Legenda Futian

Ujian



Ujian

3Di Benua Samudra Ilahi, banyak orang tampak memandang ke arah langit. Sepertinya ada satu sosok dewa yang telah muncul dan berdiri di atas sana. Saat ini, sosok Kaisar Xi terlihat seperti seorang dewa ilahi      3

Badai penghancur itu menyelimuti seluruh tempat. Dengan disaksikan oleh semua orang, Kaisar Xi sedang menghadapi serangan hukum dari Jalur Agung. Cahaya bencana dengan berbagai warna menerjang ke arahnya, menyerang tubuhnya berulang kali. Namun, sosok Kaisar Xi dikelilingi oleh sebuah tirai cahaya dari Jalur Agung yang mengerikan. Dia mampu menahan serangan dari cahaya bencana tersebut.     

*Boom* Tiba-tiba terdengar suara gemuruh yang keras. Lautan seperti dihempaskan ke belakang, sehingga menyebabkan deretan ombak berdeburan di Samudra Ilahi. Dengan menjadikan Kaisar Xi sebagai titik pusatnya, terbentuklah sebuah area dari Jalur Agung. Rasanya seolah-olah itu adalah area yang diciptakan oleh seorang dewa. Sebuah galaksi yang sangat menakjubkan mengelilingi tubuhnya tanpa henti. Kaisar Xi berdiri di tengah-tengah galaksi tersebut, yang membuatnya terlihat seperti penguasanya.     

Legenda mengatakan bahwa sosok-sosok di tingkat dewa memiliki area ilahi dari Jalur Agung tersendiri. Sosok-sosok seperti itu sudah melampaui batasan-batasan dari dunia ini dan tidak lagi dibatasi oleh hukum dari Jalur Agung. Kekuatan mereka jauh melampaui langit dan menyatu dengan alam semesta, abadi serta tidak bisa dihancurkan.     

Itu adalah tujuan yang dimiliki oleh setiap kultivator. Namun, banyak orang mengatakan bahwa hanya mereka yang memiliki Roda Ilahi sempurna yang mampu mengejar tujuan ini.     

Hukum Surgawi telah berubah, dimana sosok-sosok di tingkat dewa tidak diperbolehkan hidup di dunia ini. Oleh karena itu, Ujian Para Dewa diadakan. Kaisar Xi harus menyelesaikan ketiga tahapan dari ujian itu untuk melampaui batasan dari tingkat Plane-nya saat ini. Namun, rumor mengatakan bahwa setiap tahapan merupakan pengalaman hidup atau mati bagi sang penantang. Bahkan untuk sosok-sosok di tingkat yang sama dengan Kaisar Xi, mereka bisa saja tewas terbunuh dan dihancurkan oleh ujian ini.     

Kaisar Xi telah berkultivasi di Pulau Dewa Penyu dari Benua Samudra Ilahi selama bertahun-tahun untuk mempersiapkan diri menghadapi Ujian Para Dewa.     

Cahaya bencana itu bergejolak dan menerjang ke arah cahaya galaksi tersebut, hingga akhirnya bertabrakan dengan kekuatan Jalur Agung Galaksi. Akibatnya, cahaya galaksi itu pun hancur. Rasanya seolah-olah area Jalur Agung Galaksi itu bahkan tidak dapat menahan serangan cahaya bencana tanpa henti itu.     

Tubuh Kaisar Xi bersinar terang, memancarkan cahaya suci yang menyilaukan. Di atas tubuh Jalur Agung miliknya, muncul bayangan seekor penyu ilahi. Itu adalah seekor Xuanwu raksasa, yang terlihat seperti bongkahan batu yang menyelimuti tubuh Kaisar Xi.     

Tubuh Kaisar Xi kini dilindungi oleh cahaya galaksi dan bayangan Xuanwu itu.     

Orang-orang yang berada di bagian bawah bisa merasakan hati mereka berguncang karena takjub. Kaisar Xi sangat kuat. Namun, sosok sekuat itu pun harus bertarung mati-matian menghadapi Ujian Para Dewa. Banyak Renhuang merinding ketika mereka merasakan kekuatan dari ujian tersebut. Sementara itu, monster iblis yang tak terhitung jumlahnya di dalam lautan tidak berani muncul ke permukaan. Mereka hanya bisa tunduk di hadapan kekuatan ini. Ini adalah kekuatan surgawi yang tidak akan bisa mereka hadapi.     

Mereka juga bisa merasakan tekanan yang dipancarkan oleh kekuatan ini. Namun, kekuatan ini hanya diarahkan pada Kaisar Xi dan tidak akan menyerang mereka. Paling-paling, mereka hanya menerima gelombang kejut yang dihasilkan.     

Kaisar Millet menurunkan pertahanannya, sehingga membiarkan Ye Futian dan yang lainnya merasakan kekuatan ini.     

