Legenda Futian

Meminta Tawanan



Meminta Tawanan

0Setelah beberapa lama, sosok Kaisar Xi melayang turun ke permukaan tanah dan mendarat di tempat yang kosong. Gunung Penyu yang menjulang tinggi kini telah berubah menjadi sebuah dataran.     1

Bukan hanya Gunung Penyu saja, retakan-retakan besar muncul di berbagai tempat di Pulau Dewa Penyu. Bahkan Benua Samudra Ilahi telah ditembus oleh Pedang Hukum sebelumnya. Suara gemuruh terus menerus terdengar saat air laut mengalir ke dalam pulau.     

Ada sebuah lubang raksasa di bagian bawah. Itu adalah tempat dimana Xuanwu raksasa itu tertidur. Kaisar Xi menatap lubang itu tanpa mengatakan apa pun untuk waktu yang lama. Xuanwu ini sudah lama menjadi rekannya. Dia telah mengikuti Kaisar Xi selama bertahun-tahun, dan mereka tumbuh berkembang bersama.     

Bertahun-tahun yang lalu, Xuanwu memulai tidur panjangnya. Namun, saat terbangun, dia binasa untuk membantu Kaisar Xi menghadapi Ujian Para Dewa.     

"Kaisar Xi, kau tidak perlu bersedih," ujar Pemimpin Wilayah Donghua. "Saudara Xuanwu sungguh sosok yang bijaksana. Membantumu dalam menghadapi ujian ini pasti sudah menjadi keinginannya sejak lama. Jadi kau tidak perlu bersedih,"     

Banyak kultivator kuat memandang ke arah Kaisar Xi. Meskipun mereka juga memiliki reputasi tersendiri, bagi sebagian besar dari mereka, ini juga pertama kalinya mereka menyaksikan Ujian Para Dewa secara langsung     

Ujian Para Dewa terdiri dari tiga tahap di dalamnya. Dimana setiap tahap akan menjadi lebih sulit daripada tahap sebelumnya. Ini baru tahap pertama, dan ujian yang harus dihadapi sudah sangat mengerikan. Mereka berpikir bahwa, jika mereka yang harus menghadapi ujian ini, mereka tidak akan bisa tampil lebih baik dari Kaisar Xi. Kemungkinan besar mereka akan binasa selama tahap ini berlangsung. Pedang Hukum itu terlalu mengerikan. Serangan seperti itu sudah cukup kuat untuk menghancurkan mereka.     

Sekarang, kemampuan Kaisar Xi hanya bisa disejajarkan dengan Pemimpin Wilayah Donghua. Kultivator lainnya tidak memiliki kepercayaan diri untuk dibandingkan dengan Kaisar Xi.     

"Guru, anda tidak perlu merasa terlalu sedih," Thunder Punishing Skylord juga angkat bicara. Meskipun dia juga sosok terkemuka, namun dia masih memanggil Kaisar Xi sebagai gurunya dan bersikap sangat hormat padanya. Kala itu, jika bukan karena bimbingan dari Kaisar Xi, Thunder Punishing Skylord mungkin tidak akan bisa mencapai tingkat kultivasinya saat ini.     

Kaisar Xi mengangguk pelan sebagai tanggapan. Dia mengalihkan pandangannya ke arah para kultivator yang berusaha menghiburnya itu dan berkata, "Terima kasih banyak. Keinginanku untuk menghadapi ujian kali ini pada awalnya adalah untuk memungkinkan semua orang di dunia ini bisa menyaksikan apa yang dimaksud dengan Ujian Para Dewa. Aku telah mempersiapkan diri, entah aku akan hidup atau mati setelah menjalani ujian ini. Hanya saja aku tidak pernah membayangkan bahwa aku akan selamat sementara Xuanwu binasa karena menggantikan posisiku. Namun meski demikian, jika aku tidak dapat melewati ujian kedua, maka aku akan pergi untuk mendampinginya."     

Sebelum Xuanwu binasa, dia mengingatkan Kaisar Xi untuk tidak memaksakan diri menghadapi ujian kedua. Namun, Kaisar Xi jelas mengabaikan sarannya itu.     

Setelah mencapai tingkat kultivasinya saat ini, Kaisar Xi memiliki keyakinannya sendiri. Tidak peduli apakah dia akan hidup atau mati, dia tetap akan mencoba mewujudkan apa pun ambisinya. Dan keyakinan itu tidak pernah berubah sampai sekarang.     

Namun, setelah merasakan betapa mengerikannya ujian pertama, Kaisar Xi tidak bisa berharap banyak bahwa dia mampu melewati ujian kedua.     

Pedang Hukum telah muncul pada ujian pertama. Lalu, apa yang akan dia hadapi di ujian kedua?     

Tidak ada seorang pun yang mengetahuinya, namun yang jelas, itu pasti lebih mengerikan dari ujian pertama.      

