Legenda Futian

Mengantar Kekalahan



Mengantar Kekalahan

1Ye Futian tahu bahwa banyak pasukan di Dunia Asal memiliki benda ilahi masing-masing, terutama mereka yang berdiri di puncak kekuatan.     1

Benda-benda ilahi digunakan untuk membantu para kultivator agar mampu mendapatkan Jalur Agung yang sempurna dan meningkatkan potensi mereka untuk menempa Roda Ilahi yang sempurna. Namun, ini pertama kalinya dia melihat benda ilahi yang tidak disembunyikan oleh pasukan yang memilikinya. Menara Pengintai Wangshen itu sendiri adalah sebuah benda ilahi.     

Kaisar Millet sedang berkultivasi di depan Menara Pengintai Wangshen dan telah membangun kuil kultivasi di sana.     

Sosok berjubah hitam di bagian depan itu tidak lain adalah Kaisar Millet.     

Kaisar Millet tampaknya berusia sekitar 30 tahun. Dilihat dari penampilannya, dia tampak tidak jauh lebih tua daripada Ye Futian, namun faktanya, dia telah berkultivasi selama bertahun-tahun. Ekspresi dibalik tatapan matanya itu tidak dapat ditebak. Sama seperti tingkat kultivasinya, tidak ada aura yang terdeteksi dari tubuhnya. Namun, rasanya seolah-olah dia telah menyatu dengan Jalur Surgawi, dimana dia berada di tingkat Plane yang telah melampaui semua kultivator di dunia ini.     

Dia adalah sosok nomor satu di Benua Dongxiao, sekaligus kultivator paling kuat di wilayah yang sangat luas ini.     

Lelaki tua yang memandu mereka kemari, Dewi Donglai, dan yang lainnya membungkuk hormat. Ye Futian melakukan hal yang sama dan berkata, "Salam hornat untuk Kaisar Millet."     

Kaisar Millet mengangguk pelan, lalu dia memandang Dewi Donglai dan bertanya, "Apakah dia muridmu?"     

Dewi Donglai menggelengkan kepalanya dan berkata, "Paman, awalnya dia datang ke Pulau Dewa Timur untuk mengikuti ujian, tetapi secara kebetulan, dia mengonsumsi ramuan dari Jalur Agung dan mendapatkan warisan ayahku. Sekarang dia dapat dianggap sebagai murid ayahku."     

Di bagian samping, lelaki tua yang memandu mereka kemari tampak sedikit terkejut. Dia mengira bahwa Ye Futian adalah murid dari Dewi Donglai, tetapi dia tidak pernah menduga bahwa Ye Futian adalah orang yang mendapatkan warisan dari Dewa Tertinggi Donglai.     

Kaisar Millet kini mengamati Ye Futian dengan seksama, lalu berkata, "Karena dia adalah murid ayahmu, kenapa kau tidak memberitahuku lebih awal?"     

"Sebelum datang kemari, kami kebetulan melewati tempat senior Kaisar Alkimia, dan kami sepakat untuk memberinya kesempatan untuk menguji kekuatannya dengan kultivator lain, selain itu agar paman bisa melihat seperti apa kultivasinya," jawab Dewi Donglai. Kaisar Millet mengangguk sebagai tanggapan. "Aku tidak menyangka bahwa akan ada seorang penerus setelah ayahmu meninggal dunia bertahun-tahun yang lalu. Setidaknya, kita tidak perlu mengkhawatirkan hal ini sekarang."     

Saat dia berbicara, dia memandang Ye Futian dan berkata, "Kau memiliki Jalur Agung yang sempurna. Kau pasti telah mengalami hal-hal yang menakjubkan sebelum datang ke Pulau Dewa Timur. Kau berasal dari mana?     

Ye Futian memandang ke arah Dewi Donglai. Di antara semua orang yang berada di sini, hanya Dewi Donglai yang mengetahui asal-usulnya; bahkan Zi Feng pun hanya mengetahui beberapa hal tentang dirinya.     

"Izinkan aku memberikan penjelasan," ujar Dewi Donglai. Namun, tidak ada seorang pun yang mendengar suaranya lagi. Ye Futian menyadari bahwa Dewi Donglai sedang berkomunikasi dengan Kaisar Millet secara telepati. Meskipun Kaisar Alkimia dan yang lainnya dapat dipercaya, namun ini adalah masalah sensitif, dan lebih baik informasi ini dibatasi persebarannya.     

