Legenda Futian

Menara Pengintai Wangshen



Menara Pengintai Wangshen

2Setelah Yan Dongyang mengalahkan Zi Feng, dia memandang satu-satunya orang yang tersisa di atas medan pertempuran, dan orang itu adalah Ye Futian.     
0

Satu-satunya orang yang dapat menghentikannya sekarang kemungkinan besar adalah kultivator dari Pulau Dewa Timur ini.     

Tentu saja, Yan Dongyang juga tidak berpikiran bahwa Ye Futian benar-benar mampu menghentikannya. Karena bagaimanapun juga, tingkat Plane Ye Futian tidak setinggi dirinya. Dia adalah seorang Renhuang tingkat kelima, sementara Ye Futian berada di tingkat keempat. Bahkan jika mereka berada di tingkat Plane yang sama, dia yakin akan bahwa kemampuan bertarungnya lebih unggul daripada Ye Futian, apalagi dia berada satu Plane lebih tinggi darinya.     

Zi Feng sendiri adalah sosok yang sangat kuat. Namun di matanya, kekuatan Ye Futian dapat dikatakan berada di tingkat yang sama dengan Zi Feng.     

Di sisi lain, Ye Futian juga memusatkan perhatiannya pada Yan Dongyang dan melihat sebuah senyuman terlintas di sudut matanya. Namun, di dalam tatapan mata Yan Dongyang ini, Ye Futian juga mendeteksi adanya keinginan membunuh yang mengerikan.     

Yan Dongyang ingin merenggut nyawanya.     

*Boom* Area itu bergetar hebat saat Ye Futian merasakan sesak di sekujur tubuhnya. Lalu terdengar suara raungan naga yang memekakkan telinga saat rentetan gelombang suara yang mengerikan menghancurkan Jalur Agung dan menyebar ke arah Ye Futian.     

Tubuh emas Ye Futian bersinar terang saat suara rapalan sutra Buddha terus bergema di udara. Satu sosok Buddha telah muncul di sana, dan bayangan-bayangan Buddha yang terbentuk itu bertabrakan dengan naga yang meraung di udara. Hampir pada saat yang bersamaan, tubuh Yan Dongyang berubah wujud menjadi seekor naga ilahi dan terbang ke bawah. Naga itu mendarat di depan Ye Futian dalam sekejap. Di mata Ye Futian, rasanya seolah-olah seekor naga raksasa telah turun dari atas langit, dan melancarkan serangan dengan menggunakan kekuatannya yang tak terbatas dan sangat mengerikan.     

Namun pada saat itu juga, suara kawanan gajah bergemuruh di antara langit dan bumi. Ye Futian mengangkat tangannya untuk melancarkan serangannya. Bayangan iblis gajah bermunculan, menekan Jalur Agung, dan bertabrakan dengan kekuatan Jalur Agung lawannya. Pertarungan sebelumnya terlihat seperti sebuah pertarungan antara naga dan phoenix. Sekarang, itu adalah pertarungan antara naga dan gajah.     

Rentetan suara gemuruh yang keras terus menerus terdengar dan menghancurkan kekuatan Jalur Agung yang memenuhi area ini. Tidak lama kemudian, terdengar suara ledakan yang keras, dan sosok Ye Futian terhempas ke kejauhan, dia merasa seolah-olah darahnya bergejolak dan sulit sekali untuk bernapas     

Akan tetapi, tubuh lawannya juga terhempas ke atas langit. Naga ilahi itu menoleh saat Yan Dongyang menundukkan kepalanya dan memandang ke arah Ye Futian. "Tidak ada satu pun kultivator dari Pulau Dewa Timur yang menguasai kekuatan semengerikan ini; tidak heran mereka sangat mengagumimu."     

Ketika Ye Futian mendengar kata-kata Yan Dongyang, dia menyadari bahwa pihak lawan mengetahui banyak hal tentang Pulau Dewa Timur.     

Perang yang terjadi di Pulau Dewa Timur telah terjadi beberapa tahun yang lalu. Apa yang terjadi kala itu sudah menjadi rahasia umum di Benua Penglai. Meskipun Benua Yanyun mungkin tidak akan mengawasi Benua Penglai setiap saat, namun mereka mungkin sudah mendengar mengenai beberapa hal sekarang.     

