Legenda Futian

Fakta Tersembunyi



Fakta Tersembunyi

0Di dalam Menara Pengintai Wangshen, tepatnya di kuil kultivasi Kaisar Millet, sekelompok kultivator turun dari atas langit. Mereka adalah kelompok Kaisar Millet yang baru saja kembali dari Benua Samudra Ilahi.     2

Dengan tingkat kultivasi yang dimiliki oleh Kaisar Millet saat ini, melewati berbagai macam benua tidak akan membutuhkan waktu lama baginya     

Saat kelompok itu mendarat, Kaisar Millet tampak memikirkan sesuatu.     

"Guru," Li Changsheng bertanya dengan suara pelan. "Apakah ada sesuatu yang perlu saya lakukan?"     

Kaisar Millet menggelengkan kepalanya dan memandang ke kejauhan. Kala itu, dalam pertempuran dimana Dewa Tertinggi Donglai binasa, apa yang sebenarnya terjadi saat itu?     

Bahkan ingatan Dewa Tertinggi Donglai yang didapatkan oleh Ye Futian tidak memiliki jejak apa pun terkait hal tersebut. Apakah Dewa Tertinggi Donglai sengaja menghapus ingatan tentang pertempuran kala itu?     

Jika benar demikian, apakah Dewa Tertinggi Donglai sengaja menyembunyikannya dan tidak ingin ada siapa pun yang mengetahuinya?     

"Kalian semua boleh pergi sekarang. Sementara kalian berdua tetap tinggal di sini," Kaisar Millet memberi perintah. Dua orang yang dimaksud olehnya adalah Dewi Donglai dan Ye Futian. Kultivator lainnya membungkuk hormat dan kemudian pergi satu per satu. Zong Chan memiliki ekspresi aneh di wajahnya. Dia tahu bahwa Kaisar Millet memiliki beberapa hal untuk didiskusikan. Namun, bahkan dia pun tidak mengetahui tentang masalah ini?     

"Paman Millet," Dewi Donglai berseru saat dia memandang Kaisar Millet. "Apakah ada hal mendesak yang perlu dibicarakan?"     

"Sebenarnya ini bukan hal yang penting," ujar Kaisar Millet, yang memilih untuk tidak mengungkapkan isi pikirannya. Dia malah memandang ke arah Ye Futian dan bertanya, "Dalam pertempuran sebelumnya, aku melihat bahwa kau memiliki keinginan untuk membunuh Ling He. Sebenarnya apa yang telah terjadi di antara kalian berdua?"     

Keduanya telah bertarung dengan sengit sebelumnya. Orang-orang yang menyaksikan pertempuran mereka bisa melihat bahwa mereka berdua tidak menahan diri. Serangan-serangan mereka sangat agresif dan Ye Futian telah memasang jebakan untuk Ling He. Dia berpura-pura bahwa pedangnya telah ditekan oleh Pagoda Lingxiao, sehingga memancing Ling He untuk menyerangnya dari jarak dekat. Ye Futian berniat membunuhnya dalam satu serangan.     

Kaisar Millet telah mendengar tentang konflik di antara mereka berdua di permukaan tebing peninggalan Thunder Punishing Skylord. Jika Ling He memendam kebencian terhadap Ye Futian, Ye Futian tidak perlu menanggapinya dengan cara seperti itu. Menyerang pemimpin muda dari Istana Lingxiao dengan begitu agresif dalam situasi seperti itu tidak sebanding dengan risiko yang didapatkan oleh sosok berbakat seperti Ye Futian.     

Kecuali ada konflik lain di antara mereka yang tidak diketahui oleh Kaisar Millet.     

Ketika Ye Futian mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Kaisar Millet, hawa dingin terlintas di matanya. Dia menjawab, "Sebelumnya, ketika kami pergi menjelajahi Benua Samudra Ilahi, kami bertemu dengan dua kultivator muda. Kami berkenalan dengan mereka sebelum kami tiba di permukaan tebing tempat Thunder Punishing Skylord meninggalkan ajarannya. Mereka ingin memasuki Pulau Dewa Penyu untuk menyaksikan Kaisar Xi menghadapi Ujian Para Dewa. Saya setuju untuk membantu mereka dan membawa mereka ke Pulau Dewa Penyu. Namun, Thunder Punishing Skylord memberitahu saya secara telepati bahwa, tidak lama setelah kami berpisah di Pulau Dewa Penyu, dua kultivator muda ini dibunuh oleh orang-orang suruhan Ling He."     

Ketika Kaisar Millet mendengarkan penjelasan Ye Futian, ekspresinya tampak aneh dan dia berkata, "Pemimpin muda dari Istana Lingxiao bahkan tidak mampu mengampuni dua kultivator muda?"     