Saat ini, Kaisar Xi menundukkan kepala dan memandang ke bawah. Dia mengulurkan telapak tangannya ke depan, dan dalam sekejap, kekuatan Jalur Agung mulai berkumpul di telapak tangannya. Lubang di permukaan tanah itu pun terisi, dan kemudian sebuah gunung tiba-tiba muncul dari tanah. Bentuknya sama seperti Gunung Penyu sebelumnya. Seolah-olah segala sesuatunya kembali seperti sedia kala.     

Setelah membentuk kembali Gunung Penyu, Kaisar Xi mengambil satu langkah ke depan dan mendarat di atas gunung tersebut. Para kultivator dari berbagai macam pasukan juga menuju ke tempatnya berada. Tidak lama kemudian, mereka pun mendarat di Gunung Penyu. Banyak orang penasaran dengan seberapa besar peningkatan kemampuan yang dialami oleh Kaisar Xi setelah menghadapi ujian pertama.     

Namun, kemungkinan besar mereka tidak akan memiliki kesempatan untuk mengetahuinya. Kaisar Xi tidak akan menunjukkannya pada mereka.     

"Meski prosesnya memakan korban, namun aku tetap harus mengucapkan selamat. Seseorang yang telah melewati tahap pertama dari Ujian Para Dewa telah muncul di Wilayah Donghua. Sosok legendaris lainnya telah lahir di Prefektur Ilahi," ujar Pemimpin Wilayah Donghua sambil memandang Kaisar Xi. Tidak pantas bagi orang lain untuk mengatakan hal ini, tetapi orang ini diperintahkan oleh Donghuang Agung untuk mengawasi Wilayah Donghua. Dia adalah sang Pemimpin Wilayah. Tidak masalah baginya untuk mengatakan hal-hal seperti itu.     

Kaisar Xi menjawab, "Prefektur Ilahi sangat luas dan memiliki banyak kultivator di dalamnya. Ada terlalu banyak kultivator kuat di dunia ini, dan masih ada sosok-sosok berbakat yang tersembunyi. Wilayah Donghua juga dipenuhi oleh kultivator. Semua orang yang datang kemari hari ini adalah sosok-sosok terkemuka. Di masa depan, semakin banyak kultivator-kultivator kuat yang bermunculan. Aku bisa selamat dari ujian kali ini murni karena keberuntungan. Pencapaianku kali ini tidak layak untuk dipuji." Sepertinya dia tidak begitu terpengaruh dengan keberhasilannya ini. Menjalani Ujian Para Dewa setara dengan mengalami momen antara hidup dan mati. Pola pikirnya kini menjadi lebih matang daripada sebelumnya.     

"Kau terlalu merendah," ujar Pemimpin Wilayah Donghua. "Kaisar Xi, apakah kau bersedia bergabung dengan Istana Pemimpin Wilayah untuk berkultivasi?" Atau mungkin Istana Kekaisaran? Aku yakin Yang Mulia juga membutuhkan sosok sepertimu di sana."     

Kaisar Xi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku sudah terbiasa menjalani hidup dengan santai. Selain itu, aku tidak ingin pergi dari sini. Di masa depan, aku akan tetap tinggal dan berkultivasi di sini. Kaisar Agung masih membutuhkan bantuan dari para Pemimpin Wilayah untuk menyelesaikan masalah-masalah terkait dunia kultivasi di Prefektur Ilahi."     

Pemimpin Wilayah Donghua mengangguk sebagai tanggapan. Dia hanya mengajukan saran. Hal-hal seperti itu memang tidak bisa dipaksakan.     

"Kalau begitu, aku tidak akan mengganggu waktumu lagi, Kaisar Xi," ujar Pemimpin Wilayah Donghua sambil tersenyum. Kemudian dia memandang para kultivator di sekelilingnya dan berkata, "Semuanya, jika kalian memiliki kesempatan, silahkan datang berkunjung ke Langit Donghua tahun depan. Kunjunganku kemari agak mendadak kali ini. Tahun depan, aku ingin bertemu dengan sosok-sosok terkemuka dari berbagai macam benua di Langit Donghua."     

"Karena anda telah mengundang kami, maka saya tentu saja tidak akan menolak undangan ini," jawab Pemimpin Istana Lingxiao sambil tersenyum. Hal ini membuat banyak orang menatapnya. Istana Lingxiao memang terletak di Langit Donghua. Dia pasti tidak akan keberatan dengan undangan ini karena dia tidak perlu bepergian jauh-jauh.     

"Saya akan mempertimbangkannya," jawab Dewi Pedang dari Istana Fluttering Snow. Perwakilan dari pasukan-pasukan lainnya juga memberikan tanggapan masing-masing.     

