Legenda Futian

Pulau Dewa Penyu



Pulau Dewa Penyu

0Perahu-perahu kecil tampak mengambang di atas Samudra Ilahi, sepertinya mereka bergerak mengikuti arus air. Sesekali, mereka akan berlayar melintasi kota-kota pulau.     
3

Penumpang dari perahu-perahu ini adalah Ye Futian dan kelompoknya.     

Pada saat ini, Lin Yuan mengeluarkan sebuah peta dan memandang ke kejauhan, lalu berkata, "Kita hampir sampai. Kota pulau berikutnya adalah Pulau Dewa Penyu."     

"Mmm." Di perahu kecil di bagian depan, Ye Futian mengangguk sebagai tanggapan. Dalam beberapa hari terakhir, mereka tidak terburu-buru mencapai tujuan dan menyempatkan diri untuk menikmati pemandangan di sepanjang perjalanan dengan kecepatan yang stabil. Jika ujian yang akan dijalani oleh Kaisar Xi segera dimulai, mereka akan mempercepat pergerakan mereka.     

Namun, selama beberapa hari terakhir, mereka tidak melihat tanda-tanda bahwa Ujian Para Dewa akan segera dimulai, jadi mereka memanfaatkan perjalanan ini untuk bersantai dan tidak terburu-buru mencapai Pulau Dewa Penyu.     

Di perahu lainnya, ada dua orang yang berada di atasnya. Beigong Ao sedang mengarahkan perahu itu ke depan, dan di hadapannya, Beigong Shuang sedang berkultivasi sambil memejamkan matanya. Samar-samar, ada aura petir yang mengerikan mengalir dari tubuhnya saat kekuatan petir menyelimuti dirinya. Beigong Ao bertugas mengendalikan gelombang kejut yang dihasilkan, sehingga putrinya bisa berkultivasi dengan tenang.     

Hari itu, setelah Ye Futian memberikan harta karun peninggalan Thunder Punishing Skylord padanya, Beigong Shuang menggabungkan harta karun itu ke dalam tubuhnya dan mulai mengkultivasinya. Dalam perjalanan kemari, dia menghabiskan waktunya untuk berkultivasi dan menempa harta karun tersebut.     

"Aku jadi penasaran, apakah Shuang'er mampu menyelesaikan kultivasinya sebelum kita tiba di Pulau Dewa Penyu," ujar Ye Futian sambil tersenyum.     

"Kita lihat saja nanti. Jika dia belum selesai berkultivasi, aku akan menemaninya di Samudra Ilahi," ujar Beigong Ao. Meskipun kesempatan untuk menyaksikan Ujian Para Dewa sangatlah langka, namun kultivasinya juga tidak kalah penting.     

Ini adalah peluang Jalur Agung yang diberikan pada Beigong Shuang, dan kesempatan ini memungkinkannya untuk menerobos tingkat Plane-nya saat ini. Sebelum dia selesai berkultivasi, Beigong Ao tidak akan mengganggunya.     

Saat perahu-perahu kecil itu bergerak ke depan, aura petir yang menyelimuti Beigong Shuang menjadi semakin kuat. Di atas Samudra Ilahi, sebuah badai petir tiba-tiba terbentuk di langit cerah yang tak berbatas, dan langsung bergerak menuju Beigong Shuang. Kilatan petir menyambar dari atas langit dan turun ke arahnya.     

Beigong Ao mendongak, tapi tidak berusaha menghentikan fenomena itu. Bagi Ye Futian, harta karun itu tidak berarti apa-apa, jadi dia justru memberikannya pada Beigong Shuang. Tapi Beigong Ao tahu betul bahwa tanpa keterlibatan Ye Futian, mereka tidak akan pernah bisa mendapatkan hal-hal seperti itu dalam hidup mereka. Situasi ini sama seperti ketika dia mendapatkan Kayu Awan di Pulau Dewa Timur.     

Di perahu kecil di bagian depan, Ye Futian memandang ke arah Beigong Shuang. Kemudian dia sambil tersenyum cerah, "Apakah dia akan segera meraih terobosan?"     