Tindakannya yang begitu kejam tidak sesuai dengan status yang dia miliki.     

"Bukannya dia tidak bisa mengampuni mereka. Sejak awal dia memang tidak peduli dengan nyawa mereka. Tidak sedikit pun," ujar Ye Futian. "Seseorang dengan kepribadian seperti itu memang pantas mati."     

Kaisar Millet menganggukkan kepalanya dan berkata, "Mengingat ucapanmu sebelumnya, cepat atau lambat dia pasti ingin membunuhmu."     

"Saya memahami hal tersebut," jawab Ye Futian sambil mengangguk pelan. Karena alasan itulah dia ingin menyingkirkan lawannya tersebut. Namun, di Wilayah Donghua, hal itu sulit dilakukan karena status yang dimiliki oleh Ling He dan Istana Lingxiao.     

Kaisar Millet menatap Ye Futian dengan serius. Mengingat bagaimana pria ini tersulut amarah karena kematian dua kultivator muda yang baru dikenalnya sampai-sampai dia ingin membunuh pemimpin muda dari Istana Ling Xiao, cara pria ini dalam bertindak benar-benar luar biasa. Dia sangat menghargai hubungan yang dia miliki dengan semua orang yang dikenalnya.     

"Kau menguasai kekuatan iblis gajah dan mahir dalam menggunakan tekanan Jalur Agung, bukan?" Kaisar Millet bertanya.     

"Hmm," jawab Ye Futian sambil menganggukkan kepalanya.     

"Kau pernah berkultivasi di depan Menara Pengintai Wangshen sebelumnya, apa yang kau rasakan saat itu?" Kaisar Millet terus bertanya.     

"Rasanya seolah-olah Menara Pengintai Wangshen terbentuk dari Jalur Agung. Aura di dalamnya terasa seperti Jalur Agung itu sendiri, dan area di dalamnya memiliki tekanan yang dahsyat." Ujar Ye Futian.     

Kaisar Millet mengangguk pelan dan berkata, "Sepertinya pemahamanmu cukup mendalam. Dengan berkultivasi di Menara Pengintai Wangshen, aku berhasil menciptakan teknik tertinggiku yang disebut sebagai Gerbang Tekanan Dunia. Namun, hal itu bisa terjadi karena benda ilahi itu sesuai dengan kemampuanku dan mampu menggabungkan semua teknik yang kupahami. Kau mahir dalam berbagai macam kemampuan, sehingga kau mampu mengembangkannya dengan lebih mendalam. Aku akan mengajarimu teknik Gerbang Tekanan Dunia. Nantinya kau dapat menggabungkan teknik itu dengan pemahamanmu sendiri dan mengembangkannya lebih lanjut."     

Dewi Donglai tampak takjub saat berdiri di tempatnya. Dia membawa Ye Futian kemari karena koneksi yang dimiliki oleh Ye Futian dengan ayahnya. Dia ingin mencari dukungan untuk Ye Futian karena dia mengkhawatirkan masa depannya. Semua ini dilakukannya sebagai tindakan pencegahan.     

Dia tidak pernah membayangkan bahwa Kaisar Millet akan mengajarkan teknik tertingginya pada Ye Futian.     

Gerbang Tekanan Dunia adalah sebuah teknik tertinggi yang dikembangkan oleh Kaisar Millet sendiri. Nama Kaisar Millet menjadi terkenal di Prefektur Ilahi karena teknik ini. Dia pernah menjalani beberapa pertempuran legendaris sebelumnya. Bahkan di Menara Pengintai Wangshen, hanya ada beberapa orang yang mampu mengkultivasi teknik ini. Zong Chan mungkin satu-satunya orang yang berhasil menguasainya dengan sempurna. Dia adalah sosok terkemuka yang memiliki kemampuan kultivasi yang hampir menyamai Kaisar Millet. Mungkin Zong Chan telah dipilih secara pribadi oleh Kaisar Millet untuk mewarisi ajarannya.     

Namun, pada saat ini, Kaisar Millet ingin mengajarkan Gerbang Tekanan Dunia pada Ye Futian. Mereka baru pertama kali bekerja sama dalam perjalanan ke Benua Samudra Ilahi, namun Ye Futian telah meninggalkan kesan yang mendalam bagi Kaisar Millet?     

Namun, dalam perjalanan ini, Ye Futian memang menunjukkan bakat yang luar biasa. Ketika dia memahami ajaran dari Thunder Punishing Skylord di permukaan tebing, Thunder Punishing Skylord juga telah mengakui kemampuannya dan telah berbincang-bincang dengannya secara telepati. Pada saat itu, ada pula sosok terkemuka lainnya yang hadir di sana selain Ling He, dia adalah Qin Qing dari Istana Fluttering Snow. Dia adalah salah satu dari tiga murid utama yang dilatih secara pribadi oleh Dewi Pedang. Namun, hanya Ye Futian yang berhasil mengungkap misteri dari ajaran yang tersimpan di dalam permukaan tebing itu.     

