Legenda Futian

Kisah



Kisah

3Beberapa orang menggunakan perahu untuk menjelajahi Samudra Ilahi.      2

Banyak perahu tampak berlayar di atas permukaan Samudra Ilahi. Di salah satu perahu, Ye Futian sedang berbaring dengan tenang. Xia Qingyuan duduk di sampingnya, dan Elang Angin Hitam sedang berjaga, mengawasi area di sekeliling perahu tersebut.     

Sementara itu, perahu-perahu lain di belakang mereka berisikan rekan-rekan mereka yang lainnya. Dewi Donglai, Zi Feng, dan Bai Mu berkumpul di satu perahu yang sama, sedangkan Beigong Ao dan Beigong Shuang berada di perahu lainnya. Mereka semua mengendarai perahu masing-masing, mengikuti perahu Ye Futian dari belakang.     

"Kita jarang sekali memiliki waktu untuk bersantai," Beigong Ao berkomentar sambil mengagumi pemandangan di kejauhan. Langit tampak menyatu dengan cakrawala. Bayangan dari bangunan-bangunan kuno samar-samar terlihat di atas langit. Sepertinya bayangan-bayangan itu adalah fatamorgana.     

"Beristirahatlah," ujar Ye Futian di bagian depan sambil tersenyum. Dia menaruh kedua tangannya di belakang kepalanya dan dia tampak sangat santai. Memang sangat langka bagi mereka untuk memiliki waktu bersantai seperti ini.     

Selama bertahun-tahun, dia selalu menghabiskan waktu untuk berkultivasi. Dia tidak pernah berhenti berkultivasi dan bermalas-malasan.     

Tidak begitu penting bagi mereka untuk menemukan tempat berkultivasi dalam perjalanan ke Benua Samudra Ilahi kali ini. Lebih baik mereka memanfaatkan kesempatan ini untuk bersantai dan melupakan kultivasi mereka sejenak. Rasanya sangat menyenangkan untuk mengelilingi Samudera Ilahi yang sangat luas ini, pergi kemanapun hembusan angin membawa mereka.     

Ketika mereka mendongak, terkadang mereka dapat melihat orang-orang melewati mereka di atas langit. Mengingat bagaimana mereka dapat melihat orang-orang melintasi mereka di lautan luas yang ini dari waktu ke waktu, siapa pun dapat membayangkan berapa banyak orang yang telah datang ke Benua Samudra Ilahi dan pergi ke Pulau Dewa Penyu.     

"Aku jadi bertanya-tanya bagaimana rasanya jika aku menerobos ke tingkat Plane berikutnya dan menghadapi Ujian Para Dewa." Ye Futian bergumam. Dia percaya bahwa suatu hari nanti, dia akan menghadapi Ujian Para Dewa.     

"Jika hari itu tiba, maka Prefektur Ilahi mungkin akan menjadi gempar, dan seluruh dunia mungkin akan berdatangan untuk merayakannya," ujar suara bernada lembut di samping Ye Futian. Ye Futian mengangkat kepalanya dan melihat wajah cantik di matanya. Xia Qingyuan menundukkan kepalanya dan menatapnya. Kata-kata Ye Futian membuatnya menantikan hari itu tiba.     

Jika Ye Futian akan menghadapi Ujian Para Dewa di masa depan, pemandangan seperti apa yang dihasilkan olehnya?     

"Atau mungkin aku akan menjadikan seluruh dunia sebagai musuhku, dan anggota dari pasukan-pasukan di Prefektur Ilahi ingin membunuhku," ujar Ye Futian. Dia tidak tahu seperti apa masa depan yang menantinya. Saat kultivasinya meningkat, sudah semakin dekat baginya untuk mengungkapkan rahasia dalam kehidupannya. Dia tidak tahu bagaimana reaksi yang akan ditunjukkan oleh Prefektur Ilahi setelah rahasia itu terungkap. Akankah mereka merayakannya, atau akankah mereka berniat untuk membunuhnya?     

"Hal itu tidak akan terjadi," ujar Xia Qingyuan dengan serius sambil menatap lurus ke mata Ye Futian.     

"Yah, siapa yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan?" ujar Ye Futian sambil tersenyum. Tidak ada seorang pun yang bisa menebak seperti apakah masa depannya. Saat ini, dia hanya bisa maju selangkah demi selangkah.     