"Seharusnya begitu." Beigong Ao mengangguk pelan. Dia bisa melihat kekuatan petir yang berada di udara menjadi semakin kuat dan menyebabkan area di Samudra Ilahi ini bergejolak. Deretan ombak terus menerus berdeburan, yang kemudian berubah menjadi sebuah area petir yang mengerikan.     

"Mengerikan sekali. Ternyata saat Renhuang ingin menerobos ke tingkat berikutnya, situasinya hampir sama seperti Sage yang harus menghadapi Divine Catastrophe," Lin Yuan bergumam pada dirinya sendiri. Sebagai seorang Sage, dia adalah kultivator yang cukup kuat di antara orang awam. Di Benua Samudra Ilahi, tingkat kultivasinya sudah dianggap di atas rata-rata.     

Namun, jika dibandingkan dengan Renhuang, Sage Plane jelas jauh berbeda, sama seperti anak kecil di mata para raksasa. Kekuatan yang dipancarkan oleh seorang Renhuang saat menerobos ke tingkat Plane berikutnya saja sudah bisa menanamkan rasa takut pada kultivator Sage Plane seperti dirinya.     

"Suatu hari nanti, ketika kau mencapai tingkat Plane ini, cepat atau lambat kau akan merasakannya secara langsung." Ye Futian tersenyum pada Lin Yuan. Ini adalah perjalanan yang telah dia lalui, mulai dari Noble ke Sage Plane, kemudian berevolusi menjadi seorang Saint dan membuktikan diri sebagai seorang Renhuang. Di setiap langkah yang dia jalani, dia juga mengagumi sosok-sosok yang lebih kuat darinya. Tetapi seiring berjalannya waktu, dia telah melangkah semakin tinggi, hingga akhirnya melampaui para kultivator yang selama ini dia kagumi.     

"Sepertinya akan sulit," jawab Lin Yuan sambil tersenyum, namun memang seperti itulah faktanya. Bagi para Sage, Renhuang Plane terasa sangat sulit untuk dicapai.     

"Jika terobosan yang diraih oleh Renhuang tingkat bawah sudah semengerikan ini, maka seperti apa ujian yang akan dihadapi oleh Kaisar Xi?" Lin Yuan bergumam lagi. Ini adalah sesuatu yang tidak bisa dibayangkan olehnya.     

"Keduanya tentu saja tidak bisa dibandingkan satu sama lain." Ye Futian tersenyum dan berkata, "Jika Kaisar Xi menjalani Ujian Para Dewa, mungkin Benua Samudra Ilahi akan berguncang hebat."     

Sebenarnya ada dua ujian yang sangat penting dalam perjalanan kultivasi. Yang pertama adalah proses evolusi menuju Saint Plane, dan ujian lainnya adalah Ujian Para Dewa yang terdiri dari tiga ujian di dalamnya. Sementara ujian lainnya adalah setiap kali kultivator menerobos ke Plane berikutnya. Proses untuk mencapai Saint Plane bahkan mampu memicu terjadinya fenomena alam, seperti cahaya dari Divine Catastrophe. Oleh karena itu, Ujian Para Dewa menjadi suatu hal yang tak terbayangkan oleh siapa pun.     

Menurut pemahamannya tentang menerobos tingkat Plane, Divine Catastrophe bukanlah sesuatu yang dapat ditoleransi oleh peraturan Jalur Agung. Dampak yang ditimbulkan mungkin dapat mengguncang bumi. Itu adalah sesuatu yang tidak mungkin dia bayangkan berdasarkan apa yang dia ketahui saat ini.     

Pada saat ini, Beigong Shuang membuka matanya, dan cahaya petir di atas langit mengalir tanpa henti ke dalam tubuhnya, bahkan kedua matanya sepertinya juga mengandung cahaya petir yang mengerikan. Saat dia memandang ke atas langit, dua kilatan petir benar-benar ditembakkan dari matanya.     

Dalam sekejap, tubuh Beigong Shuang melesat ke atas langit, dengan bermandikan petir dan kilat saat Jalur Agung menyatu ke dalam tubuhnya, dan sosoknya berubah menjadi tungku dari Jalur Agung, melahap dan menyerap kekuatan petir di sekitarnya dengan agresif.     