"Kami juga tidak akan mengganggu waktu kultivasi Kaisar Xi. Sampai jumpa," ujar Dewi Pedang. Dia juga memiliki Roda Ilahi yang sempurna. Kultivasinya sangat kuat, dan dia dikenal sebagai salah satu kultivator terkuat di Wilayah Donghua. Setelah menyaksikan Kaisar Xi menghadapi Ujian Para Dewa, dia jadi termotivasi dan berencana untuk terus berkultivasi dalam pengasingan begitu dia kembali ke Istana Fluttering Snow.     

Jika dia akan menjalani Ujian Para Dewa di masa depan, apakah dia juga akan menghadapi Pedang Hukum di ujian pertama?     

"Kami juga pamit undur diri," ujar para kultivator secara bergantian. Ujian pertama telah berakhir, dan mereka tidak perlu tetap tinggal di sini. Meskipun mereka saling mengenal satu sama lain, namun semua itu hanya formalitas belaka. Hubungan mereka tidak begitu baik. Mereka semua datang kemari hanya untuk menyaksikan Ujian Para Dewa.     

Karena ujian itu telah berakhir, maka mereka akan kembali ke pasukan masing-masing.     

Kaisar Xi menganggukkan kepalanya sebagai tanggapan. Dia tidak menyuruh mereka untuk tetap tinggal. Atau lebih tepatnya, dia enggan menyuruh mereka untuk tetap tinggal.     

"Semoga kalian sampai ke tempat tujuan masing-masing dengan selamat," ujar Kaisar Xi. Satu per satu, semua kultivator pergi meninggalkan Gunung Penyu bersama kelompok mereka masing-masing.     

"Ayo kita pergi," Kaisar Millet memberi perintah pada Ye Futian dan yang lainnya. Mereka semua mengangguk dan terbang ke atas langit. Mereka mengikuti Kaisar Millet dan bersikap untuk kembali ke Benua Dongxiao.     

Mereka pergi meninggalkan Gunung Penyu dan melesat di atas langit.     

"Tunggu dulu, Kaisar Millet."     

Sebuah suara tiba-tiba terdengar dari belakang mereka saat Kaisar Millet dan kelompoknya melintasi deretan awan. Kaisar Millet berhenti di tempatnya. Semua orang berbalik dan melihat sekelompok kultivator bergerak mendekati mereka. Dengan sangat cepat, kelompok itu menyusul dan berhenti ketika kedua kelompok itu berdekatan satu sama lain. Mereka menatap Kaisar Millet dan anggota kelompoknya yang lain.     

Ketika Kaisar Millet melihat kelompok yang mendekatinya itu, dia mengerutkan keningnya. Ekspresi Ye Futian dan yang lainnya juga tampak dingin.     

Orang yang baru saja memanggil mereka adalah pangeran dari Klan Yan. Dia berdiri di kejauhan dengan sikap yang mengintimidasi. Dia memandang ke arah kelompok Kaisar Millet.     

Di belakang sang pangeran, ada pula para kultivator dari Klan Yan di sana. Mereka semua memandang ke arah Kaisar Millet. Pada saat itu juga, tekanan yang tak berbentuk menyelimuti bagian langit ini.     

Sebelumnya, Ye Futian dan kelompoknya sudah merasa tidak senang ketika Yan Dongyang dari Klan Yan memimpin para kultivator dari Klan Yan ke Menara Pengintai Wangshen. Terlebih lagi, kedua pasukan itu sejak awal memiliki hubungan yang buruk satu sama lain. Kaisar Yan dan Kaisar Millet saling bermusuhan. Sekarang, kemungkinan besar, tidak ada hal baik yang akan terjadi dari seorang pangeran Klan Yan yang menghentikan langkah mereka.     

Di berbagai arah, orang-orang yang semula berniat untuk pergi menyadari situasi di tempat kelompok Kaisar Millet berada. Mereka jelas berhenti di tempat masing-masing. Aura terpancar dari tubuh mereka saat mereka mengamati situasi yang terjadi di sana.     

Sepertinya badai masih belum berakhir.     

"Apakah kau ada keperluan denganku?" Kaisar Millet bertanya sambil memandang ke arah Kaisar Yan dengan tatapan acuh tak acuh. Dendam lama di antara mereka sangat mendalam, tetapi mereka tidak langsung menyerang satu sama lain. Nada bicara Kaisar Millet terdengar sedingin es. Sudah jelas, dia tidak memedulikan kehadiran lawannya itu.     

"Ya, ada," jawab Kaisar Yan sambil menganggukkan kepalanya. Dia berkata, "Pulau Dewa Timur mulai membuka diri pada dunia luar setelah bertahun-tahun lamanya. Bahkan anggotanya sudah berani pergi meninggalkan Pulau Dewa Timur. Oleh karena itu, aku ingin meminta beberapa orang darimu, Kaisar Millet!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.