Xia Qingyuan masih menatapnya. Xia Qingyuan tahu bahwa selama ini Ye Futian menyembunyikan sesuatu tentang identitasnya, yang dia sendiri tidak tahu pasti akan kebenarannya.     

"Meskipun semua orang menjadi musuhmu, aku akan selalu berada di pihakmu," Xia Qingyuan berbisik. Dia mengalihkan pandangannya dari Ye Futian, dan kini dia memandang ke kejauhan. Apakah hari seperti itu akan tiba di masa depan?     

Ye Futian memandang wajah Xia Qingyuan yang cantik dan tersenyum lembut. Rupanya masih ada orang-orang yang begitu baik padanya di dunia ini.     

Meskipun dia telah menemui banyak bahaya dalam perjalanan kultivasinya dan menghadapi banyak musuh, namun dia juga memiliki banyak teman, serta para senior yang akan selalu memihaknya hingga detik ini.     

Suara deburan ombak yang menghantam perahu mereka terus menerus terdengar. Perahu-perahu itu berlayar mengikuti ombak. Sebuah pelindung tipis mengelilingi perahu kecil itu dan mencegah air laut memasuki perahu tersebut. Seolah-olah mereka berlayar mengikuti arus tanpa mengetahui arah yang dituju, tidak tahu kemana tujuan mereka nantinya.     

Ye Futian memilih untuk tidur. Sudah lama sekali sejak dia terakhir kali tidur. Semua kultivator akan menyerap Spiritual Qi dari lingkungan di sekitar mereka. Mereka tidak perlu makan atau tidur, terutama setelah mereka menjadi Saint. Karena itulah, Ye Futian jarang sekali tidur.     

Ye Futian baru terbangun dari tidurnya ketika dia mendengar suara-suara di sekitarnya. Dia membuka matanya, dan tatapan matanya masih terlihat mengantuk. Dia mendongak dan melihat bahwa Xia Qingyuan masih duduk di tempatnya sambil menunduk dan menatapnya.     

Melihat Ye Futian membuka matanya, dia langsung mengalihkan pandangannya. Wajahnya tersipu malu, seolah-olah dia baru saja ketahuan mengintip.     

Kemudian Ye Futian bertanya sambil tersenyum, "Suara apa itu barusan?"     

"Kita sudah sampai di tepi pantai. Sepertinya kita tiba di sebuah tempat pelatihan. Ada cukup banyak orang yang berkumpul di sana." Ujar Xia Qingyuan dengan suara pelan saat dia menundukkan kepalanya dan memandang Ye Futian.     

Ye Futian duduk tegak di tempatnya dan memandang ke depan. Di pantai di dekatnya, banyak kultivator sudah berkumpul di sana. Sepertinya ada berbagai macam pola yang diukir di sebuah tebing di tepi laut. Banyak orang berdiri di atas karang di tepi pantai dan memandangi permukaan tebing tersebut.     

Aura Ye Futian menyebar di udara, dan dia bisa melihat bahwa pola-pola itu merupakan gambaran dari satu sosok manusia. Sosok itu sedang berlatih teknik kapak. Ketika auranya menerobos masuk ke dalam gambaran-gambaran tersebut, sosok itu tampak bergerak dan mengandung aura Jalur Agung Petir yang sangat kuat di dalamnya, sehingga menyebabkan kekuatan Jalur Agung Petir terpancar dari permukaan tebing itu.     

"Hmm?" gumam Ye Futian sambil mengungkapkan ekspresi aneh di wajahnya. Dia mendapati bahwa gambaran itu sangatlah luar biasa. Teknik kapak di dalamnya sangat kuat. Ketika auranya menerobos masuk ke dalam gambaran tersebut, dia menyaksikan sebuah pemandangan yang sangat mengerikan.     

Mungkinkah ada peluang Jalur Agung yang tersimpan di sini?     

Jika benar demikian, maka Ye Futian benar-benar beruntung.     

"Bukan hanya tebing ini saja. Coba lihat area di sekitarnya," ujar Beigong Ao dengan ekspresi aneh di wajahnya. Pandangannya beralih ke permukaan tebing di sepanjang pantai. Dia mendapati bahwa, selain gambaran ini, tebing-tebing di sekitarnya juga dihiasi oleh pola-pola yang aneh. Rasanya seolah-olah setiap sudut dari pantai ini dipenuhi oleh pola-pola ini.     