"Terobosan ini telah menyerap kekuatan Jalur Agung dalam jumlah besar," Ye Futian berkomentar. Beigong Ao mengangguk setuju, dan dia tampak sedikit terkejut. Sepertinya putrinya akan mengalami kemajuan yang pesat kali ini.     

"Harta karun itu jelas memiliki efek yang menguntungkan baginya," ujar Beigong Ao.     

Semua perahu kecil itu berhenti bergerak, dan semua orang menyaksikan peristiwa itu dengan tenang. Setelah beberapa lama, cahaya petir di atas langit menghilang, dan Beigong Shuang melayang ke bawah dan kembali ke perahu kecil tempatnya berada. Dia memandang Ye Futian dengan kedua matanya yang indah dan berkedip, sehingga membuat Ye Futian terkekeh.     

"Lanjutkan perjalanan," ujar Ye Futian. Saat dia berbicara, semua perahu kembali bergerak ke depan.     

"Ayo kita pergi," Beigong Ao memberikan perintah. Tiba-tiba kelompok itu melaju ke depan. Di belakang mereka, Dewi Donglai menyaksikan semuanya dengan tenang. Bahkan orang-orang yang memandang ke arah Ye Futian terlihat semakin kagum. Tidak ada yang tahu bagaimana bisa sosok seperti itu muncul di Dunia Asal. Pasti ada sosok-sosok kuat lainnya yang berkumpul di sekitarnya. Tampaknya dia memiliki daya tarik tersendiri yang mampu membuat orang-orang bersedia mengikutinya secara sukarela.     

Jika sosok seperti Ye Futian mampu memaksimalkan potensinya, maka semua pencapaiannya pasti akan menakjubkan.     

Tidak ada yang tahu sejauh apa Ye Futian akan melangkah di masa depan, namun dia akan menantikannya dengan senang hati.     

…     

Ada banyak rumor tentang Pulau Dewa Penyu yang tersebar di Benua Samudra Ilahi. Beberapa orang mengatakan bahwa Pulau Dewa Penyu memang memiliki seorang Dewa Penyu di dalamnya, sementara ada pula yang mengatakan bahwa pulau raksasa ini sebenarnya adalah punggung dari seekor penyu hitam. Namun, kebanyakan orang tampaknya beranggapan bahwa Pulau Dewa Penyu diberi nama demikian karena pulau itu sendiri menyerupai Xuanwu, sang Penyu Hitam.     

Tanpa memedulikan rumor-rumor ini, Pulau Dewa Penyu terkenal karena satu kultivator—Kaisar Xi.     

Tidak hanya Pulau Dewa Penyu, bahkan nama Benua Samudra Ilahi dikenal karena Kaisar Xi, satu sosok terkemuka yang mampu membuat sebuah benua dikenal oleh semua orang.     

Saat mereka mendekati Pulau Dewa Penyu, mereka dapat melihat orang-orang yang bepergian di udara dari waktu ke waktu. Ye Futian dan kelompoknya melakukan perjalanan dari jalur laut sementara mereka yang menggunakan jalur udara melesat melintasi mereka. Terkadang aura yang menyebar di udara terasa sangat kuat, bahkan sedikit mengkhawatirkan, dan terkadang mereka mendengar suara obrolan dan tawa di sana.     

Saat ini, mereka sudah bisa melihat daratan di depan mereka; itu adalah Pulau Dewa Penyu.     

"Tempat tujuan kita sudah di depan mata." Lin Yuan tampak sedikit emosional. Kali ini, dengan mengikuti Ye Futian, dia bisa memiliki kesempatan untuk menyaksikan Kaisar Xi menjalani Ujian Para Dewa secara langsung. Bagaimana mungkin dia tidak merasa antusias?     

Ada banyak pulau yang tersebar di sekitar Pulau Dewa Penyu. Saat mereka bergerak mendekat, mereka mendapati bahwa sudah banyak orang yang berkumpul di sana.     

"Ada apa ini?" Ye Futian tampak penasaran saat dia mengirimkan jiwa spiritualnya ke sekitar kerumunan kultivator dan mendapati bahwa semua orang masih berada di luar Pulau Dewa Penyu dan belum melangkahkan kaki di pulau tersebut.     

