke tingkat Plane berikutnya. Hanya dengan cara itulah dia bisa memiliki kemampuan bertarung yang meledak-ledak dan mampu membunuh seorang Renhuang tingkat ketujuh dalam sekejap.     

Jangankan para kultivator dari Benua Dongxiao yang ada di Wangdu, bahkan di antara para kultivator yang dibawa kemari oleh Yan Dongyang, tidak ada seorang pun yang dapat disejajarkan dengan Ye Futian. Tidak ada satu pun dari mereka yang mampu menandinginya, kecuali Yan Dongyang bertarung melawan Ye Futian secara pribadi.     

Sebagai seseorang yang juga memiliki Roda Ilahi sempurna, Yan Dongyang tentu saja mengetahui betapa kuatnya kemampuan bertarung dari sosok seperti itu.     

Pada awalnya Yan Dongyang meyakini bahwa dia hanya akan menemui sosok seperti itu setelah memasuki Menara Pengintai Wangshen. Dia tidak pernah membayangkan bahwa dia akan bertemu salah satunya di dalam matriks ini.     

"Tidak salah lagi, pasti dia orang yang dimaksud," ujar Yan Dongyan sambil tersenyum penuh arti. Seolah-olah dia telah menebak identitas Ye Futian yang sesungguhnya.     

Bukan hanya dia saja. Para kultivator dari Menara Pengintai Wangshen yang masuk ke dalam matriks juga memandang ke arah Ye Futian. Saat ini, salah satu Renhuang berkata, "Dengan memiliki Roda Ilahi yang sempurna, kenapa kau repot-repot melalui semua rintangan ini untuk memasuki Menara Pengintai Wangshen? Jika kau datang lebih awal, aku yakin kau masih bisa memasuki Menara Pengintai Wangshen."     

Tidak ada pasukan yang akan menolak sosok sekuat Ye Futian. Hal yang sama juga berlaku pada Menara Pengintai Wangshen. Bahkan Ye Futian mungkin memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Kaisar Millet.     

Ye Futian memandang orang yang baru saja berbicara itu dari kejauhan. Dia tersenyum dan berkata, "Seorang senior menyuruhku untuk melakukan hal ini. Oleh karena itu, aku hanya bisa menuruti perintahnya. Hasilnya tetap akan sama meskipun aku mengikuti prosesnya sesuai prosedur yang berlaku."     

"Baiklah, kami tidak akan menguji kemampuan bertarungmu lagi. Dengan kemampuan yang kau miliki, tidak ada seorang pun di antara anggota kami dengan tingkat Plane yang sama mampu mengalahkanmu," ujar sang Renhuang dari Menara Pengintai Wangshen. Dengan Jalur Agung yang sempurna, tidak heran jika serangan-serangan Ye Futian sangat kuat. Dia mampu menghempaskan kultivator di sekelingnya dengan mudah. Dengan kemampuan seperti itu, mereka menyadari bahwa di antara para kultivator dari Menara Pengintai Wangshen yang berada di dalam matriks, tidak ada satu pun dari mereka yang mampu menandingi Ye Futian.     

Maka dari itu, mereka tidak perlu mengujinya lagi.     

Pada saat ini, beberapa Renhuang tingkat ketujuh berjalan menuju Ye Futian. Aura mereka sangat mengerikan. Mereka juga berasal dari Benua Dongxiao. Ye Futian telah membantai anggota dari pasukan mereka sebelumnya.     

"Berhenti. Apakah kalian semua masih belum puas?" tiba-tiba terdengar suara bernada dingin dan acuh tak acuh. Yang Qian, pemimpin muda dari Istana Heavenly Battle, memandang orang-orang ini saat dia berbicara. Ye Futian mulai menyerang semua orang karena dia ingin berurusan dengan para kultivator dari Istana Qin He dan Istana Suci Alkimia, serta para kultivator dari pasukan-pasukan yang sebelumnya ingin menyerangnya. Meskipun Yang Qian telah menipu Ye Futian sebelumnya, namun dia tidak melancarkan serangan pada Ye Futian.     