"Hmm, gambaran ini diukir setelah orang yang mengukirnya menyelesaikan latihannya. Dia pasti mendapatkan sebuah pencerahan," Ye Futian berkomentar sambil mengangguk setelah dia mengamati pola-pola yang menghiasi tebing tersebut. Mereka masih mengendarai perahu masing-masing dan melanjutkan perjalanan. Sesekali, beberapa orang akan melintasi mereka dan menepi saat menyaksikan pemandangan ini.     

Di sebuah bongkahan batu raksasa di antara hamparan karang, ada sepasang muda-mudi berdiri di sana. Tingkat kultivasi mereka tidak begitu tinggi. Mereka masih berada di tingkat Sage Plane.     

"Bolehkan aku bertanya tempat apakah ini?" Beigong Ao bertanya pada mereka berdua saat kelompok Ye Futian berpapasan dengan mereka.     

Keduanya memandang Beigong Ao dan yang lainnya. Mereka langsung menyadari bahwa kelompok Ye Futian kemungkinan besar adalah kultivator-kultivator asing yang sangat kuat. Salah satu di antara mereka membungkuk hormat dan berkata, "Tempat ini adalah tempat latihan dari Thunder Punishing Skylord."     

"Thunder Punishing Skylord?" Beigong Ao berseru dengan ekspresi terkejut di wajahnya. Sepertinya itu adalah nama dari sosok terkemuka lainnya.     

"Hmm," pemuda itu mengangguk. "Dahulu ketika Thunder Punishing Skylord berada di Renhuang Plane tingkat atas, dia pergi ke Pulau Dewa Penyu untuk mencari ajaran kultivasi. Dia bertemu dengan Kaisar Xi di sana. Namun, alih-alih mengajarinya, Kaisar Xi malah menyuruhnya mencari tempat untuk mengukir Jalur Agung miliknya. Kaisar Xi juga memintanya untuk melupakan segalanya dan berhenti mengkultivasi Jalur Agung Dunia. Akhirnya, Thunder Punishing Skylord datang kemari dan mengukir Jalur Agung miliknya ke permukaan tebing ini selama 30 tahun sebelum dia berhasil mendapatkan pencerahan."     

Pemuda itu melanjutkan kata-katanya, "Setelah Thunder Punishing Skylord menerobos ke tingkat Plane berikutnya, dia pergi ke Pulau Dewa Penyu untuk meminta Kaisar Xi bersedia menerimanya sebagai murid. Kaisar Xi bahkan tidak menemuinya dan mengatakan bahwa itu adalah peluang Jalur Agung yang dia dapatkan sendiri dan tidak ada hubungannya dengan Kaisar Xi. Namun, Thunder Punishing Skylord selalu menganggap dirinya sebagai murid dari Kaisar Xi. Tempat ini pernah menjadi tempat latihannya dan masih berdiri dengan kokoh. Bahkan ada rumor yang mengatakan bahwa di dalam tebing ini, ada harta karun yang ditinggalkan oleh Thunder Punishing Skylord. Namun, itu hanya rumor belaka. Saya tidak tahu apakah rumor itu benar atau tidak."     

"Luar biasa," Beigong Ao berseru dengan takjub. Baik itu Kaisar Xi maupun Thunder Punishing Skylord, keduanya benar-benar sosok yang menginspirasi.     

Keduanya adalah sosok yang luar biasa. Kaisar Xi memberi bimbingan tanpa meminta imbalan apa pun. Sementara itu, Thunder Punishing Skylord juga mengakui Kaisar Xi sebagai gurunya. Meskipun dia sudah mendapatkan pencerahan, dia masih memperlakukan Kaisar Xi sebagai gurunya. Dia juga tidak menghapus semua pola yang telah dia ukir di sini, meninggalkannya untuk generasi yang akan datang. Mungkin dia merasa tergerak oleh bimbingan yang diberikan oleh Kaisar Xi dan berharap pola-pola ini akan bermanfaat bagi kultivator lainnya.     

Diam-diam Ye Futian juga merasa terkesan. Kali ini, ketika Kaisar Xi hendak menjalani Ujian Para Dewa, Thunder Punishing Skylord mungkin juga hadir di sana.     

Ye Futian tidak pernah membayangkan bahwa sosok yang begitu terkenal akan memiliki kisah yang sangat luar biasa. Sungguh menakjubkan!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.