Ini adalah pertama kalinya Ye Futian menyaksikan seseorang menghadapi Ujian Para Dewa. Dia juga takjub saat menyaksikan apa yang sedang terjadi. Sudah tidak perlu diragukan lagi bahwa ujian ini adalah peristiwa terbesar yang pernah terjadi di dunia ini.     

Apakah Kaisar Xi mampu menghadapinya?     

"Apa itu?" Ye Futian bertanya saat melihat kekuatan yang lebih mengerikan daripada sebelumnya berkumpul di atas Kaisar Xi. Sebuah badai awan bencana yang tak terbatas telah berkumpul di satu titik. Meskipun lokasinya jauh dari tempat Ye Futian berada, namun badai itu tetap membuat hatinya berguncang.     

"Serangan hukum dari Jalur Agung sedang berkumpul di sana," Kaisar Millet menjelaskan. "Aku mendengar informasi bahwa setiap kali seorang kultivator menghadapi Ujian Para Dewa, serangan hukum yang muncul akan berbeda-beda bagi setiap kultivator. Bahkan ada perbedaan kekuatan di antara mereka. Aku jadi ingin tahu jenis kekuatan hukum seperti apa yang ditimbulkan oleh Kaisar Xi."     

Cahaya suci dari hukum Jalur Agung berkumpul menjadi satu dan membuat orang-orang di kejauhan merinding ketakutan. Cahaya yang dipancarkan juga sangat menyilaukan, sehingga menyebabkan orang-orang tidak berani menyaksikannya secara langsung.     

Kekuatan itu perlahan-lahan menjadi nyata dan membuat semua orang tercengang. Ternyata itu adalah sebilah pedang.     

"Pedang Hukum!"     

Ekspresi Kaisar Millet berubah menjadi serius.     

"Guru, apakah serangan hukum itu sangatlah kuat?" Zong Chan bertanya pada Kaisar Millet. Jika suatu hari nanti dia menyamai tingkat Plane Kaisar Xi, mungkin dia akan mengalami hal yang sama di masa depan dan menghadapi Ujian Para Dewa.     

Kaisar Millet menjelaskan, "Jelas sangat kuat. Pedang Hukum terbentuk dari aura pedang yang ada di seluruh penjuru langit dan bumi. Pedang itu dianggap sebagai senjata dengan kekuatan serangan yang mengerikan. Bagi Kaisar Xi, serangan ini juga bisa mengancam nyawanya." Hal ini membuat hati orang-orang di sekitarnya berguncang. Apakah pedang itu akan menjadi ancaman bagi sosok sekuat Kaisar Xi?     

Pedang Hukum ini pasti adalah serangan terkuat dari ujian tahap ini.     

Di atas langit, kegelapan telah menghilang. Sementara itu, pancaran cahaya bencana yang tak terbatas berkumpul di sekitar pedang tersebut. Tidak lama kemudian, seberkas cahaya turun dari atas langit, dan tampaknya langsung menembus bagian langit ini. Jika serangan pedang ini mendarat di Benua Samudra Ilahi, pergerakannya akan tetap tak terhentikan.     

Ekspresi semua kultivator di Benua Samudra Ilahi tampak serius saat mereka menatap Pedang Hukum yang berada di atas langit. Sebelumnya, banyak orang tidak sabar untuk menyaksikan acara tersebut. Namun, saat ini, semua orang menatap ke arah langit dengan penuh rasa hormat.     

Ini adalah Ujian Para Dewa, tepatnya ujian tahap pertama dari tiga tahapan.     

Legenda mengatakan bahwa melewati setiap tahapan rasanya seperti melewati pintu kematian. Jika mereka berhasil, rasanya seperti terlahir kembali ke kehidupan yang baru. Akan ada tiga tahap ujian, dimana masing-masing tahapan akan menjadi lebih sulit dari tahapan sebelumnya. Ujian ketiga adalah ujian yang paling berbahaya dari semuanya. Legenda mengatakan bahwa hanya segelintir orang yang berhasil selamat dari tahap terakhir. Banyak sosok terkemuka telah mencapai tahap ini, namun pada akhirnya mereka tewas terbunuh. Oleh karena itu, beberapa kultivator rela menunda menghadapi tahap terakhir ini dan berkultivasi dalam pengasingan, mempersiapkan diri selama puluhan ribu tahun untuk menghadapi ujian tersebut.     

Prefektur Ilahi sangatlah luas; bahkan dapat dikatakan seperti tak berbatas. Banyak orang percaya bahwa sosok-sosok monster di masa lalu masih ada di dunia ini.     

Pada saat ini, banyak orang mengkhawatirkan keselamatan Kaisar Xi. Apakah dia mampu menghadapi serangan hukum ini?     