Setelah mendengar teguran dari Yang Qian, para Renhuang tingkat ketujuh dari Istana Suci Alkimia, Istana Qin He, dan pasukan lainnya berhenti di tempat masing-masing. Seorang kultivator dari Menara Pengintai Wangshen juga menambahkan, "Semuanya, ini bukanlah medan pertempuran yang sesungguhnya. Kalian semua telah didiskualifikasi dari ujian ini."     

Matriks ini dibuat untuk memilih para kultivator yang berhak memasuki Menara Pengintai Wangshen. Namun, ada begitu banyak kultivator tingkat tinggi yang mengeroyok satu orang dan tetap tidak mau berhenti bertarung, bahkan hingga detik ini. Oleh karena itu, mereka tidak berhak lagi mendapatkan kesempatan memasuki Menara Pengintai Wangshen untuk berkultivasi.     

Tentu saja, para Renhuang tingkat atas datang kemari untuk melindungi generasi muda mereka. Pada tingkat kultivasi mereka saat ini, mereka sudah tidak memiliki kesempatan untuk memasuki Menara Pengintai Wangshen. Mereka sudah pernah mencobanya di masa lalu. Oleh karena itu, hampir tidak ada seorang pun di Renhuang Plane tingkat kedelapan dan kesembilan di sini. Mereka sudah dianggap sebagai sosok-sosok senior dari berbagai macam pasukan terkemuka di dunia ini.     

Para Renhuang tingkat atas mereka tentu saja memahami hal ini ketika mereka mendengar kata-kata dari kultivator itu. Konflik ini memang hanya buang-buang waktu. Pada kenyataannya, mereka juga memiliki peluang untuk memasuki Menara Pengintai Wangshen. Qi Mu, sang penerus dari Istana Suci Alkimia, dan kultivator lainnya sebenarnya juga sangat kuat. Namun, mereka bertemu Ye Futian dan telah dihancurkan olehnya. Mereka bahkan tidak diberi kesempatan untuk menunjukkan kekuatan mereka.     

Mereka hanya bisa menganggap bahwa mereka sedang tidak beruntung.     

Setelah sempat ragu-ragu, mereka semua kembali ke kelompok masing-masing, mundur bersama anggota mereka yang terluka. Tidak ada gunanya untuk tetap tinggal di sini; mungkin akan lebih baik jika memilih untuk menyerah. Konflik ini telah menjadi ajang untuk menonjolkan kehebatan Ye Futian.     

Setelah mereka mundur, medan pertempuran di dalam matriks tiba-tiba menjadi sunyi senyap. Penampilan Ye Futian yang begitu menakjubkan membuat banyak pertarungan terhenti karena mereka lebih memilih untuk menyaksikan pertarungannya. Sekarang, konflik yang sesungguhnya pun berlanjut.     

Itu adalah konflik antara Menara Pengintai Wangshen dan para tamu dari Wilayah Utara.     

Jika orang-orang ini tidak memprovokasinya, Ye Futian pasti akan diterima oleh Menara Pengintai Wangshen. Tidak peduli apakah dia seorang kultivator dari Benua Dongxiao atau Wangdu, itu tidak penting. Tidak ada yang meragukan kemampuannya. Dia akan memasuki Menara Pengintai Wangshen untuk berkultivasi, jadi dia tentu saja akan berdiri di pihak mereka.     

Menara Pengintai Wangshen adalah alasan dibalik kedatangan para Renhuang dari Wilayah Utara kemari.      

Saat kedua belah pihak berhadapan satu sama lain. Ye Futian berdiri seorang diri di bagian belakang. Sosoknya melayang di atas langit, menghadap para Renhuang dari Wilayah Utara. Ekspresinya masih terlihat tenang. Sementara itu, Zi Feng, Lin Qiu dan rekan-rekannya berada di bawahnya.     

Di atas medan pertempuran yang luas itu, tekanan dari Jalur Agung yang tak berbentuk menyebar ke seluruh tempat, sehingga menyebabkan suasananya terasa lebih menyesakkan daripada sebelumnya. Para Renhuang dari Wilayah Utara itu menyebar, dan masing-masing dari mereka memiliki aura Jalur Agung yang sangat mengerikan. Beberapa dari mereka bahkan langsung mengeluarkan Roda Ilahi masing-masing.     

"Kalian ingin bertarung seperti apa?" ujar sang kultivator dari Menara Pengintai Wangshen saat dia memandang para Renhuang dari Wilayah Utara.     