Ye Futian juga berhasil mengalahkan Ling He, yang juga memiliki Roda Ilahi sempurna dan tingkat kultivasi yang lebih tinggi darinya. Dengan kemampuan seperti itu, bahkan Klan Yan pun akan terkagum-kagum padanya.     

"Senior, sepertinya saya tidak pantas mendapatkannnya," ujar Ye Futian. Bagaimanapun juga, dia bukanlah murid Kaisar Millet. Hanya murid-murid pribadi Kaisar Millet yang berhak untuk mengkultivasi teknik tertinggi miliknya.     

"Tidak ada yang salah dengan keputusanku ini. Lagipula kultivator juga tidak suka terikat oleh peraturan. Karena akulah yang menciptakan teknik tersebut, tentu saja aku berhak mengajarkannya pada siapa pun," Kaisar Millet berusaha meyakinkan Ye Futian. "Zong Chan telah menguasai teknik Gerbang Tekanan Dunia. Aku yakin teknik itu juga semakin berkembang di tanganmu. Selain itu, aku bisa melihat bahwa beberapa kemampuan yang kau kuasai mungkin tidak lebih lemah dari Gerbang Tekanan Dunia. Kau tidak mengeluarkan kekuatan sejatimu saat bertarung melawan Ling He, bukan?" tanya Kaisar Millet. Dari sudut pandangnya, dia bisa mengetahui banyak hal dari pertempuran itu.     

Kaisar Millet percaya bahwa selain dirinya, sosok-sosok terkemuka lainnya pasti memahami banyak hal dari pertarungan antara Ling He dan Ye Futian.     

Ling He bukan sengaja mengalah pada Ye Futian. Faktanya, kemampuan bertarung di antara mereka mungkin tidak berada pada tingkatan yang sama. Ling He jelas tidak bisa disejajarkan dengan Ye Futian.      

"Hmm," Ye Futian mengangguk pelan dan mengakuinya secara terang-terangan. Dewi Donglai, yang berada di sampingnya, memandang ke arahnya. Dia memilih Ye Futian karena kemampuannya diakui oleh pohon ilahi dan pria ini telah menerima ajaran dari ayahnya. Namun, sosok terkemuka dari Dunia Asal ini memang lebih kuat dari dugaannya.     

Dia jadi penasaran seperti apa masa depan yang menanti Ye Futian.     

"Aku akan mengirimkan pengetahuanku tentang teknik Gerbang Tekanan Dunia padamu. Terimalah, dan tidak usah berpikir macam-macam. Kau dapat menggabungkannya dengan kemampuanmu sendiri," ujar Kaisar Millet. Tidak lama kemudian, aura tak berbentuk terpancar dari tubuh Kaisar Millet dan menyelimuti Ye Futian. Lingkaran-lingkaran cahaya suci langsung menerobos masuk ke dalam pikiran Ye Futian, yang kemudian berubah menjadi gambaran-gambaran dan terukir di dalam benaknya.     

Setelah beberapa saat, Ye Futian membuka matanya dan membungkuk hormat pada Kaisar Millet, lalu berkata, "Terima kasih, Guru."     

Kaisar Millet telah membagikan pengetahuan terkait teknik tertingginya pada Ye Futian, jadi dia memang layak dipanggil sebagai 'Guru' oleh Ye Futian.     

Sikap Ye Futian yang memanggil Kaisar Millet sebagai gurunya bukan berarti dia sudah menjadi muridnya.     

Kaisar Millet mengangguk pelan sambil tersenyum ketika dia mendengar Ye Futian memanggilnya sebagai 'Guru'. Dia menjawab, "Jangan memanggilku sebagai gurumu ketika ada orang lain di sekitar kita. Aku telah membuat janji di masa lalu, jadi hubungan kita sekarang bukanlah seorang guru dan murid yang sesungguhnya."     

"Saya mengerti," jawab Ye Futian sambil mengangguk.     

"Pergilah berkultivasi sekarang," Kaisar Millet memberi perintah. Ye Futian berbalik dan pergi menuju menara pengintai yang menjulang tinggi ke atas langit itu. Menara Pengintai Wangshen memang tempat terbaik baginya untuk mengembangkan dan mengkultivasi teknik Gerbang Tekanan Dunia.     

Setelah Ye Futian pergi, Kaisar Millet memandang ke arah Dewi Donglai. Sebelumnya, Kaisar Millet tidak mengatakan sesuatu yang mencurigakan; namun, Dewi Donglai bisa merasakan bahwa dia sedang menyembunyikan sesuatu.     