Kaisar Millet dan ayahnya berteman baik, jadi dia tidak perlu menyembunyikan apa pun darinya. Karena dia telah membawa Ye Futian kemari, maka dia harus jujur pada Kaisar Millet terkait situasi yang dialami oleh Ye Futian.     

Tatapan mata Kaisar Millet tampak aneh. Dia terlihat biasa-biasa saja ketika mendengar bahwa Ye Futian adalah penerus dari Dewa Tertinggi Donglai, namun pada saat ini, ada sedikit emosi yang terlintas di wajahnya. Sudah jelas, dia telah diberitahu oleh Dewi Donglai bahwa Ye Futian berasal dari Dunia Asal dan dia terpaksa pergi ke Prefektur ilahi setelah diserang oleh berbagai macam pasukan di sana.     

Dia terdiam sejenak, kemudian berkata, "Setelah ayahmu meninggal dunia, beberapa pasukan mencapai sebuah kesepakatan, dan Pulau Dewa Timur perlahan-lahan dilupakan oleh orang-orang di Wilayah Donghua. Bertahun-tahun telah berlalu, dan meskipun Klan Yan tidak peduli lagi tentang Pulau Dewa Timur, namun kemunculan Ye Futian akan membuat Klan Yan menjadi waspada, yang mungkin akan merugikan baginya. Tidak sulit bagi Klan Yan untuk menyingkirkan segala sesuatu yang dapat mengancam mereka di masa depan."     

"Agar Klan Yan tidak menyerang Pulau Dewa Timur, aku tidak akan menerimamu sebagai muridku. Namun, karena kau telah melewati ujian penilaian, kau memiliki hak untuk tinggal di Menara Pengintai Wangshen dan berkultivasi di sini untuk sementara waktu," ujar Kaisar Millet. Ye Futian dan yang lainnya langsung memahami apa yang dimaksud oleh Kaisar Millet. Meskipun dia tidak diterima sebagai murid, mereka masih mengizinkan Ye Futian tinggal di Menara Pengintai Wangshen untuk berkultivasi.     

Mengenai berapa lama dia akan berkultivasi di sana, Klan Yan tidak berhak untuk ikut campur. Hal ini jelas membuat mereka tidak bisa mencari-cari alasan.     

"Beritahu mereka bahwa entah apa pun yang ingin mereka ketahui, jawabannya sama seperti dugaan mereka, jadi mereka bisa pergi sekarang juga," ujar Kaisar Millet pada lelaki tua itu.     

"Baik." Lelaki tua itu mengangguk, lalu pergi melaksanakan tugasnya untuk memberitahu Yan Dongyang.     

Tetapi beberapa saat kemudian, sebuah suara terdengar dari bagian bawah, "Yan Dongyang dengan hormat datang ke Menara Pengintai Wangshen hari ini untuk mencari Jalur Agung, dan saya belum pernah mengalami kekalahan selama berada di dalam matriks. Menurut peraturan yang berlaku, bukankah saya telah memenuhi syarat untuk bertemu dengan Kaisar Millet?"     

Suara ini bisa terdengar dari bawah hingga ke tempat ini; semua orang yang berada di Menara Pengintai Wangshen bisa mendengar suara ini. Sudah jelas, Kaisar Millet juga mendengarnya saat dia memandang ke kejauhan dengan tenang.     

Lelaki tua itu langsung kembali dan menundukkan kepalanya, lalu berkata, "Yan Dongyang menolak untuk pergi."     

"Karena dia belum mengalami kekalahan," Kaisar Millet bergumam pada dirinya sendiri. Dia memandang Ye Futian dan berkata, "Apakah kau mampu mengalahkannya?"     

"Ya." Ye Futian mengangguk dan langsung menjawab tanpa ragu-ragu. Lelaki tua itu kembali tertegun. Dia sangat percaya diri akan kemampuannya?     

Sama seperti Ye Futian, Yan Dongyang adalah seorang Renhuang tingkat menengah dengan Roda Ilahi Jalur Agung yang sempurna. Dia sangat berbakat, dilengkapi dengan efektifitas bertarung yang luar biasa. Namun, nada bicara Ye Futian terdengar sangat meyakinkan.     