"Kami datang ke Menara Pengintai Wangshen untuk mencari bimbingan dalam berkultivasi. Kami ingin bertemu dengan Kaisar Millet. Karena kami telah memasuki matriks ini, tentu saja peraturan yang berlaku harus ditetapkan oleh Menara Pengintai Wangshen. Kami tidak akan keberatan," ujar Yan Dongyang dari Klan Yan saat dia berdiri di udara. Ekspresinya terlihat sangat tenang, dan dia berbicara dengan santai.     

Rasanya seolah-olah dia datang kemari bukan untuk menantang Menara Pengintai Wangshen, melainkan datang sebagai tamu.     

"Kalau begitu, kita akan menggunakan peraturan yang sudah ada," ujar seseorang. "Kami akan memilih seseorang dengan tingkat Plane yang sama untuk menguji kemampuan bertarung kalian. Jika kalian semua cukup kuat, maka kalian seharusnya mampu melalui matriks ini. Jika kalian melewati pintu yang berada di bagian depan, kalian akan langsung memasuki Menara Pengintai Wangshen." Mereka memilih untuk tidak mempersulit pihak lawan, seolah-olah mereka memperlakukan mereka sama seperti kultivator biasa yang datang kemari untuk mengikuti ujian.     

Ketika Yan Dongyang mendengar anggota dari Menara Pengintai Wangshen mengatakan hal ini, dia menunjukkan senyuman di wajahnya. "Kalian memang tempat suci nomor satu di Benua Dongxiao. Kalian sungguh murah hati." Kemudian dia memberi perintah pada anggotanya, "Kalau begitu, sebaiknya kalian semua bersiap-siap menghadapi kemampuan para Renhuang dari pasukan terkuat di Benua Dongxiao. Kesempatan seperti ini sangatlah langka."     

Para kultivator dari Klan Yan sudah siap untuk bertarung saat mereka memandang pihak lawan. Kedua belah pihak telah mempersiapkan diri dengan baik. Tidak peduli pihak mana yang akan muncul sebagai pemenangnya, ini akan menjadi sebuah kesempatan langka untuk menguji kemampuan mereka. Ini adalah kesempatan bagus bagi mereka untuk menyaksikan betapa hebatnya para kultivator dari Menara Pengintai Wangshen.     

"Mari kita mulai," ujar sang Renhuang dari Menara Pengintai Wangshen. Saat dia selesai berbicara, beberapa sosok bermunculan, dimana masing-masing dari mereka mencari lawan mereka sendiri. Pada saat berikutnya, ekspresi para Renhuang dari Wilayah Utara berubah menjadi serius karena mereka tidak main-main dalam masalah ini. Mereka adalah kultivator terkemuka dari Wilayah Utara. Karena itulah, mereka mampu menekan para Renhuang dari Benua Dongxiao. Namun, sekarang mereka berhadapan dengan kelompok Renhuang terkuat dari Benua Dongxiao. Siapa yang berani bertindak ceroboh saat berhadapan dengan lawan seperti itu?     

Suara tabrakan yang memekakkan telinga bergema di udara. Pertempuran Hukum itu resmi dimulai. Dalam sekejap, berbagai macam Pertempuran Hukum yang dahsyat terjadi di berbagai tempat di dalam matriks itu sekaligus. Pertempuran-pertempuran itu seolah-olah mampu mengguncang bumi.     

Pertempuran-Pertempuran Hukum ini bahkan lebih sengit dari pertempuran sebelumnya. Beberapa saat yang lalu, para Renhuang dari Wilayah Utara memiliki keuntungan mutlak. Namun, para Renhuang dari Menara Pengintai Wangshen sangat kuat. Dalam berbagai macam pertempuran, para Renhuang dari Menara Pengintai Wangshen bahkan tampil lebih mengerikan.     

Pada saat ini, di tempat Yan Dongyang berada, beberapa Renhuang muncul di atasnya. Mereka semua adalah Renhuang dari Menara Pengintai Wangshen. Orang-orang ini memiliki aura yang sangat kuat. Cahaya suci dari Jalur Agung bersinar dan menyelimuti tubuh Yan Dongyang.     

Sudah jelas, mereka ingin menguji kemampuan kultivator dari Klan Yan ini.     