Banyak suara memasuki telinganya, dan Ye Futian tiba-tiba mengerti. Dia berkata dengan suara pelan, "Sepertinya Pulau Dewa Penyu terlalu ramai sekarang, dan mereka mulai menyeleksi siapa saja yang masuk ke dalam sana."     

"Hal ini tidaklah mengejutkan. Meskipun Pulau Dewa Penyu sangat luas, namun tetap saja, jumlah orang yang mampu ditampung oleh pulau ini terbatas. Namun, kali ini, Wilayah Donghua telah dihebohkan dengan berita mengenai Pulau Dewa Penyu. Dengan hadirnya kultivator sebanyak ini, jika mereka semua ingin memasuki pulau, maka Pulau Dewa Penyu akan penuh sesak," ujar Dewi Donglai dari belakang.     

Ye Futian mengangguk saat mereka terus bergerak ke depan dan tiba di area dimana kerumunan kultivator tertahan. Aura Jalur Agung yang sangat menakjubkan menghalangi mereka dan membentuk tekanan yang membuat mereka kesulitan untuk bergerak ke depan.     

"Jalur udara juga telah diblokir." Ye Futian mendongak dan memandang area di atas mereka. Langkah para kultivator yang bepergian melalui jalur udara juga terhenti. Sepertinya mereka dihalangi oleh kekuatan yang tak terlihat. Setelah itu, mereka melayang turun dan mendarat di permukaan tanah.     

Ye Futian dan kultivator lainnya memandang ke arah laut dan melihat seekor penyu hitam raksasa, namun penyu itu tidak sendirian. Di bagian laut ini, ada banyak penyu hitam yang mengelilingi wilayah perbatasan dari Pulau Dewa Penyu.     

"Tuan, bagaimana caranya agar kita bisa memasuki Pulau Dewa Penyu?" Ye Futian bertanya pada orang yang berada di sebelahnya.     

"Beberapa hari yang lalu, ada berita dari Pulau Dewa Penyu yang memberitahukan bahwa hanya mereka yang berada di Renhuang Plane tingkat atas yang boleh memasuki pulau. Sementara kultivator lainnya, mereka hanya boleh masuk jika didampingi oleh sosok terkemuka," jawab pria itu.     

Ye Futian mengangguk dan melangkah ke depan, lalu berkata, "Tetua Penyu, kami datang dari Benua Dongxiao dan berharap kami diizinkan untuk memasuki Pulau Dewa Penyu."     

Penyu Hitam itu memandangnya dengan tatapan mengejek, lalu menyelam ke dalam air.     

Ye Futian terus berjalan ke depan, berusaha menghadapi tekanan dari Jalur Agung yang menimpanya. Melihat upaya untuk menerobos masuk secara paksa ini, penyu hitam yang berada di Renhuang Plane tingkat atas itu mengangkat kepalanya untuk menatapnya saat sebuah gelombang yang mengerikan menerjang ke arah Ye Futian.     

Ye Futian mengayunkan tangannya ke udara, dan dalam sekejap, pancaran cahaya dari sebuah kapak melesat ke bawah dan membelah gelombang itu menjadi dua bagian. Dia bergerak seperti seberkas cahaya dan melesat ke arah penyu hitam itu.     

*Boom* Deretan ombak raksasa bergemuruh saat penyu hitam itu menerjang ke arah Ye Futian dari bawah air. Dalam sekejap, tekanan yang dahsyat menimpa tubuh Ye Futian.     

Ye Futian tidak berupaya menghindarinya. Kedua telapak tangannya dikerahkan ke depan, dan dalam sekejap, sebuah kekuatan yang mengerikan menahan laju ombak tersebut, seperti sebuah monumen dari Jalur Agung. Suara gemuruh yang keras bergema di udara, dan tubuh penyu hitam raksasa itu terhempas ke lautan. Di sisi lain, sosok Ye Futian melesat, dan dia mendarat tepat di atas punggung penyu itu, lalu berkata, "Tetua, tolong buatlah pengecualian untuk kami."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.