*Boom*     

Tiba-tiba terdengar suara gemuruh yang keras dari suatu tempat. Kelompok Ye Futian menundukkan kepala dan memandang ke bawah. Di permukaan Gunung Penyu, tanah tampak berguncang, dan retakan-retakan besar bermunculan di permukaan tanah, sehingga membentuk jurang-jurang yang mengerikan.     

Dari bawah tanah, muncul seekor monster raksasa, yang sepertinya selama ini terkubur di dalam bumi. Monster itu memiliki tempurung dari seekor penyu.     

Monster raksasa ini perlahan-lahan melayang ke atas langit. Para kultivator bisa merasakan hati mereka berdebar kencang. Monster raksasa ini adalah seekor binatang legendaris.     

Xuanwu! Sang penyu raksasa!     

Semua orang tercengang saat menyaksikan pemandangan ini. Rupanya selama ini ada seekor Xuanwu yang bersembunyi di dalam Pulau Dewa Penyu dan keberadaannya tidak diketahui oleh siapa pun. Sepertinya penyu itu selama ini berhibernasi tanpa menimbulkan suara maupun hawa kehadiran dan telah menyatu dengan bumi.     

Suara geraman yang keras bisa terdengar saat Xuanwu itu meraung. Samudra Ilahi bergejolak, dan ombak-ombak raksasa berdeburan di permukaan laut. Dia mengangkat kepalanya, dan kemudian, sosoknya langsung melesat ke atas langit. Dalam sekejap, dia melintasi ruang hampa. Makhluk sebesar itu ternyata mampu bergerak dengan sangat cepat. Sebelum para kultivator sempat bereaksi, dia telah tiba di samping Kaisar Xi.     

"Kau sudah terlalu tua. Kenapa kau malah keluar dari persembunyianmu?"     

"Untuk membantumu," jawab sang Xuanwu.     

"Huh, kau tidak perlu repot-repot melakukannya," jawab Kaisar Xi.     

Xuanwu itu mendongak dan memandang Pedang Hukum yang berada di udara. Dia-lah yang paling mengerti seperti apa kekuatan yang dimiliki oleh Kaisar Xi. Pedang sekuat itu mampu menghancurkan kultivasi Kaisar Xi secara keseluruhan.     

"Aku tertidur selama ribuan tahun untuk menantikan hari ini," ujar sang Xuanwu. "Seperti perkataanmu sebelumnya: tidak ada gunanya untuk hidup selama-lamanya."     

Saat dia mengatakan hal ini, tubuh raksasanya bergerak dan muncul di samping Kaisar Xi, yang sosoknya kini mulai bergabung dengan bayangan raksasa Xuanwu itu. Kedua matanya menatap pedang ilahi di atas sana, dan seberkas cahaya yang berapi-api terpancar keluar dari sepasang mata itu.     

Di sisi lain, cahaya pedang mengalir ke bawah. Orang-orang bisa melihat bahwa Pedang Hukum itu terbang menukik dari atas langit. Pada saat itu juga, rasanya dunia ini akan ditembus oleh pedang tersebut.     

Xuanwu itu mengangkat kepalanya dan meraung. Dalam sekejap, langit bergetar, dan gempa bumi mengguncang seluruh penjuru benua itu. Samudra Ilahi bergejolak, dan deretan ombak raksasa menerjang berbagai macam pulau. Semua orang bisa merasakan jiwa spiritual mereka bergetar. Spiritual Qi dan darah mereka bergejolak di dalam diri mereka. Namun, tatapan mata mereka masih tertuju pada pedang yang berada di atas langit.     

Pedang itu melesat ke bawah, dan cahaya suci yang menyilaukan mengikuti pergerakan pedang tersebut. Cahaya itu menyebabkan banyak orang tanpa sadar memejamkan mata mereka, tidak berani memandangnya secara langsung. Hanya para Renhuang yang bisa menahan sinar-sinar cahaya yang menyilaukan itu. Mereka menyipitkan mata saat memandang ke atas langit.     

Mereka menyaksikan galaksi itu dihancurkan dan pedang itu terus melesat ke bawah. Sementara itu, tubuh raksasa sang Xuanwu perlahan-lahan mulai terkoyak. Namun, tatapan mata monster raksasa itu masih terlihat tenang dan tak terganggu.     

Jalur Agung runtuh, dan pegunungan serta sungai-sungai berguncang. Namun, dia tetap berdiri tegak di tempatnya.     