*Whoosh* Sebuah lingkaran cahaya suci yang menakjubkan melesat keluar. Pada saat yang bersamaan, cahaya pedang menyebar dari atas langit, dan ada juga lingkaran cahaya suci matahari di sana. Cahaya yang menyilaukan menyinari seluruh tempat, namun Yan Dongyang tidak bergerak sedikit pun dari tempatnya. Dia memandang para kultivator yang menyerangnya. Dalam sekejap, sebuah lingkaran cahaya keemasan yang mengerikan dikeluarkan, dan tampaknya langsung menyelimuti area di sekitarnya.     

Dia mengambil satu langkah ke depan dan mengangkat tangannya, lalu mengerahkan kepalan tinjunya ke arah langit.     

*Brak, Brak, Brak* Para kultivator yang berada di atas langit langsung dihempaskan ke kejauhan. Mereka memuntahkan darah. Meskipun jarak di antara mereka cukup besar, mereka bisa merasakan bahwa ruang hampa tempat mereka berdiri dihancurkan akibat kekuatan dari pukulan tersebut.     

"Kalian semua tidak akan menang melawanku," ujar Yan Dongyang dengan acuh tak acuh saat dia memandang para kultivator yang telah dipukul mundur olehnya. Kemudian dia menarik kembali lengannya dan berdiri dengan tangan berada di belakang punggungnya. Dia tampak sangat tenang, seolah-olah dia tidak berada di atas medan pertempuran.     

Beberapa anggota dari Menara Pengintai Wangshen memandang ke arah Yan Dongyang. Hanya dengan satu kepalan tinju, mereka bisa melihat bahwa pria ini memiliki kemampuan bertarung yang luar biasa.     

Di tempat lainnya, Ye Futian juga berdiri dengan tenang, seolah-olah dia sedang berdiri di luar medan pertempuran. Sosoknya melayang di udara.     

Namun, sudah jelas pihak lawan tidak akan membiarkannya bersikap setenang ini. Tiba-tiba, sebuah suara yang memekakkan telinga terdengar dari suatu tempat. Di kejauhan, rentetan gelombang suara yang dahsyat bergerak mendekat. Ye Futian mendongak dan melihat sebuah lonceng raksasa muncul di atasnya. Itu adalah Roda Ilahi milik seorang Renhuang—Lonceng Penenang Jiwa.     

Lonceng Penenang Jiwa itu melayang menuju langit di atas Ye Futian. Lonceng itu berputar di udara dan mengeluarkan suara berdentang yang menusuk telinga. Rentetan gelombang suara yang mengerikan langsung dikeluarkan dan menyelimuti tubuh Ye Futian. Suara dentangan lonceng itu menerobos masuk ke dalam pikirannya dan menyebabkan jiwa spiritualnya bergetar.     

Di kejauhan, seorang Renhuang memejamkan matanya saat dia mengendalikan Lonceng Penenang Jiwa itu. Dia ingin melihat serangan gelombang suara siapa yang lebih kuat, dia atau Ye Futian.     

Ye Futian memandang ke kejauhan, tampaknya dia bisa memahami apa yang dipikirkan oleh lawannya itu. Dia menangkupkan tangannya dan ekspresinya kini berubah menjadi serius. Suara rapalan sutra Buddha mengitarinya, dan cahaya bersinar dari sosoknya. Pada saat ini, tubuhnya tampak seperti seorang Buddha. Kemudian, cahaya Buddha yang menyilaukan ditembakkan ke udara, diikuti dengan dimainkannya Lagu Pembunuh Iblis Vajra. Dua kekuatan gelombang suara yang mengerikan itu bertabrakan. Pemandangan itu terlihat seolah-olah ada seorang Buddha yang sedang berusaha membunuh iblis. Disertai dengan suara dentangan yang keras, Lonceng Penenang Jiwa itu dihempaskan ke udara.     

Namun, hal yang lebih mengerikan lagi adalah fakta bahwa Lagu Pembunuh Iblis Vajra memanfaatkan Lonceng Penenang Jiwa untuk mengguncang jiwa spiritual Renhuang tersebut. Hal ini menyebabkan Renhuang itu mengerang kesakitan saat dia duduk di kejauhan. Dia memuntahkan darah, dan wajahnya menjadi pucat saat jiwa spiritualnya berguncang hebat!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.