Dia mampu mengalahkannya!     

Dia sangat yakin bahwa dia mampu mengalahkan Yan Dongyang.     

Kaisar Millet mengangguk pelan dan berkata, "Kalau begitu, berikan dia kekalahan yang dimintanya."     

"Baik." Ye Futian mengangguk, lalu dia berbalik dan pergi. Rambut abu-abunya berkibar tertiup angin, dan dia tampak sangat percaya diri.     

Kaisar Millet berdiri dari tempatnya, dan dalam satu langkah, dia langsung tiba di bagian tepi istana tersebut. Dia menatap tajam ke tempat yang berada jauh di bagian bawah, menyaksikan Ye Futian pergi ke sana seolah-olah dia berencana untuk mengamati jalannya pertempuran secara langsung.     

Dia telah mengetahui asal-usul Ye Futian dari Dewi Donglai, dan dia juga sangat penasaran terhadap Ye Futian. Sekuat apakah kultivator jenius dari Dunia Asal ini?     

Di wilayah perbatasan dari Menara Pengintai Wangshen, Renhuang yang berasal dari Wilayah Utara itu masih berada di tempatnya. Yan Dongyang mengangkat kepalanya dan terus menatap ke arah Menara Pengintai Wangshen di kejauhan. Pada saat ini, mereka bisa melihat Ye Futian bergerak ke arah mereka.     

"Kaisar Millet," seseorang berseru. Di suatu tempat di kejauhan, samar-samar mereka bisa melihat seorang pria berdiri di puncak Menara Pengintai Wangshen sambil meletakkan tangannya di belakang punggungnya dan memandang ke arah mereka.     

Meskipun jarak di antara mereka cukup jauh, namun sebagian besar orang yang berada di sana adalah Renhuang, jadi mereka dapat melihatnya dengan jelas.     

Apakah Kaisar Millet memerintahkan Ye Futian kembali untuk bertarung melawan Yan Dongyang?     

Dan, apakah dia berniat menyaksikan pertarungan ini secara pribadi?!     

Di mata banyak kultivator di Benua Dongxiao, bahkan benua-benua sekitarnya, Kaisar Millet adalah sosok tertinggi. Dan ini adalah pertama kalinya bagi sebagian besar dari mereka untuk melihat Kaisar Millet berdiri di sana untuk mengamati jalannya pertempuran.     

Apakah dia melakukan hal ini karena kehadiran Klan Yan di Menara Pengintai Wangshen?     

Sosok berjubah putih itu melayang turun dari atas langit dan mendarat di area di atas Renhuang dari Wilayah Utara tersebut. Ye Futian menundukkan kepalanya untuk memandang Yan Dongyang di bagian bawah, sama seperti cara Yan Dongyang memandangnya sebelumnya. Sepertinya posisi mereka sekarang telah berbalik.     

Yan Dongyang juga mendongak dan menatap Ye Futian, yang baru saja kembali dari Menara Pengintai Wangshen dan berkata, "Kau sudah kembali? Kenapa cepat sekali?"     

Sebelumnya, lelaki tua itu mengatakan bahwa Ye Futian telah memenuhi syarat dan berhak memasuki Menara Pengintai Wangshen untuk mendengarkan ajaran dari Kaisar Millet.     

Hal ini menunjukkan bahwa Kaisar Millet akan membimbing Ye Futian dalam berkultivasi.     

Dan sekarang Ye Futian telah kembali dengan begitu cepat, apakah ini karena dirinya?     

"Mmm." Ye Futian mengangguk dan memandang ke arah Yan Dongyang. "Kaisar Millet tidak ingin menyambutmu dan menyuruhmu untuk kembali ke Klan Yan."     

"Menara Pengintai Wangshen telah melanggar peraturannya sendiri. Aku belum mengalami kekalahan. Kenapa aku tidak boleh menemui Kaisar Millet?" jawab Yan Dongyang.     

Ketika dia berbicara, samar-samar terdengar suara geraman naga dari tubuhnya, dan udara berguncang karenanya. Kemudian dia naik ke udara, bergerak ke arah Ye Futian.     

"Tenang saja, tidak lama lagi kau akan mengalami kekalahan!" ujar Ye Futian saat dia berjalan ke depan. Arus dari Jalur Agung menyebar dari atas langit dengan kekuatan maksimal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.