Permukaan dari Benua Samudra Ilahi ditembus oleh cahaya pedang itu. Tubuh sang Xuanwu masih belum hancur. Di sisi lain, Kaisar Xi mengerahkan kekuatan Jalur Agung miliknya hingga batas maksimal, yang kemudian bergabung dengan tubuh sang Xuanwu. Rambut Kaisar Xi berkibar tertiup angin, dan tatapan matanya menyiratkan ekspresi kesakitan di dalamnya. Dia sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian ini dan mengizinkan orang-orang dari berbagai macam tempat untuk menyaksikannya berjuang. Tidak peduli apakah dia akan selamat atau binasa, dia telah mempersiapkan diri untuk menerima apa pun hasilnya. Pada saat yang bersamaan, ini juga merupakan sebuah peringatan bagi semua orang mengenai apa itu Ujian Para Dewa.     

"Kawanku, tampaknya aku akan pergi lebih dulu," ujar Xuanwu dengan suara yang sangat berat. Rasanya seolah-olah ada bagian langit yang menekan Kaisar Xi. Baik itu manusia maupun monster iblis, mereka yang berkultivasi pasti akan mencari Jalur Agung tertinggi. Tidak ada seorang pun yang ingin mati.     

Meskipun mereka telah hidup bertahun-tahun lamanya, mereka tetap tidak ingin mati. Kata-kata yang diucapkan oleh sang Xuanwu hanya berperan sebagai penghibur bagi Kaisar Xi.     

Pada saat ini, Kaisar Xi tidak bertanya pada Xuanwu mengapa dia melakukan hal tersebut. Dia justru menenangkan diri dan berkata, "Pergilah terlebih dahulu. Aku akan menemuimu di masa depan."     

"Untuk tahap selanjutnya, jika kau tidak bisa menghadapinya, jangan paksakan dirimu," ujar sang Xuanwu. Tubuhnya hancur di bawah serangan pedang itu dan terus-menerus meledak. Seolah-olah langit dan bumi telah runtuh.     

Cahaya suci yang tak terbatas bersinar dari tubuh Kaisar Xi. Saat ini, dia telah menyatu dengan galaksi dan diselimuti oleh sisa-sisa dari cahaya pedang yang menyerangnya.     

Setelah berkultivasi begitu lama, apakah masih sangat sulit baginya untuk menghadapi ujian pertama dari ketiga tahapan dari Ujian Para Dewa.     

Cahaya yang menyilaukan kembali bersinar, dan Pedang Hukum itu berubah menjadi sinar-sinar cahaya yang menghilang tanpa jejak. Banyak orang masih memejamkan mata mereka.     

Setelah beberapa lama, awan bencana di atas langit sepertinya menghilang secara perlahan-lahan. Banyak orang mendongak dan memandang ke atas langit. Pedang Hukum itu telah lenyap, dan ujian pertama ini juga telah berakhir. Hanya satu orang yang masih berdiri dengan tenang di atas langit. Seolah-olah dia sudah lama berdiri di sana.     

Dia adalah Kaisar Xi.     

"Selamat, Kaisar Xi," banyak orang berseru dari seluruh penjuru Benua Samudra Ilahi. Tidak peduli apakah Kaisar Xi bisa mendengar suara mereka atau tidak, mereka tetap ikut merasa bahagia untuknya.     

Jadi seperti inilah yang dimaksud dengan Ujian Para Dewa. Mereka terlalu meremehkan ujian ini sebelumnya. Sekarang setelah menyaksikan Ujian Para Dewa secara langsung, rasanya seolah-olah mereka telah meninggal dunia dan kini telah dilahirkan kembali.     

Kaisar Xi telah melewati momen antara hidup dan mati.     

"Selamat, Kaisar Xi," Orang-orang di Pulau Dewa Timur masih mengucapkan selamat atas pencapaian Kaisar Xi dalam melewati Ujian Para Dewa.     

Sosok-sosok terkemuka memandang sosok yang berada di atas langit. Mereka tidak mengatakan apa-apa saat mereka memandang ke atas langit dengan tenang. Untuk bisa bertahan hidup dari ujian ini, Kaisar Xi juga harus membayar harga yang sangat mahal. Xuanwu yang sangat kuat itu telah binasa.     

Mereka tidak tahu bahwa ada Xuanwu semengerikan itu yang selama ini tertidur di dalam Pulau Dewa Penyu. Kaisar Xi mampu menyembunyikan fakta ini dengan sangat baik. Jika bukan karena ujian ini, tidak ada seorang pun yang akan mengetahuinya.     

Sayangnya, Xuanwu raksasa itu binasa dengan begitu mudahnya. Dia telah menggantikan posisi Kaisar Xi, sehingga sang kaisar bisa selamat dari ujian ini.     

Kaisar Xi berdiri di atas langit dengan tenang, tanpa melakukan apa pun. Tidak ada yang tahu apa yang sedang dia pikirkan. Namun, mereka tahu bahwa bagi Kaisar Xi, tidak ada kegembiraan yang dia rasakan setelah melewati ujian ini. Bagi Kaisar Xi, ini adalah sebuah tragedi!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.