Ye Futian bisa merasakan bahwa Yan Dongyang mahir dalam beberapa jenis kekuatan: gelombang suara, ruang dan waktu, serta tekanan... Kekuatan-kekuatan Jalur Agung ini telah tergabung dalam serangan-serangannya, dan mereka sangat kuat. Jika tidak, Yan Dongyan tidak mungkin bisa menekannya seperti ini.     

Akan tetapi, dia sudah menduga bahwa Zi Feng akan kalah.     

Naga ilahi itu meraung di atas langit, menghalangi langit dan matahari. Banyak orang di sekitar mereka telah berhenti bertarung dan mengalihkan perhatian mereka ke arah medan pertempuran tempat Yan Dongyang dan Ye Futian berada. Namun pada saat ini, matriks tersebut bergetar hebat, yang menyebabkan para kultivator dari Menara Pengintai Wangshen mengangkat kepala mereka. Mereka melihat bahwa matriks ruang dan waktu itu terus menerus berubah.     

"Apa yang sedang terjadi? Matriks itu perlahan-lahan menghilang." Banyak orang tampak bingung sekaligus takjub. Orang-orang yang berada di luar matriks memandang ke arah langit di atas Menara Pengintai Wangshen dan melihat seorang lelaki tua berdiri di sana, yang sedang mengayunkan tangannya. Setelah beberapa saat, matriks ruang dan waktu dari Jalur Agung itu menghilang. Ye Futian dan yang lainnya mendapati diri mereka berdiri di sebuah area terbuka, dan mereka tampak curiga ketika mereka memandang Renhuang yang berada di atas istana dari Menara Pengintai Wangshen.     

Apakah para kultivator dari Menara Pengintai Wangshen yang menghilangkan matriks tersebut?     

Apa maksudnya ini?     

Setelah matriks itu menghilang, mereka yang sebelumnya berada di dalam matriks juga memandang istana-istana di kejauhan, terutama satu istana yang menjulang hingga ke atas langit.     

"Tahun ini, tidak ada kandidat yang memenuhi syarat dari Benua Dongxiao dan benua di sekitarnya," lelaki tua yang berada di atas tangga di kejauhan itu berdiri dan mengumumkan. Tiba-tiba, banyak orang dari berbagai macam pasukan tampak kecewa. Apakah tidak ada satu pun dari mereka yang memenuhi syarat untuk berkultivasi di Menara Pengintai Wangshen?     

"Ye Liunian, naiklah kemari bersama phoenix itu," ujar lelaki tua itu pada Ye Futian.     

Semua orang terdiam. Benar saja, hanya Ye Futian dan Zi Feng yang layak untuk memasuki Menara Pengintai Wangshen. Peraturan mengenai penilaian ini ditetapkan oleh Menara Pengawal Wangshen, jadi ini sudah menjadi hak mereka. Sehingga sudah jelas, Menara Pengintai Wangshen bisa bertindak sesuka hati mereka tanpa memedulikan siapa pun.     

"Baik." Ye Futian mengangguk.     

"Tetua." Pada saat ini, Yan Dongyang masih menatap ke depan, namun dia berkata dengan lantang, "Saya tidak gagal dalam upaya saya melewati matriks ini, dan sekarang, saya ingin diizinkan untuk bertemu dengan Kaisar Millet."     

Lelaki tua itu memandangnya dan berkata dengan tenang, "Ada urusan apa sehingga kau datang kemari?"     

Yan Dongyang memandang lelaki tua itu dan berkata, "Dalam pertempuran kala itu, janji yang dibuat oleh Kaisar Millet untuk menahan diri dari menghubungi Pulau Dewa Timur adalah alasan mengapa Klan Yan bersedia untuk tidak mengganggu Pulau Dewa Timur. Selama bertahun-tahun, Pulau Dewa Timur tidak mengalami gangguan apa pun. Beberapa tahun yang lalu, Pulau Dewa Timur mulai aktif kembali dan menimbulkan keributan di benua Penglai. Sekarang anggota mereka datang kemari untuk mencari Jalur Agung dari Menara Pengintai Wangshen, apakah ini adalah persiapan bagi mereka untuk berkultivasi di bawah bimbingan Kaisar Millet? Jika benar demikian, Klan Yan mungkin harus mempertimbangkan kembali perjanjian yang kami buat dengan Pulau Dewa Timur."     