"Paman Millet, jika kau memikirkan sesuatu, tolong jangan sembunyikan hal itu dariku," ujar Dewi Donglai.     

"Ini mengenai kematian ayahmu, aku sudah lama curiga bahwa Klan Yan bukanlah satu-satunya pihak yang terlibat di dalamnya." Kaisar Millet memberikan penjelasan pada Dewi Donglai, "Kala itu, konflik antara Pulau Dewa Timur dan Klan Yan telah diketahui oleh semua orang. Namun, tidak ada seorang pun yang menyaksikan pertempuran terakhir antara kedua belah pihak. Aku curiga bahwa pasukan lain mungkin telah terlibat di dalamnya secara diam-diam."     

Ekspresi Dewi Donglai tampak serius saat dia bertanya pada Kaisar Millet, "Siapa yang paman curigai?"     

Kaisar Millet menyampaikan analisisnya, "Dalam perjalanan kita ke Pulau Dewa Penyu kali ini, apa yang dilakukan Istana Lingxiao terlihat tidak wajar. Mereka tidak terlibat dalam konflik apa pun dengan kita, jadi mereka tidak perlu memperburuk situasi saat kita sedang terdesak. Adapun insiden yang terjadi di permukaan tebing, insiden itu hanya melibatkan Ling He dan Ye Futian di dalamnya. Istana Lingxiao tidak perlu membesar-besarkan masalah ini. Kecuali, jika mereka mengincar kita karena alasan lainnya."     

"Istana Lingxiao terlibat dalam kematian ayahku?" Dewi Donglai bisa merasakan beban di dalam hatinya. Dia tidak pernah bermimpi untuk membalaskan dendam ayahnya. Namun, dia masih merasa sedih ketika dia mengetahui bahwa pasukan lain mungkin ikut terlibat dalam pertempuran yang menyebabkan kematian ayahnya. Dia menyalahkan dirinya sendiri karena tidak cukup kuat untuk melakukan sesuatu terkait masalah ini.     

"Aku hanya bisa mengatakan bahwa kemungkinan ini bisa saja terjadi. Namun kebenaran pasti akan terungkap," gumam Kaisar Millet.     

"Paman Millet..." Dewi Donglai menundukkan kepalanya.     

"Ada apa?" tanya Kaisar Millet.     

"Jika benar ada pasukan lain yang terlibat dalam masalah ini, bukankah menyelidikinya akan..." Dewi Donglai tidak menyelesaikan kalimatnya, tapi Kaisar Millet bisa memahami apa yang ingin dikatakan oleh Dewi Donglai. Apa yang akan terjadi jika mereka mengungkap kebenarannya?     

Mengetahui kebenarannya tidak akan membawa keuntungan apa pun bagi Kaisar Millet.     

Klan Yan memiliki reputasi yang luar biasa, serta ajaran dan sumber daya yang melimpah. Secara keseluruhan, Menara Pengintai Wangshen lebih lemah jika dibandingkan dengan Klan Yan. Jika ada pasukan terkemuka lain yang terlibat dalam masalah ini, maka mengetahui kebenarannya pasti akan membuat Kaisar Millet berada dalam bahaya. Lebih baik dia berpura-pura bahwa dia tidak tahu apa-apa dan menghentikan penyelidikannya sebelum ada hal buruk yang menimpanya.     

"Aku ingin mengetahui kebenarannya," ujar Kaisar Millet sambil mengangkat kepalanya. Pemandangan dimana dia biasa duduk bersama Dewa Tertinggi Donglai dan mendiskusikan Jalur Agung tiba-tiba muncul di dalam benaknya. Teman lamanya tewas terbunuh dengan penuh misteri. Selain tidak bisa membalaskan dendamnya, dia juga tidak tahu siapa saja musuhnya. Hal ini selalu menjadi beban di dalam hatinya.     

Ketika kultivator mencapai tingkat kultivasi Kaisar Millet saat ini, sulit bagi mereka untuk melangkah lebih jauh. Bahkan semakin sulit bagi mereka untuk mengembangkan kemampuan masing-masing jika pikiran mereka dibebani oleh sesuatu. Karena itulah, Kaisar Millet bertekad untuk mencari tahu kebenarannya. Kalau tidak, dia tidak akan bisa hidup dengan tenang.     

Dewi Donglai menghela napas. Pada kenyataannya, dia sudah kehilangan harapan untuk membalaskan dendam ayahnya.     

"Kemunculannya mungkin adalah sebuah kesempatan. Jika kau memiliki waktu luang, pergilah ke Langit Donghua," Kaisar Millet berbisik sambil memandang ke kejauhan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.