Ye Futian tampak terkejut saat mendengar apa yang dikatakan oleh Yan Dongyang. Dia tidak tahu bahwa ada hal lain yang telah terjadi di masa lalu. Pantas saja Dewi Donglai khawatir Klan Yan akan berbalik melawannya dan Pulau Dewa Timur; itu adalah alasan utama mengapa dia mengirimnya ke Menara Pengintai Wangshen. Tampaknya setelah pertempuran di masa lalu itu berakhir, kedua belah pihak membuat kesepakatan untuk tidak mengusik Pulau Dewa Timur. Namun tetap saja, kesepakatan itu juga membuat Pulau Dewa Timur menutup diri dan membatasi kontak mereka dengan dunia luar.     

Namun, Klan Yan belum pernah mengunjungi Pulau Dewa Timur sebelumnya. Lagipula, tidak ada orang asing yang mengetahui tentang statusnya di Pulau Dewa Timur, mereka juga tidak tahu bahwa dia telah mendapatkan warisan dari Dewa Tertinggi Donglai. Selama beberapa tahun terakhir, dia telah berkultivasi di pulau itu. Seharusnya apa yang dia lakukan tidak akan mempengaruhi klan terkemuka seperti Klan Yan.     

Jika tidak, mereka pasti sudah pergi mengunjungi Pulau Dewa Timur sejak lama.     

Dari sudut pandang ini, para kultivator dari Klan Yan secara tidak sengaja bertemu dengannya dan mengajukan undangan ketika mereka melihat kekuatannya yang begitu luar biasa.     

"Lalu, apa lagi yang ingin kalian katakan pada kami?" lelaki tua itu bertanya lagi. Sudah jelas, dia juga berpikiran bahwa, mengingat ada begitu banyak kultivator dari Klan Yan yang memprovokasi Istana Heavenly Battle, lalu berpartisipasi dalam ujian yang diadakan oleh Menara Pengintai Wangshen, pasti Ye Futian bukanlah satu-satunya target mereka di sini.     

Lagipula, tidak ada seorang pun yang mengetahui identitas Ye Futian sebelum hal ini terjadi, dan mereka pun tidak mengetahui bahwa Ye Futian berada di sini dan ikut berpartisipasi dalam ujian ini.     

Yan Dongyang mengangkat kepalanya untuk memandang lelaki tua yang berada di kejauhan. Sikap yang ditunjukkan oleh Menara Pengintai Wangshen benar-benar tidak menyenangkan, tetapi hal itu tidaklah mengejutkan. Tujuan mereka kemari adalah untuk memperburuk situasi. Mengingat adanya dendam yang begitu mendalam di antara kedua belah pihak, mereka tidak punya alasan untuk bersikap ramah.     

"Saya datang kemari bersama para kultivator dari Wilayah Utara untuk melihat kemampuan para kultivator dari Benua Dongxiao. Saya harus jujur: Sebenarnya saya berharap akan bertemu dengan sosok-sosok yang luar biasa. Akan tetapi, orang-orang dari Menara Pengawal Wangshen pun tampaknya memiliki kemampuan yang biasa-biasa saja. Sampai saat ini, saya belum menemui lawan yang sepadan." Yan Dongyang melanjutkan kata-katanya dengan lantang, "Orang yang berkultivasi di bawah bimbingan Kaisar Millet, orang yang dikenal sebagai sang jenius nomor satu di Menara Pengintai Wangshen... Dimana dia berada sekarang?"     

Beberapa saat yang lalu, karena Klan Yan mendapatkan berita buruk, dia memutuskan untuk membawa sekelompok kultivator untuk memeriksanya secara langsung.     

Memang benar bahwa dia tidak memperlakukan para kultivator dari Pulau Dewa Timur dengan serius sebelumnya, apalagi Klan Yan. Bahkan sekarang, kehadiran Ye Futian hanya membuatnya meningkatkan kewaspadaannya, namun faktanya, orang yang benar-benar dia pedulikan tetaplah orang yang berkultivasi di bawah bimbingan Kaisar Millet.     

Di luar Menara Pengintai Wangshen, ekspresi semua orang tampak serius setelah mereka mendengar kata-kata Yan Dongyang. Mereka langsung teringat pada seseorang.     

Sudah tidak perlu diragukan lagi bahwa sang jenius nomor satu dari Menara Pengintai Wangshen pastilah jenius nomor satu di seluruh penjuru Benua Dongxiao, seseorang dengan bakat yang mengerikan dan tak tertandingi.     

"Kau ingin bertemu dengannya?" lelaki tua itu bertanya pada Yan Dongyang.     

"Ya. saya ingin mendapatkan bimbingan darinya," jawab Yan Dongyang.     

"Kau belum layak menemuinya. Beritahu kakakmu untuk datang kemari. Mungkin dia bisa menemuinya," lelaki tua itu menjawab dengan tenang, yang membuat Yan Dongyang merasa tidak senang. Namun, jika rumor itu memang benar adanya, maka dia memang tidak layak untuk menemui 'sosok itu'.     

Klan Yan mendapatkan informasi bahwa 'dia' telah mencapai Renhuang Plane tingkat atas, dan tidak hanya itu saja, dia bahkan masih memiliki Roda Ilahi yang sempurna.     

Hal ini menunjukkan bahwa pria itu telah menjadi seorang Renhuang yang sempurna, dan sosok seperti itu akan menjadi ancaman besar bagi Klan Yan.     

"Sampai detik ini, tidak ada seorang pun dari Menara Pengintai Wangshen yang mampu memberikan perlawanan. Kenapa kakak saya harus datang kemari secara pribadi?" tanya Yan Dongyang.     

Lelaki tua itu tersenyum. Dia sudah bisa menebak apa yang direncanakan oleh pihak lawan.     

"Jika kau ingin mempermasalahkan hal ini, kembalilah dan ajaklah kakakmu kemari secara pribadi," jawab lelaki tua itu dengan acuh tak acuh, tanpa memberikan kesempatan sedikit pun pada Yan Dongyang.     

Yan Dongyang menatap lawan bicaranya itu, dan dia masih berdiri di udara saat dia berkata dengan nada dingin, "Saya datang jauh-jauh kemari dan melintasi banyak benua untuk sampai ke Menara Pengintai Wangshen. Jika saya tidak bisa mendapatkan bimbingan dari Kaisar Millet, maka saya ingin bertarung."     

Sudah jelas, dia tidak akan menyerah semudah itu.     

Lelaki tua itu memandangnya, lalu dia menatap Ye Futian dan kelompoknya. "Kalian duluan saja."     

Ye Futian mengangguk sebelum dia dan Zi Feng melangkah ke depan. Pada saat ini, Dewi Donglai dan Kaisar Alkimia juga bergerak ke depan untuk bergabung dengan Ye Futian. Kemudian mereka menaiki tangga bersama-sama.     

Lelaki tua itu berbalik dan memandu mereka ke dalam Menara Pengintai Wangshen.     

Tidak butuh waktu lama hingga mereka mencapai titik tertinggi dari Menara Pengintai Wangshen. Tempat itu mirip seperti sebuah istana surgawi, yang dikelilingi oleh deretan awan dan lapisan kabut, seolah-olah mereka sedang berada di negeri dongeng. Di depan mereka, yaitu di titik tertinggi, ada sebuah panggung, dimana seseorang sedang duduk dengan tenang di sana.     

Orang ini berpakaian serba hitam, dengan rambut panjang menjuntai di belakangnya. Rasanya seolah-olah dia telah menyatu dengan langit. Sebelum Ye Futian datang kemari, dia bahkan tidak bisa merasakan hawa kehadiran orang ini.     

Apa yang ada di belakang pria berjubah hitam itu adalah 'Menara Pengintai Wangshen' yang sesungguhnya. Sepertinya bangunan itu menyimpan sejarah yang panjang di dalamnya. Namun, saat Ye Futian memandang Menara Pengintai Wangshen, Roh Pohon Dunia di dalam Istana Kehidupannya mulai bereaksi, yang merupakan sebuah pertanda bagi Ye Futian.     

Apakah Menara Pengintai Wangshen sebenarnya adalah sebuah benda ilahi?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.